mixer truck di batching plant gbc (grasberg block …
Post on 18-Oct-2021
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI ALAT BERAT
MIXER TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG
BLOCK CAVE) CIP UNTUK SUPLAI TAMBANG BAWAH
TANAH DMLZ (DEEP MILE LEVEL ZONE) PT FREEPORT
INDONESIA
SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
PEBRIYANTO ANUGRAH
2016 – 21 – 094
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA, 2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul
ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI ALAT BERAT MIXER
TRUCK DI BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK CAVE)
CIP UNTUK SUPLAI TAMBANG BAWAH TANAH DMLZ (DEEP
MILE LEVEL ZONE) PT FREEPORT INDONESIA
Disusun Oleh :
PEBRIYANTO ANUGRAH
NIM : 2016 – 21 – 094
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
PROGAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Jakarta, 15 September 2020
Mengetahui, Disetujui,
Kepala Program Studi Dosen Pembimbing Digitally signed by Hastanto Sm DN: C=ID, OU=Fakultas Teknik Sipil, O=Institut Teknologi PLN, CN=Hastanto Sm, E=hastantosm@itpln.ac.id
to Sm Reason: I am the author of this document Location: Hastanto SM Date: 2020-09-12 17:44:49 Foxit PhantomPDF Version: 9.7.1
Desi Putri, S.T., M.Eng Hastanto Siswomartono, Ir. M.T.
Hastan
ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Nama : Pebriyanto Anugrah
NIM : 2016 – 21 – 094
Program Studi : S1 Teknik Sipil
Judul : Analisis Produktivitas dan Efisiensi Alat Berat Mixer
Truck Di Batching Plant GBC (Grasberg Block Cave) CIP
Untuk Tambang Bawah Tanah DMLZ (Deep Mile Level
Zone) PT Freeport Indonesia
Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Skripsi pada Progam Sarjana
Strata 1, Progam Studi Teknik Sipil Institut Teknologi PLN pada tanggal 31
Agustus 2020
Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
Irma Sepriyana, S.T , M.T. Ketua Penguji
Irma Wirantina K, S.T , M.T.
Sekretaris
Pratiwi Setyaning P, S.T , M.T. Anggota
Mengetahui,
Kepala Program Studi
S1 Teknik Sipil
(Desi Putri, S.T., M.Eng)
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nama : Pebriyanto Anugrah
NIM : 2016 – 21 – 094
Jurusan : S1 Teknik Sipil
Judul : Analisis Produktivitas dan Efisiensi Alat Berat Mixer Truck di
Batching Plant GBC (Grasberg Block Cave) CIP Untuk Suplai
Tambang Bawah DMLZ (Deep Mile Level Zone) PT Freeport
Indonesia
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana baik di lingkungan Institut
Teknologi PLN maupun di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka. Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa
tanggung jawab serta bersedia memikul segala resiko jika pernyataan ini tidak
benar.
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademis Institut Teknologi PLN, saya yang bertanda tangan
di bawah ini :
Nama : Pebriyanto Anugrah
NIM : 2016 – 21 – 094
Progam Studi : Strata Satu
Jurusan : Teknik Sipil
Jenis Karya : Skripsi
Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Institut Teknologi PLN Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
“Analisis Produktivitas dan Efisiensi Alat Berat Mixer Truck di Batching
Plant GBC (Grasberg Block Cave) CIP Untuk Suplai Tambang Bawah DMLZ
(Deep Mile Level Zone) PT Freeport Indonesia”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Non eksklusif ini Institut Teknologi PLN berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini
saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 15 September 2020
Yang menyatakan
Pebriyanto Anugrah
v
ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI ALAT BERAT MIXER TRUCK DI
BATCHING PLANT GBC (GRASBERG BLOCK CAVE) CIP UNTUK SUPLAI
TAMBANG BAWAH DMLZ (DEEP MILE LEVEL ZONE) PT FREEPORT
INDONESIA
Pebriyanto Anugrah, 2016 21 094
Dibawah bimbingan Hastanto Siswomartono, Ir. M.T.
ABSTRAK
Salah satu area tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia yang saat ini
sedang beroperasi adalah tambang DMLZ (Deep Mile Level Zone). Dalam pelaksanaan kegiatan tambang bawah tanah tersebut, dilakukan tahap development. Tahap development (pengembangan) merupakan bagian penting dalam operasional tambang bawah tanah, karena pada tahap ini dilaksanakan kegiatan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan tambang bawah tanah tersebut. Salah satu pekerjaan pada tahap development adalah sistem penyanggaan. Sistem penyanggaan yang digunakan di area tambang bawah tanah DMLZ (Deep Mile Level Zone) adalah menggunakan beton tembak atau yang lebih dikenal dengan istilah shotcrete. Kebutuhan shotcrete ini diproduksi di batching plant dan didistribusikan menggunakan alat berat mixer truck sebagai alat pengangkut.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari nilai produktivitas dan
efisiensi kerja dari alat berat mixer truck dan melakukan analisis terhadap data penelitian tersebut. Hasil analisis terhadap data tersebut menunjukkan bahwa nilai produktivitas yang bisa dicapai oleh alat berat mixer truck adalah 28,48 m3/shift namun pada realisasi hanya tercapai 22,89 m3/shift dengan efisiensi waktu kerja alat dilapangan sebesar 80,21%% dari waktu yang tersedia. Physical Availability (PA) dari alat didapat bahwa rata-rata nilai Physical Availability (PA) sebesar 96,88%, hal ini menunjukkan bahwa kondisi alat sangat mendukung dalam proses distribusi shotcerete sedangkan nilai rata-rata UA (Used of Availability) ialah 63.65% yang menandakan bahwa alat tidak digunakan dengan baik.
Kata kunci : Efisiensi Produktivitas, Mixer Truck, PT. Freeport Indonesia.
vi
PRODUCTIVITY EFFICIENCY ANALYSIS OF HEAVY MIXER TRUCK IN GBC
(GRASBERG BLOCK CAVE) CIP BATCHING PLANT FOR UNDERGROUND
MINING DMLZ (DEEP MILE LEVEL ZONE) PT FREEPORT INDONESIA
Pebriyanto Anugrah, 2016 21 094
Guided by Hastanto Siswomartono, Ir. MT
ABSTRACT
One of the underground mining areas of PT Freeport Indonesia which is currently operating is themine DMLZ (Deep Mile Level Zone). In the implementation of these underground mining activities, astage is carried out development. The development stage is an important part of underground mining operations, because at this stage the infrastructure development activities needed to support these underground mining activities are carried out. One of the jobs at thestage development is buffer system. The buffer system used in the mine area underground DMLZ (Deep Mile Level Zone) is usingor better known as shotcreteshotcrete. The need for shotcrete is produced at the batching plant and distributed using a heavy mixer truck as a means of transport.
This research was conducted with the aim of finding the value of productivity and work efficiency of theheavy equipment mixer truck and to analyze the research data. Analysis of the data showed that the value of productivity that can be achieved by means ofweight a mixer truck is 28.48 m3/ shift but the realization only reached 22.89 m3/ shift with the efficiency of the working time of 80.21 %% tool in the field of available time. Physical Availability (PA) of the tool is obtained that the average value of Physical Availability (PA) is 96.88%, this indicates that the condition of the tool is very supportive in the shotcerete distribution process while the average UA (Used of Availability) value is 63.65% which indicates that the tool is not used properly.
Keywords: Productivity Efficiency, Mixer Truck, PT. Freeport Indonesia.
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada yang terhormat :
Hastanto Siswomartono, Ir., M.T. Selaku Pembimbing
Yang telah memberikan petunjuk, saran – saran serta bimbingannya
sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.
Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada :
1. Bapak Alexander Reynold Donald Jarangga selaku pembimbing di
lapangan
2. Crew dan Staff PT Freeport Indonesia
Yang telah membantu saya dalam memberikan informasi, koreksi dan
tenaganya agar dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
Demikian ucapan terima kasih ini saya sampaikan.
Jakarta, 15 September 2020
Pebriyanto Anugrah
NIM : 2016 – 21 – 094
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Efisiensi
Produktivitas Alat Berat Mixer Truck Di GBC (Grasberg Block Cave) CIP Batching
Plant Untuk Tambang Bawah Tanah DMLZ (Deep Mile Level Zone) PT Freeport
Indonesia”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
jenjang studi Strata 1 (S1) Teknik Sipil Institut Teknologi PLN Jakarta.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
bimbingan serta dukungan dari berbagi pihak. Oleh karena itu penulis dengan
senang hati mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua ayah dan ibu atas doa, dukungan semangat, perhatian dan
bantuannya sehingga memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini.
2. Saudara sekandung Lies Mariana Fransiska Lature, Octavia Magdalena Dwi
Sakti Lature, Serlina Wati Lature, dan Louis Wilson Lature atas doa,
dukungan semangat, perhatian dan bantuannya sehingga memotivasi
penulis dalam proses penulisan skripsi ini.
3. Ibu Gita Artiani, S.T., M.T. selaku Kepala Departemen Teknik Sipil IT – PLN
dan Ibu Desi Putri, S.T., M.Eng. selaku Kepala Progam Studi Jurusan Teknik
Sipil IT – PLN.
4. Bapak Hastanto Siswomartono, Ir., M.T. selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bantuan dan nasehat dalam
permasalahan yang dihadapi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Ranti Hidayawanti, S.T., M.M. selaku Pembimbing Akademik Penulis.
6. Bapak Alexander Reynold Donald Jarangga selaku pembimbing di lapangan
yang telah membimbing dan membantu dalam proses pengambilan data
dilapangan.
7. Bapak Yoseph Iriawanto, Bapak Irwan Johanis, Bapak Demianus Mambraku,
Ibu Siti Faridah Beta, Kak Julia Frily Runtu, Kak Melissa Rante, Kak
Febrianus Buii serta Crew Batching Plant GBC dan CIP PT Freeport
Indonesia lainnya yang telah membantu dalam proses pengambilan data
serta penulisan skripsi ini.
ix
8. Teman-teman seperjuangan Teknik Sipil Angkatan 2016 yang telah
memberikan pengalaman berkesan selama penulis menimba ilmu di kampus
serta dalam proses penulisan skripsi ini.
9. Saudari Santi Anggraeni Putri, Leila Firza Hakiki, Raisya Fithria, Nitasya
Dwimaulidina yang telah memberikan dukungan semangat selama penulis
menjalani perkuliahan hingga dapat menyelesaikan skripsi.
10. Bondurrant Family yang telah membantu lewat dukungan doa dan serta
semangat dalam proses penulisan skripsi ini.
11. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan sehingga laporan ini selesai tepat pada waktunya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah dan kebaikan kepada
semua pihak atas segala jasa dan bantuannya kepada penulis selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca untuk Skripsi ini, demi perbaikan di masa yang
akan datang.
Terima kasih dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna
bagi orang yang membaca.
Jakarta, 15 September 2020
Pebriyanto Anugrah
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................................... iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................................... v
ABSTRACT ............................................................................................................ vi
UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Permasalahan Penelitian..................................................................... 3
1.2.1 Indentifikasi Masalah ................................................................... 3
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah ............................................................. 4
1.2.3 Rumusan Masalah ...................................................................... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 5
1.3.1 Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
1.3.2 Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
1.4 Sistematika Penulisan ......................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................... 7
2.1 Teori Pendukung ................................................................................. 7
2.1.1 Batching Plant ............................................................................. 7
2.1.2 Shotcrete ..................................................................................... 9
2.1.3 Produktivitas ............................................................................. 10
2.1.4 Efisiensi Kerja ........................................................................... 10
2.1.5 Waktu Edar ( Cycle Time ) ........................................................ 11
2.1.6 Equipment Availability ............................................................... 12
xi
2.1.7 Mixer Truck ............................................................................... 13
2.2 Tinjauan Pustaka ............................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 16
3.1 Komponen Penelitian ........................................................................ 16
3.1.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 16
3.1.2 Objek Penelitian ........................................................................ 16
3.1.3 Lokasi Penelitian ....................................................................... 16
3.1.4 Sumber Data ............................................................................. 17
3.1.5 Pengumpulan Data ................................................................... 17
3.1.6 Instrumen Penelitian ................................................................. 17
3.1.7 Metode Analisis ......................................................................... 18
3.2 Perancangan Penelitian .................................................................... 18
3.2.1 Diagram Alir Penelitian .............................................................. 18
3.3 Teknik Analisis Data .......................................................................... 19
3.4 Jadwal Penelitian .............................................................................. 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 21
4.1 Hasil .................................................................................................. 21
4.1.1 Shotcrete ................................................................................... 21
4.1.2 Alat angkut Shotcrete ................................................................ 23
4.1.3 Lokasi Penelitian ....................................................................... 23
4.1.4 Menghitung Nilai UA dan PA Mixer Truck ................................. 24
4.1.5 Siklus Waktu (Cycle Time) Mixer Truck .................................... 27
4.1.6 Jam Kerja Rencana ................................................................... 29
4.1.7 Hambatan ................................................................................. 29
4.1.8 Efisiensi Kerja ........................................................................... 30
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 31
4.2.1 Produktivitas Alat Berat Mixer Truck ........................................ 31
4.2.2 Efisiensi Waktu Kerja Alat Berat Mixer Truck ............................ 32
4.2.3 Analisis Produktivitas Alat Berat Mixer Truck Dengan Nilai
Efisiensi Waktu Kerja Alat .................................................................... 35
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................... 36
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 36
5.2 Saran ................................................................................................. 36
xii
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 37
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 38
LAMPIRAN – LAMPIRAN ..................................................................................... 39
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian ............................................................................. 20
Tabel 4. 1 Komposisi Shotcrete per 1m3 Dengan Accelerator SIKA ................ 22
Tabel 4. 2 Komposisi Shotcrete per 1m3 Dengan Accelerator BASF ............... 22
Tabel 4. 3 Distribusi Penggunaan Mixer Truck ................................................. 26
Tabel 4. 4 Nilai UA dan PA ............................................................................... 27
Tabel 4. 5 Siklus Waktu Alat Berat Mixer Truck ................................................ 28
Tabel 4. 6 Jam Kerja Rencana Batching Plant .................................................. 29
Tabel 4. 7 Hambatan Dilapangan ..................................................................... 30
Tabel 4. 9 Efisiensi Terdapat Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari .............. 33
Tabel 4. 10 Efisiensi Terdapat Hambatan Yang Dapat Dihindari ...................... 34
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Batching Plant PT. Freeport Indonesia .......................................... 7
Gambar 2. 2 Mixer Truck PT. Freeport Indonesia ............................................. 13
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ................................................................. 19
Gambar 4. 1 Mixer Truck Western Star ............................................................. 23
Gambar 4. 2 Lokasi Penelitian .......................................................................... 24
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengamatan Jam Kerja Rencana Pekerja .................................... 40
Lampiran 2. Tabel Komposisi Shotcrete ........................................................... 44
Lampiran 3. Tabel Komposisi Shotcrete ........................................................... 52
Lampiran 4. Dokumentasi Saat Pengambilan Data di Lapangan ...................... 53
Lampiran 5. Lembar Asistensi ........................................................................... 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terjadinya peningkatan kualitas teknologi pada tatanan kehidupan yang ada
saat ini, memberi kesimpulan bahwa kita selaku pelaku industri sedang berpacu
dengan waktu. Posisi dimana kemajuan teknologi yang berkembang secara cepat
dan dinamis seperti sekarang, membuat banyak perusahaan berusaha
meningkatkan kapasitas teknologi nya supaya bisa bertahan dan terus survive pada
kondisi persaingan pasar yang semakin kompetitif. Agar tetap bisa unggul atau
setidaknya bertahan, industri dalam hal ini perusahaan harus menemukan
kebijakan-kebijakan atau strategi yang sesuai dengan arus teknologi sehingga bisa
terus bersaing dengan tetap memberikan kepuasan penyajian dan pelayanan
kepada konsumen. Perkembangan teknologi bergerak secara cepat dan oleh
sebabnya penggunaan teknologi ini juga menjadi hal yang dibutuhkan agar dapat
bertahan karena perusahaan harus mampu mengkorelasikan pekerjaan yang
dilakukan dengan teknologi yang ada dengan payung kebijakan serta keputusan
yang dibuat. Teknologi ini menyentuh semua aspek dan bidang tidak terkecuali
dunia pertambangan. Hal itu dilatar belakangi oleh kemajuan teknologi yang
memberikan tekanan untuk bisa meIakukan pekerjaan seefektif mungkin dan
menghasilkan produksi sebanyak mungkin. Hal itulah yang terjadi dengan salah
satu tambang terbesar didunia yakni PT Freeport Indonesia yang terus
mengembangkan teknologinya agar mampu meIakukan aktivitasnya dengan efektif
dan efisien.
PT Freeport Indonesia ialah perusahaan yang bergerak dan berfokus pada
bidang pertambangan dan menjadi tambang nomor satu di Indonesia. Perusahaan
ini beroperasi di provinsi papua lebih tepatnya kota timika, tembagapura yang
meIakukan proses ekplorasi dan operasi untuk menemukan dan mengambil
kandungan mineral tembaga, emas, dan perak yang ada di area tersebut. PT
Freeport Indonesia awalnya hanya meIakukan eksplorasi pada tambang terbuka
(open pit), namun hasil ekplorasi pada tambang terbuka telah habis dan dengan
perlahan mulai mengalihkan operasi sepenuhnya ke tambang bawah tanah
2
(undeground). Tambang bawah tanah yang sekarang sedang beroperasi yaitu
tambang DMLZ (Deep Mill Level Zone), DOZ (Deep Ore Zone), Big Gossan, GBC
(Grasberg Block Cave) dan ada 1 tambang lagi yang akan siap beroperasi nantinya
dan menjadi cadangan yaitu tambang Kucing Liar.
Tambang bawah tanah yang di operasikan oleh PT Freeport Indonesa ini
diIaksanakan dengan menggunakan salah satu metode yakni block caving, yakni
suatu metode penambangan tambang bawah tanah yang diIaksanakan dengan
maksud untuk memisahkan bagian dasar dari orebody atau blok bijih sehingga
orebody atau blok bijih tersebut ambruk dan mengalami runtuhan/jatuhan. Maka
dari pelaksanaan metode tersebut dan dengan adanya aktivitas penambangan itu,
proses pembuatan lubang bukaan bawah tanah memiIiki resiko yang bisa
dikategorikan tinggi dan berbahaya, dimana proses pembuatan lubang bukaan atau
terowongan akan mengakibatkan timbulnya daya tarik disekitar area lubang bukaan
yang membuatnya terganggu dan hal itu akan berakibat pada runtuhnya dinding
(wall) dan atap (back) yang akhirnya menimbulkan kerusakan pada terowongan.
Untuk menunjang kegiatan penambangan tersebut, maka diperlukan adanya suatu
ground support (sistem penyanggaan) yang baik dan tepat. Penggunaan ground
support yang tepat akan berdampak pada lokasi kerja yang lebih aman serta target
produksi yang direncanakan dapat tercapai. Untuk memenuhi tuntutan tersebut,
maka pembuatan desain ground support harus sesuai dengan kondisi batuan dan
keadaan ketidak menerusan yang terbentuk dari lokasi penambangan dan kaidah
dari geologi teknik yang baik. Salah satu ground support yang digunakan pada
tambang bawah tanah adalah shotcrete (beton tembak) dengan jenis shotcrete plain
dan shotcrete fiber. Dan untuk memenuhi kebutuhan produksi shotcrete yang tinggi
dibuatlah batching plant dan dalam pelaksanaanya batching plant menjadi
komponen penting dan merupakan bagian vital pada tahap development atau
pengembangan tambang bawah tanah. Batching plant ialah salah satu bukti dari
tumbuhnya kemajuan teknologi dan merupakan bagian dari manufaktur yang
bergerak di bidang konstruksi, yang berfungsi untuk dalam hal ini memproduksi
suatu barang yang kita biasa sebut beton atau ready mix baik tanpa ada kendala
yang berarti. Batching plant merupakan sebuah langkah besar perubahan teknologi,
yang awalnya secara konvensional berubah menjadi lebih praktis dan
menghasilkan nilai produksi yang lebih besar.
3
PT Freeport Indonesia memilik 3 batching plant yang saling bahu-membahu
memberi suplai shotcrete ke seluruh titik yang membutuhkan di sekitaran area
perusahaan khususnya tambang bawah tanah. 3 Batching plant itu terdiri dari GBC
(Grasberg Block Cave) CIP Batching plant yang disediakan untuk memberi suplai
ke tambang area DMLZ ( Deep Mill Level Zone ), Underground GBC (Grasberg
Block Cave) Batching plant untuk memberi suplai ke area tambang GBC (Grasberg
Block Cave), dan yang terakhir Amole Batching plant yang dominan memberi suplai
ke area tambang DOZ ( Deep Ore Zone) serta Big Gossan. Kebutuhan shotcrete ini
harus dipenuhi sepanjang hari selama 24 jam karena produksi pada tambang
bawah tanah ini diIaksanakan oleh 2 shift kerja yakni day shift selama 12 jam dan
night shift 12 jam dengan akumulasi kerja selama 24 jam dalam 1 hari. Oleh karena
itu untuk menunjang aktivitas pekerjaan tersebut harus didukung oleh peraIatan
yang baik, tidak terkecuali aIat-aIat berat yang ada seperti loader, backhoe, dan
mixer truck.
Pada 3 batching plant yang ada di PT Freeport Indonesia ini, hanya Batching
plant GBC (Grasberg Block Cave) CIP yang memiIiki mixer truck yang berfungsi
sebagai pembawa beton yang selesai di mixing pada batching plant. Tentunya
dengan ketersediaan aIat tersebut harusnya menjadi penunjang produksi dan target
produksi yang telah direncanakan. Dengan demikian, agar dapat mengetahui
produktivitas aIat yang ada dan mengetahui apakah aIat tersebut digunakan sesuai
dengan kapasitas yang dimiliki sebabnya perlu ditinjau kembali secara spesifik baik
itu total keseluruhan aIat ataupun waktu paling optimal yang bisa dilakukan aIat
tersebut. Dengan latar belakang tersebut penulis merasa perlunya analisis terhadap
produktivitas dan efisiensi dari aIat berat mixer truck pada Batching plant GBC
(Grasberg Block Cave) CIP.
1.2 Permasalahan Penelitian
1.2.1 Indentifikasi Masalah
Batching plant beroperasi dan meIakukan produksi setiap hari demi terus
memberikan suplai kebutuhan beton dalam bentuk shotcrete pada tambang bawah
tanah yang menjadi bagian dari tahap development yakni sistem penyangga
(ground support) dalam operasi tambang bawah tanah, oleh sebab itu proses
produksi beton ini harus didukung oleh peraIatan yang ada dan peraIatan yang
4
dimiliki ini seharusnya mampu bekerja sesuai dengan kapasitasnya secara efisien
tak terkecuali aIat berat. Pada penelitian ini mixer truck yang digunakan pada
batching plant untuk mengantar suplai beton shotcrete dianalisis produktivitas serta
efisien waktu kerjanya.
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
Batasan - batasan permasalahan yang ditetapkan pada penelitian ini ialah
terdiri dari :
1. Lokasi studi kasus penelitian yaitu batching plant GBC (Grasberg Block
Cave) CIP dan Tambang Bawah Tanah DMLZ (Deep Mile Level Zone) PT
Freeport Indonesia.
2. Pekerjaan yang ditinjau ialah pengangkutan hasil produksi oleh mixer truck
pada batching plant GBC (Grasberg Block Cave) CIP menuju bottom
batching plant (transfer area) untuk tambang DMLZ (Deep Mile Level Zone)
PT Freeport Indonesia.
3. Pembahasan penelitian hanya berfokus pada produktivitas aIat berat tanpa
memperhitungkan biaya.
4. Penghitungan jumlah kebutuhan peraIatan dihitung berdasarkan volume
pekerjaan.
5. Pelaksanaan kegiatan diIaksanakan selama 1 shift kerja selama 12 jam kerja
dengan kapasitas kerja aIat sebesar 8 jam.
1.2.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah sebagi berikut :
1. Berapa hasil analisis produktivitas dari alat berat mixer truck pada batching
plant GBC (Grasberg Block Cave) CIP PT Freeport Indonesia?
2. Berapa hasil analisis efisiensi kerja dari alat berat mixer truck pada batching
plant GBC (Grasberg Block Cave) CIP PT Freeport Indonesia?
3. Apakah aIat berat mixer truck sudah digunakan secara efisien?
5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin diperoleh pada penelitian ini adalah :
1. Agar dapat mengetahui berapa nilai produktivitas dari aIat berat dalam hal
ini mixer truck.
2. Agar dapat mengetahui berapa nilai efisiensi kerja yang dicapai aIat berat
mixer truck.
3. Agar dapat mengetahui seberapa efisien aIat berat mixer truck telah
digunakan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini ialah :
1. Dapat memberi pengetahuan dan informasi pengembangan terhadap ilmu
pengetahuan terkhusus nya pada bidang teknik sipil mengenai analisis
produktivitas dan efisiensi aIat berat untuk dapat membuat pekerjaan yang
diIaksanakan diharap sesuai dengan rencana kerja yang dibuat.
2. Meningkatkan pemahaman tentang penerapan teori produktivitas dan
efisiensi aIat berat dalam hal ini yaitu mixer truck sebagai salah satu support
pada sistem penyangga tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia.
3. Bisa membantu mahasiswa ataupun pihak lain untuk mengerti dan
memahami pengaruh penggunaan aIat berat mixer truck dalam operasi yang
diIaksanakan batching plant.
1.4 Sistematika Penulisan
Pada penyusunan penulisan proposal skripsi ini sistematika penulisannya
terdiri dari lima bab yang diatur secara singkat.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini ialah pendahuluan dimana pada bagian ini menjelaskan tentang latar
belakang penulisan, tujuan atau maksud dari penulisan, rumusan masalah dengan
memberikan batasan yang jelas, manfaat yang diperoleh, serta memaparkan
sistematika penulisan
6
BAB II LANDASAN TEORI
Memaparkan tentang teori-teori dari beberapa literatur/pustaka yang
mendukung penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Memaparkan mengenai tahap-tahap / alur pikir penelitian dari awal hingga
penulisan laporan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan mengenai pembahasan dari proses pengolahan data dan
menganalisa hasil tersebut.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi mengenai kesimpulan serta saran mengenai analisis yang telah
dilakukan
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Pendukung
2.1.1 Batching Plant
Gambar 2. 1 Batching Plant PT. Freeport Indonesia
Batching plant merupakan istilah lain untuk tempat pabrikasi beton ready mix
atau tempat proses pengadukan dan pencampuran material dasar beton
dilaksanakan. Batching plant biasanya diperuntukkan untuk memenuhi kegiatan
atau proyek yang besar pula seperti kebutuhan pada konstruksi jalan raya, landasan
bandara, hingga pembangunan ground support pertambangan. Bagian-bagian
pada batching plant ialah sebagai berikut :
1. Cement silo, berguna sebagai media penyimpanan semen sehingga mampu
menjaga kualitas semen.
2. Belt conveyor, berguna sebagai aIat untuk menarik bahan/material (agregat
halus dan agregat kasar) menuju storage bin dari area top dari bin.
3. Bin, berguna sebagai lokasi penimbunan bahan/material (agregat halus dan
agregat kasar) yang berasal dari penumpukan bahan di Base Camp dengan
bantuan Wheel Loader untuk ditarik ke atas (Storage bin).
8
4. Storage bin, digunakan sekat pembatas agregat dibagi menjadi 4 fraksi,
yaitu: fly ash, split (agregat butir kasar), screening (butir menengah), dan
pasir (butir halus).
5. Timbangan, dibagi menjadi 3 jenis, yakni: khusus menimbang agregat,
khusus menimbang fly ash & semen, untuk menimbang air.
6. Pump, berfungsi sebagai aIat untuk penambahan admixture seperti sika.
7. Tanki air berguna untuk supply keperluan air pada beton ready mix.
8. Vibrator berguna untuk mengeluarkan material yang ada di dalam timbangan
dengan meIakukan getaran.
9. Filter adalah aIat yang berguna untuk menyaring udara pada fly ash &
semen. Pada proses memasukan fly ash & semen menggunakan bantuan
tekanan udara, filter disini berfungsi untuk mengurangi tekanan didalam.
Filter ini umumnya berbahan kain yang memiIiki pori-pori untuk udara agar
bisa masuk dan keluar.
10. Compressor adalah aIat yang berguna untuk men-supply tekanan udara dan
saat dialirkan pada belt conveyor membuat katup pada storage bin dapat
secara otomatis tertutup dan terbuka.
11. Mesin motor adalah aIat yang berguna untuk mendorong material & bahan
hingga mampu dialirkan sampai ke concrete mixer truck.
Dan berikut adalah gambaran umum tahapan operasi batching plant dalam
pembuatan beton ready mix :
1. Menyedikan material atau bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan beton
ready mix, yang terdiri dari : semen, agregat halus, agregar kasar, air, dan
admixture atau bahan tambah.
2. Pada tahap pengambilan dan angkut material serta bahan, rikikhusus
agregat kasar & halus umumnya diangkut dengan wheel loader. Dan khusus
untuk material & bahan berupa pasir atau kerikil yang berada pada lokasi
penimbunan umumnya dibawa dengan menggunakan bucket dan diangkut
oleh wheel loader, lalu baru ditaruh kedalam bin.
3. Tahap penimbangan bahan & material pada batching plant dipisah menjadi
3 jenis, yakni : khusus menimbang agregat, khusus menimbang fly ash &
semen, untuk menimbang air. Sesuaikan dengan jumlah yang pas masing-
9
masing material & bahan yang ditimbang termasuk admixture tambahan
yang harus sesuai kadar sehingga sepadan dengan daya tampunng atau
daya muat dari concrete/shotcrete mixer truck.
4. Setelah semua material sudah di lakukan mixing dan setelah proses ready
mix selesai, hal selanjutnya yang dilakukan ialah memasukan atau mengisi
mixer bowl pada concrete mixer truck melalui concrete chute.
5. Setelah semua beton ready mix sudah dimasukan kedalam mixer bowl
melalui chut concrete, dan beton dibawa ke lokasi penyemprotan. Perlu
diingat ada beberapa batchplant yang meIakukan mixing dilokasi dan
meIakukan mixing di perjalanan concrete mixer truck. Ini sesuai dengan
kondisi dan situasi di lapangan.
Beberapa aspek yang menentukan untuk mendapatkan beton ready mix
terbaik ialah tahap pengisian, takaran material & bahan, volume batch, prosude
penambahan air, seberapa cepat mixer dan total putaran.
2.1.2 Shotcrete
Pada tambang bawah tanah shotcrete atau beton tembak digunakan sebagai
salah satu dari bagian sistem penyangga atau ground support yang terdiri dari
campuran semen, air, agregat dan zat aditive yang setelah mixing dilakukan
disemprotkan dengan menggunakan aIat bantu ke area wall (dinding), back (atap),
dan floor (jalan) pada bukaan atau terowongan tambang bawah tanah. Lubang
bukaan yang dibuat terus menerus pada tambang bawah tanah membuat terjadinya
teganggan pada area wall (dinding), back (atap), dan floor (jalan) dan disini
shotcrete digunakan agar mampu menahan gaya yang terjadi pada batuan-batuan
tersebut. Agregat untuk shotcrete biasanya berukuran relatif lebih kecil (ukuran
sieve: 0,125 mm–8 mm) dari pada agregat yang biasa dipergunakan untuk beton.
Pada shotcrete, penambahan material tertentu (misalnya: fiber), diharapkan juga
bisa bertahan terhadap tension stress. Dari karakteristik yang ada pada shotcrete,
beberapa kelebihan yang dimiliki shotcrete jika dibandingkan dengan penyangga
dari baja ataupun kayu, shotcrete tidak memiIiki pori yang terlihat oleh mata pada
dinding terowongan dan tahap pelaksanaan relatif singkat. Dalam prosesnya
shotcrete sebagai salah satu ground support digabungakan dengan weldmesh,
splitsets, atau rock bolt sehingga mencetak satu komponen yang disebut reinforced
10
(beton bertulang), dan hal ini dilakukan agat bisa mengamankan shotcrete yang
umumnya memiIiki daya kuat tarik yang rendah. Selain itu, juga dapat ditunjang
dengan adanya kombinasi ketebalan shotcrete yang disemprotkan sesuai dengan
kekuatan batuan yang ada .
2.1.3 Produktivitas
Produktivitas adalah kapasitas yang dimiliki agar mampu menciptakan suatu
daya dalam berproduksi atau definisi lainnya yakni hubungan antara jumlah kerja
yang dilakukan untuk mencapainya dengan kualitas yang dihasilkan. Pengertian
produktivitas menurut Sinungan (2005) yakni relasi antara hasil fisik maupun hasil
nyata yang berupa barang atau jasa, dengan mendapatkan masukan yang
sesungguhnya dan menurut Brown dan Ghiselli, produktivitas itu jika dilihat dari dua
segi ada output dan hilangnya waktu. Jika dilihat dari output maka produktivitas ini
memiIiki dua aspek yakni kualitas dan jumlah, sementara jika dipandang dari segi
hilangnya waktu maka produktivitas ini sebagai aIat untuk mengukur produktivitas
kerja. Adapun rumus untuk mengkalkulasikan produktivitas aIat ialah sebagai
berikut :
Produktivitas = 60
𝐶𝑇 𝑥 𝐾𝑡 𝑥 𝑃𝐴 𝑥 𝑈𝐴 …… (2.1)
Dimana :
CT = Cycle time (menit)
Kt = Faktor pengisian (m3)
PA = Physical Avaibility
UA = Use of Avaibility
2.1.4 Efisiensi Kerja
Produktivitas alat berat yang berada di lapangan berbeda jika dibandingkan
dengan kondisi ideal alat dikarenakan hal-hal tertentu misalnya seperti faktor
topografi, keahlian operator, pengoperasian dan pemeliharaan alat. Produktivitas
per jam alat yang harus diperhitungkan dalam perencanaan adalah produktivitas
standar alat pada kondisi ideal dikalikan faktor yang disebut efisiensi kerja.
Besarnya nilai efisiensi kerja ini sulit ditentukan secara tepat tetapi berdasarkan
pengalaman-pengalaman dapat ditentukan efisensi kerja yang mendekati
kenyataan.
11
Efisiensi kerja merupakan perbandingan dari waktu yang tersedia dengan
waktu kerja produktif yang dilakukan. Hambatan-hambatan saat jam kerja ialah hal
yang ditemukan dari waktu saat produksi yang merupakan bagian dari waktu yang
digunakan. Secara umumnya efisiensi kerja dipengaruhi oleh banyak hal seperti
kapasitas operator, kondisi lokasi kerja, kondisi aIat, cuaca, dan kondisi dari bahan
serta material. Beberapa hal juga yang mempengaruhi efisiensi kerja namun tidak
bisa kita singkirkan seperti memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil,
mempersiapkan front kerja atau memindahkan peraIatan. Efisiensi kerja bersifat
dinamis dan tidak bisa ditebak secara pasti, itu semua bergantung pada penyebab-
penyebab seperti yang dijelaskan tadi dan sangat sedikit sekali kemungkinan untuk
dappat menggunakan waktu yang dimiliki dengan sebaik-baiknya.
Dari hambatan-hambatan yang didapat, maka akan dapat ditentukan jam
kerja realisasi yang terjadi dilapangan. Jam kerja realisasi ini adalah jam kerja
produktif yang dikerjakan oleh alat berat. Waktu produksi efektif yang didapat
digunakan untuk mencari efisiensi kerja dengan persamaan:
E = 𝑊𝑝
𝑊𝑒 𝑥 100% …...………………………………………………….. (2.2)
Dimana :
E = Efisiensi
We = Waktu efektif (waktu tersedia)
Wp = Waktu produktif (waktu realisasi)
2.1.5 Waktu Edar ( Cycle Time )
Waktu edar (cycle time) terdiri dari 2 macam, yaitu waktu tetap (fixed time)
yang dimana waktu pengisian atau pemuatan termasuk manuver dan menunggu,
waktu pengosongan muatan, waktu membelok dan mengganti gigi dan percepatan,
dan waktu tidak tetap (variable time) adalah waktu mengangkut muatan dan kembali
kosong. Jadi waktu edar total ialah penjumlahan waktu tetap dan waktu tidak tetap.
12
2.1.6 Equipment Availability
1. Mechanical Availability (MA)
Mechanical Availability (MA) merupakan suatu cara untuk mengetahui
keadaan mekanis yang sesungguhnya dari aIat yang sedang dipergunakan.
Persamaannya adalah sebagai berikut :
𝑀𝐴 =𝑊
𝑊+𝑅 𝑋 100% ……………………………………………………… (2.4)
Dimana:
W = Working hours dimulai dari operator berada di satu aIat dan aIat
tersebut berada dalam kondisi operable (mesin dan bagian-bagian siap
dipakai operasi). termasuk delay time
R = Repair hours atau waktu yang diginakan untuk waiting for repair,
actual repair, waiting for part, dan waktu yang hilang selama perawatan.
2. Physical Availability (PA)
Physical Availability merupakan catatan mengenai fisik dari aIat yang sedang
dipergunakan. Persamanannya adalah sebagai berikut :
𝑃𝐴 =𝑊+𝑆
𝑊+𝑅+𝑆 𝑋 100% …………………………………………………… (2.5)
Dimana:
S = Standby hours adalah kondisi wdimana aIat siap pakai, tetapi karena
satu dan yang lain hal tidak dipergunakan ketika operasi sedang
berIangsung.
Untuk persamaan W+R+S = Jumlah seluruh jam jalan dimana aIat
dijadwalkan untuk beroperasi.
3. Use of Availability (UA)
Menunjukkan beberapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu aIat
untuk beroperasi pada saat aIat tersebut dapat dipergunakan. Persamaan
untuk Use of Availability adalah sebagai berikut :
𝑈𝐴 =𝑊
𝑊+𝑅 𝑋 100% ……………………………………………………… (2.6)
Dari Use of Availability dapat diketahui seberapa efektif untuk dapan
memanfaatkan aIat yang tidak. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa baik
pengelolaan (management) peraIatan yang dipergunakan
13
4. Effective Utilization (UE)
Menunjukkan berapa waktu kerja yang dapat dimanfaatkan untuk kerja
produktif dalam bentuk persen. Persamaannya adalah sebagai berikut:
𝑈 =𝑊
𝑊+𝑅+𝑆 𝑋 100% …………………………………………………… (2.7)
2.1.7 Mixer Truck
Mixer truck ialah komponen dalam batching plant yang berfungsi untuk
mengangkut hasil produksi batching plant yakni ready mix concrete ataupun
shotcrete ke lokasi pengecoran atau penyemprotan. Perlu diingat ada beberapa
batchplant yang meIakukan mixing dilokasi dan meIakukan mixing di perjalanan
concrete mixer truck. Ini tergantung pada kondisi dan situasi di lapangan. Mixer
truck yang meIakukan mixing di perjalan ini didalamnya diisi dengan bahan material
kering dan air dan mixing dilakukan di mixer bowl. Untuk menjaga stabilitas serta
tekstur beton cor yang berada dalam mixer bowl ini, mixer truck ini meIakukan
proses agitasi atau memutar drum yang di area dalam drum tersebut terdapat spiral
pisau satu arah rotasi putaran yang berfungsi sebagai pengaduk material beton cor
selama waktu transportasi ke lokasi pengecoran (Wior, 2015).
Dalam pengangkutan beton, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan salah
satunya yaitu segregasi. Untuk menghindari segregasi kita harus menyesuaikan
tinggi jatuh beton saat dikalaurkan melalui chute concrete dan dimasukkan kedalam
mixer bowl harus lebih kecil dari 1.5 m, kecuali jika menggunakan pipa.
Gambar 2. 2 Mixer Truck PT. Freeport Indonesia
14
2.2 Tinjauan Pustaka
Adapun beberapa penelitian terlebih dahulu yang memiIiki kaitan dengan
penelitian ini, yakni sebagai berikut :
1. (Jawat dkk., 2018) dalam jurnalnya yang berjudul “Produktivitas Truck
Concrete Pump Dan Mixer Truck Pada Pekerjaan Pengecoran Beton Ready
Mix”, penulis menjelaskan bahwa untuk untuk bisa menyelesaikan proses
pekerjaan pengecoran beton ready mix pada plat dan balok dengan volume
65 m³ dibutuhkan durasi 2.079 jam dengan tingkat produktivitas sebesar
0.521 m³/menit dan untuk bisa menyelesaikan pekerjaan pengecoran beton
ready mix pada plat dan balok dengan volume 65 m³ durasi yang dibutuhkan
oleh truck micer adalah 1.297 jam dengan nilai produktivitas sebesar 0.835
m³/menit.
2. (Teguh Indra Putra, 2018) dalam jurnalnya mengenai “Optimalisasi Mixer
Dan Maxijet Untuk Development Ground Support Pada Tambang Grasberg
Block Cave (GBC) PT.Freeport Tembagapura, Papua“ menjelaskan bahwa
produktivitas mixer dengan 8 jam kerja serta dengan hasil hitungan yang
diperoleh menunjukkan bahwa dari 20 pengambilan data lapangan nilai
Rata-rata UA (Used of Availability) dan Physical Availability (PA) untuk aIat
mixer masing-masing adalah 53,50% dan 98,75%. Sedangkan rata-rata UA
(Used of Availability) dan Physical Availability (PA) untuk aIat Maxijet masing-
masing adalah 49,73% dan 97,72%. Disimpulkan juga nilai produktivitas
mixer dan maxijet masing-masing dengan menerapkan jam kerja sebesar
480 menit atau 8 jam tersebut yaitu 75,70 m3/hari dan 47,24 m3/hari.
3. (M. T.Toha dkk, 2019) dalam jurnalnya mengenai “Analisis Efisiensi Kerja
Dan Produktivitas Pengangkutan Batu Bara Sistem Shovel – Dump Truck”
menjelaskan bahwa pada lokasi penelitian yakni tambang Pit 2 Banko Barat
ada peluang untuk dilakukan peningkatan efisiensi kerja sebesar 9,75% yaitu
kondisi aktual sebesar 64,41% menjadi 71,37%. Faktor yang mengakibatkan
penurunan efisiensi kerja adalah kehilangan waktu akibat, disiplin kerja,
maintenance and repair alat, curah hujan, dan perawatan jalan angkut pasca
hujan. Lalu didapat produksi sistem pengangkutan batubara setelah
dilakukan peningkatan efisiensi kerja meningkat sebesar 9,75% yaitu dari
36,08 ton/jam menjadi 39,98 ton/jam.
15
4. (Wisma Hidayat, 2018) dalam jurnalnya mengenai “Evaluasi Waktu Kerja
Efektif Alat Gali Muat Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Dari Harga
Penjualan Batubara Pada Pt. Britmindo Site Bukuan, Kecamatan Palaran,
Kota Samarinda, Kalimantan Timur” menjelaskan bahwa setelah dilakukan
analisis pada pekerjaan alat berat gali muat didapat angka waktu hambatan
sebesar 190 menit setiap harinya. Kemudian hambatan tersebut dievaluasi
dengan cara mengurangi waktu hambatan tersebut menjadi 180 menit/hari.
Pada penelitian ini juga didapat nilai rata-rata waktu alat gali muat benar-
benar bekerja setiap harinya adalah 3,55 jam/hari dengan hasil produksi
hanya 25.417,997 ton. Kemudian penulis melakukan evaluasi, apabila waktu
kerja ditingkatkan menjadi 5 jam/hari, hal ini dapat meningkatkan hasil
produksi menjadi 35.819,3476 ton.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Komponen Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan deskriptif
kuantitatif yang mengacu kepada penelitian eksperimen serta menuntut
penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, pengolahan data berupa angka-
angka matematis dan di analisis hasilnya. Pengambilan data dalam penelitian yang
dilaksanakan di PT Freeport Indonesia yaitu dengan melakukan pengamatan
langsung dilapangan. Teknik pengambilan sampel/data pada umumnya dilakukan
secara random untuk mengamati jam kerja aktual dari pekerja dan jam kerja aktual
dari alat. Setelah didapat nilai waktu dari jam kerja aktual pekerja dan jam kerja
aktual alat maka dapat dihitung produktivitas dan efisiensi dari alat berat tersebut
menggunakan teori-teori yang sudah ditetapkan.
3.1.2 Objek Penelitian
Penelitian ini hanya terfokus pada bagaimana agar bisa menemukan nilai
produktivitas serta efisiensi waktu kerja dari alat berat mixer truck serta menemukan
hambatan-hambatan apa saja yang mempengaruhinya.
3.1.3 Lokasi Penelitian
Penelitian diIaksanakan di area tambang milik PT Freeport Indonesia,
Timika, Tembagapura, Papua. Lebih tepatnya yaitu batching plant GBC (Grasberg
Block Cave) CIP dan Tambang Bawah Tanah DMLZ (Deep Mile Level Zone)
17
3.1.4 Sumber Data
Sumber data untuk penelitian ini diambil dan dibagi menjadi 2 bagian data
yakni data primer dan data sekunder. Data primer dan data sekunder dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Data Primer
Data yang diperlukan ialah :
a. Waktu edar (cycle time) alat
b. Waktu dan aktivitas proses pencampuran (mixing)
c. Pengamatan terhadap operator
d. Pengamatan jam kerja rencana pekerja
e. Pengamatan jalan alat melintas
2. Data Sekunder
Data yang diperlukan ialah :
a. Peta lokasi daerah penelitian
b. Data produksi rencana dan aktual
c. Data jumlah aIat berat dari mixer truck
d. Spesisfikasi aIat berat mixer truck
e. Data mix design batching plant
3.1.5 Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data untuk efisiensi produktivitas aIat berat mixer truck
ini, digunakan beberapa metode yaitu :
1. Observasi
2. Studi Literatur
3. Wawancara
4. Dokumentasi
3.1.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan selama penelitian ini diIaksanakan
ialah form daily operator, form running trip mixer truck, stopwatch, kamera, laptop,
dan aIat tulis.
18
3.1.7 Metode Analisis
Data yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan literatur yang
berhubungan dengan masalah tersebut, yaitu :
1. Menghitung siklus waktu aIat berat mixer truck menggunakan metode
statiska dasar.
2. Menghitung lama waktu proses mixing shotcrete dan waktu pengisian mixer
bowl.
3. Menghitung waktu kerja aIat dengan menggunakan metode perbandingan
waktu estimasi dan aktual kerja.
3.2 Perancangan Penelitian
3.2.1 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Pengumpulan Data
A
Studi Literatur dan Studi Lapangan
Identifikasi Masalah
19
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian
3.3 Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisa pada data penelitian agar dapat memperoleh solusi
dari tujuan penelitian ini diperlukan metode analisis yaitu suatu cara dipakai untuk
menganalisa data dengan berpedoman pada pustaka yang ada.
A
Data Primer
• Waktu edar ( cycle time)
alat
• Waktu dan aktivitas proses
pencampuran (mixing)
• Pengamatan terhadap
operator/ karyawan yang
mengoperasikan alat
• Pengamatan terhadap jam
kerja rencana para pekerja
• Pengamatan terhadap jalan
alat melintas
Pengolahan Data
Analisa dan Kesimpulan
Selesai
Data Sekunder
• Peta lokasi daerah
penelitian
• Data produksi
rencana dan aktual
• Data jumlah aIat
berat mixer truck
• Spesisfikasi aIat
berat
• Data mix design
batching plant
20
Berikut ini langkah-langkah metode menganalisis data sebagai berikut:
1. Menghitung durasi pekerjaan shotcrete serta proses pengisian ke dalam
mixer bowl.
2. Menghitung siklus waktu kerja alat berat mixer truck dalam satu kali running.
3. Menghitung waktu kerja alat seperti working hours, repair, standby untuk alat
berat mixer truck.
4. Menghitung dan mengamati waktu kerja realisasi dilapangan yang
dilaksanakan dalam satu kali shift kerja.
5. MeIakukan perhitungan produktivitas mixer truck. Berdasarkan data teknis
lapangan, dapat dihitung kapasitas produksi dari mixer truck.
6. Melakukan perhitungan efesiensi waktu kerja alat berat mixer truck dengan
data waktu kerja realisasi dilapangan dengan waktu kerja rencana.
3.4 Jadwal Penelitian
Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian
Jadwal Penelitian
Tahapan Bulan (2020)
Maret April Mei Juni Juli Agustus
Pengajuan Judul
Pegajuan Proposal
Pembuatan Proposal
Pengumpulan Data
Menganalisa Data
Pembuatan isi Skripsi
Hasil dan Kesimpulan
Selesai
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tahap eksplorasi tambang bawah tanah, kegiatan development
(pengembangan) merupakan kegiatan yang harus diutamakan dan salah satu
kegiatannya ialah sistem penyanggaan (ground support). Ground support yang
digunakan di area tambang bawah tanah DMLZ ialah shotcrete atau istilah lain dari
beton tembak. Shotcrete terdiri dari campuran agregat kasar (kerikil), agregat halus
(pasir), air, admixture, serta tambahan zat additive (chemical) jika dibutuhkan dan
proses pencampurannya dilakukan di pabrik beton ready mix atau batching plant.
Pada penelitian kali ini pencampuran/mixing dilaksanakan di batching plant GBC
(Grasberg Block Cave) CIP serta dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ground
support tambang bawah tanah khususnya di tambang bawah tanah DMLZ. Oleh
karena itu untuk memobilisai material shotcrete tersebut ke lokasi yang ditujukan,
maka dibutuhkan alat berat untuk membawanya yakni mixer truck.
4.1 Hasil
4.1.1 Shotcrete
Shotcrete merupakan salah satu material yang digunakan dalam pembuatan
sistem penyangaan di tambang bawah tanah. Shotcrete terbuat dari kandungan
semen, grevel, dan tambahan bahan kimia bila dibutuhkan yang fungsinya untuk
meningkatkan kualitas shotcrete. Setelah diketahui komponen-komponen
penyusun shotcrete maka bisa ditentukan berat masing-masing komponen dalam
pembuatan 1m3 shotcrete dan dari keperluan kuantitas komponen-komponen
penyusun shotcrete tersebut bisa di tentukan juga waktu yang diperlukan dalam
pembuatan 1m3 shotcrete seperti pada tabel 4.1.
22
Tabel 4. 1 Komposisi Shotcrete per 1m3 Dengan Accelerator SIKA
MIX DESIGN Shotcrete 60 Mpa Shotcrete Fiber 40 Mpa
Agregat Halus 1710 Kg 1710 Kg
Agregat Kasar - -
Semen 550 Kg 550 Kg
Viscocrete 305 4200 mL 4200 mL
Sika Tard 930 2000 Ml 2000 mL
Air 165 L 165 L
Viscoflow 3211 NA - -
Sika Bilizer 4R - -
Fiber - 6 Kg
MIXING TIME / M3 90 – 120 Second 90 – 120 Second
Tabel 4. 2 Komposisi Shotcrete per 1m3 Dengan Accelerator BASF
MIX DESIGN Shotcrete 60 Mpa Shotcrete Fiber 40 Mpa
Agregat Halus 1710 Kg 1710 Kg
Agregat Kasar - -
Semen 550 Kg 550 Kg
Glenium 4200 mL 4200 mL
Delvocrete 2000 mL 2000 mL
Air 165 L 165 L
MASTEREASE - -
Fiber - 6 Kg
MIXING TIME / M3 90 – 120 Second 90 – 120 Second
23
4.1.2 Alat angkut Shotcrete
Alat berat yang digunakan dalam proses pengangkutan shotcrete ini adalah
mixer concrete truck atau dikenal dengan mixer truck. Spesifikasi dari mixer truck
yang digunakan dilapangan ialah sebagai berikut :
Nama Alat : Mixer truck Western Star
Engine : Weichai WP10.270E32
Kondisi : Baik
Chassis cab : SANY CB318
Mixing capacity : 6 m3
Gambar 4. 1 Mixer Truck Western Star
4.1.3 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian dan pengamatan ini dilaksanakan di Perusahaan Tambang
PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Papua pada area batching plant GBC CIP
dan Tambang DMLZ (Deep Mile Level Zone) area Bottom Bathing Plant.
Berdasarkan data dan berdasarkan perhitungan didapat bahwa Jarak antara
batching plant GBC CIP dengan Tambang DMLZ (Deep Mile Level Zone) area
Bottom Bathing Plant adalah 5,8 KM.
24
Gambar 4. 2 Lokasi Penelitian
4.1.4 Menghitung Nilai UA dan PA Mixer Truck
Untuk menganalisis kondisi efektifitas penggunaan dari peralatan perlu
adanya analisis mengenai Equipment Availability. Dalam penelitian ini analisis
Equipment Availability berupa analisis pada nilai Used of Availability (UA) dan
Physical Availability (PA). Nantinya perhitungan dari equipment availability ini juga
akan dijadikan menjadi komponen untuk menghitung nilai produktivitas dari alat
berat mixer truck.
UA (Used of Availability) adalah kondisi yang menunjukkan beberapa persen
waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut
dapat dipergunakan.
25
Persamaan untuk Use of Availability adalah sebagai berikut:
UA =W
W + S X 100%
Sumber: Yanto Indonesianto (2010:132)
Dimana:
W = Working hours (waktu kerja)
S = Standby hours
Dari Use of Availability (UA) dapat diketahui seberapa efektif suatu alat yang
tidak sedang rusak dan dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa
baik pengelolaan (management) peralatan yang dipergunakan.
Physical Availability (PA) merupakan catatan mengenai fisik dari alat yang
sedang dipergunakan. Persamanan untuk Physical Availability adalah sebagai
berikut :
𝑃A =W + S
W + R + S X 100%
Sumber: Yanto Indonesianto (2010:132)
Dimana:
PA = Physical Avaibility
W = Working Hours atau jumlah kerja alat
R = Repair Hours atau jumlah jam untuk perbaikan
S = Jumlah jam standby
Untuk mendapatkan angka perhitungan nilai PA (Physical Availability) dan
UA (Used of Availability) dari mixer truck maka dibutuhkan data distribusi waktu
kerja real, standby dan repair dari alat mixer truck. Dalam penelitian ini,
pengambilan data dilakukan selama 8 hari. Jam kerja yang diambil berdasarkan
pengamatan di lokasi penelitian dan total data adalah sebanyak 8 data yang diambil
dari tanggal 28 Februari 2020 - 6 Maret 2020.
26
Data distribusi waktu real penggunaan alat mixer truck dapat dilihat pada
Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4. 3 Distribusi Penggunaan Mixer Truck
No. Working
(menit)
Repair
(menit)
Standby
(menit)
Total Waktu Rencana
(menit)
1 231 0 249 480
2 294 0 186 480
3 368 0 112 480
4 256 120 104 480
5 222 0 258 480
6 313 0 167 480
7 361 0 119 480
8 314 0 166 480
Rata-
Rata 294.875 15 170.125 480
Dari hasil pengambilan data dari total rencana kerja alat yaitu 480 menit, di
dapat bahwa alat berat mixer truck memiliki rata-rata jam kerja real sebanyak
294,875 menit; repair 15 menit; dan standby 170,125 menit. Hal ini menunjukkan
bahwa waktu kerja real hanya tidak tercapai sesuai dengan waktu kerja
rencana/tersedia.
Berdasarkan data distribusi waktu real penggunaan alat berat mixer truck
yang telah diperoleh serta rumus perhitungan Equipment Availability dari UA & PA,
maka didapat perhitungan sebagai berikut :
UA (Used of Availability) PA (Physical Avaibility)
UA =W
W+S X 100% 𝑃A =
W+S
W+R+S X 100%
UA =231
231+249 X 100% 𝑃A =
231+249
231+0+249 X 100%
UA = 48,13 % 𝑃A = 100 %
27
Dan setelah dilakukan perhitungan pada masing-masing data tersebut
didapat nilai dari UA & PA seperti pada Tabel 4.2 berikut :
Tabel 4. 4 Nilai UA dan PA
Berdasarkan hasil hitungan Used of Availability (UA) dan Physical Availability
(PA) yang didapatkan dari 8 data, didapat nilai rata-rata UA (Used of Availability)
dan Physical Availability (PA) untuk alat mixer masing-masing adalah 63,65% dan
96,88%. Nilai Physical Availability (PA) mixer truck sebagian besar berada pada
kisaran angka 90 – 100%, hal ini menunjukkan bahwa kondisi alat mixer sangat
mendukung dalam proses distribusi shotcrete.
4.1.5 Siklus Waktu (Cycle Time) Mixer Truck
Untuk mengetahui jam kerja real dari alat berat mixer truck yang digunakan
maka selanjutnya dihitung terlebih dahulu siklus waktu kerja dari alat berat mixer
truck dalam satu kali perjalanan mulai dari proses pemuatan beton kedalam mixer
bowl sampai ke waktu mixer bowl dalam kondisi kosong dan kembali ke batching
plant.
No Mixer Truck
UA (%) PA (%)
1 48,13 100
2 61,25 100
3 76,67 100
4 75 75
5 46,25 100
6 65,21 100
7 75,21 100
8 65,42 100
Rata-
rata 63,65 96,88
28
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan didapat siklus waktu dari alat
berat mixer truck seperti pada Tabel 4.5 berikut :
Tabel 4. 5 Siklus Waktu Alat Berat Mixer Truck
No
Mixer Truck
Waktu Muat
Beton ke
mixer truck
(menit)
Waktu
angkut ke
bottom
batch plant
(menit)
Waktu
Transfer
(menit)
Waktu
kembali ke
batching
plant (menit)
Waktu total
(menit)
1 10,34 21,35 7,03 21,15 59,97
2 11,40 22,24 7,11 22,10 62,85
3 11,20 23,10 6,57 21,15 62,02
4 10,35 24,15 6,55 22,18 63,23
5 12,17 22,20 6,50 23,06 63,93
6 10,53 23,15 7,20 21,27 62,15
7 11,24 23,30 6,53 24,15 65,22
8 10,47 21,15 7,30 23,29 62,22
WAKTU TOTAL 501,49
CYCLE TIME RATA – RATA
(WAKTU TOTAL/JUMLAH DATA) 62,69
Dari pengamatan data pada tabel didapat siklus waktu rata-rata dari alat
berat mixer truck adalah 62,69 menit dalam satu kali perjalanan/running. Ada
beberapa ketentuan atau aturan dari perusahaan yang mempengaruhi siklus waktu
alat berat yang aturannya tertulis didalam SOP pengoperasian alat berat mixer
truck, salah satunya adalah batas kecepatan maximum dari mixer truck jika
memasuki area tambang bawah tanah (underground mine) adalah 15 km/jam.
29
4.1.6 Jam Kerja Rencana
Jam kerja rencana atau jam kerja tersedia merupakan jam kerja yang sudah
ditetapkan dan di rancang oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
pekerjaan. Adapun jam kerja rencana yang ada pada Batching Plant GBC
(Grasberg Block Cave) CIP di PT Freeport Indonesia dalam satu shift kerja dapat
dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4. 6 Jam Kerja Rencana Batching Plant
Day
Shift
Waktu
(WIT) Keterangan
1
05.00 – 06.30 Meeting pagi dan Safety Meeting
06.30 – 07.00 Persiapan Batching Plant
07.00 – 11.30 Jam Kerja
11.30 – 13.00 Istirahat
13.00 – 16.30 Jam Kerja
16.30 – 17.00 Persiapan Pulang
Dari data jadwal jam kerja rencana tersebut, didapat bahwa total jam kerja
tersedia atau rencana dalam satu shift kerja adalah 12 jam ( 720 menit ) dengan
rencana jam kerja alat berat selama 8 jam (480 menit).
4.1.7 Hambatan
Dalam pelaksanaan kerja, tentunya ada berbagai macam hambatan-
hambatan yang dapat mempengaruhi jam kerja yang direncanakan. Pada jam kerja
alat berat dalam hal ini mixer truck ditemukan hambatan-hambatan yang
mempengaruhi jam kerja, sehingga jam kerja yang direncakan tidak bisa berjalan
sesuai dengan yang diinginkan. Dengan mengetahui hambatan-hambatan tersebut
nantinya kita bisa menentukan berapa waktu kerja aktual alat yang terjadi
dilapangan. Secara umum hambatan-hambatan yang mempengaruhi jam kerja alat
dipengaruhi oleh banyak hal seperti kapasitas dari operator dalam mengendarai,
kondisi lokasi kerja, kondisi aIat, cuaca, bahkan faktor disiplin kerja dari operator.
Selama 8 hari pengamatan dilapangan terhadap aktivitas di batchingplant GBC CIP,
ditemukan beberapa hambatan-hambatan yang terjadi dan setelah dirata-rata kan
30
didapat lah waktu yang dihabiskan oleh hambatan-hambatan tersebut. Adapun
hambatan-hambatan yang terjadi dilapangan beserta waktu yang dihabiskannya
berdasarkan hasil pengamatan adalah seperti pada Tabel 4.7 berikut :
Tabel 4. 7 Hambatan Dilapangan
Jenis
Hambatan Alasan
Durasi
(menit/hari)
Dapat dihindari
Terlambat memulai safety meeting 13
Istirahat terlalu awal 10
Terlambat memulai kerja kembali 10
Terlalu awal mengakhiri kerja 42
Tidak dapat
dihindari P2H (Persiapan dan perbaikan harian) 20
JUMLAH 95
4.1.8 Efisiensi Kerja
Setelah mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi yang mempengaruhi
jam kerja alat didapat bahwa dalam menghitung efisiensi kerja dari alat tidak hanya
dengan menganalisis dan mengamati data jadwal jam tersedia, jam kerja, jam
maintenance and repair alat, dan jam standby. Hambatan-hambatan pada jam kerja
berlangsung juga harus diperhatikan dan diperhitungkan, mulai dari hambatan-
hambatan yang dapat dihindari serta tidak dapat dihindari yang terjadi selama
pelaksanaan kerja.
31
4.2 Pembahasan
4.2.1 Produktivitas Alat Berat Mixer Truck
Untuk Menghitung produktivitas dari alat berat mixer truck yang dicapai ialah
menggunakan rumus :
Produktivitas = 60
𝐶𝑇 𝑥 𝐾𝑡 𝑥 𝑃𝐴 𝑥 𝑈𝐴
Dimana:
CT = Cycle time (menit) Kt = Faktor pengisian (m3)
PA = Physical Avaibility UA = Use of Avaibility
Untuk mendapatkan nilai dari produktivitas alat berat Mixer Truck ada
beberapa parameter penting yang diperlukan, diantaranya yaitu:
1. Cycle Time Mixer Truck
Data cycle time mixer truck yang dihitung ialah sebanyak 8 data dalam durasi
8 hari pengambilan data. Berdasarkan hasil perhitungan data tersebut didapat
bahwa rata-rata cycle time mixer truck adalah 62,69 menit. Data cycle time serta
jam kerja alat berat mixer truck dapat dilihat pada Tabel 4.3.
2. Faktor pengisian (Kt)
Nilai factor pengisian (Kt) disesuaikan berdasarkan spesfikasi alat yang
digunakan. Alat mixer truck memiliki faktor pengisian sebanyak 6m3.
3. Used of Availability (UA)
Nilai (UA) Used of Availability dibutuhkan waktu kerja real (working), repair dan
standby dari alat mixer truck. Total data yang didapatkan sebanyak 8 data dengan
jam kerja yang diambil ialah 8 jam kerja alat. Dari 8 data yang sudah diolah
didapatkan rata-rata Used of Availability (UA) ialah 63,65%.
4. PA (Physical Availability)
Nilai (PA) Physical Availability didapatkan seperti dengan nilai UA yaitu
membutuhkan waktu kerja real (working), repair dan standby dari alat berat mixer
truck. Total data yang didapatkan dan diamati sebanyak 8 data dengan jam kerja
yang diambil ialah 8 jam kerja. Dari 8 data yang sudah diolah didapatkan rata-rata
nilai Physical Availability (PA) ialah 96,88%.
32
5. Jam kerja
Jam kerja ialah banyaknya waktu rencana kerja dalam penggunaan alat mixer
truck dilapangan. Berdasarkan data yang diperoleh PT. Freeport Indonesia, jam
kerja yang disediakan dalam 1 shift kerja adalah 12 jam (720 menit) dengan jam
kerja alat sebanyak 8 jam (420 menit).
Dari parameter tersebut dan data yang sudah diamati dan diolah, maka dapat
dihitung bahwa produktivitas dari mixer truck adalah :
Produktivitas Mixer = 60
𝐶𝑇 𝑥 𝐾𝑡 𝑥 𝑃𝐴 𝑥 𝑈𝐴
= 60
62,69 𝑥 6 𝑥 0,97 𝑥 0,64
= 3,56 m3/jam
Didapat bahwa nilai produktivitas alat berat mixer truck adalah 3,56 m3/jam.
Maka untuk produktivitas dari alat berat mixer truck untuk 1 shift kerja dengan durasi
8 jam didapat :
Produktivitas Mixer truck x jam kerja tersedia = 3,56 m3/jam x 8 jam
= 28,48 m3/shift
Dalam satu shift kerja dengan durasi waktu pekerjaan yang tersedia dalam
satu shift kerja sebanyak 8 jam didapat nilai produktivitasnya sebesar 28,48 m3/shift.
4.2.2 Efisiensi Waktu Kerja Alat Berat Mixer Truck
Setelah mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi yang mempengaruhi
jam kerja alat didapat bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan dan diamati untuk
menganalisis efisiensi kerja pada alat berat mixer truck adalah waktu jam yang
tersedia dengan waktu jam produktif. Hambatan-hambatan yang dapat dihindari
serta tidak dapat dihindari yang terjadi selama pelaksanaan kerja pun menjadi
bagian penting untuk menentukan nilai efisiensi waktu kerja alat berat mixer truck.
a) Nilai Efisiensi Waktu Kerja Alat Yang Terjadi Dengan Hambatan Yang Terjadi
Dilapangan
Dari hambatan yang diamati dilapangan didapat bahwa waktu yang
tersedia telah berkurang dan mempengaruhi nilai efisiensi kerja dari alat
berat mixer truck tersebut. Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara
33
waktu kerja produktif dengan waktu kerja yang tersedia. Adapapun waktu
yang dihabiskan dari hambatan-hambatan tersebut dapat dilihat pada Tabel
4.9 berikut ini :
Tabel 4. 8 Efisiensi Terdapat Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari
Jenis Hambatan Alasan Durasi
(menit/hari)
Dapat dihindari
Terlambat memulai safety meeting 13
Istirahat terlalu awal 10
Terlambat memulai kerja kembali 10
Terlalu awal mengakhiri kerja 42
Tidak dapat
dihindari P2H (Persiapasan dan perbaikan harian) 20
A Jumlah 95
B Jam kerja
efektif alat 8 Jam 480
C Jam kerja
produktif Point A - Point B 385
Dari Tabel 4.9 diatas didapat waktu hambatan yang didapat selama
pekerjaan dan jam kerja produktif dari alat berat mixer truck, dimana dari data
tersebut dapat dihitung efisiensi kerja dari alat mixer truck sebagai berikut :
Perhitungan Efisiensi Kerja :
Eff = 𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑥 100%
= 𝐶
𝐵 𝑥 100%
= 385
480 𝑥 100%
= 80,21 %
Maka didapat efisiensi waktu kerja alat berat mixer truck setelah terjadi hambatan-
hambatan dilapangan pada waktu jam kerja rencana (efektif) selama 8 jam yaitu
terjadi hanya 80,21% atau hanya 6,42 jam (385 menit)
34
b) Nilai Efisiensi Waktu Kerja Alat Dengan Kondisi Waktu Dapat Dihindari
Dianggap Tidak Terjadi
Efisiensi ini dimaksud dengan melakukan asumsi pemangkasan
seluruh hambatan-hambatan yang sekiranya dapat dihindari yang bisa
mengganggu waktu kegiatan alat berat mixer truck seperti pada tabel berikut:
Tabel 4. 9 Efisiensi Terdapat Hambatan Yang Dapat Dihindari
Jenis
Hambatan Alasan
Durasi
(menit/hari)
Dapat
dihindari
Terlambat memulai safety meeting 0
Istirahat terlalu awal 0
Terlambat memulai kerja kembali 0
Terlalu awal mengakhiri kerja 0
Tidak dapat
dihindari P2H (Persiapasan dan perbaikan harian) 20
A Jumlah 20
B Jam kerja tersedia 8 Jam 480
C Jam kerja produktif Point A - Point
B 460
Nilai efesiensi kerja dengan waktu evaluasi dengan pemangkasan waktu
hambatan yang terjadi dilapangan didapat bahwa :
Perhitungan Efisiensi Waktu Kerja
Eff = 𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓
𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑥 100%
= 𝐶
𝐵 𝑥 100%
= 460
480 𝑥 100%
= 95,83 %
35
4.2.3 Analisis Produktivitas Alat Berat Mixer Truck Dengan Nilai Efisiensi
Waktu Kerja Alat
Setelah dilakukan perhitungan didapat bahwa nilai produktifitas dari alat
berat truck mixer dengan durasi jam kerja sebesar 8 jam (480 menit) adalah sebesar
3,07 M3/Jam dan 28,48 m3/shift. Dengan waktu hambatan-hambatan yang terjadi
dilapangan nilai produktivitas itu tidak lah sesuai dengan yang diperhitungkan,
karena jam kerja alat yang berubah. Selanjutnya untuk mengetahui produktivitas
alat truck mixer dilapangan dalam 1 shift kerja dihitung dengan menggunakan waktu
jam kerja produktif (pada tabel 4.9) adalah sebagai berikut :
Produktivitas Mixer = 60/CT x Kt x PA x UA x jam kerja produktif
= 60/62,69 x 6 x 0,97 x 0,64 x 6,42
= 22,89 m3/shift
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut didapat bahwa produktivitas yang
didapat oleh alat berat dengan jam kerja alat tersedia sebesar 8 jam adalah 28,48
m3/shift sedangkan yang terjadi sesuai dengan jam kerja produktif dilapangan
sebesar 6,42 jam adalah 22,89 m3/shift.
36
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis produktivitas dan efisiensi alat berat mixer truck yang telah
dilakukan didapatkan hasil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil yang didapat nilai produktivitas dari mixer truck adalah
28,48 m3/shift dari waktu yang tersedia, namun jika dihitung dengan waktu
produktif realisasi di lapangan terjadi penurunan menjadi 22,89 m3/shift.
2. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan data yang dilakukan didapat
bahwa nilai efisiensi kerja dari alat berat mixer truck adalah sebesar 80,21%
dan setelah dilakukan pengoptimalan waktu kerja alat dengan
menghilangkan hambatan-hambatan yang dapat dihindari alat mampu
mencapai angka sebesar 95,83 %
3. Berdasarkan hasil pehitungan dari keadaan kondisi alat yang berdasarkan
hasil hitungan Used of Availability (UA) dan Physical Availability (PA),
didapatkan nilai rata-rata UA (Used of availability) dan Physical Availability
(PA) dari alat mixer masing-masing adalah 63.65% dan 96.88%. Nilai
Physical Availability (PA) Mixer sebagian besar adalah 96,88%, hal ini
menunjukkan bahwa kondisi alat Mixer sangat mendukung dalam proses
distribusi shotcerete. Namun angka UA (Used of availability) menandakan
alat hanya terpakai sebesar 63.65% dan tidak digunakan dengan baik
5.2 Saran
Setelah melakukan analisis produktivitas dan efisiensi alat berat mixer truck untuk
tambang bawah tanah DMLZ didapat bahwa untuk meningkatkan produktivtas dari
mixer truck ialah mengurangi waktu tunggu yang ada dengan menambah mesin
mixer pada batching plant untuk mengurangi antrian alat berat lalu menambah
banyak alat berat yang ada
37
DAFTAR PUSTAKA
Hutasoit, J. P., Sibi, M., & Inkiriwang, R. L. (2017). Analisis Produktivitas Tenaga
Kerja Konstruksi Pada Pekerjaan Pasangan Lantai Keramik dan Plesteran
Dinding Menggunakan Metode Work Sampling (Studi Kasus: Bangunan
Gedung Pendidikan Fakultas Kedokteran). Jurnal Sipil Statik, 5(4).
Jawat, I. W., Rahadiani, A. A. D., & Armaeni, N. K. (2018). Produktivitas Truck
Concrete Pump Dan Truck Mixer Pada Pekerjaan Pengecoran. PADURAKSA,
Volume 7 Nomor 2, Desember 2018, 7, 164–183.
Nanda, T. R. (2017). ANALISA PERBANDINGAN WAKTU DAN PRODUKTIVITAS
PENGECORAN MENGGUNAKANCONCRETE BUCKETDAN CONCRETE
PUMPPADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT (Studi Kasus: Proyek
Pembangunan Apartemen Mansyur Residence). Jurnal Teknik Sipil USU, 6(1).
Puspitasari, N. B., & Permatasari, E. S. Analisis Efektivitas Mesin Batching plant 1
dan Mesin Batching plant 2 dengan Overall Equipment Effectiveness Pada PT.
X. Performa: Media Ilmiah Teknik Industri, 14(2).
Saroy, A. M., Widayati, S., & Usman, D. N. (2019). Evaluasi Cycle Time Drill Raise
Bore Drain Hole di Area Grasberg Block Caving (GBC), Underground Mine PT
Freeport Indonesia, Kabupaten Mimika Provinsi Papua.
Teguh Indra Putra, Y. M. A. (2018). OPTIMALISASI MIXER DAN MAXIJET UNTUK
DEVELOPMENT GROUND SUPPORT PADA TAMBANG GRASBERG
BLOCK. 3(4), 1671–1681.
Wior, M. H. (2015). Analisa Kelayakan Investasi Ready Mix Concrete di Provinsi
Sulawesi Utara. Jurnal Sipil Statik, 3(7), 492-500.
38
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
a. Data Personal
NIM : 2016 – 21 – 094
Nama : Pebriyanto Anugrah
Tempat/Tgl. Lahir : Pangkal Pinang, 28 Februari 1999
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Katholik
Status Perkawinan : Belum kawin
Program Studi : S1 Teknik Sipil
Alamat Rumah : Jl. Akasia 3 (dalam) No . 377 Perumnas Bukit Merapin
No. Telepon / HP : 08889299680
Email : anugrahpebriyanto@gmail.com
b. Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
SD SDN 55 Pangkal Pinang - 2010
SMP SMPN 2 Pangkal Ainang - 2013
SMA SMAN 1 Pangkal Pinang MIA 2016
Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 15 September 2020
Mahasiswa Ybs.
Pebriyanto Anugrah
39
LAMPIRAN – LAMPIRAN
40
Lampiran 1. Pengamatan Jam Kerja Rencana Pekerja
1. Jumat, 28 Februari 2020
Shift Jadwal
Perusahaan
Waktu
(WIT) Keterangan
1
05.00 Check In
05.00 – 06.30 05.23 – 06.37 Meeting pagi dan Safety Meeting
06.30 – 07.00 06.37 – 07.20 Persiapan Batching Plant
07.00 – 11.30 07.20 – 11.32 Jam Kerja alat
11.30 – 13.00 11.33 – 13.10 Istirahat
13.00 – 16.30 13.10–15.50 Jam Kerja alat
16.30 – 17.00 15.50 17.00 Persiapan Pulang
- 17.00 Check Out
2. Sabtu, 29 Februari 2020
Shift Jadwal
Perusahaan
Waktu
(WIT) Keterangan
2
05.00 Check In
05.00 – 06.30 05.07 – 06.25 Meeting pagi dan Safety Meeting
06.30 – 07.00 06.25 – 07.00 Persiapan Batching Plant
07.00 – 11.30 07.00 – 11.28 Jam Kerja
11.30 – 13.00 11.28 – 13.03 Istirahat
13.00 – 16.30 13.03–15.40 Jam Kerja
16.30 – 17.00 15.40 17.00 Persiapan Pulang
- 17.00 Check Out
41
3. Minggu, 1 Maret 2020
Shift Jadwal
Perusahaan
Waktu
(WIT) Keterangan
3
05.00 Check In
05.00 – 06.30 05.14 – 06.38 Meeting pagi dan Safety Meeting
06.30 – 07.00 06.38 – 07.11 Persiapan Batching Plant
07.00 – 11.30 07.11 – 11.25 Jam Kerja
11.30 – 13.00 11.25 – 13.05 Istirahat
13.00 – 16.30 13.05–15.46 Jam Kerja
16.30 – 17.00 15.46 17.00 Persiapan Pulang
- 17.00 Check Out
4. Senin, 2 Maret 2020
Shift Jadwal
Perusahaan
Waktu
(WIT) Keterangan
4
05.00 Check In
05.00 – 06.30 05.30 – 06.45 Meeting pagi dan Safety Meeting
06.30 – 07.00 06.45 – 07.35 Persiapan Batching Plant
07.00 – 11.30 07.35 – 11.35 Jam Kerja
11.30 – 13.00 11.35 – 13.02 Istirahat
13.00 – 16.30 13.02–15.50 Jam Kerja
16.30 – 17.00 15.50 17.00 Persiapan Pulang
- 17.00 Check Out
42
5. Selasa, 3 Maret 2020
Shift Jadwal
Perusahaan
Waktu
(WIT) Keterangan
5
05.00 Check In
05.00 – 06.30 05.12 – 06.30 Meeting pagi dan Safety Meeting
06.30 – 07.00 06.30 – 07.49 Persiapan Batching Plant
07.00 – 11.30 07.49 – 11.31 Jam Kerja
11.30 – 13.00 11.31 – 13.12 Istirahat
13.00 – 16.30 13.12–15.56 Jam Kerja
16.30 – 17.00 15.56 17.00 Persiapan Pulang
- 17.00 Check Out
6. Rabu, 4 Maret 2020
Shift Jadwal
Perusahaan
Waktu
(WIT) Keterangan
6
05.00 Check In
05.00 – 06.30 05.04 – 06.10 Meeting pagi dan Safety Meeting
06.30 – 07.00 06.10 – 07.15 Persiapan Batching Plant
07.00 – 11.30 07.15 – 11.28 Jam Kerja
11.30 – 13.00 11.28 – 13.01 Istirahat
13.00 – 16.30 13.01–15.48 Jam Kerja
16.30 – 17.00 15.48 17.00 Persiapan Pulang
- 17.00 Check Out
43
7. Kamis, 5 Maret 2020
Shift Jadwal
Perusahaan
Waktu
(WIT) Keterangan
7
05.00 Check In
05.00 – 06.30 05.04 – 06.10 Meeting pagi dan Safety Meeting
06.30 – 07.00 06.10 – 07.15 Persiapan Batching Plant
07.00 – 11.30 07.15 – 11.28 Jam Kerja
11.30 – 13.00 11.28 – 13.01 Istirahat
13.00 – 16.30 13.01–15.48 Jam Kerja
16.30 – 17.00 15.48 17.00 Persiapan Pulang
- 17.00 Check Out
8. Jumat, 6 Maret 2020
Shift Jadwal
Perusahaan
Waktu
(WIT) Keterangan
8
05.00 Check In
05.00 – 06.30 05.11 – 06.20 Meeting pagi dan Safety Meeting
06.30 – 07.00 06.20 – 07.03 Persiapan Batching Plant
07.00 – 11.30 07.03 – 11.30 Jam Kerja
11.30 – 13.00 11.30 – 13.05 Istirahat
13.00 – 16.30 13.05–15.53 Jam Kerja
16.30 – 17.00 15.53 17.00 Persiapan Pulang
- 17.00 Check Out
44
Lampiran 2. Tabel Komposisi Shotcrete
1. 28 Februari 2020
NO WORKING STANDBY REPAIRS
MULAI SELESAI MULAI SELESAI MULAI SELESAI
1 07.00 07.20 - -
2 07.20 08.19 - -
3 08.19 09.10 - -
4 09.10 10.11 - -
5 10.11 11.30 - -
ISTIRAHAT
6 13.00 13.10 - -
7 13.10 14.03 - -
8 14.03 14.31 - -
9 14.31 15.29 - -
10 15.29 16.30 - -
TOTAL
(MENIT) 231 249 -
45
2. 29 Februari 2020
NO WORKING STANDBY REPAIRS
MULAI SELESAI MULAI SELESAI MULAI SELESAI
1 07.00 07.35 - -
2 07.35 08.32 - -
3 08.32 08.40 - -
4 08.40 09.43 - -
5 09.43 10.12 - -
6 10.12 11.10 - -
7 11.10 11.30 - -
ISTIRAHAT
8 13.00 13.22 - -
9 13.22 14.21 - -
9 14.21 14.27 - -
10 14.27 15.24 - -
11 15.24 16.30 - -
TOTAL
(MENIT) 294 186 -
46
3. 1 Maret 2020
NO WORKING STANDBY REPAIRS
MULAI SELESAI MULAI SELESAI MULAI SELESAI
1 07.00 07.11 - -
2 07.11 08.14 - -
3 08.14 08.17 - -
4 08.17 09.19 - -
5 09.19 09.21 - -
6 09.21 10.22 - -
7 10.22 10.26 - -
8 10.26 11.24 - -
9 11.24 11.30 - -
ISTIRAHAT
10 13.00 13.05 - -
11 13.05 14.09 - -
12 14.09 14.17 - -
13 14.17 15.17 - -
14 15.17 16.30 - -
TOTAL
(MENIT) 368 112 -
47
4. 2 Maret 2020
NO WORKING STANDBY REPAIRS
MULAI SELESAI MULAI SELESAI MULAI SELESAI
1 07.00 07.35 - -
2 07.35 08.41 - -
3 08.41 08.52 - -
4 08.52 09.56 - -
5 09.56 10.01 - -
6 10.01 11.04 - -
7 11.04 11.30 - -
ISTIRAHAT
8 13.00 13.27 - -
9 13.27 14.30 - -
10 14.30 16.30
TOTAL
(MENIT) 256 104 120
48
5. 3 Maret 2020
NO WORKING STANDBY REPAIRS
MULAI SELESAI MULAI SELESAI MULAI SELESAI
1 07.00 07.49 - -
2 07.49 08.52 - -
3 08.52 10.10 - -
4 10.10 11.03 - -
5 11.03 11.30 - -
ISTIRAHAT
6 13.00 13.12 - -
7 13.12 14.03 - -
8 14.03 14.23 - -
9 14.23 15.18 - -
10 15.18 16.30 - -
TOTAL
(MENIT) 222 258 -
49
6. 4 Maret 2020
NO WORKING STANDBY REPAIRS
MULAI SELESAI MULAI SELESAI MULAI SELESAI
1 07.00 07.25 - -
2 07.25 08.29 - -
3 08.29 08.52 - -
4 08.52 09.55 - -
5 09.55 10.07 - -
6 10.07 11.10 - -
7 11.10 11.30 - -
ISTIRAHAT
8 13.00 13.10 - -
9 13.10 14.08 - -
10 14.08 14.20 - -
11 14.20 15.25 - -
12 15.25 16.30 - -
TOTAL
(MENIT) 222 167 -
50
7. 5 Maret 2020
NO WORKING STANDBY REPAIRS
MULAI SELESAI MULAI SELESAI MULAI SELESAI
1 07.00 07.15 - -
2 07.15 08.21 - -
3 08.21 08.26 - -
4 08.26 09.26 - -
5 09.26 09.30 - -
6 09.30 10.25 - -
7 10.25 10.26 - -
8 10.26 11.28 - -
9 11.28 11.30 - -
ISTIRAHAT
10 13.00 13.01 - -
11 13.01 14.00 - -
12 14.00 14.12 - -
13 14.12 15.11 - -
14 15.11 16.30 - -
TOTAL
(MENIT) 361 119 -
51
8. 6 Maret 2020
NO WORKING STANDBY REPAIRS
MULAI SELESAI MULAI SELESAI MULAI SELESAI
1 07.00 07.03 - -
2 07.03 08.06 - -
3 08.06 08.17 - -
4 08.17 09.19 - -
5 09.19 09.43 - -
6 09.43 10.41 - -
7 10.41 11.30 - -
ISTIRAHAT
8 13.00 13.17 - -
9 13.17 14.21 - -
10 14.21 14.29 - -
11 14.29 15.36 - -
12 15.36 16.30 - -
TOTAL
(MENIT) 314 166 -
52
Lampiran 3. Tabel Komposisi Shotcrete
53
Lampiran 4. Dokumentasi Saat Pengambilan Data di Lapangan
1. Batching Plant UG GBC
2. Proses pouring beton ke bowl mixer truck
54
3. Proses transfer shotcrete di bottom batchplant tambang bawah tanah DMLZ
55
4. Dokumentasi penulis di lokasi penelitian
56
Lampiran 5. Lembar Asistensi
57
58
59
60
top related