luaran artikel ilmiah kkn bmc 1 tahun 2021 (bukti …
Post on 14-Nov-2021
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LUARAN ARTIKEL ILMIAH KKN BMC 1 TAHUN 2021
(Bukti Sumbit Jurnal)
Dosen Pembimbing:
Sheyra Silvia Siregar, S. S., MTCSOL
Anggota kelompok DPL:
Retno Ida Purwaningsih 2211418002
Nada Salsabila 2411418022
Puput Sugiarto 2411418042
Khusnul Khotimah 3111418041
Aprilia Dian Nursafitri 3211418015
Vita Fatimah 3211418105
Gusta Syaeful Arifin 4611418038
Agung Wihartanto 5211418038
Via Fitriani 6211418051
Amanati Nurfitrianingsih 7211418145
Indah Tri Listianengsih 7311418218
Sya Nuri Artika 8111418151
Upaya Re- Branding Identitas Usaha Sebagai Peningkatan Mutu Produk UMKM dan
Meningkatkan Presentase Selling
Re- branding efforts as an improvement in the product of umkm and increase its
percentage
Sheyra Silvia Siregar
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
Sheyra89@mail.unnes.ac.id
Via Fitriani
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang
viafitriani@students.unnes.ac.id
Puput Sugiarto
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
Sugiarto.puput01@students.unnes.ac.id
Vita Fatimah
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang
vitafatimah@students.unnes.ac.id
Retno Ida Purwaningsih
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
retnoidap@students.unnes.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya rebranding identitas usaha untuk mencapai prosentase
penjualan yang maksimal tanpa menghilangkan kualitas produk UMKM Kuliner. Pada dasarnya
identitas produk adalah hal pertama yang diperhatikan konsumen sebelum membeli produk tersebut.
Upaya rebranding diharapkan mendapatkan niali lebih untuk memvisualisasikan produk yang akan
dijual. harapanya UMKM Kuliner dapat menerapkan metode penerapan Rebranding terhadap
produknya untuk mencapai titik penjualan yang tinggi.
Kata kunci:
Rebranding,UMKM
Abstract
This study aims to analyze the strategy to create rebranding of business identity to increase the
percentage of sales to the maximum without losing the quality of Culinary MSME product. Basically,
the product identity is the first thing consumers see before they buy the product. The rebranding by
redesigning the packaging. The rebranding process is expected to get more value for visualizing the
product. It is hoped that the rebranding process for this culinary business can achieve a high point of
sale.
Keywords:
Rebranding,UMKM
Data Penulis Korespondensi / information of corresponding author
Nama penulis
Author name
Surel
Nomor HP
Contact No.
Alamat Surat
Mail Address
PENDAHULUAN
Perkembangan UMKM di Indonesia saat ini berkembang pesat. Seiring berkembangnya teknologi,
persaingan UMKM di Indonesia semakin ketat. Berdasarkan data dari perkembangan Badan Pusat
Statistik ( BPS ), UMKM di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2010,
jumlah UMKM ada 52,8 juta dan pada tahun 2018 bertambah menjadi 64,2 juta usaha. UMKM biasa
disebut Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mana usaha disekitar rumah seperti warung bisa saja
disebut UMKM.
UMKM merupakan usaha yang produktive untuk dikembangkan bagi mendukung perkembangan
ekonomi secara makro dan mikro di Indonesia dan mempengaruhi sektor-sektor yang lain bisa
berkembang. Salah satu sektor yang terpengaruh dari pertumbuhan UMKM adalah sektor usaha kuliner.
Lebih dari separuh UMKM yang ada di Indonesia merupakan usaha kuliner. Hal ini menjadikan pola
persaingan yang sangat tinggi, dan sangat diperlukannya branding.
Branding adalah sebuah kegiatan komunikasi, mempekuat, mempertahankan sebuah brand dalam
rangka memberikan perspektif kepada orang lain yang melihatnya.
Menurut Kotler (2009), branding merupakan nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi
dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa atau kelompok penjual
dengan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.
Sedangkan menurut Landa (2006), pengertiannya bukanlah sekedar merek atau nama dagang dari
sebuah produk, jasa, atau perusahaan.
Namun semuanya yang berkaitan dengan hal-hal yang kasa mata dari sebuah merek mulai dari nama
dagang, logo, ciri visual, citra, kredibilitas, karakter, kesan, persepsi, dan anggapan yang ada di benak
konsumen perusahaan tersebut.
Lambat laun definisi branding semakin berkembang hingga kini didefinisikan sebagai kumpulan
kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan dalam rangka proses membangun dan
membesarkan brand.
Branding bukan hanya dibuat semata-mata sekedar memastikan logo atau merek itu dikenal masyarakat.
Tetapi harus menciptakan emosional diantara konsumen dengan perusahaan atau pelayanan. Branding
dibuat untuk membentuk cintra suatu usaha yang dikenal oleh konsumen.
Usaha untuk membangun sebuah merek ( Brand building ) bukan sekedar gencar melakukan berbagai
aktivitas komunikasi pemasaran, tetapi yang terpenting dapat terus menunjukkan value yang tinggi yang
bisa disampaikan kepada pelanggan atau konsumen mulai dari kualitas hingga pada inovasi produk.
Sebenarnya, usaha branding yang dilakukan tak lain adalah untuk meningkatkan presentase selling. Personal selling adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh setiap pebisnis guna mempertahankan dan
juga mengembangkan bisnisnya dengan mendapatkan keuntungan dari konsumen.
Henry Simamora menjelaskan bahwa personal selling adalah penyampaian secara lisan atau
percakapan antara satu atau lebih calon konsumen dengan penjual agar konsumen mau melakukan
penjualan.
Pride dan Ferrel berpendapat bahwa personal selling adalah suatu bentuk komunikasi yang dijalin
secara pribadi untuk memberikan informasi kepada pelanggan dan membujuknya untuk membeli produk
yang ditawarkan.
METODE PENERAPAN
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus deskriptif kualitatif. Berdasarkan Modul Rancangan
Penelitian ( 2019 ) yang diterbitkan Ristekdikti, penelitian kualitatif bisa dipahami sebagai prosedur riset
yang memanfaatkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari objek yang bisa diamati.
Sejalan dengan kenyataan Bogdan dan Taylor ( 1975 ), dimana mereka mengartikan bahwasanya
penelitian kualitatif juga termasuk metodologi yang dimanfaatkan.sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif, sedangkan data deskriptif adalah data yang ditulis menggunakan kata -
kata secara mendetail. Sedangkan proses perolehan data dihasilkan dari observasi studi kasus pada objek
yan diteliti. Objek penelitian ini adalah Pelaku UMKM bidang kuliner. dan dideskripsikan sesuai
perolehan data yang didapatkan.
HASIL DAN KETERCAPAIAN SASARAN
Upaya rebranding yang bertujuan sebagai peningkatan mutu produk UMKM Kuliner memiliki peranan
yang signifikan terhadap nilai produk yang akan berpengaruh terhadap hasil penjualan produk yang
sudah melalui proses rebranding. Dalam prosesnya, Rebranding bukan hanya merubah produk dari segi
visualisasinya saja akan tetapi lebih kepada langkah prefentif dan visi misi secara actual mengikuti
perkembangan zaman.
UMKM yang akan melakukan rebranding harus memperhatikan tujuan rebranding itu sendiri, adapun
tujuannya sebagai berikut:
1. memperoleh audiens yang lebih banyak
Seiring dengan perkembangan teknologi dan memudahkan pelaku usaha mempromosikan
produknya audiens adalah sesuatu terpenting yang menjadi sasaran promosi usaha mereka.
dengan rebranding UMKM bisa menawarkan produknya semaksimal mungkin untuk
menciptakan daya tarik sebanyak banyaknya dari target audiens brand produknya.
2. menciptakan keuinkan terhadap brand sendiri
sesuatu yang unik pastinya akan lebih diperhatikan oleh target konsumen. seuatu yang
berbeda dengan produk lain akan menambah nilai lebih terhadap marketing produk.
3. Menjaga Eksistensi
Resiko suatu usaha mengalami bangkrut adalah karena tidak up to date terhadap tren
market. rebranding yang melihat tren market akan selalu memvisualisasikan produknya
sesuai tren yang sedang eksis.
4. Meningkatkan Keuntungan Usaha
Kualitas brand dan ekistensi yang terjaga akan menumbuhkan daya beli konsumen dan
memunculka trust bagi pelanggan. karena daya beli yang terjaga dan terus meningkat,
keuntungan usaha juga akan terus bertambah.
Dari observasi yang sudah dilakukan melalui pengamatan objek dan literature yang didapatkan.
rebranding adalah upaya yang sangat efisien dan memiliki efektifitas yang tinggi. dari analisis yang
dilakukan upaya rebranding tetap harus memperhatikan SWOT, karena suatu produk akan tetap laku
dipasaran ketika produk tersebut memiliki kekuatan dan memperoleh kepercayaan konsumen.
Sebelum di lakukan analasis SWOT, dilakukan klasifikasi dan analisis faktor internal (kekuatan dan
kelemahan usaha). Prosedur analisis faktor-faktor internal (IFAS=Internal Factor Analysis Summary)
adalah sebagai berikut:
1) Disusun faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan.
2) Dilakukan pemberian bobot dari 1,00 hingga 0,00 (dari sangat penting hingga tidak
penting) tergantung besarnya dampak faktor tersebut.
3) Dilakukan pemberian rating skala 4-1 untuk kekuatan (kekuatan yang besar diberikan
nilai 4 dan yang paling kecil diberikan nilai 1).
4) Dilakukan pemberian rating skala 1-4 untuk kelemahan (kelemahan yang besar di
berikan nilai 1 dan yang paling kecil diberikan nilai 4).
5) Dilakukan perkalian antar bobot dengan rating sehingga diperoleh nilai untuk setiapa
faktor.
6) Nilai setiap faktor di jumlahkan sehingga diperoleh nilai total untuk faktor strategi
eksternal. Nilai ini menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor
internalnya dan dapat digunakan sebagai pembanding untuk perusahaan sejenis.
Setelah itu dilakukan klasifikasi dan analisis faktor-faktor strategi eksternal (EFAS=External Factor
Analysis Sunmary). Prosedur analsis faktor-faktor adalah sebagai berikut (Rangkuti, 2002):
1) Disusun faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman.
2) Dilakuukan pemberian bobot dari 1,00 hingga 0,00 (dari sangat penting
hingga tidak penting) bergantung besarnya dampak faktor tersebut.
3) Dilakukan pemberian rating skala 4-1 untuk peluang (pluang yang besar).
4) Dilakukan pemberian rating skala 1-4 untuk ancaman (ancaman yang besar).
5) Dilakaukan perkalian antar bobot dengan rating sehingga diperoleh nilai untuk setiap
faktor.
6) Nilai setiap faktor di jumlahkan sehingga diperoleh nilai total untuk faktor strategi
eksternal. Nilai ini menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor
eksternalnya dan dapat digunakan sebagai pembanding untuk perusahaan sejenis.
Analisis SWOT tersebut sangat berpengaruh terhadap upaya rebranding terhadap produk yang akan
dipasarkan. untuk memperoleh daya jual yang tinggi sebagai tujuan dari rebranding itu sendiri maka
diperlukan metode selling yang tepat.
Fenomena saat ini, pelaku bisnis dalam penentuan harga jual hanya berdasarkan perhitungan kasar atau
tradisional. Pelaku bisnis tidak dapat secara pasti menentukan kos per unit produk, dan margin per unit
hasil penjualan produknya. Metode perhitungan yang kasar atau tradisional dapat menyebabkan kos per
unit produk mengalami distorsi, sehingga pelaku bisnis tidak akan dapat menentukan harga jual yang
berdaya saing (Hansen dan Mowen, 2009: Kaplan, dan Porter, 2011: Evaraet dan Werner, 2007; Kuchta
dan Troska, 2007). Metode tradisional hanya menggunakan satu macam dasar pembebanan kos untuk
pemakaian sumber daya, padahal setiap pemakaian sumber daya yang berbeda dapat saja dikonsumsi
berdasarkan dasar pembebanan yang berbeda pula, hal ini menjadi suatu keterbatasan dari metode
tradisional. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk menciptakan harga jual produk yang berdaya
saing adalah menetapkan cost leadership (Kepemimpinan biaya). Kepemimpinan biaya dapat diperoleh
dengan memproduksi produk-produk dengan tingkat biaya yang paling rendah dibandingkan dengan
pesaingnya (Thompson, et al, 2010 dan Gervaes, et al, 2010).
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa selling merupakan titik ujung dari tujuan usaha. untuk
mencapai tujuan tersebut upaya rebranding sebagai dasar berhasilnya suatu produk dapat tetap eksis
dipasaran melalu tahapan yang harus dilalui secara efisien dan memiliki dampak efektifitas yang tinggi.
UMKM Kuliner hendaknya memperhatikan pola tren yang sedang berkembang, memiliki visi yang jelas
dan memnjalankan misi semaksimal mungkin dengan tetap memperhatikan segala resiko pasar yang
mungkin akan terjadi. Rebranding sebagai kunci berhasilnya produk tetap bertahan tentunya juga harus
menggunakan metode marketing yang tepat pula. prosentase penjualan yang maksimal tentunya juga
didapat dari kualitas dan analisis produk yang baik. melalui rebranding, UMKM Kuliner akan
mendapatkan benefit tersebut. dapat mengikuti tren dan terus berinovasi menciptakan keunikan sebagai
identitas produk guna menambah nilai jual atau prosentase penjualan produk UMKM Kuliner.
Tahap Eksplorasi
Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan
penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu. Ditahap ini penulis dan tim melakukan observasi
berbagai macam umkm desa yang nantinya akan diangkat untuk dijadikan re-branding identitas visual
untuk meningkatkan citra produk.
Gambar 1. Produk UMKM Saleh DSW
Usaha Kuliner Saleh DSW adalah UMKM yang diangkat untuk re-branding indentitas visual oleh tim
dengan mempertimbangkan kurangnya sebuah ciri khas / identitas yang melekat pada produk sebagai
pembeda dengan produk lain di pasaran. Pada mulanya Saleh pisang DSW bernama saleh pisang mandiri
yang kemudian berganti menjadi DSW yang merupakan inisial dari nama anak anak dari peemilik usaha
Sale pisang. Bahan dasar pembuatannya adalah pisang, adonan tepung, penyedap rasa, pemanis buatan,
vanili.
Eksplorasi yang didapat dari identitas visual saleh DSW adalah penggunaan model atau template untuk
logo yang sangat umum digunakan dengan penerapan bentuk oval atau bulat dengan keterangan produk
didalamnya sehingga konsumen tidak akan terlalu memperhatikan atau tidak mempunyai daya tarik
visual yang mampu membuat konsumen tertarik untuk membeli hanya dari melihat tampilan visualnya
Identitas visual merupakan wajah pertama yang akan dikenali oleh masyarakat ketika sebuah
brand/produk muncul di pasaran. Tujuan dari identitas visual sendiri untuk menciptakan kesan/sifat
sebuah brand kepada audiens. Dan kemasan visual dari saleh dsw belum memiliki elemen dari identitas
visual yang dapat menjadikannya pembeda dengan brand lain di pasaran.Untuk itu tim penulis
melakukan upaya rebranding identitas visual untuk menghadirkan wajah baru saleh dsw yang mampu
mengangkat dari segi kesan dan kebaruan yang dihadirkan.
Dari sinilah semua tahap eksplorasi terkait ide produk sale pisang DSW, sejarah dan perjalanan usaha
sale, pengumpuan data dan referansi guna penciptaan kemasan yang kemudian di olah dan dianalisis
keseluruhan data untuk selanjutnya masuk pada tahap perancangan desain kemasan sale pisang DSW
Tahap Perancangan
Pada tahap perancangan dibagai dalam dua sub yaitu perancangan untuk identitas visual produk dan
perancangan pada kemasan produk. Dimana kedua bagian ini saling berkaitan dalam menciptakan
sebuah kesan di masyarkat dan dalam dunia brand itu sendiri.
Gambar 2. Rancangan desain identitas visual
Gambar 3. Rancanga model kemasan dan penempatan
Perancangan desain identitas visual sale DSW yang baru menekankan pada unsur kebaruan dan
modernisasi dengan memunculkan kesan nikmat yang sesuai dengan produk sale. Penggunaan ilustrasi
sale sebagai ciri khas dan informasi terkait isi produk. Perubahan gaya desain terletak pada keberanian
untuk menciptakan pola baru dan berbeda dengan model desain kotak dan penempatan pada sudut bawah
kemasan. Penempatan ini bukan tanpa alasan, bagian saleh bagian bawah yang tidak rata akan tertutupi
oleh logo sehingga menimbulkan kesan rapi dan tidak berantakan dibandingkan dengan logo
sebelumnya di tengah bagian bawah sale akan terlihat tidak rata.
Gambar 3. Ilustrasi identitas visual sale
Identitas visual yang diciptakan dengan maksud untuk menyampaikan kesan kepada audiens melalui
penggunaan ilustrasi produk saleh dengan bagian pada nama produk sekaigus memunculkan ekspresi
orang yang terkesan santai atau sedang menikmati sesuatu.
Gambar 3. Rancangan Kemasan
Produk saleh pada umumnya dipasaran menggunakan kemasan plastik sebagai pelindung kualitas
produk hingga pada tangan konsumen. Pada kemasan lama menggunakan media klip untuk menutup
kemasan namun udara masih masuk dan saleh tidak bertahan lama atau kualitas akan menurun. Dalam
kebaruan yang dihadirkan di kemasan baru menggunakan sistem pres sehingga udara tidak masuk dan
kualitas produk terjaga hingga tangan konsumen
Tahap Perwujudan
Gambar 4. Realisasi rancangan desain
Gambar 5. Standar produksi logo
Gambar 6.Identitas visual baru sale
Pada tahap perwujudan semua rancangan dan ide dari penggalian informasi dan eksplorasi dituangkan
dalam bentuk digital melalui proses desain menggunakan perangkat computer dan software desain
dalam penciptaaannnya. Dengan melibatkan tiga pendekatan krtitik seni dalam penciptaannya antara
lain:
Pendekatan formalistik (kajian Bentuk)
• Kebaruan yang dihadirkna dalam proses pengemasanan menggunakan sistem press panas
menjadikan kemasan lebih terlihat rapih dan mampu menjaga kualitas isi produk hingga tangnan
konsumen daripada sebelumnya yang hanya menggunakan staples.
• Ukuran kemasan tidak terlalu besar maupun kecil sehingga memberikan kenyamanan kepada
konsumen dan mudah dibawa
• Kemasanan menggunakan plastic ukuran 1 kg dengan berat bersih produk 160gr dengan isian
6-7 potong sale dengan tujuan menjadikannya produk sekali makan yang bisa habis dalam
sekali buka dan tidak perlu untuk disimpan sehingga kualitas produk tidak menurun
Pendekatan Instrumental(fungsi praktis dan psikis)
• Daya tarik dari fungsi praktis kemasan sale pisang DSW yang baru adalahan kelebihan dari
sistem press panas yang lebih kedap udara sehingga melindungi kualitas isi produk sale,
kemasan disesuaikan isi dan porsi produk sehingga mudah disimpan dan tidak memakan banyak
tempat.
• Daya tarik fungsi psikis kemasan sale DSW adalah penggunaan warna kuning dan coklat pada
desain identitas visual untuk memberikan kesan / citra hangat, bersahabat, dan menarik mata
audiens untuk mengamati. Ilustrasi sale dalam kemasanan sebagai identitas pembeda dengan
produk sale lainnya yang menggunakan pendekatan ilustrasi yang lembut dan ramah
Pendekatan Ekspresi
• Ciri khas dari kemasan pisang sale DSW terletak pada ilustrasi dalam desain kemasan dimanan
pada bagian nama produk akan terlihat kalimata “Sale DSW” menggambarkan ekspresi wajah
orang yang sedang menikmati yang mengesankan tentang kenikmatan sale pisang DSW
• Pemiliha warna dominan kuning dan coklat untuk mencitrakan tentang isi produk dan menarik
mata konsumen untuk mengamati lebih lama produk dibandingkan brand lain
KESIMPULAN
Dimasa pandemi ini semua bidang mengalami dampaknya . melalui rebranding identitas visual ini tim
penulis mecoba membantu pelaku usaha kecil menengah untuk bertahan dan berkembang dengan
menghadirkan Inovasi dan upaya rebranding identitas visual di bidang UMKM kuliner diharapkan
mampu untuk meningkatkan eksistensi brand dan mengangkat penjualan produk di masyarkat secara
luas dengan menerapkan berbagai pendekatan desain dalam penciptaan identitas visual yang lebih
modern dan berkualitas mengikuti selera pasar masyarkat saat ini
DAFTAR PUSTAKA
Safitri, D. I. B. (2017). Strategi rebranding zora radio. Jurnal PRofesi Humas.Vol. 2, No. 1, Agustus
2017, 1-12
Simonson, A.(1997). (2019). Marketing aesthetics: the strategic management of brands, identity and
image, NY: Free Press
Tinarbuko, Sumbo. (2017). DEKAVE: Desain Komunikasi Visual Penanda Zaman Masyarakat
Global. Yogyakarta: Penerbit CAPS.
Tinarbuko, Sumbo. (2017). Membaca Makna Tanda dan Makna Desain Komunikasi Visual.
Yogyakarta: Penerbit BP ISI Yogyakarta.
Riztama, Wirania, & Patra (2017). Membangun identitas visual untuk media promosi mikro kecil dan menengah. Fakultas Industri Kreatif - Universitas Telkom.
Adelia & Dergibson (2020). Pengaruh brand identity terhadap brand loyalty melalui brand image dan brand trust. Manajemen, Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie
Korespondensi: Sheyra89@mail.unnes.ac.id
Published by Pusat Pengembangan KKN, LPPM, Universitas Negeri Semarang
Submitted: 0000-00-00
Accepted: 0000-00-00
Published: 0000-00-00
Jurnal Bina Desa
Volume 0 (0) (0000) 0-00
p-ISSN 2715-6311 e-ISSN 2775-4375
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jurnalbinadesa
Sosialisasi Efektivitas Adaptasi Kebiasaan Baru Bagi Masyarakat
Pedesaan Untuk Meningkatkan Produktivitas Di Masa Pandemi
Sheyra Silvia Siregar.,S.S.,MTCSOL, Amanati Nurfitrianingsih (7211418145),
Aprilia Dian Nursafitri (3211418015), Khusnul Khotimah (3111418041), dan Sya
Nuri Artika (8111418151)
Universitas Negeri Semarang
2021
Email: sheyra89@mail.unnes.ac.id amanatinf@students.unnes.ac.id,
aprilidian@students.unnes.ac.id, khusnul300700@students.unnes.ac.id,
nuriartika123@students.unnes.ac.id
Abstrak. Tingkat kesadaran masyrakat Indonesia terhadap kebiasaan baru dalam rangka memerangi pandemi Covid-19 tergolong masih rendah, dan dalam hal ini penting dilakukan sosialisasia adaptasi kebiasaan baru terhadap masyarakat sebagai upaya pembudayaannya, mengingat pandemi Covid-19 belumlah usai. Sosialisasi adaptasi kebiasaan baru dengam materi utama adalah kebiasaan 5M dilakukan oleh mahasiswa KKN BMC UNES 2021 wilayah Kabupaten Kebumen dengan mengacu pada lokasi KKN penulis yaitu di 3 (tiga) desa di wilayah Kabupaten Kebumen. Metode pelaksanaan sosialisasi dilakukan dengan cara luring maupun daring dengan menggunakan media sosialisasi berupa video dan poster yang berkearifan lokal, dengan maksud untuk dapat menarik masyarakat serta masyarakatpun dapat lebih mudah memahami materi sosialisasi. Hasil dari adanya sosialisasi adaptasi kebiasaan baru ini, masyarakat menjadi lebih berwawasan terkait dengan pentingnya adaptasi kebiasaan baru di masa pandemic serta mulai terpupuk kesadarannya untuk memulai membiasakannya dalam kehidupan bermasyarakat.
Kata Kunci: Adaptasi, Sosialisasi, 5M, Produktivitas, Covid-19
Nama Penulis / Jurnal Bina Desa, Vol. 1, No.1, Tahun 2021
2
Pendahuluan
Pada tahun 2019 ditemukan virus baru yaitu virus corona yang kemudian berubah nama
menjadi Covid-19. Covid-19 (Corona Virus Disease) adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh SARS-C0V 2. Covid-19 menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan dan
gejalanya seperti penyakit flu, sehingga tidak mudah unutk dibedakan. Respon setiap orang
terhadap covid-19 tentu berbeda-beda. Gejala paling umum yang dialami yaitu, demam, batuk
kering, dan kelelahan. Gejala yang sedikit tidak umum dari penderita covid-19 yaitu, rasa tidak
nyaman dan nyeri, nyeri tenggorokan, diare, konjungtivitas (mata merah), sakit kepala, hilangnya
indera perasa atau penciuman, dan muncul ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari
tangan atau jari kaki. Sedangkan gejala serius yang dialamai penderita covid-19 yaitu, kesulitan
bernapas atau sesak napas, nyeri dada atau rasa tertekan pada dada, dan hilangnya kemampuan
berbicara atau bergerak. Gejala biasanya muncul setelah 5-6 hari terinfeksi covid-19 (WHO,
2021).
Covid -19 pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada tanggal 31
Desember 2019. Covid-19 pertama kali masuk ke negara Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020.
Pasien pertama positif Covid-19 terinfeksi akibat berkontak langsung dengan warga negara
Jepang. Covid-19 menyebar dengan cepat di Indonesia. Per 19 September 2021 jumlah total
terkonfirmasi positif di Indonesia yaitu 4.190.763 kasus. Dari jumlah kasus tersebut, 60.969
merupakan kasus aktif. Kasus aktif merupakan kasus di mana pasien sampai saat ini masih positif
terinfeksi covid-19. Wilayah Kabupaten kebumen jumlah total terinfeksi covid-19 per tanggal 20
September 2021 yaitu 18.001 kasus, di mana 16.727 terkonfirmasi sembuh, 66 terkonfirmasi
isolasi, 33 terkonfirmasi dirawat, 1.167 terkonfirmasi meninggal, dan 8 belum terverivikasi
(Kemenkab, 2021). Sedangkan untuk seluruh dunia jumlah total terinveksi covid-19 yaitu 219
juta, dengan 4,55 juta dinyatakan meninggal dunia. (WHO, 2021). Banyak yang terinfeksi covid-
19 setidaknya satu kali dalam hidupnya. Penularan covid-19 dapat melalui kontak fisik seperti
bersentuhan langsung dengan orang yang terinfeksi, terkena percikan air liur, yang kemudian
menyentuh mulut, hidung atau mata setelah memegang benda yang terkena percikan air liur
penderita covid-19. Selain itu covid-19 juga dapat menyebar secara tidak langsung dari kuman-
kuman yang tetap dapat hidup di benda-benda yang telah disentuh oleh penderita covid-19.
Jumlah kasus yang terus bertambah menjadikan covid-19 sebagai masalah kesehatan global
yang memerlukan penanganan yang tepat. Masalah kesehatan terkait covid-19 merupakan
permasalahan yang penting sehingga masuk dalam prioritas penanganan. Penanganan dapat
dilakukan dengan kerja sama internasional antar bangsa dan juga kerja sama tingkat nasional
maupun lokal dalam suatu pemerintahan. Kerja sama yang efektif diharapkan dapat membantu
menuntaskan dan memutus rantai penyebaran covid-19.
Melihat angka Covid-19 yang semakin tinggi di Indonesia, pemerintah Indonesia pun
akhirnya mengeluarkan kebijakan kebiasaan baru (new normal) sesuai dengan anjuran WHO.
Kebiasaan baru (new normal) dijalankan agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan
Covid-19. Kebiasaan baru (new normal) merubah beberapa pola kehidupan masyarakatnya
terutama perubahan pada pola interaksinya yang berbeda dengan sebelumnya, jika kebiasaan baru
(new normal) tidak diterapkan dikhawatirkan akan membuat resiko penularan lebih tinggi.
Kebiasaan baru (new normal) dilaksanakan dengan tujuan agar masyarakat tetap produktif dalam
Efektivitas Sosialisasi Adaptasi Kebiasan Baru Bagi Masyarakat Pedesaan untuk Meningkatkan Produktivitas di Masa Pandemi
3
menjalankan kegiatannya meski di masa pendemi. Beberapa kebiasaan baru yang dapat
diterapkan di masyarakat yaitu, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, tidak melakukan
kontak fisik saat berinteraksi, selalu memakai masker, mengonsumsi makanan sehat agar
imunitas tubuh tetap terjaga, dan rajin mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Kebiasaan baru (nerw normal) yang diterapkan di dalam masyarakat dapat menjadi norma sosial
baru dalam kehidupan sehari-hari. Norma sosial tersebut jika diterapkan secara disiplin akan
sangat membantu dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.
Covid-19 tidak hanya memberikan dampak negatif terhadap bidang kesehatan saja, namun
bidang lainnya pun ikut merasakan seperti bidang ekonomi, pariwisata dan pendidikan. Pada
bidang ekonomi yang dialami oleh pedagangn banyak warung-warung yang harus tutup karena
pembatasan waktu. Hal ini menyebabkan pendapatan masyarakatnya berkurang karena jumlah
pembelinya pun sepi, sehingga menimbulkan masalah lain yaitu kemiskinan. Hal lain juga
dialami oleh para pekerja kantor yang banyak terkena PHK. Kebiasaan baru juga diterapkan di
lingkungan kantor di mana saat rapat sudah secara daring tidak lagi pertemuan tatap muka guna
menjaga jarak untuk mengurangi resiko terpapar Covid-19. Bidang pariwisata juga terkena
dampak negatif dari Covid-19, karena pembatasan sosial dan angka Covid-19 terus meningkat
mengharuskan destinasi wisata harus ditutup. Dengan tidak adanya pengunjung maka pendapatan
daerah pun mnejadi lebih sedikit dari sector pariwisata. Bidang pendidikan juga turut terkena
dampak negatif dari Covid-19. Pertemuan tatap muka sempat dihentikan sementara karena wabah
virus tersebut. Sebagai gantinya kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring baik
SD/SMP/SMA maupun Universitas. Hal tersebut juga dikeluhkan oleh siswa di mana
pembelajaran secara daring kurang efektif, dan siswa menjadi lebih sulit untuk dapat memahami
materi yang diberikan. Sedangkan untuk mahasiswa hal tersebut juga dikeluhkan karena jika ada
mata kuliah praktek, para mahasiswa tidak dapat melakukan praktek secara langsung, di mana hal
tersebut mengakibatkan kurangnya keahlian yang dimiliki oleh para mahasiswa. Tidak hanya itu,
bagi mahasiswa tingkat akhir yang sedang skripsi, adanya covid-19 memberikan dampak negatif
karena riset penelitian mereka harus ditunda saat dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB). Terhambatnya riset penelitian mereka mengakibatkan proges dalam penlisan skripsi
menjadi terhambat.
Tingkat kesadaran masyrakat Indonesia terhadap kebiasaan baru (new normal) masih rendah,
bisa dilihat dari lingkungan sekitar, saat bepergian tidak menggunakan masker, tiak menjaga
jarak, masih tetap berkerumunan, dan tidak mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Lebih baik mencegah daripada mengobati harus ditekankan di masyarakat. Oleh karena itu, peran
sosialisasi sangat penting untuk dilakukan. Sosialisasi dapat dilakukan secara daring maupun
tatap muka terbatas dengan menerapkan protocol kesehatan yang ketat. Sosialisasi secara daring
dapat dilakukan dengan menggunakan media sosial Instagram, youtube, twitter, maupun grup
whatsaap. Kita dapat mengunggah materi sosialisasi dengan bentuk poster maupun video ke
dalam media sosial tersebut. Video atau poster dapat berisi materi tentang penerapan 5 M saat
pendemi. 5M di masa pendemi meliputi, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan,
menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas (Kemenkes, 2021).
Metode Pelaksanaan
Nama Penulis / Jurnal Bina Desa, Vol. 1, No.1, Tahun 2021
4
Kegiatan sosialisasi adaptasi kebiasaan baru ini dilaksanakan oleh mahasiswa KKN BMC
UNES 2021, adapun tempatnya mengacu pada lokasi KKN penulis yaitu di 3 (tiga) desa di
wilayah Kabupaten Kebumen. Waktu dan tempat pelaksanaan sosialisasi adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Daftar Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi
No Waktu Pelaksanaan Lokasi
1. Jumat, 10 September 2021 RT 03 RW 02 Desa Soka Kecamatan Poncowarno
2. Sabtu, 4 September 2021
Kamis, 9 September 2021 RT 06 RW 02 Desa Pandansari Kecamatan Sruweng
3. Minggu, 12 September 2021 RT 01 RW 01 Desa Pandansari Kecamatan Sruweng
4.
Senin, 6 September 2021
Rabu, 8 September 2021
Minggu, 12 September 2021
Kamis, 16 September 2021
RT 04 RW 02 Desa Tlepok Kecamatan Karangsambung
Tahapan Pelaksanaan
1. Persiapan
Persiapan dilakukan dengan menyiapkan media sosialisasi yaitu berupa Vidio dan
poster yang berkearifan lokal serta materi terkait dengan adaptasi kebiasaan baru dan
kebiasaan 5M.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan secara luring dan daring dengan memanfaatkan media sosialisasi
yaitu poster dan video.
- Desa Soka, dilaksanakan dengan cara luring yang pelaksanaan sosialisasinya
bersamaan dengn kegiatan yasinan ibu-ibu RT 03/RW 02 Desa Soka.
- Desa Pandansari Dusun Krenceng I, dilaksanakan dengan cara daring yaitu
dilakukan dengan cara menyebarluaskan poster dan video adaptasi kebiasaan baru
ke media Whatsapp dan Instagram.
- Desa Pandansari Dusun Krenceng II, dilaksanakan dengan cara luring dan daring
yaitu dilakukan melalui praktik secara langsung dalam menerapkan kebiasaan 5M
serta melalui media seperti Whatsapp dan Instagram.
- Desa Tlepok, dilaksanakan dengan cara luring dan daring, sosialisasi secara luring
dilaksanakan dengan memasang poster ditempat umum atau ditempat yang mudah
dilihat oleh warga RT 04 RW 02 yaitu disekitar jalan dan jembatan serta ditempat
yang memiliki potensi besar dalam terjadinya penyebaran Covid-19 yaitu di
industry rumahan dalam hal ini adalah konveksi serta mendatangi warga secara
langsung, untuk membagikan masker, memberikan poster beserta sosialisasi singkat
terkait dengan adaptasi kebiasaan baru kepada setiap warga yang sedang melakukan
aktivitas diluar rumah tanpa mematuhi protokol kesehatan. Sedangkan pelaksanaan
secara daring dilakukan dengan menyebar poster beserta video di media sosial yaitu
facebook serta Whatsap group warga RT 04 Rw 02.
Efektivitas Sosialisasi Adaptasi Kebiasan Baru Bagi Masyarakat Pedesaan untuk Meningkatkan Produktivitas di Masa Pandemi
5
Hasil dan Pembahasan
Sosialisasi merupakan suatu upaya untuk mengenalkan, memberi pemahaman, dan
memasyarakatkan suatu hal agar menjadi lebih dikenal, lebih dipahami, dan lebih dihayati oleh
masyarakat. Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru adalah salah satu program kerja Kuliah Kerja
Nyata Universitas Negeri Semarang Bersama Melawan Covid-19 (KKN UNNES BMC). Seiring
dengan perubahan zaman manusia harus selalu beradaptasi dengan lingkungannya, seperti halnya
saat ini di era pandemi Covid-19 kita harus menyesuaikan diri hidup berdampingan dengan Virus
Corona. Melakukan adaptasi kebiasaan baru merupakan salah satu langkah awal agar kita dapat
melindungi diri kita dari ancaman berbahaya Virus Corona.
Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru sebagai salah satu program kerja KKN UNNES BMC
memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang kebiasaan-kebiasaan baru
yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Melalui sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menerapkan kebiasan-kebiasaan baru di era pandemi
ini. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan dengan cara memberikan materi berupa poster dan video
beserta penjelasannya baik secara daring maupun luring. Sosialisasi secara daring dilakukan
menggunakan medai seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Sosialisasi secara luring
dilakukan dengan cara menempelkan poster di tempat yang strategis, mendatangi rumah-rumah
warga (door to door), dan sosialisasi dengan praktik secara langsung.
Kebiasaan-kebiasaan baru yang perlu dibudayakan untuk menjaga kesehatan di masa
pandemi ini dikenal dengan sebutan 5M. Meskipun saat ini sudah ada vaksin bukan berarti virus
sudah hilang atau kita boleh lengah untuk menerapkan protokol kesehatan. oleh sebab itu kita
harus senantiasa menerapkan kebiasaan 5M ini setiap saat dimanapun kita berada. Kegiatan 5M
yang menjadi isi materi kegiatan Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru antara lain yaitu:
1. Menggunakan masker
Menggunakan masker saat beraktifitas ke luar rumah. Penggunaan masker bertujuan untuk
mengurangi resiko penularan virus dari orang lain.
2. Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
Mencuci tangan setelah beraktifitas di luar dengan menggunakan sabun dan air yang
mengalir selama 20 detik agar efektif.
3. Mengonsumsi makanan sehat
Dengan mengonsumsi makanan yang sehat akan membuat tubuh kita terjaga dan juga dapat
meningkatkan imunitas tubuh, sehingga tidak mudah terpapar Covid-19.
4. Menjaga jarak aman
Menjaga jarak aman minimal 1 sampai 2 meter untuk menghindari agar tidak bersentuahan
dengan orang lain dan dapat meminimalisir terjadinya penularan virus.
5. Menerapkan gerakan di rumah saja.
Menerapkan gerakan di rumah saja akan membantu memutus rantai penyebaran Covid-19.
Nama Penulis / Jurnal Bina Desa, Vol. 1, No.1, Tahun 2021
6
Lokasi pelaksanaan kegiatan Sosialisai Adaptasi Kebiasaan Baru ini mengacu pada lokasi
KKN penulis yaitu di 3 (tiga) desa di wilayah Kabupaten Kebumen, diantaranya yaitu Desa Soka
Kecamatan Poncowarno, Desa Pandansari Kecamatan Sruweng, dan Desa Tlepok Kecamatan
Karangsambung.
Desa Soka
Di desa ini sosialisasi dilakukan secara luring pada hari Jumat 10 September 2021 di
Musholla Al-Ikhlas. Kegiatan sosialisasi ini bersamaan dengn kegiatan yasinan ibu-ibu RT
03/RW 02 Desa Soka. Tidak semua ibu-ibu warga RT 03/RW 02 dapat mengikuti kegiatan
sosiallisasi ini karena beberapa dari mereka masih bekerja. Oleh sebab itu kegiatan sosialisasi
diikuti oleh 10 (sepuluh) peserta ibu-ibu. Meskipun jumlah tersebut hanya sebagian kecil dari
jumlah penduduk RT 03/RW 02 Desa Soka, akan tetapi respon peserta pada saat kegiatan
sosialisasi cukup baik. Peserta menyambut hangat kegiatan sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru
ini. Kegiatan sosialisasi juga berjalan cukup atraktif karena meskipun diikuti oleh ibu-ibu tetapi
mereka banyak bertanya tentang materi yang disampaikan.
Dengan adanya sosialisasi ini membantu masyarakat Desa Soka khususnya RT 03/RW 02
meningkatkan kesadaran pentingnya menerapkan adaptasi kebiasaan baru dimasa pandemi,
meskipun sudah ada vaksin bukan berarti boleh lengah untuk menerapkan adaptasi kebiasaan
baru ini. Alhasil kegiatan sosialisasi dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menerapkan adaptasi kebiasaan baru atas dasar kesadaran bukan atas dasar tuntutan atau
peraturan. Setelah diberikan edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru peserta mengakui bahwa mereka
telah bertambah pengetahuan dan mulai menerapkan kebiasaan baru tersebut atas dasar
kesadaran. Adapaun cara yang dilakuakn untuk mengefektifkan Adaptasi Kebiasaan Baru ini
adalah dengan mengingatkan dan mempraktikkan satu sama lain jika ada yang tidak menerpakan.
Karena membangun kebiasaan tanpa adanya paksaan dan kemauan tentu tidak akan berjalan.
Dusun Krenceng I Desa Pandansari
Gambar 1 Kegiatan Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru secara luring di Desa Soka RT 03 RW 02
Efektivitas Sosialisasi Adaptasi Kebiasan Baru Bagi Masyarakat Pedesaan untuk Meningkatkan Produktivitas di Masa Pandemi
7
Desa Pandansari sebagai desa lokasi KKN Mahasiswa Unnes menjadi tempat kegiatan
Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru dilakukan. Di desa ini terdapat 2 (mahasiwa) KKN
sehingga kegiatn sosialisasi berlangsung di dua wilayah RT/ RW.
Sosialisasi dilaksanakan khususnya untuk warga lingkugan Dusun Krenceng I RT 01/ RW
01 Desa Pandansari. Sosialisasi dilakukan dengan cara menyebarluaskan poster dan video
adaptasi kebiasaan baru ke media Whatsapp dan Instagram. Poster yang dibuat cukup menarik
perhatian warga karena unik, bergambar orang Jawa dan simbol Kabupaten Kebumen (Tugu
Lawet dan Burung Lawet). Video sosialisasi juga dibuat berbasis kearifan lokal dimana
penjelasan video menggunakan bahasa Jawa sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh orang
tua yang kadang kurang begitu paham terhadap Bahasa Indonesia. Sosialisasi dengan Instagram-
pun dapat dikatakan cukup efektif dilakukan karena anak-anak muda zaman sekarang sangat
aktif bermain sosial media Instagram. Saat mereka melihat postingan poster atau video
sosialisasi adaptasi kebiasaan baru wawasan mereka tentunya akan bertambah dan menjadi lebih
paham apa saja kegiatan yang harus diterapkan selama new normal khususnya adaptasi 5M
tersebut. Dengan demikian, sosialisasi adaptasi kebiasaan baru dapat membantu pemerintah
dalam mengedukasi masyarakat untuk patuh protokol kesehatan dalam rangka mengurangi
penularan Covid-19.
Adanya sosialiasisai adaptasi kebiasaan baru ini menjadikan warga RT 01/ RW 01 menjadi
lebih paham dan mengerti apa yang harus diterapkan saat kondisi new normal. Warga RT
01/RW 01 juga menjadi lebih bertambah wawasannya melalui poster dan video yang menarik
serta dapat meniru kegiatan yang dicontohkan dalam video, seperti memakai masker, mencuci
tangan, dan lain sebagainya.
Dusun Krenceng II Desa Pandansari
Kegiatan sosialisasi di wilayah Dusun Krenceng II khusunya kepada warga RT 06/ RW 02
dilakukan melalui praktik secara langsung dan juga melalui media seperti Whatsapp dan
Instagram. Sosialisasi secara langsung dilakukan bersama anak-anak usia sekolah. Sosialisasi
Gambar 2 Kegiatan Sosialisasi secara daring melalui Instagram dan WhatsApp di Desa Pandansari Dusun Krenceng I RT 01 RW 01
Nama Penulis / Jurnal Bina Desa, Vol. 1, No.1, Tahun 2021
8
melalui Whatsapp dan Instagram dilakukan bersama warga lingkungan RT dan juga masyarakat
umum.
Sosialisasi secara langsung dengan anak-anak usia sekolah bertujuan untuk memberikan
pemahaman agar anak-anak dapat membiasakan kebiasaan normal baru dalam kehidupan sehari-
hari. Mengingat bahwa sebentar lagi anak-anak akan melangsungan Pembelajaran Tatap Muka
(PTM) maka sosialisasi ini dapat dijadikan bekal pemahaman untuk meningkatkan kesadaran
mereka tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan 5M.
Kegiatan sosialisasi diawali dengan arahan materi edukasi kebiasaan baru kemudian dilanjut
dengan menyanyi bersama Lagu Ayo Cuci Tangan, menonton film animasi anak Nusa dan Rara
tentang keharusan mencuci tangan, dan praktik mencuci tangan yang benar. Melalui kegiatan ini
dapat diketahui bahwa pada dasarnya anak-anak sudah mengetahui dan mengerti tentang
protokol kesehatan 5M namun mereka belum menerapkan sepenuhnya dalam kehidupan sehari-
hari. Sehingga perlu adanya ajakan, arahan, dan bimbingan orang yang lebih tua agar mereka
tidak malas menerapkan kebiasaan normal baru tersebut.
Sosialisasi menggunakan Whatsapp yaitu dengan memanfaatkan grup Whatsapp sebagai
media penyebarluasan poster dan penjelasan materi. Para peserta cukup responsif dalam grup
dan sudah memahami dengan baik apa itu kebiasaan normal baru 5M. Selain Whatsapp
Gambar 3 Kegiatan sosialisasi secara luring kepada anak-anak Desa Pandansari Dusun Krenceng II RT 06 RW 02
Gambar 4 Praktek cara mencuci tangan yang benar pada anak-anak Desa Pandansari Dusun Krenceng II RT 06 RW 02
Efektivitas Sosialisasi Adaptasi Kebiasan Baru Bagi Masyarakat Pedesaan untuk Meningkatkan Produktivitas di Masa Pandemi
9
sosialisasi juga dilakukan melalui share poster dan video adaptasi kebiasaan baru di instagram.
Melalui kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kesadaran masyarakat
terhadap kebiasaan normal baru 5M. Masyarakat menjadi lebih mematuhi protokol kesehatan
atas dasar kesadaran mereka masing-masing sehingga dapat mencegah penularan Covid-19.
Adapun hasil dari diadakannya kegiatan sosialisasi ini antara lain yaitu anak-anak menjadi
lebih mengerti ternyata mencuci tangan itu harus dilakukan setiap saat dan sesering mungkin
untuk mencegah kuman menempel lebih lama di tangan kita yang dapat menimbulkan bibit
penyakit. Mereka harus mencuci tangan saat setelah memegang barbagai macam benda, sebelum
dan sesudah makan, setelah bersin, setelah bermain, dan lain sebagainya. Mencuci tangan harus
dilakukan di air mengalir dan menggunakan sabun cuci tangan. Mencuci tangan juga harus
dilakukan secara benar agar tangan yang dicuci dapat bersih dari kuman. Sosialisasi yang
dilakukan menggunakan Whatsapp dan Instagram juga dapat memberikan pendalam wawasan
terkait kebiasaan normal baru yang sudah kita terapkan sehari-hari. Sehingga wawasan kita
semakin bertambah dan dapat memupuk kesadaran kita untuk senantiasa menjaga diri kita aman
dari virus/ kuman penyakit salah satunya dengan melakukan adaptasi dengan lingkungan kita
(adaptasi kebiasaan baru).
Desa Tlepok
Sosialisasi adaptasi kebiasaan baru di wilayah RT 04 RW 02 Desa Tlepok, Kecamatan
Karangsambung, Kabupaten Kebumen dilaksanakan secara luring dan daring. Adapun materi
sosialisasi adalah menekankan kebiasaan 5M dalam menjalankan aktivitas. Kebiasaan 5M
tersebut yaitu memakai masker, menjaga jarak aman, mencuci tangan, mengkonsumsi makanan
sehat, menerapkan gerakan dirumah saja. Dalam medianya, baik luring maupun daring
menggunakan poster yang berkearifan lokal, baik dari segi bahasa yang digunakan serta
tampilan gambar dalam poster, serta tambahan berupa video adaptasi kebiasaan baru yang juga
menggunakan kearifan lokal dalam bahasanya, digunakan untuk sosialisasi secara daring.
Gambar 5 Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru secara daring melalui WhatsApp pada Desa Pandansari RT 06 RW 02
Nama Penulis / Jurnal Bina Desa, Vol. 1, No.1, Tahun 2021
10
Pelaksanaan sosialisasi secara luring dilaksanakan pada tanggal 6 September 2021 dengan
melalui berbagai cara, diantaranya adalah memasang poster ditempat umum atau ditempat yang
mudah dilihat oleh warga RT 04 RW 02 serta ditempat yang memiliki potensi besar dalam
terjadinya penyebaran Covid-19. Pemasangan poster adaptasi kebiasaan baru yang ditempatkan
di tempat umum atau ditempat yang mudah dilihat oleh warga RT 04 RW 02 dilaksanakan di
tempat yang dekat dengan jalan raya serta jembatan, tempat tersebut dipilih dikarenakan tempat-
tempat tersebut merupakan akses utama warga dalam bepergian untuk menjalankan
aktivitasnya. Pemasangan poster juga ditempatkan di konveksi-konveksi yang berada di wilayah
RT 04 RW 02. Tempat tersebut dipilih untuk sosialisasi dikarenakan konveksi merupakan
tempat yang memiliki potensi besar dalam hal penyebaran Covid-19, hal ini dikarenakan
sebagian besar warga RT 04 RW 02 bekerja sebagai buruh konveksi dan terhitung di wilayah
RT tersebut terdapat 3 Konveksi berskala rumahan yang menjadi tempat bekerja bagi sebagain
besar warga RT 04 RW 02. Sehingga hal demikian, konveksi dapat menjadi penyebaran utama
covid-19 di RT 04 RW 02 jika warga yang bekerja tidak menerapkan kebiasaan 5M.
Pelaksanaan sosialisasi secara luring juga dilakukan dengan cara mendatangi warga secara
langsung, sosialisasi dilakukan dengan cara membagikan masker, memberikan poster beserta
sosialisasi singkat terkait dengan adaptasi kebiasaan baru kepada setiap warga yang sedang
melakukan aktivitas diluar rumah tanpa mematuhi protokol kesehatan, seperti berjualan tanpa
menggunakan masker serta berkerumun. Sosialisasi dilakukan secara demikian bertujuan agar
warga menjadi lebih berkesan dan lebih sadar untuk menerapkan kebiasaan 5M.
Gambar 6 Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru secara luring di Desa Tlepok RT 04 RW 02 dengan memasang poster pada rumah-rumah warga
Gambar 7 sosialisasi secara luring denagn mendatangi warga pada Desa Tlepok RT 04 RW 02
Efektivitas Sosialisasi Adaptasi Kebiasan Baru Bagi Masyarakat Pedesaan untuk Meningkatkan Produktivitas di Masa Pandemi
11
Pelaksanaan sosialisasi secara daring dilaksanakan pada 8 September 2021, 12 September
2021, dan 16 September 2021 dengan cara menyebar poster beserta video di media sosial yaitu
facebook serta Whatsap group warga RT 04 RW 02. Sosialisasi dilakukan secara berkala serta
dilakukan diberbagai group komunitas yang terdapat di wilayah RT 04 Rw 02. Sosialisasi
daring yang demikian dilakukaan dengan sasaran utama adalah warga usia muda yaitu usia 15-
35 tahun.
Dalam hasil pelaksanaan sosialisasi secara luring yang dilaksanakan ditempat umum atau
ditempat yang mudah dilihat oleh warga RT 04 RW 02 dengan pilihan tempat pemasangan
poster kearifan lokal adaptasi kebiasaan baru yaitu tempat yang dekat dengan jalan raya serta
jembatan menghasilkan 60% atau 6 warga dari total koresponden yaitu 10 warga RT 04 RW 02
mengerti wawasan terkait dengan kebiasaan 5M, sedangkan untuk kesadaran menerapkan
kebiasaan 5M adalah 30% atau 3 warga dari total koresponden yaitu 10 warga RT 04 RW 02.
Hasil pelaksanaan Pemasangan poster di konveksi-konveksi yang berada di wilayah RT 04 RW
02 menghasilkan 70% atau 7 warga dari total koresponden yaitu 10 warga yang bekerja di
konveksi mengerti wawasan terkait dengan kebiasaan 5M, sedangkan untuk kesadaran
menerapkan kebiasaan 5M adalah 30% atau 3 warga dari total koresponden yaitu 10 warga yang
bekerja di konveksi. Sedangkan hasil Pelaksanaan sosialisasi secara luring yang dilakukan
dengan mendatangi warga secara langsung dengan cara membagikan masker, memberikan
poster beserta sosialisasi singkat terkait dengan adaptasi kebiasaan baru kepada setiap warga
yang sedang melakukan aktivitas diluar rumah tanpa mematuhi protokol kesehatan
menghasilkan 90% atau 9 warga dari total koresponden yaitu 10 warga RT 04 RW 02 mengerti
wawasan terkait dengan kebiasaan 5M, sedangkan untuk kesadaran menerapkan kebiasaan 5M
adalah 60% atau 6 warga dari total koresponden yaitu 10 warga RT 04 RW 02.
Hasil dari pelaksanaan sosialisasi secara daring menghasilkan 90% atau 9 warga dari total
koresponden yaitu 10 warga RT 04 RW 02 pengguna media sosial, mengerti wawasan terkait
dengan kebiasaan 5M, sedangkan untuk kesadaran menerapkan kebiasaan 5M adalah 50% atau
5 warga dari total koresponden yaitu 10 warga RT 04 RW 02 pengguna media sosial.
Simpulan
Dari hasil dan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan yaitu hasil dari adanya
sosialisasi adaptasi kebiasaan baru yang dilakukan oleh mahasiswa KKN BMC UNES 2021
dengan mengacu pada lokasi KKN penulis yaitu di 3 (tiga) desa di wilayah Kabupaten
Kebumen, diantaranya yaitu Desa Soka Kecamatan Poncowarno, Desa Pandansari Kecamatan
Sruweng, dan Desa Tlepok Kecamatan Karangsambung dengan menggunakan media sosialisasi
yang berkearifan lokal tersebut terbilang efektif. Adanya Sosialisasi tersebut membuat
masyarakat dapat memiliki wawasan serta mulai tumbuhnya kesadaran yang baik terhadap
pentingnya menerapkan kebiasaan baru dalam hal ini kebiasaan 5M yaitu memakai masker,
menjaga jarak aman, mencuci tangan, mengkonsumsi makanan sehat dan menerapkan gerakan
dirumah saja. Sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa mahasiswa merupakan agen
perubahan yang dapat berkontribusi dalam perubahan yang baik dalam kemajuan dimasyarakat,
salah satunya adalah dalam hal memerangi pandemi Covid-19, adapun sosialisasi adaptasi
kebiasaan baru yang telah dilakukan terbilang efektif dilakukan dalam memberikan wawasan
dan memupuk kesadaran dimasyarakat, dan oleh karenanya perlu diadakan program-program
Nama Penulis / Jurnal Bina Desa, Vol. 1, No.1, Tahun 2021
12
yang menarik dimasyarakat dalam hal mensosialisasikan hal-hal yang dapat memerangi pandemi
Covid-19 saat ini
Referensi
Adriadi, R, Damil, T, Ledyawati. (2021). Sosialisasi Pola Adaptasi Kebiasaan Baru
Menghadapi Pandemi Covid 19. JAMS: Jurnal Abdimas Serawai Volume 1 Nomor 1,
April 2021.
Agustino, M Rizqi, dkk. (2020). Adaptasi dan Kebiasaan Baru di Masa Pandemik COVID-
19. Business Innovation and Enterpreneurship Journal, 2 (3) : 201-202.
Istiatin, dkk. (2021). Meningkatkan Perilaku Mawas Diri Pada Era New Normal Masyarakat
Jurangjero, Karangmalang, Sragen (KKN Tematik UNIBA 2020). Jurnal Budimas
Vol.03, No.01, 2021.
Kebumenkab.(2021). Kabupaten Kebumen Tanggap Covid-19.
https://corona.kebumenkab.go.id/. Diakses pada tanggal 19 September 2021.
Kemenkes. (2021). 5M Dimasa Pendemi Covid-19 di Indonesia.
http://www.padk.kemkes.go.id/article/read/2021/02/01/46/5-m-dimasa-pendemi-
covid-19-di-indonesia.html. Diakses pada tanggal 19 September 2021.
Nisa, Dita Fahrun. (2020). SOSIALISASI MENUJU PENERAPAN ADAPTASI
KEBIASAAN BARU PADA SANTRI PONDOK PESANTREN DI KABUPATEN
LUMAJANG. Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Service), vol 4 no 2 Tahun
2020, halaman 259-266.
Nugroho, Sri Hananto Ponco. (2020). Kesiapan Adaptasi Kebiasaan Baru Pencegahan
Penularan Covid-19. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM-Universitas
Muhammadiyah Tasikmalaya Volume: 4 Nomor: 1.
Rezagama, A, dkk. (2020). Adaptasi Kebiasaan Baru Desa Wisata Thekelan dalam
Menghadapi Covid-19. Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat UNDIP 2020
WHO. (2021). WHO Coronavirus Disease (COVID-19) Dashboard.
https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_3. Diakses pada tanggal
19 September 2021.
Zendrato, Walsyukurniat. (2020). GERAKAN MENCEGAH DARIPADA
MENGOBATI TERHADAP PANDEMI COVID-19. Jurnal Education and
Development 8 (2): 242–48.
Efektivitas Sosialisasi Adaptasi Kebiasan Baru Bagi Masyarakat Pedesaan untuk Meningkatkan Produktivitas di Masa Pandemi
13
Zulaikha, Qomariyah, A'yun. (2020). PENGABDIAN MASYARAKAT SOSIALISASI
ADAPTASI KEBIASAAN BARU MASYARAKAT MENGHADAPI ERA NEW
NORMAL DI KABUPATEN PAMEKASAN. Seminar Nasional Hasil Pengabdian
Kepada Masyarakat (SENIAS) 2020 – Universitas Islam Madura
Korespondensi: email penulis
Published by Pusat Pengembangan KKN, LPPM, Universitas Negeri Semarang
Submitted: 0000-00-00
Accepted: 0000-00-00
Published: 0000-00-00
Jurnal Bina Desa
Volume 0 (0) (0000) 0-00
p-ISSN 2715-6311 e-ISSN 2775-4375
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jurnalbinadesa
Sosialisasi Pola Hidup Sehat Keluarga Masa Pandemi Covid-19 Di
Desa Bejiruyung Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen Provinsi
Jawa Tengah
Sheyra Silvia Siregar.,S.S.,MTCSOL, Agung Wihartanto, Indah Tri Listianengsih,
Gusta Syaeful Arifin
Universitas Negeri Semarang
2021
Email: sheyra89@mail.unnes.ac.id agungwihartanto83@students.unnes.ac.id,
gustasyaeful@students.unnes.ac.id , indahtril21@students.unnes.ac.id
Abstrak Covid-19 atau Corona Virus Diseaseas 2019 merupakan penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus ini merupakan jenis baru dari keluarga
Coronavirus yang dapat menyebabkan berbagai penyakit pada sistem pernafasan, mulai gari gejala ringan
sampai berat. Covid-19 memberi dampak yang sangat besar dalam seluruh aspek kehidupan dunia, terutama
mengancam kesehatan manusia. Maka dari itu, dengan mengubah pola pikir ke arah yang lebih baik dengan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat akan menjadi salah satu upaya pencegahan Covid-19 ini. Salah
satu langkah untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) untuk menjaga imunitas. Banyak langkah yang dapat dilakukan ketika menerapkan PHBS seperti
sering mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker, mengkonsumsi buah dan sayuran, tidak merokok,
Nama Penulis / Jurnal Bina Desa, Vol. 1, No.1, Tahun 2021
2
dan masih banyak lainnya. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan Antara lain: Edukasi dan penyuluhan Covid-19
ini bertujuan memberikan pengetahuan masyarakat pada situasi pandemic yang dihadapi dan pentingnya
mengutamakan kesehatan di masa sekarang dan Menyelenggarakan sosialisasi PHBS. Sosialisasi PHBS
diharapkan akan memberi perubahan pola pikir masyarakat khususnya di masa pandemic Covid-19 untuk
lebih memperhatikan kesehatan lingkungan.
Kata Kunci: Covid 19 , Imunitas, Pencegahan Virus, Sosialisasi PHBS
Pendahuluan
Pada akhir tahun 2019, Wuhan menghebohkan dunia dengan adanya virus Corona atau
Covid-19. Virus ini dapat menyebar dengan cepat hingga ke penjuru dunia termasuk Indonesia.
Semakin meluasnya penyebaran Covid-19 di Indonesia tersebut membuat pemerintah harus
berpikir keras dalam menangani kasus ini. Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengungkapkan
bahwa penularan Covid-19 biasanya dapat terjadi melalui tetesan cairan berasal dari mulut dan
hidung seseorang yang terinfeksi ketika sedang batuk atau bersin, selain itu cara penularan virus
ini sama seperti penyakit flu. Virus ini menyerang sistem pernafasan dan bisa menyebabkan
gangguan pada sistem pernafasan, pneumonia akut, sampai kematian. Mengenai pengobatan,
WHO masih mengkoordinasikan upaya-upaya pengembangan vaksin dan obat untuk mencegah
dan mengobati Covid-19. Covid-19 memberi dampak yang sangat besar dalam seluruh aspek
kehidupan dunia, terutama mengancam kesehatan manusia.
Pada masa pandemi ini kesehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan.
Tanpa tubuh yang sehat, kita tidak dapat menjalankan aktivitas seperti biasanya bahkan akan
menghambat kegiatan yang akan dilakukan. Kesehatan harus tetap dijaga sebagai upaya
perlindungan diri sendiri. Di masa pandemi sekarang ini menjaga kebersihan dan kesehatan
tubuh menjadi hal yang sangat krusial. Tubuh harus tetap dalam keadaan sehat dan bugar agar
terhindar dari virus dan penyakit. Mengubah kebiasaan pastinya akan sulit dilakukan, namun di
masa pandemi sekaran ini harus menyadarkan kita akan pentingnya melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat. Covid-19 tidak memandang siapa saja yang akan terpapar, tetapi siapapun
dapat terpapar virus ini. Maka dari itu, dengan mengubah pola pikir ke arah yang lebih baik
dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat akan menjadi salah satu upaya pencegahan
Covid-19 ini. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan program khusus dari
pemerintah Indonesia. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Dengan adanya program ini, diharapkan setiap
individu memiliki kesadaran mengenai kesehatan dan mampu menjalankan perilaku bersih
dan sehat dalam kehidupan sehari-hari (Personal Hygiene) (Jannah, 2020)
Judul Artikel
3
Pandemi Covid-19 ini juga telah merubah kebiasaan masyarakat. Setiap individu di setiap
keluarga telah melakukan upaya dalam ikut serta menanggulangi atau memutus rantai
penyebaran pandemi ini. Kebiasaan masyarakat yang paling kentara terlihat yaitu perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Selama ini PHBS jarang dan bahkan kurang dilakukan di masyarakat.
Namun, adanya pandemi sekarang ini PHBS mulai menggema di masyarakat. Bahkan setiap
individu telah melakukan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga dan masyarakat
(Anhusadar & Islamiyah, 2020)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS
melalui pendekatan pimpinan (Kkn et al., 2020). Perilaku hidup bersih dan sehat adalah upaya
semua perilaku kesehatan dan kebersihan yang harus dilakukan dimulai dari kesadaran pribadi
sehingga seluruh anggota keluarga dapat menolong diri sendiri, keluarga, hingga masyarakat
dalam bidang kesehatan dan kebersihan. Berdasarkan pendahuluan di atas dapat dirumuskan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut 1). Kurangnya pengetahuan masyarakat akan
pentingnya penerapan PHBS dalam kehidupan 2). Belum diketahuinya manfaat penerapan PHBS
secara berkelanjutan 3). Bagaimana masyarakat Desa Bejiruyung merespon sosialisasi PHBS
Peniruan pola hidup sehat dapat dilakukan dengan memberikan edukasi pada anggota
keluarga dewasa sehingga mereka menciptakan suatu kebiasaan baik bagi kesehatan khususnya
di masa pandemi. Anggota keluarga yang masih muda atau anak-anak cenderung akan meniru
pola perilaku orang dewasa di sekitar mereka daripada memberikan command (perintah) atau
suatu instruksi secara langsung. Orang dewasa di rumah tangga seperti orang tua, kakek atau
nenek dalam PHBS diwajibkan mengimplementasikan perilaku hidup sehat dan bersih secara
berkelanjutan dan benar baik di ruang tempat tinggal maupun lingkungan sekitar mereka.
Keterlibatan seluruh anggota keluarga dalam penerapan PHBS ini akan menjadi kunci dari
keberhasilan program.Seluruh anggota keluarga dapat saling mengawasi sehingga anak-anak
mereka mempunyai pola perilaku bersih dan sehat. Hal lebih penting lagi dalam membangun
PHBS adalah lingkungan masyarakat yang memiliki pola perilaku yang sama. PHBS bisa
dikatakan sebagai upaya memperkokoh budaya masyarakat atau kelompok sosial lebih
mengutamakan kesehatan mereka di masa pandemi dan dapat berlanjut agar lebih peduli pada
kehidupan yang berkualitas.
Nama Penulis / Jurnal Bina Desa, Vol. 1, No.1, Tahun 2021
4
Metode Pelaksanaan
Perilaku hidup bersih dan sehat bagi warga di Desa Bejiruyung, Kecamatan Sempor,
Kabupaten Kebumen, pada masa pandemi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pelaksanaan
dilaksanakan selama KKN BMC Unnes, yaitu bulan Agustus 2021 secara daring maupun luring.
Pelaksanaan pengabdian ini dilaksanakan sebagai program kerja yang dilakukan oleh Mahasiswa
KKN BMC UNNES. Kegiatan yang dilakukan disasarkan untuk ibu-ibu rumah tangga dan anak-
anak di Desa Bejiruyung, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen. Hal ini, bertujuan untuk
memberikan informasi baru kepada ibu-ibu dan anak-anak dalam pandemi Covid-19 saat ini.
Menurut Yahya Eko Nopiyanto et al., (2021) asumsi bahwa anak-anak tidak akan terkena virus
Covid-19 karena mempunyai daya tahan tubuh yang tinggi itu tidak tepat. Asumsi tersebut
terbukti, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut hingga 18 Mei lalu ada 584 anak
terkonfirmasi positif COVID-19, 14 di antaranya meninggal (Soemari et al., 2020). Dengan
demikian PHBS juga perlu diterapkan pada anak-anak.
Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berupa sosialisasi PHBS,
kegiatan ini ditujukan pada ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak mereka mengenai pentingnya
kewaspadaan pada Covid-19 dengan beberapa tindakan-tindakan pencegahan seperti memakai
masker, mencuci tangan dengan sabun, tidak bepergian keluar rumah, bila perlu memakai
handsanitizer atau alat bersih diri lainya. Selain itu makanan bergizi akan membantu masyarakat
memulai pola hidup sehat dalam diri mereka. Edukasi dan penyuluhan Covid-19 juga diberikan
kepada warga Desa Bejiruyung untuk memberikan pengetahuan masyarakat pada situasi
pandemic yang dihadapi dan pentingnya mengutamakan kesehatan di masa sekarang.
Hasil dan Pembahasan
A. Manfaat Pemahaman Pola Hidup Sehat Masa Pandemi
PHBS di dalam keluarga adalah upaya untuk menyadarkan keluarga dan masing-masing
anggota keluarga, agar mempunyai keinginan dan kemampuan dalam mempraktikkan PHBS itu
sendiri. PHBS memiliki banyak manfaat seperti membuat setiap anggota keluarga menjadi
sehat dan tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, badan fit saat bekerja, mampu
mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan, serta berbagai manfaat
lainnya. Oleh karena pentingnya penerapan PHBS maka disarankan bagi seluruh lapisan
agar berturut serta dalam mewujudkannya (Hutomo et al., 2021). Keluarga sehat merupakan
aset berharga atau modal utama pembangunan di masa yang akan datang yang perlu dijaga,
Judul Artikel
5
ditingkatkan, dan dilindungi kesehatannya. Setiap anggota keluarga memiliki tingkat kerawanan
atau tingkat resiko terkena gangguan berbagai penyakit yang berbeda- beda. Angka kesakitan
dan kematian berbagai penyakit infeksi dan non infeksi dapat dicegah dengan selalu menerapkan
Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Menurut Karuniawati (2020), pola hidup bersih dan sehat itu tidak hanya terkait dengan
kegiatan fisik tetapi juga tentang menjaga asupan makanan, misalnya tentang gizi terdapat
makan beraneka makanan, minum tablet tambah darah, mengkonsumsi garam beryodium,
memberi bayi atau balita kapsul Vitamin A. Dan juga mengenai kesehatan lingkungan seperti
membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan di sekitar rumah, menguras
kamar mandi, membersihkan selokan, dan lain sebagainya. Pola hidup bersih dan sehat adalah
salah satu upaya untuk memberdayakan keluarga atau anggota keluarga agar mengetahui dan
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
dalam masyarakat. Terdapat 10 manfaat pola hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi keluarga
(Natsir, 2019), yaitu :
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Proses persalinan adalah proses yang harus dilakukan oleh seorang ahlinya,
yaitu tenaga kesehatan. Proses persalinan sebaiknya juga harus dilakukan di
rumah sakit. Pemerintah sekarang sudah melarang seorang bidan untuk
melakukan proses persalinan secara pribadi atau di rumah, karena itu memiliki
risiko yang tinggi.
2) Memberi bayi ASI eksklusi
ASI merupakan makanan dan minuman pertama kali yang harus didapatkan
seorang bayi. Ketika pertama kali seorang bayi dilahirkan, dia harus meminum
ASI dari ibunya untuk mengetahui respect dari sang bayi. ASI sendiri juga
berpengaruh pada masa tumbuh kembang seorang anak.
3) Menimbang bayi dan balita Posyandu adalah wadah yang dijalankan
Pemerintah, agar dapat mengetahui masa tumbuh kembang anak. Di pedesaan
masih diterapkan kegiatan tersebut, posyandu biasanya dilakukan satu bulan
sekali untuk mengetahuitingkatkembang anak, mulai dari berat badan dan tinggi
badan.
4) Menggunakan air bersih
Nama Penulis / Jurnal Bina Desa, Vol. 1, No.1, Tahun 2021
6
Air adalah sumber kehidupan, karena dimana ada air disitu terdapat kehidupan.
Sumber air bersih di sini sangat diperlukan, karena ada beberapa desa yang
masih kekurangan air bersih baik itu digunakan untuk mandi, minum, memasak,
mencuci, dan lain sebagainya. Dengan menggunakan air bersih, hidup akan lebih
sehat.
5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Bakteri adalah sumber penyakit, kebanyakan bakteri dibawa melalui benda-
benda atau permukaan-permukaan yang kotor, dan benda tersebut justru tanpa
disengaja kita pegang. Dengan mencuci tangan dengan air bersih dan
menggunakan sabun, bakteri yang sudah menumpuk di tangan akan hilang.
6) Menggunakan jamban sehat Jamban bisa dikatakan sebagai toilet, kamar mandi
salah satunya adalah sumber penyakit. Maka dari itu harus sering-sering
membersihkan kamar mandi, agar kuman atau bakteri tidak menyebar kemana-
mana.
7) Memberantas jentik di rumah Jentik-jentik yang nantinya akan berubah menjadi
nyamuk, untuk itu perlu adanya untuk memberantas jentik-jentik tersebut.
Jentik-jentik biasanya tinggal di dalam air, khususnya yaitu di dalam bak mandi.
Untuk itu sering-sering menguras bak mandi sangat diperlukan, pemberian obat
atau cairan pembasmi jentik-jentik ke dalam bak mandi itu juga harus dilakukan.
8) Makan sayur dan buah setiap hari
Sayuran dan buah-buahan itu sangat baik bagi kekebalan tubuh, apalagi di dalam
sayuran dan buah mengandung vitamin yang bagus sekali untuk menangkal
berbagai penyakit yang ingin menyerang imunitas tubuh. Makan sayur dan buah
juga bisa menambah imunitas tubuh, jadi tubuh akan terbebas dari serangan
virus yang ingin menyerang tubuh.
9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Bergerak adalah salah satu cara agar tubuh mendapatkan rangsangan dari luar.
Dengan bergerak tubuh akan lebih aktif lagi, sehingga mampu memproduksi
keringat. Olahraga adalah cara yang bagus agar tubuh bisa bergerak aktif,
dengan berolahraga tubuh akan semakin sehat dan daya tahan tubuh juga akan
semakin kuat.
Judul Artikel
7
10) Tidak merokok di dalam rumah Merokok dapat mengganggu system pernapasan,
dengan merokok di dalam rumah akan mengakibatkan anggota keluarga yang
lainnya juga terkena gangguan pernapasan. Jadi merokok di dalam rumah tidak
dianjurkan.
B. Profil Desa Bejiruyung
Desa Bejiruyung adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Sempor, Kabupaten
Kebumen. Desa Bejiruyung merupakan salah satu diantara 16 Desa yang ada di Kecamatan
Sempor, Kabupaten Kebumen dan terletak di posisi strategis dan secara geografis merupakan
dataran rendah, ladang, sawah, kebun, sungai menjadi hiasan Desa Bejiruyung. Sebagian Besar
mata pencarian warga setempat adalah sebagai buruh harian lepas, karyawan swasta, pedagang.
Sebagian warganya yang berusia produktif setelah menyelesaikan pendidikan formal mereka
menggantungkan hidupnya di Ibu Kota atau kota-kota besar yang ada di wilayah Indonesia.
Tabel 1. Data Statistik Pekerjaan
NO Jenis Pekerjaan Jumlah
Value %
1 Belum/tidak bekerja 655 19,6%
2 Mengurus Rumah Tangga 447 13,4%
3 Pelajar/Mahasiswa 633 18,9%
4 Pensiunan 21 0,6%
5 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 22 0,7%
6 Tentara Nasional Indonesia
(TNI) 4 0,1%
8 Perdagangan 4 0,1%
9 Petani/perkebunan 2 0,1%
10 Petani/perkebunan 2 0,1%
12 Konstruksi 1 0,0%
13 Karyawan Swasta 531 15,9%
14 Karyawan BUMN 4 0,1%
15 Karyawan BUMD 1 0,0%
16 Karyawan Honorer 12 0,4%
17 Buruh Harian Lepas 691 20,7%
18 Buruh Tani/Perkebunan 7 0,2%
19 Tukang Batu 7 0,2%
20 Tukang Kayu 2 0,1%
21 Tuakng Jahit 4 0,1%
22 Seniman 1 0,0%
Nama Penulis / Jurnal Bina Desa, Vol. 1, No.1, Tahun 2021
8
23 Guru 23 0,7%
24 Dokter 1 0,0%
25 Bidan 3 0,1%
26 Perawat 3 0,1%
27 Sopir 6 0,2%
28 Pedagang 111 3,3%
29 Perangkat Desa 10 0,3%
30 Kepala desa 2 0,1%
31 Wiraswasta 101 3,0%
32 Lainnya 35 1,0%
TOTAL 3346 100,0%
Sumber: bejiruyung.kec-sempor.kebumenkab.go.id
Dalam membagikan masker gratis dan penyemprotan disinfektan secara merata. Bejiruyung
memiliki Satgas Covid-19 namun saat ini sudah dibubarkan. Untuk saat ini kasus terkonfirmasi
Covid - 19 di Kecamatan Sempor sudah mencapai: 963. Sedangkan untuk desa Bejiruyung kasus
terkonfirmasi covid-19 mencapai 50.
Tabel 2. Data Covid-19 Tingkat Kecamatan Kabupaten Kebumen
Sumber : corona.kebumenkab.go.id
Tabel 3. Data Covid-19 Tingkat Desa Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen
DIRAWAT ISOLASI MENINGGAL SEMBUH DIRAWAT ISOLASI DIRUJUK
1 KEBUMEN 4 8 212 2868 6 2 0 37
2 KUTOWINANGUN 1 0 54 625 1 0 1 19
3 AYAH 1 2 49 510 4 1 0 11
4 BUAYAN 1 0 36 523 5 0 1 19
5 ROWOKELE 0 0 25 488 1 0 0 13
6 PREMBUN 0 2 39 564 0 0 0 10
7 SEMPOR 0 1 79 883 2 1 1 23
8 GOMBONG 1 0 92 1005 7 0 0 27
9 BULUSPESANTREN 4 1 34 67 2 1 0 11
10 MIRIT 0 0 35 421 3 0 1 13
TERKONFIRMASI SUSPEKPROBABELKECAMATANNO
DIRAWAT ISOLASI MENINGGAL SEMBUH DIRAWAT ISOLASI DIRUJUK
1 DONOREJO 0 1 2 23 0 0 0 2
2 SAMPANG 0 0 4 44 0 0 0 4
3 SELOKERTO 0 0 6 119 0 0 0 3
4 KENTENG 0 0 4 45 1 1 0 1
5 KALIBEJI 0 0 3 41 0 0 0 3
6 TUNJUNGSETO 0 0 7 58 0 0 0 3
7 JATINEGARA 0 0 11 93 0 0 0 0
8 BEJIRUYUNG 0 0 7 43 0 0 0 2
9 SEMPOR 0 0 11 72 1 0 0 0
10 PEKUNCEN 0 0 6 127 0 0 0 1
NO DESATERKONFIRMASI SUSPEK
PROBABEL
Judul Artikel
9
Sumber : corona.kebumenkab.go.id
C. Pola Penerapan PHBS di Desa Bejiruyung
Untuk mencapai tujuan untuk masyarakat yang mengerti dan paham pada penerapan PHBS ,
program KKN di Desa Bejiruyung Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen dilakukan dengan
pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan masyarakat dan sosialisasi program tersebut.
Kegiatan yang telah dilaksanakan di antara lain :
1. Melakukan edukasi dan penyuluhan Covid-19. Seperti pengabdian yang
dilakukan oleh Saida et al., (2020), bahwa setelah dilakukannya kegiatan
penyuluhan tersebut masyarakat menjadi lebih paham serta mengerti bagaimana
cara menghindari virus covid-19. Edukasi dan penyuluhan ini ini bertujuan
memberikan pengetahuan masyarakat pada situasi pandemic yang dihadapi dan
pentingnya mengutamakan kesehatan di masa sekarang. Kegiatan preventif yang
dilakukan dapat mengikuti aturan protokol kesehatan yang diberikan baik
pemerintah pusat maupun daerah khususnya desa. Penanganan Covid- 19 di desa
Bejiruyung telah berjalan sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.
Penanganan ada 2 yaitu penanganan kesehatan akibat covid-19 dan penanggulan
ekonomi akibat pandemi covid-19.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan
orientasi hidup sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat, yang
bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik
secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial.PHBSPerilaku hidup bersih dan
sehat bertujuan memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi
bagi perorangan, kelompok, keluarga, dengan membuka jalur komunikasi,
informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, serta perilaku
sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat. Melalui PHBS diharapkan masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalah sendiri dan dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoadmodjo S, 2007)
2. Menyelenggarakan sosialisasi PHBS. Menurut Numerasi et al.,(2020) selain
membekali masyarakat mengenai pemahaman tentang Covid-19, perlu juga
diberikan pengetahuan mengenai kunci penting untuk menghindari penularan
virus Covid-19 yaitu pengetahuan tentang kesehatan dan pola hidup bersih
dan sehat (PHBS). Pemberian materi tentang lingkungan dan kesehatan
sertapola hidup bersih dan sehat akan membantu masyarakat terhindar dari
Covid-19 dan penyakit lainnya. Sosialisasi PHBS diharapkan akan memberi
perubahan pola pikir masyarakat khususnya di masa pandemik Covid-19 untuk
lebih memperhatikan kesehatan mereka. Secara tidak langsung masyarakat akan
mengikuti pola perubahan demi kesehatan mereka. Melalui penerapan PHBS
masyarakat desa dapat mengedepankan kewaspadaan pada kondisi ini.
Membudayakan pola hidup sehat akan mengubah perilaku masyarakat
Nama Penulis / Jurnal Bina Desa, Vol. 1, No.1, Tahun 2021
10
Manfaat PHBS secara umum adalah untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat agar mau dan mampu menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal
tersebut menjadi penting untuk dilakukan agar masyarakat sadar dan dapat
mencegah serta mengantisipasi atau menanggulangi masalah-masalah kesehatan
yang mungkin muncul. Selain itu, dengan menerapkan dan mempraktikan PHBS
diharapkan masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup. Dalam implementasinya, kebermanfaatan
PHBS ini dapat diterapkan di berbagai area, seperti sekolah, tempat kerja, rumah
tangga, dan masyarakat
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi terjadinya resiko penyebaran Virus
Corona atau Covid-19. Untuk saat ini pemerintah sedang menerapkan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan kini Indonesia tengah menyambut kehidupan
tatanan baru yang menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam mobilitas warga sesuai
dengan ketetapan pemerintah dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 tahun 2021
tentang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat corona virus disease 2019 di
wilayah jawa dan bali. Berdampingan hidup dengan Covid-19 bukanlah hal yang sangat mudah,
untuk itu perlu adanya dilakukan pola hidup bersih dan sehat agar imunitas tubuh kuat dan kebal.
Pada masa pandemi ini, menjaga kesehatan itu sangat penting, selain dapat terhindar dari virus
ini, juga dapat memutus mata rantai penyebaran Virus Corona atau Covid-19. Untuk itu kami
dari tim KKN BMC Unnes melaksanakan edukasi dan penyuluhan pola hidup bersih sehat.
Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan peran mahasiswa sebagai agent of change di
masyarakat sangat diperlukan sebagai mediator edukasi dan sosialisasi mengenai pola hidup
bersih dan sehat (PHBS) bagi keluarga ditengah pandemi saat ini sangat penting. Dengan
adanya edukasi dan sosialisasi yang dilaksanakan oleh mahasiswa diharapkan mampu
menumbuhkan kepedulian yang lebih dari masyarakat akan pentingnya menerapkan PHBS.
PHBS ini perlu diterapkan di tengah pandemi saat ini guna meningkatkan imunitas, sehingga
kesehatan kita tetap terjaga karena imunitas yang kuat tidak mudah terserang oleh berbagai
macam bakteri dan virus penyebab penyakit. Banyak sekali cara yang dapat keluarga lakukan
untuk menerapkan PHBS di dalam lingkup keluarga dan banyak sekali manfaat yang nantinya
akan di dapatkan.
Referensi
Anhusadar, L., & Islamiyah, I. (2020). Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia
Dini di Tengah Pandemi Covid 19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
5(1), 463. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.555
Hutomo, W. maria prasetyo, Rahman, I., Hukom, E. H., & Simon, M. (2021). Edukasi Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Di Kelurahan
Kampung Baru Kota Sorong. Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia, 1(4), 173–178.
https://doi.org/10.52436/1.jpmi.39
Jannah, S. H. (2020). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Di Masa Pandemi. Seminar
Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SENIAS) 2020 – Universitas Islam
Judul Artikel
11
Madura 194, 194–198. http://proceeding.uim.ac.id/index.php/senias/article/view/539
Karuniawati, B. (2020). GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ( PHBS )
DALAM PENDAHULUAN Ancaman terbaru terhadap kesehatan global adalah wabah
penyakit dewasa berusia ≥ 60 tahun ; hanya satu kematian terjadi pada seseorang berusia
≤ 19 tahun ( Zou et Efisiensi penularan viru. 2(8), 112–131.
Kkn, P. P., Penelitian, L., Pengabdian, D. A. N., Universitas, M., & Semarang, N. (2020).
COVID-19 Kecamatan Lasem.
Natsir, M. F. (2019). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga
Masyarakat Desa Parang Baddo. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan (JNIK ), 1(3), 54–59.
NUMERASI, P., PRA, D., & ... (2020). Jurnal Pengabdian Papua. … Jurnal Yang Dikelola …,
1(1), 65–69. http://ejournal.uncen.ac.id/index.php/JP/article/view/144
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.
Saida, Esso, A., & Parawansah. (2020). Cegah Covid 19 Melalui Edukasi Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat Di Kecamatan Puuwatu Kota Kendari. Journal of Community Engagement in
Health, 3(2), 329–334.
Soemari, Y. B., Sapri, Maghfiroh, F., Yuniarti, Achaditani, N. M., Variani, R., Tsabitah, A. F.,
Zulkarnain, A. K., Wahyuningsih, M. S. H., Nugrahaningsih, D. A. A., Akmaliyah, M.,
Syamsul, E. S., Amanda, N. A., Lestari, D., 2021, scmidt iotc, Sumule, A., Kuncahyo, I.,
Leviana, F., Xue-, W., Kimia, J. T., … Jubaidah, S. (2020). No 主観的健康感を中心とし
た在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析Title. Journal of
Chemical Information and Modeling, 2(1), 5–7. 319-76887-
Yahya Eko Nopiyanto, Septian Raibowo, Andika Prabowo, Alimuddin, Deny Pradana Saputro,
& Fadli Dongoran. (2021). Sosialisasi Hidup Bersih dan Sehat Kepada Anak-anak di
Kelurahan Mangunharjo Pada Masa Pandemi Covid-19. JURPIKAT (Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat), 2(1), 34–43. https://doi.org/10.37339/jurpikat.v2i1.459
top related