ekologi politik nelayan dalam pelestarian lingkungan laut …
TRANSCRIPT
EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN
LINGKUNGAN LAUT DI DESA PAO KECAMATAN
TAROWANG KABUPATEN JENEPONTO
SUPRIADI
Nomor Stambuk: 1056 4007 9410
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN
LINGKUNGAN LAUT DI DESA PAO KECAMATAN TAROWANG
KABUPATEN JENEPONTO
SkripsiSebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan
disusun dan Diajukan Oleh SUPRIADI
Nomor Stambuk : 10564 00794 10
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
i
PERSETUJUAN
Judul Proposal Penelitian : Ekologi Politik Nelayan Dalam Pelestarian
Lingkungan laut Di Desa Poa Kecamatan
Tarowang Kabupaten Jeneponto
Nama Mahasiswa
Nomor Stambuk
Program Studi
SUPRIADI
10564 00794 10
Ilmu Pemerintahan
Menyetujui :
Pembimbing I
Dr.Diaelan Usman.M.SI
Pembimbing II
PENERIMAAN TIM
Telah diterima oleh TIM Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan Surat Keputusan/undangan
menguji ujian skripsi Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Makassar,
Nomor: 1377/A.l-Vni/X/37/2015 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana (S.l) dalam program studi Ilmu Pemerintahan Di Makassar pada hari
Selasa27 Oktober, 2015
TIM PENILAI
Ketua Sekretaris
Penguji:
1. Dr. Jaelan Usman, MSi (Ketua)
2. Drs. H. Muhammad Idris, M.Si
3. Rudi Hardi, S.Sos, M.Si
iii
4. Samsir Rahim, S.Sos, M.Si
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : SUPRIADI
Nomor Stambuk : 10564 007964 10
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan
plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.
Makassar, 14 Pebruari 2015
Yang Menyatakan,
SUPRIADI
in
ABSTRAK
SUPRIADI. 2015, Ekologi Politik Nelayan Dalam Pelestarian Lingkungan Laut Di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto Di BimbingOleh (jaelan Usman dan Rudi Hardi )
Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan pengentahuan Ekologi Politik nelayan dalam pelestarian lingkungan laut di Desa Pao Kecamatan Taroang Kabupaten Jeneponto, Sektor perikanan merupakan sektor yang sangat penting tidak saja sebagai sumber protein hewani, tetapi juga secara ekonomi sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber devisa negara. Oleh karena itu, wajar bila pemerintah terus mendorong peningkatan konsumsi ikan perkapita, peningkatan lapangan kerja, serta peningkatan devisa negara melalui ekspor. Jenis penelitian adalah Deskriptif dan analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Informan berjumlah (10) mulai dari tingkat Stakeholder yang terikat dari tingkat yang menjadi informan sehingga data yang diperoleh terdapat kesinambungan dari aparat terkait sampai kepada Desa Pao sebagai objek penelitian.
Hasil penelitiang yang menunjukkan kurang maksimalnya pemerintah daerah dalam ekologi politik nelayan dalam pelestarian lingkungan laut di desa pao Kecamatan Tarong Kabupaten Jeneponto dilihat dari aspek : (1) degradasi dan marjilisasi ( perubahan lingkungan laut), Untuk melindungi mengelola sistem laut.(2) konflik lingkungan pesisir, terjadi komlik anrara para masyarakat nelayan,(3) konsevasi lingkungan laut, tanaman pohong magrove untuk kelestarian lingkungan laut,(4) identitas lingkungan laut, terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk.
Kata kunci : Ekologi, Nelayan, Politik
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skiripsi yang berjudul “Ekologi politik nelayan di Desa Pao Kecamatan Taroang
Jabupaten Jeneponto. Ayahanda Bakri dan Ibunda Rahmati sebagai orang tua dan
segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan bantuan, baik moril
maupun materil dan Ayahanda Dr .Djaelan Usman. M.SI selaku pembimbing I
dan Ayahanda Rudi Hardi, S,Sos M.SI selaku pembimbing II yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk
memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. H. Muhlis Madani , M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak A. Luhur Prianto, S. IP, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Para Stakeholder pemerintah Kabupaten Jeneponto
v
4. Terimah kasih banyak kepala Desa Pao ABDL AZIS meluangkan waktunya
dalam memberi informasi sehingga penelitian kami dapat selesai.
5. Seluruh teman-teman Mahasiswa Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik
khususnya Kelas IXC Jurusan Ilmu Pemerintahan yang senan tiasa menjadi
teman diskusi dan teman dalam segala hal mengenai urusan kampus dan
perkuliahan.
6. Abdl Samad, S.IP, Umar usman, S.IP Muhammad Syafran,S.IP
Muhajirin,S.IP Ikram Idris, Ali Albar,S.IP dan aspar, yang setia menemani
penulis begadang pada saat pembuatan skripsi penulis.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb
Makassar, , 14 Pebruari 2015
SUPRIADI
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................i
Halaman Persetujuan.............................................................................................ii
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah........................................................iii
Abstrak..................................................................................................................iv
Kata Pengantar......................................................................................................v
Daftar Isi................................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1B. Rumusan Masalah.....................................................................................5C. Tujuan Penelitian.......................................................................................5D. Manfaat Penelitian.....................................................................................6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Ekologi Politik.............................................................................71. Konsep Ekologi.................................................................................... 102. Konsep Politik...................................................................................... 173. Ekologi Politik Lingkungan..................................................................23
B. Konsep Masyarakat Nelayan.....................................................................281. Masyarakat Nelayan.............................................................................302. PengelolaanNelayan.............................................................................32
C. Kerangka Pikir...........................................................................................37D. Fokus Penelitian ....................................................................................... 38E. Deskripsi FokusPenelitian.........................................................................38
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian.....................................................................40B. Jenis dan Tipe Penelitian...........................................................................40C. Sumber Data..............................................................................................40D. Informan Penelitian...................................................................................41E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................41F. Teknik Analisis Data.................................................................................42G. Pengabsahan Data.....................................................................................43
vii
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.......................................................................45B. Ekologi Politik Nelayan dalam Melestarikan Lingkungan Laut
di Desa Pao Kecamatan Tarowang. Kabupaten Jeneponto...................... 511. Degradasi dan marjilisasi (perubahan lingkungan laut)......................512. Konflik Lingkungan Pesisir................................................................563. Konservasi lingkungan laut.................................................................614. Identitas lingkungan lau t....................................................................65
C. Bentuk partisipasi nelayan dalam Pelestarikan Lingkungan laut
di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto........................ 691. Partisipasi Masyarakat........................................................................702. Lingkungan laut yang Lestari dan Berkelanjutan...............................74
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................79B. Saran..........................................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................82
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan sumber
daya ikan terbesar di dunia. Dengan kekayaan tersebut, semestinya Indonesia
menjadi negara produsen terbesar di dunia. Berdasarkan data FAO (2008), pada
tahun 2006 produksi perikanan tangkap dunia masih di dominasi oleh Cina, Feru
dan Amerika( 4,9 juta ton), sementara Indonesia berada pada urutan keempat
dengan angka mencapai sekitar 4,8 juta ton.
Sektor perikanan merupakan sektor yang sangat penting tidak saja
sebagai sumber protein hewani, tetapi juga secara ekonomi sebagai penyedia
lapangan kerja dan sumber devisa negara. Oleh karena itu, wajar bila pemerintah
terus mendorong peningkatan konsumsi ikan perkapita, peningkatan lapangan
kerja, serta peningkatan devisa negara melalui ekspor.
Pada tahun 2004, konsumsi ikan perkapita kita hanya sekitar 2 Kg
perkapita, yang masih jauh bila dibandingkan dengan Islandia (90), Norwegia
(51), Hongkong(54) dan Jepang (64). Bahkan negara ASEAN pun sudah mulai
meninggalkan kita. Lihat Thailand(28), Malaysia(57), dan filipina (29) meskipun
secara rata-rata kita masih diatas konsumsi ikan / kapita dunia yang baru
mencapai 16 kg/kapita/tahun.
Berbagi masalah sumber daya alam yang muncul baik di laut, udara,
maupun darat selama ini sering dipahami sebagai masalah teknis. Misalnya,
solusi yang diberikan pun bersifat teknis. Misalnya, ketika terjadi pencemaran
1
2
sungai akibat proses produksi dari industri pertambangan maka yang dicari
adalah solusi teknis dengan menemukan teknologi yang lebih ramah
lingkungan.begitu pula untuk kegiatan konserpasi.ketika stok ikan menurun dan
terumbu karang sudah rusak maka yang dikembangkang adalah solusi teknis
bagaimana merehabilitasi terumbu karang serta menjaga terumbu karang yang
masih baik melalui pengembangan daerah perlindungan laut (marine protectad
area).berbagi kawasan konservasi kemudian dikembangkan baik berupa taman
nasional, taman wisata alam, maupun suaka alam, apakah solusi solusi teknis
tersebut tepat. ( Maldive,2003).
Tentu jawabanya bisa ya atau tidak. Selama masalah sumber daya
dipahami sebagai masalah teknis maka solusinya pun akan selamanya bersipat
teknis tidak salah dan bahkan sangat dibutuhkan. Akan tetapi pertanyaanya
adalah apakah solusi tenik atas persoalan sumber daya alam akan selalu efektif
dan tidak membawa masalah baru, apakah ketika pemerintah memberikan solusi
dengan mengembangkan taman nasional laut maka masalah sumber daya laut
bisa selesai begitu saja dan tidak menimbulkan masalah baru bagi nelayan,
bagaimana aturan-aturan di antara nasional dibuat, siapakah yang terlibat dalam
pembuatan, pengesahan dan penegakan aturan-aturan tersebut, sejaumanakah
akses nelayan dan masyarakat lokal untuk terlibat dalam penyusunan aturan-
aturan pengelolaan kawasan konsenvasi, siapakah yang di untungkan dan yang
dirugikan oleh adanya aturan-aturan tersebut. begitu pulah untuk kasus pasir
laut, ketika isu kerusakan lingkungan akibat penambangan pasir laut muncul
pada awal tahun 2003, siapa yang sebenarnya yang paling di rugikan, apakah
3
keuntungan yang dinikmati pengusaha pasir laut dan pemerintah merupakan
marjinalisasi nelayan, apakah juga pernah terpikirkan bahwa kerusakan
lingkungan akibat penambangan pasir laut adalah akibat ketidaksadaran relasi
kekuasaan antara nelayan, pengusaha pasir laut, dan negara.(Satria, Arif.2009)
Beberapa contoh di atas menunjukkan bahwa ternyata persoalan sumber
daya alam tidak semata-semata persolan teknis ternyata ada masalah sosial-
politik yang berkaitan dengan akses pemanfaatan dan kontrol atas sumber daya
alam. Terbatasya askes masyarakat di sekitar hutan baik untuk memanfaatkan
maupun mengelolah sumber daya hutan telah menyebabkan mereka marjinal,
bukan hanya karena tidak bisa menikmati keuntungan ekonomis, melainkan juga
sebagain korban utama apabila terjadi degradasi lingkugan akibat eksploitasi
berlebihan oleh pihak luar yang telah mendapat isin dari negara.(Satria,
Arif.2009).
Mencermati sumber daya alam sebagai persolan sosial —politik itulah
yang menjadi pokus dari pendekatan ekologi-politik (politikal ecologi).ekologi-
politik merupakan bidang kajian yang mempelajari aspek-aspek sosial-politk
terhadap pegelolaan lingkungan. Ada asumsi pokok dalam ekologo-politik
bahwa perubahan lingkugan tidaklah bersipat netral., tetapi merupakan suatu
politized inviroment yang bayak melibatkan aktor-aktor yang berkepentingan
baik pada tingkat lokal, maupun global tujuan dari ekologi-politik tidaklah hanya
sebagai penjelasan atas fenomena perubahan lingkugan semata, tetapi juga
merupakan pijakan penting dalam pormulasi kebijakan pengelolaan lingkugan.
Oleh karena itu, ekologi-politik bisa menjadi pendekatan baru dalam memahami
4
isu-isu ataupun dalam formulasi kebijakan kelautan dan perikanan. (Bryant,
2001)
Berdasarkan sumber daya alam desa pao kecamatan tarowang begitu
banyak yang bisa dimanfaatkan oleh sebagian kelompok masyarakat nelayan
yang memiliki aturan tersendiri tentang bagaimana meyeimbangkan lingkungan
pesisir, dari faktor eskternal menimbulkan terjadi komflik antara para
masyarakat nelayan desa pao, Konservasi perubahan lingkungan laut di desa
pao dalam penanaman pohong untuk melindungi dan menjaga lingkungan
laut desa pao, dalam menjaga terumbu karang yang ada dilindungi laut sebagai
salah satu Identitas lingkungan laut yang harus di lestarikan dan berkelanjutan
agar masyarakat nelayan desa pao dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Desa
Pao Kecamatan Tarowang.
Di Desa Pao Degradasi dan margilisasi (perubahan lingkugan laut)
berupa polusi air, polusi udara, polusi suara, polusi pemandangan, masalah
pengolahan limbah, penurunan ekologi,bencana lingkungan, kerusakan situs-
situs bersejarah dan arkeologi, serta permasalahan guna lahan.Pesisir merupakan
salah satu lokasi yang sangat baik sebagai objek daya tarik wisata. Pariwisata
pesisir merupakan kombinasi antara komponen daratan dan laut yang
menyajikan keindahan berupa air laut, pantai, keanekaragaman biota laut
maupun darat.
Konflik lingkungan pesisir mengakibatkan timbulnya
kerusakan,menciptakan ketidak stabila, ketidak harmonisan, dan ketidak amanan
bahkan sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. konflik seringkali terjadi di
5
berbagai elemen masyarakat. Hal demikian dikarenakan berbagai latar belakang
kebudayaan dan status sosial ekonomi.
Konservasi lingkungan laut bukan saja pada perairan sungai tetapi juga
perairan pesisir dan lautan. Dampak yang terjadi kerusakan ekosistem bakau,
terumbu karang, kehidupan dari jenis-jenis biota (ikan, kerang, keong), terjadi
abrasi, hilangnya benih banding dan udang. beberapa hal yang perlu di
perhatikan terhadap bahan-bahan yang akan dibuang ke perairan, termasuk
perairan wilayah pesisir Pencemaran limbah yang dibuang oleh berbagai
kegiatan pembangunan (seperti tambak, perhotelan, pemukiman dan industri)
yang terdapat di dalam wilayah pesisir
Sebagai tema yang terpenting adalah peran hubungan kekuasaan tak
sama di konstitusi lingkungan meningkatkan kesadaran politik. perhatian
tertentu di fokuskan pada komflik yang di timbulkan karena adanya akses
lingkungan yang dihubungkan ke sistem politik dan hubungannya dengan
ekonomi. Ekologi politik memfokuskan pada ditingkat masyarakat
lemah/miskin, dihubungkan dengan lingkungan yang pada akhirnya melahirkan
suatu komflik.
Identitas lingkungan laut yg terjadi, manusia mampu dan berperan dalam
mengubah ekosistem tersebut. Dapat dikatakan bahwa manusialah yang menjadi
penentu dari keseimbangan suatu ekosistem. Untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan. Untuk memenuhi
kebutuhannya itu, manusia dapat mengubah ekosistem. Seperti misalnya dalam
6
pengambalikan batu karang sehingga taksadar akan terjadi kerusakan terumbu
karang sehinga dapat mengakibatkan pengikisan pinggir pantai.
B. Rumusan Masah
1. Bagaimana Ekologi Politik Nelayan dalam Melestarikan Lingkungan
Laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang. Kabupaten Jeneponto?
2. Bagaimana bentuk partisipasi nelayan dalam Pelestarikan Lingkungan
laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Ekologi Politik para Nelayan di Desa Pao
Kecamatan Tarowang. Kabupaten Jeneponto
2. Bentuk Partisipasi para Nelayan dalam Melestarikan Lingkungan Laut
di Desa Pao Kecamatan Tarowang. Kabupaten Jeneponto
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademik
Dari penulisan ini kiranya dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan dalam pelestarian lingkungan para nelayan
2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan konstribusi kepada pemda dan masyarakat dalam
pengelolaan pelestarian lingkungan para nelayan di Desa Pao di
kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Ekologi Politik
Bidang ekologi politik muncul ketika para ahli lingkungan mulai
mengandalkan konsep-konsep ekonomi politik yang berasal dari kepedulian
strukturalis dan materialis. Pendekatan yang dihasilkan membantu
mengungkapkan kaitan-kaitan antara dinamika lingkungan setempat dengan
proses politik dan ekonomi yang lebih luas tersebut dalam analitis ini
memungkinkan para ahli ekologi politik untuk menelusuri dengan teliti, misalnya,
kaitan-kaitan antara masalah degradasi tanah setempat dan masalah-masalah lebih
luas seperti kemiskinan, ketunakismaan (landlessness), keterbelakangan,
hubungan neo-kolonial, dan marjinalisasi politik dan ekonomi Berangkat dari
ranah studi pembangunan kritis (Critical Development Studies), studi ekologi
politik menilai bahwa keputusan pengelolaan sumber daya alam tidak bisa
dipahami hanya dari sudut pandang teknis yang memprioritaskan efisiensi saja
tetapi juga aspek manusia dan budaya dalam hal pengendalian, kekuasaan dan
pengawasan terhadap kuantitas dan kualitas sumberdaya alam. (Blaikie and
Brookfield, 1987).
Walaupun beberapa ekologis politik telah membahas isu ini, mereka sekali
lagi hanya membatasi diri pada dimensi ekologi. Argumen Ramachandra Guha
(2000) dan Martinez-Allier (2003) tentang ‘environmentalismenya kaum miskin’
sebagai contoh, mengakui bahwa rakyat miskin memiliki konsep dan praktek
etika lingkungan yang berbeda dengan orang kaya karena naluri ‘konservatif
7
8
mereka. Dengan kata lain, bahwa orang miskin adalah pemerhatian lingkungan
karena kehidupan dan ketahanan mereka bergantung pada pengawetan bukan
hanya dari lingkungan fisik di sekitar mereka (contoh: tanah untuk pertanian)
tetapi juga mata pencaharian nafkah dari lingkungan itu (contoh: cara-cara bertani
tradisional). Akan tetapi, ini hanya menggambarkan sebagian saja dari kenyataan.
Aspek yang tidak diuraikan jelas oleh Guha dan Martinez-Alier, dan yang selalu
gagal dikoreksi kaum ekologis politik, adalah dimensi pembangunan dalam etik
konservatif ini. Adalah sebuah kesalahan jika kita mengasumsikan bahwa orang
miskin mengawetkan sumber alam semata-mata untuk berjuang bertahan hidup.
Perjuangan bertahan hidup dalam konteks ini bukanlah sebuah tujuan sendiri.
Lebih dari itu, perjuangan bertahan hidup adalah cara untuk mempertahankan
aspirasi pembangunan. Memilih konservasi sambil menolak proyek-proyek
pembangunan tertentu tidak berarti penolakan pembangunan secara umum .
Pilihan dan penolakan meraka hanya mengarisbawahi ketiadaan sebuah visi
pembangunan alternatif yang bersifat emansipatori dan realistis, yang bisa
menggantikan dominasi visi neo liberal. (Peet and Watts, 1996; 2004).
Ekologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos
yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ilmu ekologi pada
dasarnya menjelaskan hubungan antara organisme -tumbuhan maupun hewan-
dengan lingkungannya. Hal ini dikemukakan batasan ekologi Soemarwoto (1985),
sebgai berikut: secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang makhluk hidup dalam
9
rumahnya atau dapat diartikan juga sebagai ilmu tentang rumah tangga makhluk
hidup. Lebih lanjut Soemarwoto membuat tiga batasan ekologi yaitu unsur
berkeanaan dengan organisme, hubungan dan lingkungan.Sifat setiap benda hidup
dimengerti dari segi hubungannya. Bukan hanya dengan alam secara fisik -
termasuk tanah, air dan iklim- tetapi juga dengan benda hidup lain dalam suatu
pola saling ketergantungan yang dinamakan ekosistem. Contoh ekosistem dari
Sumatera adalah hutan tropis dataran rendah, hutan mangrove, sungai, lahan
basah atau lahan gambut., (Soemarwoto, 1993)
Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan
lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang
terkandung dalam hubungan timbal balik tersebut. Dalam studi ekologi digunakan
metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada komponen-kornponen yang berkaitan
dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi,
komunitas, dan ekosistem. (KBBI, 2003).
Kata politik dapat berarti pengetahuan tentang ketatanegaraan atau segala
urusan/tindakan yang bersifat kebijakan atau siasat dan lain sebagainya Sehingga
ekologi politik dapat diartikan sebagai kebijakan pemerintah kaitannya dengan
lingkungan dalam proses ekologi kultural terhadap kearifan lokal. Ketika ekologi
kultural dianggap terlalu teknis, ahistoris, dan sederhana, maka mulailah ekologi
politik muncul. Andrea Nightingale mencatat beberapa isu penting dalam ekologi
politik. Menurutnya ekologi politik menekankan pentingnya mengkaji hubungan
antara isu lingkungan lokal dan proses ekonomi politik global. Termasuk di
dalamnya adalah mengkaitkan produksi kapitalis dengan lokalitas-lokalitas yang
10
berbeda, yang dihubungkan dengan eksploitasi sumber daya untuk subsistensi
maupun profit. (Andrea,2010 )
1. Konsep Ekologi
Ekologi politik mulai berkembang sejak akhir dekade 1990-an dan awal
1980-an meskipun demikian, istilah ekologi-politik sendiri pertama kali
dicetuskan oleh Russet (1967), Eric Wolf 1972 , Miller (1978) Cokburn, dan
Ridgewaiy (1970). Bukan berarti sebelum itu belum ada kajian terhadap kaitan
antara politik dan ekologi. Pada tahun 1960-an kajian ekologi sudah mulai
memasukkan aspek politik, kususnya yang terkait dengan tumbuhannya minat
terhadap pengaruh manusia pada lingkungan biofisik. Istilah ekologi sendiri
sebenarnya merupakan konsep yang menggambarkan hubungan antara manusia
dan lingkungannya. Sebagi bidang ilmu pengetahuan, ekologi bertujuan untuk
memberikan ilustrasi hubugan antara manusia dan spesis lainnya. Perubahan
lingkungan juga dilihat sebagai hasil hubungan antara manusia dengan spesis
lainnya (Forsyth, 2003). Sebelumnya pengembangan ekologi tergantung pada
pendekatan baru yang menekankan agenda politik yang mempertanyakan
rusaknya perilaku manusia sehingga mengkaji ekologi akan inheren bersifat
politis (Forsyth, 2003) juga menjelaskan ekologi politik merupakaka kelanjutan
dari kajian ekologi budaya (Cultural Ecology). Hal ini bisa dilihat dari kajian-
kajian cultural ecology tahun 1960-an, bahwa cultural ecology menfokuskan diri
pada perticural circumstances o f geography, demography, technology, and
historythat result in a splendid variety o f cultural values, religion, kinship
systems, and political setuctures in local environmental strategis. Selanjutnya,
11
apabedanya dengan ekologi-politik? untuk itu, secara umum ekologi-politik
memfokuskan diri pada penjelasan politik terhadap perubahan dan kerusakan
lingkugan sementara itu, ekologi- budaya lebih fokus pada fenomena yang lebih
lokal dan pada pengelolaan lahan yang dikondisikan secara budaya (frosyht,2003),
Akhirya, ekologi politik merupakan perhatian dari berbagai disiplin ilmu yang
semulah bersumber dari antropologi kemudian ke ekonomi-politik, geografi, dan
ilmu politik, dan para perkembagannya antardisiplin ilmu tersebut sendiri juga
memiliki juga pandangan yang berbeda terhadap istilah ekologi-politik berkar dari
bidang political geography, dan ilmu politik juga menganggap ekologi politik
berakar dari ilmu politik. (Bryant dan Bailey, 2001)
Sementara itu, antara ekologi politik dan politik lingkungan yang sering kali
dipersamakan itu teryata menurut beryant dan memiliki perbedaan yang cukup
mendasar politics merupakan bidang kajian dalam ilmu politik terhadap masalah-
masalah lingkungan, yang meneliti dalam dampak isu lingkungan terhadap proses
politik pormal serta peran peran negara dalam pengelolahan lingkungan.untuk itu,
perhatian utama kajian ini. Oleh karena, dianggap berpektif dari pada sehingga
kaitannya dengan ekologi politik dunia ketiga tidaklah terlalu kuat. (Bryant dan
Bailey, 2001)
Selanjutnya, apa yang di ungkapkan (Bryant dan Bailey, 2001). Di atas
mengambarkan bahwa meskipung istilah ekologi politik merupakan proses kajian
ekologi budaya (cultural ekologi), saat ini seolah bidang kajian geografi. Misalnya
kajian ekologi politik mendapat tempat. Meskipung demikian, kalau ditelaah dari
literatur ilmu politik dan ekonomi politik, tampaknya ekologi politik pun seolah
12
juga bidang kajian mereka bahkan yang merupakan perhatian sangat besar
terhadap perpektif kritis pun masih mengunakan istilah politik dalam
mendefenisikan ekologi politik.
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (habitat) dan
logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi
antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem
dengan lingkungannya.(Hasan, 2002)
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik
antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik
adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkataan-tingkatan organisasi makhluk
hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan
merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan., Ekologi, ilmu kehidupan
lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal
bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang
menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. .(Hasan,
2002)
Ekologi menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dan pergerakan politik
termasuk gerakan konservasi, kesehatan, lingkungan,dan ekologi yang kita kenal
sekarang. Saat semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam
13
Asas, disebut gerakan hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang
pertama pada daftar moral manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat
mencapai kesehatan manusia dan keharmonisan sosial, dan ekonomi yang lebih
baik. Orang yang memiliki kepercayaan-kepercayaan itu disebut ekolog politik.
Beberapa telah mengatur ke dalam Kelompok Hijau, namun ada benar-benar
ekolog politik dalam kebanyakan partai politik. Sangat sering mereka memakai
argumen dari ekologi buat melanjutkan kebijakan, khususnya kebijakan hutan dan
energi. Seringkali argumen-argumen itu bertentangan satu sama lain, seperti
banyak yang dilakukan akademisi juga. (Husein, 1991)
Secara harfiah, ekologi mengakar pada dua kata dari bahasa Yunani yakni
Oikos dan juga Logos. Oikos berarti rumah atau tempat untuk hidup. Kemudian
Logos adalah ilmu. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pengertian ekologi secara
sederhana adalah ilmu yang mempelajari mahluk hidup di dalam rumahnya, atau
bisa juga dikatakan bahwa ekologi adalah ilmu mengenai rumah tangga mahluk
hidup. Sebagian ilmuan juga menyepakati bahwa pengertian ekologi tak lain
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara organisme dengan
lingkungannya. Lebih spesifik lagi, pengertian ekologi bagi sebagian orang adalah
ilmu yang mencoba untuk memahami dan mempelajari hubungan antara binatang,
tumbuhan, manusia dan juga lingkungannya, bagaimana mereka hidup, dimana
mereka hidup, juga mengapa mereka berada di lingkungan tersebut. (Sukanda,
2000)
Pengertian ekologi ini memang beragam, namun jika dicermati, kita bisa
menarik kesimpulan bahwa inti dati ilmu ini adalah abiotik dan juga biotik.
14
Abiotik adalah segala sesuatu yang tak hidup sementara biotok merujuk pada
organisme-organisme makhluk hidup. Lebih jauh lagi, secara detil disebutkan
bahwa ekoligi sebenarnya sebuah area belajar dimana pokok kajiannya adalah
struktur juga fungsi ekosistem atau alam termasuk manusia di dalamnya. Ekologi
adalah ilmu yang sangat dasar dan tidak menekankan pada praktek. Dengan
demikian, orang yang belajar ekologi sesungguhnya mempertanyakan beberapa
hal, antara lain:
1. Bagaimana sistem alam bekerja.
2. Bagaimana spesies melakukan proses adaptasi terhadap lingkungan
habitatnya.
3. Hal apa saja yang mereka butuhkan dari lingkungan habitat tersebut untuk
melanggengkan hidupnya.
4. Bagaimana organisme tersebut melakukan pola interaksi.
5. Bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya akan unsur hara juga energi.
6. Bagaimana organisme tersebut berlaku dalam sebuah populasi
7. Dan masih banyak lagi lainnya.
Terkait pengertian ekologi, berdasarkan kajian sejarah, tokoh yang sangat
berperan adalah Ernest Haeckel. Ia adalah seorang ilmuan Biologi yang berasal
dari Jerman. Ia merumuskan bahwa dalam kajian ilmiah, ekologi sebagai ilmu
telah diaplikasikan sejak dahulu kala dan semakin berkembang seiring dengan
perjalanan waktu dan juga selaras dengan evolusi akal manusia. Jika didasarkan
pada perkembangan tersebut, maka ekologi dibagi ke dalam dua kategori yakni
Enviromental Science dan juga Enviromental Biology. Dalam lingkup pengertian
15
ekologi, kita bisa menyimpulkan bahwa ia dalah dasar dari semua pokok ilmu
lingkungan, karena itu ia sering juga disebut dengan istilah Ilmu Lingkungan.
Meski demikian, ekologi sebenarnya memiliki cakupan yang lebih sempit
ketimbang ilmu lingkungan. (Sukemi, 2004).
Masih dari pengertian ekologi yang disebutkan sebelumnya, kita bisa
menyimpulkan bahwa ilmu ini tidak mungkin lepas dari ilmu lainnya. Ekologi
terkait dengan ilmu alam seperti fisika. Sebab ekologi juga mencakup faktor fisik
seperti misalnya suhu, cahaya dan hal lain yang juga dipelajari dalam Fisika.
Ekologi juga tertaut dengan ilmu Kimia juga ilmu bumi antariksa. Dalam
kaitannya dengan ilmu kimia, ekologi menganalisa proses sintesis juga peristiwa
kimia yang terjadi dalam tubuh organisme. Sementara itu, sama dengan kajian
ilmu antariksa, ekologi juga mempelajari musim, perubahan dari siang ke malam,
sedimentasi dan lain-lain. Lebih lanjut, jika merunut pada ekosistem, maka
ekologi juga terkait dengan ilmu sosial sebab ia juga membahas populasi dan
komunitas dari organisme. (Sukanda, 2000)
Politik mulai berkembang sejak akhir dekade 1990-an dan awal 1980-an
meskipun demikian, istilah ekologi-politik sendiri pertama bukan berarti sebelum
itu belum ada kajian terhadap kaitan antara politik dan ekologi. Pada tahun 1960-
an kajian ekologi sudah mulai memasukkan aspek politik, kususnya yang terkait
dengan tumbuhannya minat terhadap pengaruh manusia pada lingkungan biofisik.
Istilah ekologi sendiri sebenarnya merupakan konsep yang menggambarkan
hubungan antara manusia dan lingkungannya. Sebagi bidang ilmu pengetahuan,
16
ekologi bertujuan untuk memberikan ilustrasi hubugan antara manusia dan spesis
lainnya. (1967), Eric Wolf 1972 , Milyar (1978) Cokburn, dan Ridgewaiy (1970).
Perubahan lingkungan juga dilihat sebagai hasil hubungan antara manusia
dengan spesis lainnya (Forsyth, 2003). Sebelumnya pengembangan ekologi
tergantung pada pendekatan baru yang menekankan agenda politik yang
mempertanyakan rusaknya perilaku manusia sehingga mengkaji ekologi akan
inheren bersifat politis (Forsyth, 2003) juga menjelaskan ekologi politik
merupakaka kelanjutan dari kajian ekologi budaya (cultural ecology). Hal ini bisa
dilihat dari kajian-kajian cultural ecology tahun 1960-an, seperti menurut Netting
(1993) bahwa cultural ecology menfokuskan diri pada perticural circumstances of
geography, demography, technology, and historythat result in a splendid variety
o f cultural values, religion, kinship systems, and political setuctures in local
environmental strategis. Selanjutnya, apabedanya dengan ekologi-politik?untuk
itu, secara umum ekologi-politik memfokuskan diri pada penjelasan politik
terhadap perubahan dan kerusakan lingkugan sementara itu, ekolog- budaya lebih
fokus pada fenomena yang lebih lokal dan pada pengelolaan lahan yang
dikondisikan secara budaya Akhirya, ekologi politik merupakan perhatian dari
berbagai disiplin ilmu yang semulah bersumber dari antropologi kemudian ke
ekonomi-politik, geografi, dan ilmu politik, dan paraperkembagannya
antardisiplin ilmu tersebut sendiri juga memiliki juga pandangan yang berbeda
tehadap istilah ekologi-politik berkat dari bidang political geography, dan ilmu
politik juga menganggap ekologi politik berakat dari ilmu politik. (frosyht,2003),
17
Sementara itu, antara ekologi politik dan politik lingkungan yang sering kali
dipersamakan itu teryata menurut memiliki perbedaan yang cukup mendasar
politics merupakan bidang kajian dalam ilmu politik terhadap masalah-masalah
lingkungan, yang meneliti dalam dampak isu lingkungan terhadap proses politik
pormal serta peran peran negara dalam pengelolahan lingkungan untuk itu,
perhatian utama kajian ini adalah (Bryant dan Bailey, 2001). Oleh karena,
dianggap berpektif dari pada sehingga kaitannya dengan ekologi politik dunia
ketiga tidaklah terlalu kuat. Selanjutnya, apa yang di ungkapkan (Bryant dan
Bailey, 2001). Di atas mengambarkan bahwa meskipung istilah ekologi politik
merupakan proses kajian ekologi budaya (cultural ekologi), saat ini seolah bidang
kajian geografi.( Beryant dan Bailey, (2001).
Konsep ekosistem merupakan suatu dasar, yang fungsi utamanya dalam
ekologi untuk menekankan hubungan antar komponen dari unit fungsional.
kolam, danau, sebidang budaya laboratorium hutan atau oven (microecosystem)
menyediakan sumber belajar. asalkan komponen utama beroperasi bersama untuk
mencapai semacam stabilitas fungsional, bahkan jika hanya untuk waktu singkat,
dapat dianggap sebagai ekosistem. kolam sementara, misalnya, merupakan
ekosistem yang pasti dengan organisme karakteristik dan proses meskipun
keberadaannya aktif terbatas pada periode waktu yang singkat.
2. Konsep Politik
Pengertian Politik sebenarnya merupakan upaya untuk memperoleh sesuatu
yang akan dan ingin dikehendaki. Akan tetapi banyak pula yang menyatakan
anggapan bahwa politik itu bukan hanya berkisar pada lingkungan
18
tahta/kekuasaan negara atau pun tindakan yang dilaksanakan oleh para elit politik
dan penguasa negara. Namun dalam beberapa segi kehidupan bahwa manusia
sering melakukan tindakan politik, baik pada politik perdagangan, budaya dan
sosial maupun pada segi kehidupan lainnya. Maka sesungguhnya Pengertian
Politik ini selalu saja berkaitan erat dengan tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat
dan bukan juga pada tujuan pribadi seseorang. Politik dapat pula menyangkut
dengan kegiatan berbagai kelompok masyarakat, termasuk di dalamnya yaitu
partai politik dan kegiatan individu atau perorangan.(Soedjono,2005)
Banyak sebagian orang beranggapan bahwa politik itu sungguh kotor atau
politik itu jelek. Maka sangat disayangkan mengenai pemahaman yang
sedemikian tersebut pada arti atau Pengertian Politik. Pada dasarnya Pengertian
Politik merupakan pengertian yang membicarakan tentang kenegaraan, di mana
politik itu sendiri adalah ilmu tentang negara, pemerintahan, atau ilmu dan juga
pengetahuan mengenai kehidupan bernegara. Asal mualah dari kata politik itu
adalah Polic yang berasal dari bahasa Yunani dan karena disitulah dahulu
berkembang menjadi suatu bentuk pemerintahan yang tertata rapi.
(Soedjono,2005)
Orang yang ahli kenegaran dikatakan sebagai politicus. Politik tak dapat
diartikan sebagai akal-akalan saja dan mungkin sebahagian orang yang ahli politik
atau terjun langsung di dunia politik dapat dikonotasikan sebagai orang yang
pintar mengakali. Namun sesungguhnya makna tersebut tidak bisa langsung
terurai dengan tepat atau dikatakan seperti itu. Lalu mengapa , pemahaman
terhadap kata politik selalu menggambarkan sebagai kata yang kotor dan bisa pula
19
bersifat menjengkelkan oleh sebagian masyarakat setempat. Akan tetapi
sebenarnya merupakan fakta atau perilaku yang memang sesungguhnya terjadi
pada oknum atau orang yang mengaku sebagai pelaku politik. Jadi politik tersebut
tidak dapat didefinisikan secara buruk sehingga yang perlu ada penekanan bahwa
yang menjadi konten politik bersifat kotor merupakan individunya atau kelompok
dalam organisasinya. Apabila kita berbicara tentang Pengertian Politik yang
berfokus pada sistem kenegaraan merupakan pemerintahan yang memiliki
kekuasaan untuk memerintah, maka memang akan cenderung untuk berkuasa
dalam suatu negara dan pihak tersebut kadang pula melakukan upaya dan kadang
melakukan beberapa taktik atau strategi yang mengarah dengan
kemungkinan terburuk. Demikian memang memperebutkan kekuasaan kadang
mengakibatkan pertentangan yang dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan
dan dapat pula menghancurkan lawan.(Redgwell, 1999)
Memang pada awal berdirinya suatu negara di dunia ini kebanyakan diawali
dengan tindakan kekerasan. Jadi pada prinsipnya bahwa yang kotor merupakan
unsur manusianya atau unsur kelompoknya dan bukan pada arti dari politik itu
sendiri. Terkadang mereka yaitu para ahli tata kenegaraan hanya bisa memegang
kekuasaan dan bisa menjalankan suatu pemerintahan atau diperolehnya dengan
cara yang pada akhirnya akan memberi kesan atau gambaran tentang kebencian
bagi rakyat di negara tersebut.
Partai politik merupakan suatu organisasi yang memiliki jaringan atau akses
untuk menjadi pelaku politik di negara yang bersangkutan. Lalu bagaimana
keadaan negara kita yaitu negara Indonesia. Pada prinsipnya negara Indonesia
20
tidak harus terjadi praktek kotor yang dilakukan untuk bisa mendapat tempat guna
dalam memegang kekuasaan serta guna meraih posisi dalam sistem pemerintahan.
Negara Indonesia merupakan negara yang berdasarkan nilai-nilai pancasila, di
mana negara kita menjunjung tinggi atas asas kemanusiaan yang adil dan beradab
dan menganut Ketuhanan Yang Maha Esa. Namun ada saja yang beraktivitas dan
bergerak serta bersaing di antara partai politik dan juga orang-orang yang terlibat
dalam partai politik serta memberikan kesan yang kotor sehingga kadang rakyat
menjadi apatis dan bertindak menjadi golput.(Redgwell, 1999)
Kata “politik” berasal dari bahasa Yunani polis yang artinya “kota” atau
“negara” dan teta yang berarti “urusan”. Kata “politik” pertama kali digunakan
oleh Aristoteles yang awalnya disebut zoon politikon. Kemudian arti itu
berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia yang berarti
semua yang berhubungan dengan negara, politika yang berarti pemerintahan
negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan. Dengan demikian, politik
berarti urusan negara atau pemerintahan. Secara konsep, kata politik itu sendiri
masih berhubungan dengan kata polisi.
Setiap ahli politik memiliki pengertian masing-masing tentang politik. Jadi,
tentu saja pengertian politik menurut mereka juga berbeda-beda. Berbagai
pengertian politik menurut para ahli ini dapat meningkatkan pemahaman tentang
arti politik.( Hidayat,2011)
a. Pengertian politik menurut aristoteles adalah upaya atau cara untuk
memperoleh sesuatu yang dikehendaki.
21
b. Pengertian politik menurut Joice Mitchel adalah pengambilan keputusan
kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum untuk masyarakat seluruhnya.
c. Pengertian politik menurut Johan Kaspar Bluntschli adalah ilmu yang
memerhatikan masalah kenegaraan, dengan memperjuangkan pengertian
dan pemahaman tentang negara dan keadaannya, sifat-sifat dasarnya, dalam
berbagai bentuk atau manifestasi pembangunannya.
d. Pengertian politik menurut F. Soltau adalah ilmu yang mempelajari negara,
tujuan-tujuan negara, dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan
itu; hubungan antar negara dengan warganegaranya serta dengan negara-
negara lain.
e. Pengertian politik menurut Miriam Budiardjo adalah bermacam-macam
kegiatan yang menyangkut penentuan tujuan-tujuan dan pelaksanaan tujuan
itu.
Pengertian politik secara lebih luas yaitu proses pembentukan dan pembagian
kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan
keputusan, khususnya dalam negara. Untuk lebih memberikan pengertian tentang
arti politik, berikut adalah beberapa arti politik dari segi kepentingan pengguna:
a. Politik dalam arti kepentingan umum adalah segala usaha untuk
kepentingan umum, baik yang berada dibawah kekuasaan negara di pusat
maupun di daerah.
b. Politik dalam arti kebijaksanaan adalah penggunaan pertimbangan-
pertimbangan tertentu yang dianggap lebih menjamin terlaksananya suatu
usaha, cita-cita/keinginan atau keadaan yang kita hendaki.
22
Jadi politik adalah tindakan dari suatu kelompok individu mengenai suatu
masalah dari masyarakat atau negara. Dengan demikian, politik membicarakan
hal-hal yang berkaitan dengan negara, kekuasaan, pengambilan keputusan,
kebijakan umum, dan distribusi kemakmuran. Politik digunakan untuk
menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan umum yang menyangkut pengaturan
dan pembagian dari sumber-sumber yang ada dan untuk melaksanakannya perlu
memiliki kekuasaan dan kewenangan yang berfungsi untuk membina kerjasama
dan untuk menyelesaikan konflik yang timbul dalam proses ini.( ( Hidayat2011)
Pengertian politik selalu dikonotasikan negatif oleh sejumlah pihak terutama
orang awam (rakyat). Itu karena mereka selalu menonton televisi atau membaca
koran dan melihat kegiatan politik adalah kegiatan yang kejam dan kotor.
Sebenarnya bukan politiknya yang kotor atau kejam, tetapi pelaku politik tersebut
yang menyalahgunakan kekuasaan politiknya. ( Hidayat,2011)
Aristoteles berkesimpulan bahwa usaha memaksimalkan kemampuan
individu dan mencapai bentuk kehidupan sosial yang tinggi adalah melalui
interaksi politik dengan orang lain. Interaksi itu terjadi di dalam suatu
kelembagaan yang dirancang untuk memecahkan konflik sosial dan membentuk
tujuan negara. Dengan demikian kata politik menunjukkan suatu aspek kehidupan,
yaitu kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai kehidupan yang menyangkut
segi-segi kekuasaan dengan unsur-unsur: negara (state), kekuasaan (power),
pengambilan keputusan (Decision Making), kebijakan (Policy, Beleid), dan
pembagian (distribution) atau alokasi (allocation). Pada umumnya dapat dikatakan
bahwa politik (politics) adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem
23
politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari
sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan (decision
making) mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut
seleksi terhadap beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-
tujuan yang telah dipilih. Sedangkan untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu
ditentukan kebijakan-kebijakan umum (Public Policies) yang menyangkut
pengaturan dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation) dari sumber-
sumber (Resources) yang ada. Untuk bisa berperan aktif melaksanakan kebijakan-
kebijakan itu, perlu dimiliki kekuasaan (Power) dan kewenangan (Authority) yang
akan digunakan baik untuk membina kerjasama maupun untuk menyelesaikan
konflik yang mungkin timbul dalam proses itu. Cara-cara yang digunakan dapat
bersifat meyakinkan (Persuasive) dan jika perlu bersifat paksaan (Coercion).
Tanpa unsur paksaan, kebijakan itu hanya merupakan perumusan keinginan
(Statement o f Intent) belaka.(Saleh, 1991).
Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang
dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya
berkisar di lingkungan kekuasaan negara atau tindakan-tindakan yang
dilaksanakan oleh penguasa negara. Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia
sering melakukan tindakan politik, baik politik dagang, budaya, sosial, maupun
dalam aspek kehidupan lainnya. Demikianlah politik selalu menyangkut tujuan-
tujuan dari seluruh masyarakat (public goals) dan bukan tujuan pribadi seseorang
(private goals). Politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk partai
politik dan kegiatan-kegiatan perseorangan (Saleh, 1991).
24
3. Ekologi Politik Lingkungan (Environmental politics)
Abe Ken-ichi, 2003; dan sebagainya menberikan defisi yang berbeda.
(Pateson, 2000) mengatakan, bahwa politik lingkungan adalah suatu pendekata
yang menggabungkan masalah lingkungan dengan politik ekonomi untuk
mewakili suatu pergantian tensi yang dinamika antara lingkungan dan manusia,
dan antara kelompok yang bermacam-macam di dalam masyarakat dalam skala
dari individu lokal kepada trasnasional secara keseluruhan, Ilmuan lain
mendefinisikan politik lingkungan adalah sebagai suatu bingkai untuk memahami
kompleksitas saling berhubunga antara masyarakat lokal, nasional, politik
ekonomi global dan ekosistem (Blaike dan Brookfield, 1987). Konsep ini diangkat
dalam cara yang beraneka seperti dunia-ketiga politik lingkungan, mengatakan
bahwa politik lingkungan, boleh didefenisikan sebagai usaha untuk memahami
sumber-sumber politik, kondisi dan menjadi satu jaringan dari pergantian
lingkungan, pemahaman teknik politik lingkungan adalah cenderung untuk
melihat mendalam dinamika politik lingkungan dan memfokuskan atas suatu
susunan sistem manusia ( Hidayat,Ade Ken-cihi 2011)
Ade ken —ichi mendefinisikan politik lingkungan sebagai suatu kolektif
nama untuk semua untuk usaha Intelektual untuk secara kritis menganalisis
ketepatan sumber daya alam dan asal usul kerusakan secara politik ekonomi,
dengan maksud itu di peroleh studi akademik atau aplikasi bersipat praktis, dalam
pengertian lain, politik lingkungan peduli pada dimensi politik dalam pengunaan
dan manfaatan sumber daya alam.
25
Sedangkan, ( Hidayat,2011) mengomentari politik lingkungan adalah sama
atas suatu metode terapan ahli-ahli lingkungan menganalisis kebijakan mengenai
masalah lingkungan yang relavan, ini yang dikenal dengan sebutan progressivi
contextualization (kontektualisasi yang maju). Pendekatan yang mulai dengan
aktor (pelaku), dalam hal ini para pemakai sumber daya alam yang langsung,
dalam mempertimbangkan suatu konteks dengan apa mereka terbuat atau tidak
tersebut dalam cara yang khusus terhadap sumber daya alam.
Mengamati skala sosial dalam lingkungan yang berbeda, politik lingkungan
menjelaskan sekurangyan tiga penelitan area yang berbeda (Bryant, 1992). Petama
penelitia ke dalam sumber yang kontestual perubahan lingkungan yang menguji
pengaruh lingkungan secara umum pada suatu negara, hubungan atara negara, dan
kapitalisme global. Judul ini merefleksikan pegaruh yang tumbuh dari kekuatan
nasional dan trasnasional atas lingkungan dari suatu dunia yang saling bertambah
ketergantungan, baik secara politik ekonomi, kedua, area penelitia mencari tahu
suatu lokasi dari aspek aspek yang khusus mengenai perubahan lingkungan.
Ilmuan memperoleh pandangan bagaimana kontestual pelaku berpengaruh atas
kondisi sosio- lingkungan yang khusus, hubungan, dan menekankan perjuagan
lingkungan yang khusus atas lingkungan. Megambil, baik sejarah maupun
dinamika komplik yang kini, peneliti area ini mengambarkan bagai mana para
petani yang miskin dan masyarakat lokal tampa kekuasan yang berperang
melindungi pondasi lingkungan atas kehidupanya,ketiga peneliti area ini
menjelaskan jaringan politik dari perubahan lingkun gan atas hubungan sosio-
ekonomi dan politik. ( Hidayat,2011)
26
Politik lingkungan dalam banyak negara di dunia mempunyai peran penting
tidak hanya pada tingkatan yang berbeda, tetapi juga dalam bingkai kerja
struktural yang berbeda. Banyak lembagah antara pemerintahan mempunyai peran
penting dalam aktiviras yang serupa, membuat aturan lingkungan, membuat
kebijakan, penelitian, Monitor, Training, proyek pembiayaan dalam supervisi.
Tiga lembaga khusus yang penting misalnya, perserikatan bangsa bangsa dalam
program lingkungan (UNEP), Bank Dunia dalam masyarakat Eropa
(Hidayat,2011).
Kondisi ini cocok, karena kita hidup dalam rezim intrnasional dinia.
Beberapa dari mereka berhubungan dari isu-isu moneter (sebagai contoh, sistem
bretto Woodd dan para pengikutnya ); yang lain mengenai pardagangan
internasional mengenai komoditas ( misalnya persetujuan kopi). Beberapa rezim
menyikapi ke pemakaian langsung sumber daya alam atas perjanjian internasianal
Konteks pemahaman politik lingkungan menekankan dalam negara bangsa secara
individu yang tercermin, berupa tindakan yang meningkat atas aspek khusus
mengenai hubungan sosial dan struktur kekuasan dalam setiap negaran. Hal ini
terjadi ketika muncul kepentingan dan saling ketergantugan atas isu utama
lingkungan yang bersifat lintas batas batas negara. Politik adalah kekuatan dalam
penting dalam hak-hak mereka baik sebagai suatu jendelah aspek politik ekonomi
sosial politik di lain pihak. ( Hidayat,2011)
Dengan demikian, jika kita menyarikan di masa depan, interaksi antar
masalah lingkungan dan kekuatan kekuatan politik akan berdampak terhadap
pembangunang memprediksi pentingnya politik yang lebih besar,maka keperluan
27
untuk pendekatan analitik yang terintegrasi atas pemahaman lingkungan dan
politik menjadi lebih penting. ( Hidayat,2011)
Robbins (2004) telah mencoba mengidifikasi empat tesis dalam ekologi-
politik, yaitu 1) Degradasi dalam marjilisasi, 2) Komlik lingkungan, 3)
Konserpasi dan kontrol dan , 4) Identitas lingkungan dan gerakan sosial. Kempat
tesis tersebut juga tampatnya relavan dan isu-isu kelautan kelautan dan perikanan
memberikan gambaran dan serta pendekatan ekologi- politik yang relevan.(Arif
Satria, 2009)
Meskipun demikian keempat tesis tersebut bisa terkait satu sama lain, dan
keempatnya bisa ada dalam satu isu, serta bisa dilihat pada isu kawasan
konsevasi.misalnya, ketiadaan desentralisasi kepada masyarakat tersebut
dikhawatirkan akan menyebabkan meningkatnya komflik dengan nelayan, sebagai
mana ini terjadi di kebanyakan taman nasional yang ada. Komflik terjadi karna
nelayan merasah “terjajah”, mengingat tiba-tiba akan terusir dari wilayah
tangkapannya tampa ada konsultasi terlebih dahulu. Akibatnya, marjinalisasi
nelayan seolah terjadi kenyataan yang harus diterima di mana taman nasional itu
berada. Oleh karena itu, perjungan baru mesti dilakukan, yakni perjuangan hak-
hak nelanyan yang hilang karena intervensi pihak luar atas nama konsevasi, dan
patan LSM tentu sangat ditunggu para nelaya dalam mengorganisir diri dan, pada
giliranya, dapat menrebut kembali hak-hak komunalnya. .(Arif Satria, 2009)
Robbins (2004) juga menlihat bahwa kerangka Ostrom juga menjadi suatu
pendekatan dalam ekologi -politik,Banya isu kelautan dan perikanan yang dapat
dilihat dari teori ini. Hasil studi satria (2005) menunjutkkan, kibijakan
28
pengembangan teman wisata alam layt telah mengubah hak-hak kepemilikan
nelayan tradisional. Misalnya, duluh nelayan memiliki hak-hak itu, dari hak akses
hinga hak eksklusi. Setelah adanya nama wisata alam laut di Gili India, hak
pengelolaan menjadi hilang karena di ambil alih oleh Balai konsevasi sumber
daya alam (BKSDA) dan pengusaha wisata bahari. Begitu pulah hak akses jadi
menangkap ikan menjadi terbatas. (Arif Satria, 2009)
Dalam teori-teori sumber daya, berdasarkan dari kepemilikannya, sumber
daya laut bisa dibagi kedalam empat kategori (berkes dan fervar 1989, Barkes
et,al 2001;Buek 1998; Hanna et,al 1996 ). Dimana sumber daya dimiliki oleh
seluruh warga Negara, dan pengandalian pengelolaan dilakukan oleh pemerintah.
Dimana individuh atau perusahaan memiliki hak terdapat sumber daya laut,
seperti modal individual transferable quota (ITQ) yang marak dikembangkan ke
Negara Negara barat. Dimana sumber daya memliki Dan dikontrol oleh kelompok
masyarakat. (Arif Satria, 2009) Politik dan lingkungan dimanapun juga selalu
berhubungan erat satu sama lain. Hal ini ditegaskan oleh Harvey (1993) dalam
Bryant & Bailey (2005:5) yang mengatakan bahwa seluruh proyek (dan argumen)
ekologis selalu simultan/diikuti dengan proyek (dan argumen) ekonomi politik
dan demikian pula sebaliknya. Argumen ekologis tidak pernah bisa netral secara
sosial, begitu juga argumen sosial politik tidak pernah bisa netral secara ekologis.
Perbedaan keduanya adalah bahwa politik lingkungan hidup merupakan
cabang kajian di dalam ilmu politik yang mempelajari ekologi dengan
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan politik tradisional. Sehingga seringkali
pendekatan ini bias hanya kepada aktor-aktor atau institusi-institusi besar (global).
29
Politik lingkungan hidup, menurut Walters (2004:1) mempelajari bagaimana
manusia mengorganisasikan dirinya dan struktur perilakunya untuk melindungi
kepentingan mereka di dalam lingkungan. Ia mempelajari dinamika gerakan-
gerakan sosial, kelembagaan dan pembuatan kebijakan pemerintah serta interaksi
yang terjadi di dalamnya. Sebagai subjek akademik, politik lingkungan hidup
termasuk cabang kajian baru dan interdisiplin yang dipengaruhi oleh ilmu sejarah,
ilmu politik, geografi, sosiologi, antropologi dan ilmu lingkungan
B. Konsep Masyarakat Nelayan
Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan
ikan. Dalam perstatistikan perikanan perairan umum, nelayan adalah orang yang
secara aktif melakukan operasi penangkapan ikan di perairan umum. Orang yang
melakukan pekerjaan seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat penangkapan
ikan ke dalam perahu atau kapal motor, mengangkut ikan dari perahu atau kapal
motor, tidak dikategorikan sebagai nelayan (Departemen Kelautan dan Perikanan,
2002)
Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan
juragan dan nelayan perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja
dengan alat tangkap milik orang lain. Sebaliknya nelayan juragan adalah nelayan
yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain. Sedangkan nelayan
perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dan dalam
pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain (Subri, 2005).
Sumberdaya nelayan dicirikan oleh pendidikan dan keterampilan yang
rendah, kemampuan manajemen yang terbatas. Taraf hidup penduduk desa pantai
30
yang sebagian besar nelayan sampai saat ini masih rendah, pendapatan tidak
menentu (sangat tergantung pada musim ikan), kebanyakan masih memakai
peralatan tradisional dan masih sukar menjauhkan diri dari prilaku boros (Sitorus,
1994). Kita sering dibingungkan oleh berita media dan statement para tokoh LSM
yang salah kaprah mendefinisikan substansi kelompok profesi masyarakat pelaku
dibidang kelautan dan perikanan. Definisi kacau, data kacau, analisa kacau,
statement juga lebih kacau, terlebih diutarakan oleh oknum LSM yg tidak
memiliki latar belakang akademis dibidangnya tentunya secara ilmiah tidak dapat
dipertanggung jawabkan sebagai referensi. Akan lebih celaka lagi jika statement
amburadul salah definisi digunakan sebagai referensi politik maka makin kacau
kebablasan reformasi yang sedang kita kembangkan.(Gazalba, 2003)
a. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan
ikan.
b. Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan,
dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan
yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk
memuat, mengangkut,menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah,
dan/atau mengawetkannya.
c. Pengolah adalah orang yang melakukan kegiatan mengolah hasil
perikanan.
d. Pemasar adalah orang yang melakukan kegiatan memasarkan hasil
perikanan termasuk olahannya.
31
e. Petambak garam rakyat adalah orang yang mata pencahariannya
melakukan kegiatan usaha produksi garam sebagai penggarap penyewa
lahan, penggarap bagi hasil (mantong) dan/atau pemilik lahan tambak
garam dengan luasan tertentu yang mengerjakan lahan tambaknya sendiri.
f. Kelompok Masyarakat Pesisir yang selanjutnya disebut KMP adalah
kumpulan masyarakat terorganisir yang mendiami wilayah pesisir dan
melakukan kegiatan usaha penunjang kelautan dan perikanan ataupun
usaha lainnya serta terkait dengan pelestarian lingkungan.
1. Masyarakat Nelayan
Secara geografis, masyarakat nelayan adalah masyarakat yang hidup,
tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara
wilayah darat dan laut (Kusnadi, 2009).
Menurut Imron (2003) dalam Mulyadi (2005), Nelayan adalah suatu
kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut,
baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya. Mereka pada
umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat
dengan lokasi kegiatannya. Seperti masyarakat yang lain, masyarakat nelayan
menghadapi sejumlah masalah politik, sosial dan ekonomi yang kompleks.
Masalah-masalah tersebut antara lain:
a. Kemiskinan, kesenjangan sosial dan tekanan-tekanan ekonomi yang
datang setiap saat,
b. Keterbatasan akses modal, teknologi dan pasar sehingga memengaruhi
dinamika usaha,
32
c. Kelemahan fungsi kelembagaan sosial ekonomi yang ada,
d. Kualitas sumberdaya masyarakat yang rendah sebagai akibat
keterbatasan akses pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik,
e. Degradasi sumberdaya lingkungan baik di kawasan pesisir, laut,
maupun pulau-pulau kecil, dan
f. Belum kuatnya kebijakan yang berorientasi pada kemaritiman sebagai
pilar utama pembangunan nasional
Masalah actual lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa potensi untuk
berkembangnya jumlah penduduk miskin di kawasan pesisir cukup terbuka.
Hal ini disebabkan dua hal penting berikut ini:
a. Meningkatnya degradasi kualitas dan kuantitas lingkungan pesisir laut.
Degradasi lingkungan ini terjadi karena pembuangan limbah dari
wilayah darat atau perubahan tata guna lahan di kawasan pesisir untuk
kepentingan pembangunan fisik. Kondisi demikian akan menyulitkan
nelayan memperoleh hasil tangkapan, khususnya di daerah-daerah
perairan yang sudah dalam kondisi tangkap lebih.
b. Membengkaknya biaya-biaya operasi penangkapan karena
meningkatnya harga bahan bakar minyak (bensin dan solar), sehingga
nelayan mengurangi kuantitas operasi penangkapan. Untuk menyiasati
kenaikan harga bahan bakar ini, nelayan menggunakan bahan bakar
minyak tanah dicampur dengan oli bekas atau solar. Bahan bakar
oplosan ini untuk menggantikan bahan bakar bensin dan solar. Hal ini
33
berdampak negatif terhadap kerusakan mesin perahu, sehingga dapat
membebani biaya investasi nelayan.
Kedua hal di atas berpengaruh signifikan terhadap perolehan
pendapatan nelayan dan kelangsungan usaha nelayan.
2. Pengelolaan Nelayan
Beberapa kelompok nelayan memiliki beberapa perbedaan dalam
karakteristik sosial dan kependudukan. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada
kelompok umur, pendidikan, status sosial dan kepercayaan. Dalam satu kelompok
nelayan sering juga ditemukan perbedaan kohesi internal, dalam pengertian
hubungan sesama nelayan maupun hubungan bermasyarakat (Townsley 1998
dalam Widodo, 2006).
Charles 2001 dalam Widodo 2006 membagi kelompok nelayan dalam
empat kelompok yaitu:
a. Nelayan subsisten (Subsistence fishers), yaitu nelayan yang menangkap
ikan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
b. Nelayan asli (Native/Indigenous/Aboriginalfishers), yaitu nelayan yang
sedikit banyak memiliki karakter yang sama dengan kelompok pertama,
namun memiliki juga hak untuk melakukan aktivitas secara komersial
walaupun dalam skala yang sangat kecil.
c. Nelayan rekreasi (Recreational/Sport fishers), yaitu orang-orang yang
secara prinsip melakukan kegiatan penangkapan hanya sekedar untuk
kesenangan atau berolahraga, dan
34
d. Nelayan komersial (Commercial fishers), yaitu mereka yang
menangkap ikan untuk tujuan komersial atau dipasarkan baik untuk
pasar domestik maupun pasar ekspor. Kelompok nelayan ini dibagi dua,
yaitu nelayan skala kecil dan skala besar.
Dari empat pengelompokan tersebut sudah sangat sulit menemukan dua
kelompok yang pertama. Sementara kelompok ketiga walaupun di beberapa
negara maju berbagai kegiatannya telah terdokumentasi dengan baik namun di
beberapa negara berkembang seperti Indonesia misalnya, sulit ditemukan. Di
samping pengelompokkan tersebut, terdapat beberapa terminologi yang sering
digunakan untuk menggambarkan kelompok nelayan, seperti nelayan penuh
untuk mereka yang menggantungkan keseluruhan hidupnya dari menangkap ikan;
nelayan sambilan untuk mereka yang hanya sebagian dari hidupnya tergantung
dari menangkap ikan (lainnya dari aktivitas seperti pertanian, buruh dan tukang);
juragan untuk mereka yang memiliki sumberdaya ekonomi untuk usaha perikanan
seperti kapal dan alat tangkap; dan anak buah kapal (ABK/pandega) untuk mereka
yang mengalokasikan waktunya dan memperoleh pendapatan dari hasil
pengoperasian alat tangkap ikan, seperti kapal milik juragan. (Kusnadi, 2006
dalam Kusnadi, 2009).
Disamping pembagian diatas, Widodo 2006 juga mengemukakan beberapa
pembagian lain seperti daya jangkau armada perikanan dan juga lokasi
penangkapan ikan. Dapat disebutkan misalnya nelayan pantai atau biasanya
disebut:
35
1. Perikanan pantai untuk usaha perikanan skala kecil dengan armada yang
didominasi oleh perahu tanpa motor atau kapal motor tempel,
2. Perikanan lepas pantai untuk perikanan dengan kapasitas perahu rata-rata
30 GT, dan
3. Perikanan samudera untu kapal-kapal ukuran besar misalnya 100 GT
dengan target perikanan tunggal seperti tuna.
Menurut Kusnadi (2009), dalam perspektif stratifikasi sosial ekonomi,
masyarakat pesisir bukanlah masyarakat yang homogeny. Masyarakat pesisir
terbentuk oleh kelompok-kelompok sosial yang beragam. Dilihat dari aspek
interaksi masyarakat dengan sumberdaya ekonomi yang tersedia di kawasan
pesisir, masyarakat pesisir terkelompok sebagai berikut:
Pemanfaat langsung sumberdaya lingkungan, seperti nelayan (yang pokok),
pembudidaya ikan di perairan pantai (dengan jaring apapung atau karamba),
pembudidaya rumput laut/mutiara, dan petambak.
1. Pengolah hasil ikan atau hasil laut lainnya, seperti pemindang, pengering
ikan, pengasap, pengusaha terasi/krupuk ikan/tepung ikan, dan sebagainya;
dan
2. Penunjang kegiatan ekonomi perikanan, seperti pemilik toko atau warung,
pemilik bengkel (montir dan las), pengusaha angkutan, tukang perahu dan
buruh kasar (manol).
Tingkat keragaman (Heterogenitas) kelompok-kelompok sosial yang ada
dipengaruhi oleh tingkat perkembangan desa-desa pesisir. Desa-desa pesisir atau
36
desa-desa nelayan yang sudah berkembang lebih maju dan memungkinkan
terjadinya diversifikasi kegiatan ekonomi, tingkat keragaman kelompok-
kelompok sosialnya lebih kompleks daripada desa-desa pesisir yang belum
berkembang atau yang terisolasi secara geografis. Di desa-desa pesisir yang sudah
berkembang biasanya dinamika sosial berlangsung secara intensif.
Selanjutnya mengatakan, di desa-desa pesisir yang memiliki potensi
perikanan tangkap (laut) cukup besar dan memberi peluang mata pencarian bagi
sebagian besar masyarakat pesisir melakukan kegiatan penangkapan, masyarakat
atau kelompok sosial nelayan merupakan pilar sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat pesisir. Karena masyarakat nelayan berposisi sebagai produsen
perikanan tangkap, maka kontribusi mereka terhadap dinamika sosial ekonomi
lokal sangatlah besar. Peluang kerja di sektor perikanan tangkap ini tidak hanya
memberi manfaat secara sosial ekonomi kepada masyarakat lokal, tetapi juga
kepada masyarakat-desa-desa lain di daerah hulu yang berbatasan dengan desa
nelayan tersebut. (Kusnadi, 2009)
Karena masyarakat nelayan merupakan unsur sosial yang sangat penting
dalam struktur masyarakat pesisir, maka kebudayaan yang mereka miliki
mewarnai karakteristik kebudayaan atau perilaku sosial budaya masyarakat pesisir
secara umum. Karakteristik yang menjadi ciri-ciri sosial budaya masyarakat
nelayan adalah sebagai berikut: memiliki struktur relasi patron-klien yang sangat
kuat, etos kerja tinggi, memanfaatkan kemampuan diri dan adaptasi optimal,
kompetitif dan berorientasi prestasi, apresiatif terhadap keahlian, kekayaan dan
kesuksesan hidup, terbuka dan ekspresif, solidaritas sosial tinggi, sistem
37
pembagian kerja berbasis seks (laut menjadi ranah laki-laki dan darat adalah ranah
kaum perempuan), dan berperilaku “konsumtif” (Kusnadi, 2009).
Patron-klien merupakan basis relasi sosial masyarakat nelayan atau
masyarakat pesisir. Relasi sosial patron-klien sangat dominan dan terbentuk karna
karakteristik kondisi mata pencarian, sistem ekonomi, dan lingkungan. Hubungan-
hubungan demikian terpola dalam kegiatan organisasi produksi, aktivitas
pemasaran, dan kepemimpinan sosial. Pola-pola hubungan patron-klien dapat
menghambat atau mendukung perubahan sosial ekonomi. Namun demikian,
dalam kegiatan pemberdayaan sosial ekonomi, pola-pola hubungan patron-klien
harus diperlakukan sebagai modal sosial atau potensi pemberdayaan masyarakat
(Kusnadi, 2009).
Menurut Mulyadi (2007), kemiskinan merupakan masalah yang bersifat
kompleks dan multidimensional, baik dilihat dari aspek kultural maupun aspek
struktural. Ada empat masalah pokok yang menjadi penyebab dari kemiskinan,
yaitu kurangnya kesempatan (Lack o f opportunity), rendahnya kemampuan (low
o f capabilities), kurangnya jaminan (Low level-security) dan keterbatasan hak-hak
sosial, ekonomi dan politik sehingga menyebabkan kerentanan (vulnerability),
keterpurukan (voicelessness), dan ketidakberdayaan (Powerlessness) dalam segala
bidang.
Dilihat dari lingkupnya, kemiskinan nelayan terdiri atas kemiskinan
prasarana dan kemiskinan keluarga. Kemiskinan prasarana dapat diindikasikan
pada ketersediaan prasarana fisik di desa-desa nelayan, yang pada umumnya
masih sangat minim, seperti tidak tersedianya air bersih, jauh dari pasar, dan tidak
38
adanya akses untuk mendapatkan bahan bakar yang sesuai dengan harga standar.
Kemiskinan prasarana secara tidak langsung juga memiliki adil bagi munculnya
kemiskinan keluarga, kemiskinan prasarana juga dapat mengakiban keluarga yang
berada garis kemiskinan (near poor) bisa merosot ke dalam kelompok keluarga
miskin (Mulyadi, 2007).
Menurut Soetrisno (1995) hal utama yang terkandung dalam kemiskinan
adalah kerentanan dan ketidakberdayaan. Dengan kerentanan yang dialami, orang
miskin akan mengalami kesulitan untuk menghadapi situasi darurat. Ini dapat
dilihat pada nelayan perorangan misalnya, mengalami kesulitan untuk membeli
bahan bakar untuk keperluan melaut. Hal ini disebabkan sebelumnya tidak ada
hasil tangkapan yang bisa dijual, dan tidak ada dana cadangan yang dapat
digunakan untuk keperluan yang mendesak. Hal yang sama juga dialami oleh
nelayan buruh, mereka merasa tidak berdaya di hadapan para juragan yang telah
mempekerjakannya, meskipun bagi hasil yang diterimanya dirasakan tidak adil.
C. Kerangka Fikir
Ekologi politik nelayan erat kaitannya dengan relevansi isu-isu kelautan dan
perikanan, ada empat yaitu perubahan lingkungan, akses sumberdaya, konservasi,
dan identitas lingkungan. Dalam ekologi politik nelayan tidak terlepas dari faktor
pendukung dan faktor penghambat dalam mempengaruhi keadaan laut di Desa
pao kecamatan taroang.
39
Bagan Kerangka Pikir
D. Fokus Penelitian
Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana politik nelayan dalam pelestarian
lingkungan laut dan bagaimana bentuk partisipasi lingkungan laut di Desa Pao
sehingga fokus penelitian ini adalah degradasi dan marjinisasi (perubahan laut)
konflik lingkungan laut, akses suber daya, konserfasi lingkungan laut, identitas
lingkungan dan gerakan sosial nelayan.
E. Deskripsi Fokus Penelitian
Adapun deskripsi fokus pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pelestarian lingkungan laut Desa Poa adalah Seperti halnya hutan, laut
juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan pantai banyak
disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di
40
laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia
yang mengancam kelestarian laut dan pantai.
2. Dekradasi dan marjinilisasi Perubahan Lingkungan Laut yang di
maksud adalah pembabatan makrove, penambanambangan pasir dan
pencemaran
3. Konfik lingkungan (akses sumberdaya lingkungan) yang di maksud
adalah penelitian ini adalah pertambangan konflik yang terjadi dalam
masyarakat yang berkaitan dengan sumber daya laut
4. Konservasi yang di masud penelitian ini adalah pembetukan daerah
perlindungan laut dan taman nasional laut
5. Identitas lingkungan dan gerakan sosial adalah gerakan politik aksi dan
gerakan politik nelayan dalam memperjuangkan hak-haknya
6. Partisipasi masyarakat adalah keikuserta masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan laut.
7. Lingkungan laut yang lestari dan berkelanjutan adalah lingkungan laut
yang dapat mendukung pembagunan baik masa sekarang maupun
generasi mendatang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian ini direncanakan akan berlangsung selama dua bulan,
terhitung setalah ujian proposal,. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan
Taroang Kabupaten Jeneponto
B. Jenis Dan Tipe Penelitian
Adapun jenis dan tipe penelitian ini akan menggunakan :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu data dalam bentuk kata,
kalimat dan gambar.
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah bersifat deskriptif kualitatif, artinya membuat
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, menggambarkan,
menjabarkan, mengungkapkan, menjelaskan, menganalisis pelaksanaan
pengelolaan transportasi laut.
C. Sumber Data
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berasal dari dua sumber, yaitu :
1. Data Primer.
Data yang diperoleh secara langsung di lapangan yang bersumber dari
informan, dengan memakai teknik pengumpulan data berupa in-depth
interview (wawancara mendalam), serta melakukan observasi (pengamatan
langsung).
40
41
2. Data sekunder.
Data pendukung bagi data primer yang diperoleh dari bahan-bahan
literatur seperti dokumen-dokumen, catatan-catatan, arsip-arsip resmi, serta
literatur lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti.
D. Informan Penelitian.
Adapun informan dari penelitian ini di ambil dari dinas Perikanan
Jeneponto. Adapun perinciannya yaitu sebagai berikut:
No Jabatang/Strata Keterangan1 Kepala Dinas Peraikanan Kabupaten Jeneponto 1 orang2 Kepala Desa Pao 1 orang3 Penyulu Perikanan 2 orang4 Tokoh Maksyarakat 2 orang5 Masyarakat Nelayan Desa Pao 4 orang
Jumlah 10 orang
E. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Lapangan (field research)
Penelitian lapangan ini dimaksudkan bahwa penulisakan langsung
melakukan penelitian pada lokasi atau objek yang telah ditentukan. Penelitian
lapangan ditempuh dengan cara sebagai berikut :
a. Observasi yaitupengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti dan sesuai dengan tujuan penelitian serta
42
direncanakan secara sistematis juga dapat dikontrol reliabilitas dan
validitasnya.
b. Wawancara mendalam (in-depth interview) yaitu teknik pengumpulan data
yang digunakan dengan cara bertanya langsung atau mengadakan proses
tanya jawab, dialog atau percakapan dengan informan yang dipilih untuk
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam terkait dengan masalah yang
akan diteliti.
c. Dokumentasi
Dokumentasi didapatkan dengan mempelajari data-data yang ada, artikel
dan buku- buku yang berhubungan dengan penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis kualitatif yaitu upaya
untuk mengurutkan data dalam bentuk kata-kata secara sistematik sehingga
dapat dimengerti dan dipahami. arenOleh ka itu, dalam analisis kualitatif perlu
dilakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kemudian
reduksi data dalam analisis kualitatif sebagai proses pemilihan data kualitatif.
Proses reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses reduksi data bukanlah proses yang
sekali jadi, tetapi proses yang berulang selama proses penelitian ini
berlangsung. Penyajian data yang lebih baik merupakan salah satu cara utama
bagi analisis bagi kualitatif yang valid dan kemudian membangun proposisi
(kaitan antara konsep).
43
Maka dalam mereduksi data peneliti memfokuskan pada pelaksanaan
strategi pemerintah dalam mengelola transportasi laut yang dilakukan oleh
pemerintah Kabupaten Jeneponto .Langkah berikutnya setelah direduksi adalah
penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat mengenai
fenomena yang terjadi di masyarakat. Selanjutnya peneliti akan menarik
kesimpulan berdasarkan hasil observasi dan wawancara di lapangan.
G. Pengabsahan Data
Salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil
penelitian adalah dengan melakukan triagulasi metode, teori, dan data yaitu :
1. Triangulasi dengan Sumber Data
Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang
berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan: (a)
membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara; (b)
membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dilakukan sepanjang waktu; (c) membandingkan keadaan
dan persfektif seseorang dengan berbagai pendapatan dan pandangan
orang lain seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau
tinggi,orang berada dan orang pemerintahan; (d) membandingkan hasil
wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
2. Triangulasi dengan Metode
Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap
penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat
44
dengan metode interviewsama dengan metode observasi, atau apakah hasil
obsevasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di-interview.
Begitu pula teknik ini diakukan untuk menguji sumber data ketika di
interview dan di obsevasi akan memberikan informasi yang sama atau
berbeda. Apabila berbeda maka peneliti harus dapat menjelaskan
perbedaan itu, tujuannya adalah untuk mencari kesamaan data dengan
metode yang berbeda.
3. Triangulasi dengan Teori
Dilakukan dengan menguraikan pola, hubungan dan menyertakan
penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan
pembanding. Secara induktif dilakukan dengan menyertakan usaha
pencarian cara lain untuk mengorganisasikan data yang dilakukan dengan
jalan memikirkan kemungkinan logis dengan melihat apakah
kemungkinan-kemungkinan ini dapat ditunjang dengan data.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Kondisi Geografis, Letak Desa
Desa Pao merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Tarowang Kabupaten Jeneponto. Jarak Desa Pao dari ibu kota Kabupaten
± 16 km Sedangkan jarak dari ibu kota kecamatan ± 2 km.
2. Administrasi desa
Desa Pao memiliki luas wilayah ±2,5 km2. Desa ini terdiri dari 5
(lima) dusun yaitu Dusun Kampung Beru, Dusun Tonroa, Dusun
Kampung Bendi, Dusun Pao Dan Dusun Kaloko. Secara administrativ
Desa ini berbatasan dengan, Sebelah Utara Desa Tarowang, Sebelah
45
46
Timur Desa Bungeng, Sebelah Selatan Laut Flores, Sebelah Barat
Kelurahan Togo-Togo
3. Topografi
Desa Pao merupakan desa yang memiliki kondisi wilayah dataran
rendah dengan memiliki jarak ± 1 km diatas permukaan laut. Wilayah ini
merupakan wilayah pengembangan perikanan pertambakan, budi daya
rumput laut serta pertanian jagung kuning dan persawahan.
4. Iklim dan curah hujan
Desa Pao memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata mencapai 30
derajat celcius serta memiliki 2 tipe musim yaitu musim kemarau dan
musim hujan.musim hujan terjadi mulai bulan November - Maret
sedangkan muusim kemarau mulai bulan April - Oktober setiap
tahunnya. Jumlah curah hujan rata-rata setiap tahun di Desa Pao
mencapai 2000 mm-3000 mm.Perekonomian Masyarakat Desa Kegiatan
Perekonomian masyarakat Desa Pao dalam memenuhi kebutuhan
keluarganya cukup beragam, mulai dari PNS, Pedagang, Petani Tukang
Batu/Tukang Kayu, Tukang Ojek dan Buruh Tani.dari beberapa
pekerjaan pokok tersebut bertani dan nelayan merupakan pekerjaan yang
banyak dilakukan oleh masyarakat setempat. Berikut daftar pekerjaan
pokok masyarakat Pao, dapat dilihat pada tabel 1.
47
Tabel 1. Pekerjaan Pokok Kepala Keluarga Desa Pao
Tahun 2011
Jenis pekerjaan Dusun Jumlah
Pao Tonroa Kaloko Kampung
beru
Kampung
Bendi
PNS 5 1 15 7 19 47
Pedagang 4 4 18 22 23 71
Nelayan 12 150 188 50 10 410
Petani 180 123 90 135 70 598
petani rumput laut - 13 27 6 - 46
petani tambak 2 - - - - 2
Tukang jahit 1 - - 1 1 2
Tukang Ojek 6 15 6 11 1 39
Tukang batu 1 1 1 - - 3
Tukang kayu 1 - 1 - - 2
Sopir 4 - 4 2 7 17
Tukang becak 10 7 4 19 12 52
Buruh nelayan - 31 27 11 4 73
Buruh tani - 25 14 12 41 92
Buruh Tani - - 27 - - 27
Rumput Laut
Buruh Bangunan 1 1
Buruh dagang
- -
1
' '
1
48
Berdasarkan data tersebut diatas maka diketahui bahwa pekerjaan
pokok masyarakat Desa Pao adalah petani dan nelayan. Sementara
pekerjaan sampingan adalah tukang kayu/batu, tukang ojek, tukang jahit
dan pedagang. Dan jika pekerjaan tetapnya PNS maka biasanya
pekerjaan sampingannya adalah petani.
Sektor pertanian, Pada sektor ini jenis tanaman yang sering di
budidayakan masyarakat Desa Pao adalah padi dan jagung, tanaman
jagung ditanam di kebun sedangkan tanaman padi di tanam di sawah.
Pemeliharaan tanaman padi dan jagung oleh masyarakat petani dilakukan
dengan cara tradisional. Petani membersihkan tanaman dari gangguan
rumput liar dengan cara beragam ada yang sengaja mencabut rumput
pakai tangan atau sabit ada juga menggunakan herbisida. Tanaman padi
dan jagung ditanam dua kali dalam setahun.
Pemasaran hasil bumi, pemasaran hasil produksi pertanian jagung
dan padi sangat mudah bagi masyarakat karena ada pedagang pengumpul
dari luar desa yang sengaja datang untuk membeli hasil bumi meskipun
kadang-kadang harga suka dipermainkan.Sektor peternakan, jenis ternak
yang banyak dipelihara oleh masyarakat desa pao adalah
sapi,kerbau,kuda dan kambing hanya saja banyak keluhan bagi
massyarakat petani karena para peternak kurang bisa menjaga ternaknya
dengan baik sehingga sering mengganggu dan merusak tanaman para
petani.selain dari kedua ternak tersebut juga terdapat ternak kecil seperti
itik dan ayam.
49
5. Kependudukan dan sosial budaya/ Jumlah penduduk dan tingkat
pertumbuhannya
Desa Pao memiliki penduduk sebanyak 3711 jiwa, yang terdiri dari
laki-laki 1622 jiwa dan perempuan 2089 jiwa yang tersebar Di lima
Dusun yaitu Dusun Tonroa, Dusun Pao, Dusun Kaloko, Dusun Kampung
Beru Dan Dusun Kampung Bendi. Adapun jumlah penduduk di setiap
dusun dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin
Desa Pao Kec.Tarowang Kab.Jeneponto Tahun 2011
DusunJenis kelamin
JumlahLaki-laki Perempuan
Pao 400 497 897
Kampung beru 312 350 662
Kampung bendi 225 347 572
Tonroa 270 325 595
Kaloko 415 570 985
Jumlah 1622 2089 3711
6. Tingkat kesejahteraan masyarakat
Tingkat kesejahteraan Desa Pao berdasarkan hasil penjajakan
bersama masyarakat dan hasil sensus yang dilakukan dari hasil itulah
diketahui klasifikasi tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa Pao masuk
dalam kategori menengah ke bawah. Indikator yang digunakan dalam
mengukur tingkat kehidupan masyarakat ditentukan oleh masyarakat
50
setempat yaitu massyarakat kaya, sedang miskin dan sangat miskin yang
dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Distribusi jumlah KK berdasarkan tingkat kesejahteraan
Desa Pao Tahun 2011
Dusun Kk berdasarkan tingkat kesejahteraan Jumlah
Kaya Sedang Miskin Sangat
miskin
Pao - 40 130 40 210
Tonroa - 12 85 55 152
Kaloko 2 26 105 43 176
Kampung beru - 21 96 48 165
Kampung bendi 11 27 71 39 148
Total 13 126 487 225 851
Berdasarkan data pada tabel 4 diatas diketahui banyak jumlah
masyarakat miskn dan sangat miskin di sebabkan oleh karena mereka
rata-rata petani penggarap (buruh tani), buruh nelayan dan buruh reumput
laut.selain dari itu pekerjaan lain yang sering di lakukan oleh masyarakat
desa pao adalah tukang ojek,sopir serta tukang becak diluar desa bahkan
51
sampai ke Makassar.kondisi ini juga diperparah oleh banyak perkawinan
usia muda, rendahnya tingkat pendidikan dan masih bergantung dan
menumpang pada orang tua. Dari data di atas dapat di ketahui bahwa
desa Pao di huni oleh 851 kepala keluarga dengan tingkat kesejahteraan
yang masuk kategori kaya 13 orang,sedang 126 kk,miskin 487 kk dan
sangat miskin 225 kk yang tersebar di 5 dusun.
B. Ekologi Politik Nelayan dalam Melestarikan Lingkungan Laut di Desa
Pao Kecamatan Tarowang. Kabupaten Jeneponto.
1. Degradasi dan marjilisasi (perubahan lingkungan laut)
Oleh karena itu perjuangan baru mesti di lakukan yakni perjuangan
terhadap hak hak nelayan yang hilang karna intervensi pihak luar atas
nama konservasi ,dan para LSM tentunya sangat ditunggu para nelayan
dalam megorganisir diri dan pada gilirannya, dapat merebut kembali hak
hak komunalnya dan menunjukkan pengembangan taman wisata alam
laut telah mengubah hak hak kepemilikan nelayan.misalnya, dulu
nelayan memiliki hak hak itu, dari hak akses hingga hak eksklusip.
Serelah adanya taman wisata alam di laut hak pengelolaan menjadi
hilang karna di ambil alih oleh Balai Konservasi Daya Alam
(BKSDA)dan pengusaha wisata bahari. Begitu pula hak akses menangkat
ikan menjadi terbatas. Dalam sumber daya, berdasarkan kepemilikan
sumberdaya laut di mana sumberdaya di miliki oleh seluruh warga
negara, dan pengandalian pengelolahan dilakukan oleh pemerintah,dan
52
dimana individu atau perusahaan di miliki hak sumber daya laut seperti
modal.
Dimana sumber daya memiliki dan di kontrol oleh kelompok
masyarakat dan pengelolaan sumber daya kelautan berkembang di negara
negara yang masih bercorak sentralistik konsekuensi dan sumber daya
yang dimiliki negara, komonitas nelayan memiliki aturan sendiri tentang
bagaimana meyeimbangkan ketiga dimensi itu. Acuanya nilai lokal yang
penuh keakripan, dan yang menjadi persoalan di tingkat resielensi atau
institusi lokal atau pengaruh eksternal semakin menurun merupakan
payung bagi implementasi pengololaan sumber daya perikanan secara
berkelanjutan.
“Bentuk dasar laut yang majemuk tersebut serta lingkungan air di atasnya memberi kemungkinan munculnya keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan sebaran yang luas, baik secara horizontal maupun secara vertikal. Lingkungan laut selalu berubah dan dinamis. Kadang-kadang perubahan lingkungan ini lambat, seperti datangnya zaman es yang memakan waktu ribuan tahun. Kadang-kadang cepat seperti datangnya hujan badai yang menumpahkan air tawar dan mengalirkan kendapan lumpur dari daratan ke laut. Cepat atau lambatnya perubahan itu sama- mempunyai pengaruh, yakni kedua sifat perubahan tersebut akan mengubah intensitas faktor-faktor lingkungan ”AS 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara menjaga dan melindungi laut di Desa
Pao agar tidak menimbulkan perubahan laut dan tidak menimbulkan
perubahan air tawar dan kedepan lumpur dari daratan ke laut karna mata
pencaharianya masyarakat nelayan Desa Pao semata mata pencaharianya
hanya masyarakat nelayan, karna tampa kesadaran masyarakat nelayan
53
sendiri untuk melindungi menjaga lingkungan laut itu sendiri tidak akan
terjaga lingkungan laut Desa Pao.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak HB yang mengatakan
“tidak ada perubahan lingkungan laut di desa pao malah tambah gundul dalam pingir laut dari enam tahun tidak ada bantuan untuk perubahan lingkungan laut”(HB, 29 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara selama peneliti melakukan di lapangan
lokasi penelitian setelalah melakukan wawancara dengan imforman yang
di tentukan oleh peneliti bahwa masyarakat hususnya Desa Pao sangat
menjaga dan melindungi laut supaya sumber pendapatanya bisa bertamba
dari apa yang sebelumya,karna kenapa mata pencaharianya di Desa Pao
semata mata hanya masyarakat nelayan Untuk melindungi mengelola
sistem laut dan estuaria supaya dapat dimanfaatkan secara terus menerus
dalam jangka panjang dan mempertahankan keanekaragaman genetik
Untuk melindungi penurunan, tekanan, populasi dan spesies langka,
terutama pengawetan habitat untuk kelangsungan hidup mereka Untuk
mencegah aktivitas luar yang memungkinkan kerusakan kawasan
konservasi laut Untuk memberikan kesejateraan yang terus menerus
kepada masyarakat dengan menciptakan konservasi laut. Menyediakan
pengelolaan yang sesuai, yang mempunyai spektrum luas bagi aktivitas
manusia dengan tujuan utamanya adalah penataan laut dan estuaria
Pendekatan pertama merupakan pendekatan yang paling tua terdiri dari
pengaturan dan pengelolaan kegiatan individual di sektor kelautan,
seperti perikanan tangkap Kawasan konservasi laut penting bagi
54
perlindungan keanekaragaman hayati laut dan pemeliharaan produktifitas
perairan terutama sumberdaya perikanan. Saat ini jumlah kawasan
konservasi laut terlalu sedikit dibanding dengan luas laut yang belum
dikelola secara baik. Sampai sekarang dari laut keseluruhan yang
termasuk dalam kawasan konservasi dibanding dengan kawasan darat
Panduan ini mengemukakan langkah yang seyogyanya diambil untuk
membentuk jaringan kawasan konservasi laut yang efektif. Membangun
kawasan konservasi laut yang kecil-kecil dalam jumlah yang banyak dan
dilindungi secara ketat; atau membentuk kawasan penggunaan ganda
yang luas dan mengandung daerah konservasi di dalamnya yang
dilindung secara ketat.
Pendekatan tersebut secara prinsip tidak perlu diperdebatkan.
Keduanya harus berada dalam kerangka pengelolaan ekosistem terpadu,
mencakup ekosistem laut dan darat yang mempengaruhinya. komersial,
yang dilaksanakan oleh satu lembaga pemerintah. Pendekatan kedua
dilakukan melalui pembentukan kawasan konservasi laut dalam skala
kecil atau skala desa untuk memberikan perlindungan khusus kepada
kawasan yang secara ekologis bernilai tinggi, dengan melakukan
peraturan formal atau peraturan adat. Pendekatan ini merupakan praktek
yang umum dilaksanakan pada kawasan konservasi laut skala kecil, yang
disebut daerah perlindungan laut. Pendekatan ketiga merupakan
pendekatan paling terbaru yaitu pembentukan kawasan konservasi laut
55
yang serba guna, dengan menggunakan prinsip pengelolaan secara
terpadu sampai pada koordinasi antara wilayah laut dan wilayah pesisir.
“penanaman kayu bakau di setiap pingir pantai untuk menjaga dan melindungi laut supaya laut selalu lestari ”(hasil wawancara penulis SN 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara di Desa Pao penanaman kayu bakau di
setiap pingir laut untuk melindungi laut supaya perlindungan laut bisa
menimbulkan pendapatan masyarakat nelayan bisa bertambah karna
tampa penanaman pohong di setiap pingir pantai tidak akan
menimbulkan hasil yang maksimal bagi masyarakat nelayan.
“murni karna paktor alam mengigat bahwa diapit oleh dua aliran sungai dan sangat di jaga oleh masyarakat nelayan desa pao”(hasil wawancara S J 29 Januari 2015)
Berdasarkan wawancara murni karena di apit dua aliran sungai jadi
paktor alamnya sangat bagus karena dua aliran sungai, jadi masyarakat
nelayan sangat menjaga kelestarian lingkungan alamnya.
Bedasarkan hasil wawanca masyarakat nelayan
“penanaman kayu bakau di setiap pingir pantai dan untuk menjaga lingkungan laut di desa Pao supaya kelestarian lingkungan laut bagus supaya pendapatan masyrakat nelayan bisa bertambah penghasilan masyarakat nelayan ”( hasil wawancara IS 29 Januari 2015 )
Berdasarkan wawancara masyarakat Desa Pao selalau menanam
kayu bakau untuk perlindungan laut supaya lingkungan laut selalau
terjaga dan kelestarin lingkugan laut.
Berdasarkan hasil wawancar staf dinas perikanan
56
“dalam secara umum di sebabkan oleh proses alam dan akibat aktivitas manusia secara lebih rinci menyatakan bahwa paktor- paktor utama penyebab degradasi lahan dan selalu menanam pohong pada pinggir pantai adalah (1) bahaya alam (2) perubahan jumlahpopulasi manusia (3) marjilisasi tanah” (hasilwawancara US 28 Januari 2015)
Hasil wawancara bahwa masyarakat nelayan selalu menanam kayu
magrov dan hutan bakau untuk menjaga kelestarian lingkungan laut dan
menjaga perubah lingkungan laut desa Pao.
Hasil observasi sangat menjaga dan melindungi lingkungan laut
karna mata pencaharian masyarakat Desa Pao semata-mata masyarakat
nelayan dan selalu menanam pohong kayu bakau untuk menjaga dan
melindungi lingkungan laut sebaik mungkin dan bisa menghasilkan
penghasilan yang lebih baik dan dinikmati masyarakat nelayan Desa Pao
kecamatan tarowang dan keindahan lingkungan lautnya.
2. Konflik Lingkungan Pesisir
Kawasan pesisir adalah wilayah daratan dan wilayah laut yang
bertemu di garis pantai di mana wilayah daratan mencakup daerah yang
tergenang atau tidak tergenang air yang dipengaruhi oleh proses-proses
laut seperti pasang surut, angin laut, dan intrusi air laut. Sedangkan
wilayah laut mencakup perairan yang dipengaruhi oleh proses-proses
alami daratan seperti sedimentasi dan aliran air tawar ke laut serta
perairan yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia di darat. Pengelolaan
kawasan pesisir melibatkan pengelolaan pemanfaatan perairan dan
daratan pesisir secara menerus dan sumberdaya dalam area yang
57
ditetapkan. Batasannya biasanya ditentukan secara politis oleh legislasi
atau pemerintah.
Selama ini, perairan pulau-pulau kecil yang memiliki potensi
perikanan yang tinggi ini cenderung menjadi tempat praktek
penangkapan yang tidak ramah lingkungan, seperti pengeboman,
pembiusan dan penggunaan racun, baik oleh nelayan asing maupun oleh
nelayan lokal. Akibatnya, pengelolaan pesisir pulau-pulau kecil
cenderung eksploitatif, tidak efisien dan tidak-sustainable. Banyak
faktor-faktor yang menyebabkan ketidakefektifan pengelolaan
sumberdaya pesisir pulau-pulau kecil ini, antara lain ambiguitas
pemilikan dan penguasaan sumberdaya, ketidakpastian hukum, serta
konflik pengelolaan. Semua permasalahan lingkungan adalah masalah
hak pemilikan, dan hampir semua konflik mengenai pengambilan
sumberdaya pesisir muncul sebagai akibat kesulitan dalam menjelaskan
rezim pemilikan (property regimes). Terdapat empat tipe rezim pemilikan
1) Open access property sebagai milik semua orang, 2) Common
property sebagai milik sekelompok orang yang memiliki peraturan atau
persetujuan yang tidak tertulis seperti hukum adat, 3) State property
sebagai milik negara, dan 4) Private property sebagai milik perorangan
atau swasta (company).
Perbedaan tipe hak pemilikan tersebut menentukan kerangka kerja
pengelolaan pesisir dan aturan bagaimana pengelolaan tersebut
berlangsung. Perbedaan aturan yang sering berbeda satu sama lain inilah
58
yang kerap memicu konflik dalam pengelolaan pesisir. Konflik sosial
muncul (exist) ketika dua orang atau kelompok atau lebih menunjukkan
bahwa mereka memiliki kepercayaan yang berbeda. Konflik adalah suatu
proses yang dimulai tatkala suatu pihak merasa ada pihak lain yang
memberikan pengaruh negatif kepadanya atau tatkala suatu pihak merasa
kepentingannya itu memberikan pengaruh negatif kepada pihak lain.
Konflik juga diartikan sebagai benturan yang terjadi antara dua pihak
atau lebih, yang disebabkan adanya perbedaan nilai, status, kekuasaan,
dan kelangkaan sumber daya.
Dalam pengertian tersebut, wujud konflik mencakup rentang yang
amat luas: mulai dari ketidaksetujuan yang samar-samar, sampai dengan
tindakan kekerasan. Pendek kata setiap perbedaan itu merupakan potensi
konflik, yang jika tidak ditangani secara baik, potensi konflik itu bisa
berubah menjadi konflik terbuka.
“tidak perna terjadi komflik antara sesama masyarakat nelayan dari dulu samapai sekaran ini, dan mudah-mudahan tidak akan terjadi komflik sesama masyarakat nelayan”(hasil wawancara,SJ 29 Januari 2015)
Bedasarkan hasil wawancara tokoh masyarakat Desa Pao
mengatakan bahawa tidak perna terjadi komflik sesama masyarakat
nelayan,malahan masyarakat nelayan di Desa Pao dia selalu mendukung
antara satu sama lain dan saling membantu.
“komflik terjadi ketika dua orang atau kelompok atau lebih menunjukkan bahwa mereka memiliki kepercayaan yang berbeda atau komflik suatu proses yang di mulai suatu pihak ada pihak lain yang memberikan pengaruh negatif kepadanya,atau suatu
59
pihak merasa kepentinganya itu memberikan pengaruh negatif kepadapihak lain”(hasil wawancara,AS 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara dari masyarak Desa Pao mengatakan
terjadi komflik ketika ada suatu pihak atau lebih dari dua orang merasa
kepercayanya itu ada yang mepegaruhi pengaruh negatif kepada
masyarakat nelayan itu sendiri, maka masyarakat nelayan mearsa tidak
nyaman dari apa yang dia perbuat dan bahkan masalah terjadi ketika ada
pihak lain yang memberikan pengaruh negatif kepada salah satu
masyarakat nelayan.
Berdasarakan hasil wawancara kepada sekdes
“biasanya terjadi koflik ketika ada benturan yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang disebut adanya perbedaan nilai,status ,kekuasaan, dan kelakuaan” (hasil wawancara SN 28 Januari2015)
Hasil wawancara biasa terjadi konflik ketika ada perbedaan nilai
atau status sesama masyarakat nelayan dan saling melecehkan, dan
mengambil suatu kekuasan.
Bedasarkan hasil wawancara tokoh masyarakat
“Tidak pernah terjadi komflik sesama masyarakat nelayan malahan dia saling mendukung apa yang dia kerjakan dan dilakukan sesama masyarakat nelayan desa Pao”(hasil wawancara HB 29 Januari2015)
Berdasarkah hasil wawancara kepada tokoh masyarakat Desa Pao
tidak pernah terjadi komflik sesama masyarakat nelaya malah dia saling
supor apa yang dia kerjakan untuk kebersamaan sesama masyarakat
nelayan.
60
Berdasarkan hasil wawancara kepada masayarakat nelayan
mengatakan bahwa.
“Penyelesaian konflik antara pelaku balk antara pembudidayan dan pengolah karang dengan pelaku lain yang memanfaatkan sumberdaya secara langsung (nelayan) dilakukan secara kekeluargaan. Contoh kasus rusaknya bagan karena tertabrak perahu nelayan cukup diselesaikan dengan cara pihak nelayan membayar sejumlah uang ganti rugi kerusakan kepada pemilik bagan”(hasil wawanvara IS 29 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara masyarakat nelayan antara
pembudidaya pengelolah karang dan diatur secara kekeluargan sesama
masyarakat nelayan seperti kerusakan bagan mereka akibat tertabraknya
perahu dan di lakukan dengan secara kekeluargan untuk membayar
sejumlah uang ganti rugi kepada pemilik bagan.
Bedasarkan hasil wawancara staf dinas perikanan megatakan
bahwa.
“konflik dalam pengelolaan kawasan pesisir juga di sebabkan oleh ketidak-percayaan masyarakat terhadap keberhasilan program apabila dilaksanakan oleh pemerintah. Kita tidak bisa menutup mata adanya gejolak, pandangan sinisme atau kecemasan tertentu bagi masyarakat penerima program yang selama ini masyarakat pesisir dianggap marginal ”( hasil wawancara US 28 Januari 2015)
Berdasrkan hasil wawancara bahwa masyarakat nelayan tidak
percaya terhadap pengelolaan pemerintah terhadap kawasan pesisir
pantai Desa Pao.
Berdasarkan Hasil observasi bahwa masyarakat nelayan Desa Pao
Beberapa konflik cenderung mempunyai fungsi bila dapat diselesaikan
dengan baik berdasarkan mekanisme penyelesaian konflik yang tertuang
61
dalam kesepakatan lokal yang telah menjadi aturan bersama dalam
masyarakat. Sementara konfik menjadi disfungsional ketika penyelesaian
konflik di dalam kesepakatan bersama sama, sehingga cepat teselesaikan.
3. Konservasi lingkungan laut
Beragamnya pemamfaatan laut menuntut adanya pengaturan yang
tegas guna menghindari konflik pemamfaatan ruang di laut. Melihat
luasnya perairan dan kompleksitas karakter perairan di Indonesia, maka
diperlukan suatu konsepsi pendekatan secara Micro dan Macro dalam
penataan wilayah laut.
Penatan secara macro dimaksudkan sebagai langkah pengenalan
karakter dan perkiraan prioritas pemamfaatan yang dapat ditetepkan pada
suatu kawasan perairan. Sedangkan pendekatan secara mikro merupakan
langkah-langkah penetapan jenis dan batas-batas pemamfaatan lahan laut
berdasarkan prioritas pemamfaatan disuatu kawasan perairan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pendekatan mikro ini lebih ditekankan pada
peninjauan terhadap ketersediaan sumberdaya, sifat dinamika laut,
kerentanan bencana, kerentanan konflik dan pemamfaatan ruang dan
daya dukung lahan laut. Disamping itu penetapan jenis dan batas
pememfaatan lahan laut yang didasarkan pada aspek Ekonomi, Ekologi,
dan Sosial budaya.
Fungsi ini di maksudkan sebagai langkah mempertahankan
kelangsungan suatu kondisi alam, sosial, budaya, ataupun kearifan lokasi
62
ditentukan pada sautu kawasan perairan atau pulau. Fungsi konservasi ini
juga bertujuan dalam menjaga
Keberlanjutan akan suatu sumberdaya laut yang ada dimana
ekosistemnya akan terjaga contohnya kawasan tersebut di jadikan
sebagei daerah perlindungan laut. Fungsi Penetapan Prioritas Konservasi,
jelas antara kondisi keanekaragaman hayati dengan sasaran dan tujuan
konservasi, gunakan proses yang trasparan dan dapat diulang di tempat
lain untuk mengembangkan prioritas yang kredibel, harus ada klarifikasi
prioritas konservasi, evaluasi berbagai kekurangan dan kelebihan suatu
sistem atau metode penetapan prioritas yang nelevan.
Juga untuk menjaga konflik lahan antara Investor dan Masyarakat
yang tinggal di daerah pesisir (Nelayan) maka perlu adanya satu akses
pelabuhan perikanan, kapal penangkapan Ikan yang beroperasi di laut
lepas demi menghindari penangkapan pada daerah Konservasi, jalur
akses darat yaitu jalan raya untuk dapat mengakses kendaraan darat
sehinga dampak pelayaran pada jalur laut setidaknya dapat di
minimalisir, Koperasi simpan pinjam, Pasar Ikan, adanya industri-
industri pengelolahan hasil-hasil laut, secara merata dalam masyarakat.
Maka dengan hal demikianlah kita dapat menggelolah suatu kawasan laut
untuk dijadikan Sumber Devisa Kepada Negara dengan Efisiensi dan
Aman tanpa merusak Ekosistem yang ada.
Berikut hasil wawancara dengan kepala dusun mengatakan
“hutan bakau ini termasuk situs yang di lindungi masyarakat karna masyarakat di larang menebang kayu bakau ini karna
63
tanaman bakau dapat melindungi pengikisan pantai ”(hasil wawancara HB, 29 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak dusun dapat di
diskripsikan, bahwa tumbuhan bakau sangat berpengaruh dalam
pelestarian laut, diamana tumbuhan bakau ini dapat menjegah pengikisan
pinggir pantai, karna tampa tanaman kayu bakau maka pingir pantai
akan mudah tekikis dan longsor. Senada dengan hasil wawancara dengan
salah satu masyarakat nelayan yang mengatakan
“Masyarakat pada umumnya menjaga lingkungan laut sagat dijaga tanaman pohong magrov untuk kelestarian lingkungan laut dan untuk melindungi kawasan laut memelihara dan meningkatkan perlindungan laut”(hasil wawancara IS, 29 Januari)
Dari hasil wawancara di atas penulis dapat merumuskan, bahwa
sebagian besar masyarakat dapat menjaga kelestarian Pohong bakau
dan magrov demi mengurangi pengikisan pinggir pantai. dan untuk
menjaga lingkunga laut, dilahat dari segi fungsi dan manfaat hutan bakau
dari berbagai sudut pandang baik itu manfaat ekologi, manfaat ekonomi,
manfaat fisik, manfaat biologi dan manfaat kimia maupun manfaat sosial
sangat dirasakan dalam kehidupan masyarakat pesisir. Penelitian-
penelitian telah banyak dilakukan dan membuktikan bahwa hutan
mangrove memegang peranan penting bagi kehidupan di pesisir.
Berdasarkan hasil wawancara kepala desa.
“Merupakan bagian dari upaya dari pengelolaan atau konservasi berdasarkan ekosestem yang dimiliki oleh kawasa konservasi perairan air tawar,dan perairan air laut dengan tetap memeliharan dan meningkatkan kwalitasnya lingkungan laut ”(hasil wawancara AS 28 Januari 2015)
64
Berdasarkan hasil wawancara pengelolaan kelestarian lingkungan
laut dan perairan lingkungan laut untuk memelihara pengelolaan
linkungan konsevasi laut dalam meningkatkan kawalitas lingkungan laut
Desa Pao.
Berdasarkan hasil wawancara tokoh masyarakat.
“pembangunan tanggul penahan ombak dan pemecah ombak untuk perlindungan lingkungan laut menjaga dan melindungi laut desa pao untuk kelestarian lingkungan laut”(hasil wawancara SJ 29 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara perlindungan lingkungan laut dan
membuat penahan ombak dan pemecah ombak untuk menjaga dantanya
ombak yang datang dan lingkunga laut dalam kelestarian lingkungan
laut.
Hasil wawancara pak sekdes mengatakan bahwa
“bahwa masyarakat desa pao sangat dilindungi kawasan laut dan terumbu karang yang ada di lingkungan laut karana kalau terumbu karan tidak di jaga maka ikan ikan itu tidak akan tinggal dan tidak bisa berkembang biak”(hasil wawancara SN 28 Januari 2015)
.berdasarkan hasil wawancara bahwa masyarakat Desa Pao sangat
menjaga dan melindungi lingkungan laut yang ada, dan terumbu karang
yang ada di laut sangat di jaga tempat tinggal ikan ikan dan tempat
berkembang biaknya ikan-ikan.
Berdasrka hasil wawancara staf dinas perikanan mengatakan
bahwa.
“dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. konservasi dilakukan melalui
65
kegiatan ,perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya”(hasil wawancara US 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara dengan staf dinas perikanan
mengatakan bahwa sangat memelihara dan meningkatkan kwalitas laut
seperti terumbu karang yang ada pada perlindunga laut dalam kelestarian
sumber daya alam.
Berdasarkan hasil obsefasi masyarakat pada umumnya menjaga
lingkungan laut termasuk tanaman pohong magrove untuk kelestarian
lingkungan laut, dan melindungi kawasan laut dan memelihara terumbu
karang yang ada pada lingkungan laut supaya masyarakat Desa Pao bisa
menikmati hasilnya dari lingkungan lautnya.
4. Identitas lingkungan laut
Laut adalah salah satu tempat atau lingkungan yang mendapatkan
imbas pengaruh dari kehidupan manusia. Karena memang di dalam laut
ini terdapat beberapa hal yang dapat dimanfaatkan oleh manusia tersebut
di dalam kehidupannya. Sehingga bisa saja dalam melakukan hal ini,
manusia membuat kerusakan lingkungan laut, yang dimaksud dengan
kerusakan lingkungan yang ada di laut adalah keadaan lingkungan laut
yang menjadi rusak atau laut yang dalam keadaan tak seperti awalnya.
Fungsi laut tak dapat lagi diambil atau dirasakan. Contoh dari keadaan
lingkungan laut yang rusak ini adalah hilangnya terumbu karang dan
hewan laut lain yang ada di dalam laut. Dengan hal ini, keadaan di dalam
66
laut tak lagi menjadi hal yang indah dan menyenangkan untuk diamati
oleh para penyelam.
Penyebab kerusakan lingkungan yang ada di laut ini kebanyakan
juga dilakukan oleh tangan manusia. Misalnya seperti apa yang telah
disebutkan di atas seperti rusaknya terumbu karang yang ada di laut
adalah disebabkan oleh manusia yang ingin untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih dari laut tampa mau melihat kerugian yang
dihasilkan dari kegiatan tersebut, contohnya adalah dengan menangkap
ikan menggunakan dinamit atau pukau harimau. Tentu saja hal ini akan
membunuh semua ikan yang ada termasuk keberadaan dari terumbu
karang di dalam laut tersebut. Hal ini tentunya akan memberikan
pengaruh terhadap bagaimana kelestarian dari laut itu sendiri. Jika
terumbu karang rusak atau mati maka akan mengurangi keindahan laut
atau menghilangkan tempat hidup bagi ikan-ikan yang ada. Sedangkan
untuk kembali menghidupkan terumbu karang yang baru maka akan
membutuhlan lebih banyak waktu lagi.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kerusakan lingkungan
yang ada di laut adalah dengan meningkatkan kesadaran manusia akan
usaha untuk menjaga kelestarian dari laut. Jangan sampai usaha untuk
mencari nafkah atau mengambil manfaat dari laut itu sendiri justru akan
merusakan keberadaan dari laut. Di sisi lain, pemerintah juga memiliki
peran untuk melakukan edukasi mengenai hal ini kepada rakyat. Atau
bahkan menjamin pemenuhan hak pemerolehan penghidupan yang lebih
67
layak sehingga tak akan sampai untuk melakukan kegiatan kerusakan
lingkungan laut
. Berdasarkan hasil wawancara kepala Desa bawha :
“ terumbu karang dan berpasir dan sebagian masyrakat mengelolah karang untuk membangun tanggul untuk menahan ombak yang datang karna rumah masyarakat ada pada bibir pantai ”(hasil wawancara dengan AS, 28 Januari 2015)
Senada dengan hasil wawanca salah satu staf dinas perikanan yang
mengatakan bahwa:
“Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat peka dan sensitif sekali. Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Rantai makanan adalah salah satu dari bentuk hubungan tersebut. Tidak cuma itu proses terciptanya pun tidak mudah. Terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat tercipta secara utuh dan indah”(hasil wawancara dengan US, 28 jnuari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara di atas penulis dapat deklarasikan
bahwa dengan terembuh karang yang merupakan identitas laut yang perlu
di lestarikan atau di jaga oleh masyarakat karna terumbu karang
merupakan salah satu ekosistem laut yang dapat menahan ombak dan
sekaligus salah satu tempat tinggal dan tempat berkembang biaknya
mahluk laut seperti ikan, terumbu karang tersebut dan tidak tumbuh
begitu saja melainkan membutuhkan proses waktu yang sangat lamah
untuk dapat tercipta secarah utuh dan indah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu masyarakat
nelayan Desa Pao kecamatan tarowang mengatakan bahwa:
“disini di desa kami terumbu karang itu sampai saat ini belum ada pelestarian yang kami terima dari pemerintah, padahal
68
pelestarian terumbu karang itu sangat bagus oleh karna itu terumbu karang tempat berkembang biaknya ikan dan dapat menahan ombak”(hasil wawancara dengan IS, 29 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara bahwa di Desa Poa ini tidak pernah
ada pelestarian lingkungan laut yang kami terima dari pemerintah dan
pada hal terumbu karang itu sangat penting untuk tempat berkembang
biaknya ikan-iakn.
Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat
“bahwa di desa pao ini pasir berbatuan dan terumbu karang yang ada sangat di jaga oleh masyarakat nelayan karna terumbu karang itu tempat berkembang biaknya mahluk seperti ikan jadi sangat di jaga oleh masyarakat nelayan desa pao”(hasil wawancara SJ 29 Januari 2015).
Berdasarkan hasil wawancara masyarakat nelayan sangat di jaga
untuk kelestarian lingkungan laut dan terumbu karang yang sangat di
jaga oleh masyarakat nelayan Desa Pao.
Bedasarkan hasil wawancara dengan sekdes
“terumbu karang yang ada di linkungan laut ini tentunya akan memberikan pengaruh terhadap bagaimana kelestarian dari laut itu sendiri. Jika terumbu karang rusak atau mati maka akan mengurangi keindahan laut atau menghilangkan tempat hidup bagi ikan-ikanyang ada”(hasil wawancara S N 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara terumbu karang sangat memberikan
pengaruh terhadap kelestarian lingkungan laut dan jika terumbu karang
mati maka terumbu karang tidak memberikan keindahan pada
lingkungan laut.
Berdasarkan hasil wawancara tokoh masyarakat.
69
“pengelolaan wilayah pesisir adalah untuk mengkonservasi sumberdaya milik bersama, pencegahan kerusakan akibat bencana alam dan konservasi sumberdaya alam semua tingkatan di pemerintahan dalam perencanaan pengelolaan wilayah pesisir, dan pengelolaan sumberdaya pesisir”(hasil wawancara HB 29 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara mengatakan bahwa lingkungan
pesisir harus di jaga besama-sama, kerusakan sumberdaya alam dan
pengelolaan sumberdaya pesisir.
Berdasarkan hasil obserfasi penulis dapat menyimpulkan dari hasil
wawancara dengan pemerintah setempat yang mengatakan Terumbu
karang merupakan ekosistem yang amat peka dan sensitif sekali.
Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini
dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari oleh hubungan saling
tergantung antara ribuan makhluk. Tidak cuma itu proses terciptanya pun
tidak mudah. Terumbu karang membutuhkan waktu yang sangat lama
hingga dapat tercipta secara utuh dan indah sedangkan salah satu
masyarakat nelayan yang mengatakan bahwa kami belum menerima
pelestarian terumbuh karang dari pemerintah setempat.
C. Bentuk partisipasi nelayan dalam Pelestarikan Lingkungan laut di Desa
Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto.
Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan akan
produksi ikan dan hasil laut lainnya juga turut meningkat. Oleh karena itu
membutuhkan adanya pengelolaan sumberdaya kelautan yang berupa
teknologi moderen (efisien dan efektif), serta norma-norma yang mengatur
70
secara khusus dan secara langsung pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan yang berorientasi kepada terpeliharanya kesinambungan dan
kelestarian sumber hayati perairan. Modernisasi alat tangkap yang merupakan
norma-norma baru, merupakan perubahan kebudayaan dalam wujud fisik.
Namun alat-alat baru tersebut tidak menimbulkan kesenjangan budaya
(cultural lag) secara berarti.
Hal ini dibuktikan dari partisipasi masyarakat nelayan di desa ini
dalam menggunakan teknologi penangkapan yang modern meskipun masih
dipadukan dengan tradisi-tradisi lokal yang telah lama terbangun yang
senantiasa berprinsip kepada keserasian, harmonisasi dan keseimbangan
antara manusia dan sumber daya alam. oleh pengetahuan lokal yang
membawa mereka bertingkah laku yang bersifat protektif terhadap kelestarian
sumberdaya alam, khususnya sumberdaya ikan dan lingkungannya. Artinya
pengakaran kelembagaan baru berupa aturan formal dalam mengekspolitasi
dan mengkonservasi sumberdaya hayati perairan dapat melembaga yang tidak
hanya dipahami, dijalankan tetapi juga dipertahankan melalui pengandalian
sosial (social control) dalam masyarakat. Adanya potensi sumberdaya hayati
perairan yang maksimal dan lestari serta didukung oleh partisipasi warga
dalam menjalankan keteraturan dan kepastian hukum, telah mengundang para
pengusaha, pemilik modal atau investor dari berbagai penjuru untuk datang
dan menanamkan modalnya di desa ini seperti terbukanya usaha hatchery,
usaha pengelolaan kepiting dan sebagainya yang dapat menyerap tenaga kerja
yang ada di Desa Pao
71
1. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi sebagai salah satu elemen pembangunan merupakan
proses adaptasi masyarakat terhadap perubahan yang sedang berjalan.
Dengan demikian partisipasi mempunyai posisi yang penting dalam
pembangunan. Sumodingrat menambahkan, bahwa parasyarat yang harus
terdapat dalam proses pembangunan berkelanjutan adalah dengan
mengikutsertakan semua anggota masyarakat/rakyat dalam setiap tahap
pembangunan partisipasi rakyat dalam pembangunan sebagai dukungan
rakyat terhadap rencana proyek pembangunan yang dirancang dan
ditentukan tujuannya oleh perencana. Ukuran tinggi rendahnya partisipasi
rakyat dalam definisi ini diukur dengan kemauan rakyat untuk ikut
bertanggungjawab dalam pembiayaan pembangunan, baik berupa uang
maupun tenaga dalam melaksanakan proyek pembangunan pemerintah.
partisipasi rakyat merupakan kerjasama yang erat antara perencana
dan rakyat, dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan
mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Ukuran tinggi
rendahnya partisipasi rakyat tidak hanya diukur dengan kemauan rakyat
untuk menanggung biaya pembangunan, tetapi juga dengan ada tidaknya
hak rakyat untuk ikut menentukan arah dan tujuan proyek yang akan
dibangun di wilayah mereka.
Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh
informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat,
yang tanpa kehadirannya program pembangunan dan proyek akan gagal,
72
Masyarakat mempercayai program pembagunan jika dilibatkan dalam
proses persiapan dan perencanaannya, karena masyarakat lebih
mengetahui seluk beluk proyek dan merasa memiliki proyek tersebut,
Partisipasi merupakan hak demokrasi masyarakat dalam keterlibatannya di
pembangunan.
“masih erat bergotong royong dan setiap ada yang rusak di pingir pantai atau yang roboh seperti tanggul penahan ombak maka masyarakat desa pao masi erat bergotong royong”(hasil wawancara SN, 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara maka masyarakat Desa Pao masi
erat bergotong royong karna dilihat diri segi matah pencaharianya
masyarakat nelayan, jadi setiap ada yang rusak di sekitar pantai maka
masyarakat nelayan masih erat umtuk melakukan bergotong royong untuk
memperbaiki supaya lingkungan laut terjaga supaya sumber pendapanta
masyarakat nelayan di linkungan laut,jadi masyarkat Desa Pao nelayan
benar benar menjaga lingkungan laut dan supaya pendapatanya bisa
bertambah.
“di desa pao masi erat bergoton royong karna jumlah nelayan yang semakin hari semakin sulit untuk melaut, karna kenapa jalur alternatifnya menjadi petani rumput laut”(hasil wawancara HB,29 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara bahwa masyarakat nelayan di Desa
Pao masi erat untuk bergotong royong karna kenapa semakin hari semakin
jalur alternatif mereka jadi petani rumput laut jadi masyarakat nelayan
selalu mengawasi petani rumput laut supaya jalur alternatif mereka tidak
di tanami rumput laut karna kenapa kalau di tanami rumput laut maka
73
masyarakat nelayan susah untuk mencari ikan karna jalur alternatifnya
penuh dengan rumput laut.
Hasil wawancara tokoh masyarakat SJ mengatakan.
“bahwa masyarakat desa pao masih bekerjasama sesama masyrakat nelayan desa pao untuk membangun tanggul penahan ombok untuk perlindungan rumah mereka yang masuk kerumah masing-masing karna sebagian rumah masyarakat karna rumah merekan ada pada bibir pantai ”(hasil wawancara SJ 29 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara tokoh masyarakat mengatakan
bahwa masyarakat nelayan Pesa Pao masih erat untuk bergotong royong
untuk kebaikan tempat tinggal mereka dan kelangsungan hidup
masyarakat nelayan Desa Pao karena rumah masyarakat nelayan ada pada
bibir panatai.
Hasil wawancara masyarakat nelayan megatakan bahwa
“Sebagai masyarakat nelayan bahwa kita sebagai masyarakat nelayan masi erat bergotong royong untuk kelestarian lingkungan laut karna semata mata pencaharian masyarakat nelayan desa pao hanya di lingkungan laut”(hasil wawancara IS 29 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara sebagai masyarakat nelayan masih
erat untuk kelestarian lingkungan mereka dan mata pencaharian
masyarakat nelayan Desa Pao semata-mata hanyan dilingkungan laut jadi
masyarakat nelayan desa Pao sangat menjaga kelestarian lingkungan laut
mereka.
Berdasarkan hasil wawancara Kepala Desa.
“pengelolaan lingkungan di desa pao. Adanya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat secara langsung diharapkan akan terjalin suatu hubungan yang harmonis, sinergis dan saling ketergantungan satu sama lainnya dalam usaha untuk
74
mengurangi tekanan-tekanan dari kegiatan yang mempunyai potensi merusak lingkungan baik tekanan dari dalam maupun tekanan dari luar”(hasil wawancara AS 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara bahwa masyarakat nelayan secara
langsung pemberdayaan dan partisipasi dan menguragi dan potensi-
potensi yang merusak lingkungan laut.
Berdasarkan wawancara ataf dinas perikanan megatakan bahwa.
“partisipasi sangat aktif dalam menjaga pelestarian wilayah masyarakat menyadari arti penting kawasan ekosistem yang perlu dijaga karena memberikan manfaat dalam kelestarian sumberdaya ikan ”(hasil wawancara US 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara bahwa masyarakat nelayan Desa Pao
sangat menjaga dalam kelestarian sumberdaya bahwa arti pentinya
menjaga kelestarian sumberdaya perikanan.
Hasil obserfasi bahwa Sebenarnya masyarakat dapat berpar-tisipasi
dalam menjaga lingkungan pantai ini. Salah satunya dalam bentuk kontrol
terhadap lingkungan pantai yang berkaitan dengan limbah. Masyarakat
dapat menegur bila ada yang membuang sampah di tepih pantai . Bentuk
ini merupakan salah satu sisi lain masyarakat nelayan yang memiliki rasa
tanggung jawab terhadap kebersihan pantai. Cara cara yang dapat
dilakukan adalah dengan mengawasi, menegur, dan bekerja sama dalam
menanggulangi sampah.
2. Lingkungan laut yang Lestari dan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi
kebutuhan masa kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk
memenuhi kebutuhan dari generasi yang akan datang. Untuk menjaga
75
kelestarian lingkungan agar kualitas lingkungan tetap terjaga, maka
pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan pemanfaatan
lingkungan hidup dan kelestariannya.
Pembangunan kawasan lingkungan adalah usaha-usaha dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup manusia dengan memperhatikan
faktor lingkungan. Istilah berkelanjutan digunakan untuk konsep
pembangunan. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan manusia dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada secara aktif, bijaksana, efisien, dan memperhatikan
pemanfaatan untuk masa kini dan generasi yang akan datang.
pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai pembangunan untuk
memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi
yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Salah satu makhluk
hidup yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya adalah manusia.
Oleh karena manusia mengusahakan dan memanfaatkan sumber daya alam
yang ada di lingkungannya untuk keperluan hidupnya, maka manusialah
yang selalu mempengaruhi lingkungan hidupnya.
Hal tersebut yang menjadi komponen aktif dalam mengelola dan
mengubah ekosistem sesuai dengan yang dikehendakinya manusia. Dalam
pembangunan yang berperan aktif adalah manusia. Peran itu bisa
berdampak positif pembangunan dengan tidak mengabaikan lingkungan.
Atau peran berdampak negatif : pembangunan menimbulkan pencemaran
yang juga disebabkan oleh manusia.
76
Pencemaran atau disebut polusi adalah peristiwa berubahnya
keadaan alam (udara, air dan tanah) karena adanya unsur-unsur atau
meningkatnya sejumlah unsur tertentu. Pencemaran tersebut dapat
menimbulkan terganggunya keseimbangan ekosistem menurunkan mutu
lingkungan hidup manusia.
“dengan luas relatif bibir pantai di apit dua sungai dan lahan pendapatan masyarakat nelayan bagus, karna lingungan laut sangat lestari karna lindungan laut sangat di jaga oleh masyarakat nelayan desa pao”(hasil wawancara IS,29 Januari 2015)
Hasil wawancara lingkuungan laut yang lestari karna masyarakat
nelayan sangat menjaga dan lindungan laut itu karna hasil pendapatan
mereka hanya masyarakat nelayan jadi wajar ketika masyarakat nelayan
menjaga dan melindungi lingkungan laut dan bisa di nikmati hasilnya.
“lindungan laut sangat di jaga dan semua yang ada di lindungan laut,karana kalau tidak di jaga maka terumbu karang yang ada di laut itu otomatis akan rusak dan ikan-ikan itu tidak bisa tinggal dan berkembang biak”(hasil wawancar,SJ29 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara masyarakta nelayan sangat menjagan
dan melindungi lingkungan laut dan terumbu karang itu kalau terumbu
karan itu rusak maka otomatis ikan-ikan itu tidak bisa tinggal dan
berkembang biak lagi,jadi wajar ketika masyarakta nelayan bisa menjaga
dan melindungi lingkungan laut dan bisa di nikmat supaya lestari dan bisa
di nikmati oleh anak cucucnya nanti.
Berdasarkan hasil wawancara Kepada Sekdes.
“Secara umum masyarakat nelayan sadar arti pentingnya keberadaan mangrove sebagai tempat asuhan bagi berbagai jenis biota laut dimana apabila wilayah dengan mangrove yang masih baik maka akan terdapat hasil tangkapan yang baik seperti
77
udang, kepiting serta hasilperikanan lainnya”(hasil wawancara SN 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara bahwa masyarakat Desa Pao sadar
bila pentingnya pohong magrove untuk menjaga dan melindungi
lingkungan laut dan berbagai jenis biotak seperti ikan dan udang serta
perikanan yang lainya.
Hasil wawancara kepada staf dinas perikanan megatakan.
“Peran pemerintah tidak hanya berpengaruh terhadap persepsi masyarakat dalam menyabarkan arti pentingnya pengelolaan lingkungan laut, tetapi peran pemerintah juga mampu mendorong sikap masyarakat dalam berpartisipasi aktif dalam pengelolaan lingkungan laut dengan kegiatan aktif tidak menebang dan ikut menanam pohong mangrove, melakukan penangkapan ikan dengan alat tangkap yang tidak merusak lingkungan ekosistem terumbu karang yang ada di lingkungan laut”(hasil wawancara US 28 Januari 2015).
Berdasrkan hasil wawancara mengatakan pengelolaan lingkungan
laut sangat mendorong sikap masyarakat dalam partisipasi aktif dalam
pegelolaan lingkungan dan tidak menebang pohong kayu magrove supaya
tidak merusak terumbu karang yang ada di lingkungan laut.
Hasil wawancara tokoh masyarakat mengatakan.
“berpartisipasi aktif dalam penanaman mangrove, hal ini karena pada wilayah desa Pao kondisi mangrovenya masih baik,disamping itu pertumbuhan mangrove masih terjadi secara alami”(hasil wawancaraHB 29 Januari 2015
Berdasarkan hasil wawancara bahwa masyarakat Desa Pao Dalam
penanaman kayu magrove dan pertumbuhan kayu magrove dan masi di
jaga oleh masyarakat nelayan Desa Pao dalam kelestarian lingkungan laut.
Bedasrkan hasil wawancara Kepala Desa.
78
“Manusia harus menyadari bahwa sumber daya alam bukan hanya digunakan untuk kepentingan sekarang tetapi juga kesejahteraan anak cucu kita di masa depan. Untuk itu, perlu cara pengelolaan sumber daya alam yang benar agar kebutuhan manusia di masa depan dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan sumber daya alam adalah upaya terpadu untuk memelihara dan melestarikan ketersediaan sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi manusia”(hasil wawancara AS 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara bahwa sangat menjaga sumber daya
alam dalam suapaya pemeliharaan pelestarian lingkungan laut supaya anak
cucunya nanti bisa menikmati untuk masa depan nanti.
Berdasarkan hasil obserfasi bahwa lingkungan laut dan terumbu
karang yang ada di Desa Pao, menjadi mata pencaharian oleh masyarakat
nelanyan maka perlu dijagan dan dilestarikan lingkungan laut tersebut,
kama masyarakat nelayan menjaga dan melindungi lingkungan laut dan
terumbu karang yang ada di lingkuunga Desa Pao agar dapat di menikmati
oleh masyarakat nelayan dan seluruh masyarakat Desa Pao Kecamatan
Tarowang Kabupaten Jeneponto.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Ekologi Politik Nelayan
dalam Melestarikan Lingkungan Laut dan Bentuk partisipasi nelayan
dalam Pelestarikan Lingkungan laut Terhadap Pengelolaan Kawasan
Konservasi Laut laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten
Jeneponto dapatdisimpulkan sebagai berikut.
1. Ekologi Politik Nelayan dalam Pelestarian Lingkungan Laut di Desa Pao
Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto.
(a) Degradasi dan margilisasi (perubahan lingkungan laut) dampak
bahwa masyarakat desa pao menjaga dan melindungi laut seperti
karang agar sumber pendapatanya bertambah, dan dapat dimanfaatkan
secara terus menerus dan mempertahankan keanekaragaman
genetik.(b) Konflik Lingkungan Pesisir Beberapa konflik terjadi desa
Pao seperti kasus perkelahian antara sesama masyarakat nelayan dan
cenderung mempunyai fungsi bila dapat diselesaikan dengan baik,
penyelesaian konflik yang tertuang dalam kesepakatan lokal yang
telah menjadi aturan bersama dalam masyarakat Desa Pao. sehingga
cepat teselesaikan.(c) Konservasi Lingkungan Laut seperti
pencemaran dan perusakan lingkungan sumber daya perikanan,dan
temasuk kedalamnya lingkungan perikanan dan pelestarian kekayaan
hayati laut dan masyarakat pada umumnya menjaga lingkungan laut
79
80
termasuk pohong magrob untuk kelestarian lingkungan laut, dan
memelihara terumbu karang. (d) Identitas Lingkungan Laut seperti
Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat pekat dan sensitif
sekali. Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah
keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari
oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Terumbu
karang membutuhkan waktu yang sangat lama hingga dapat tercipta
secara utuh dan indah.
2. Bagaimana Paertisipasi Masyarakat Nelayan dalam Pelestarian
Lingkungan Laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten
Jeneponto.
(a) Partisipasi Masyarakat seperti masyarakat dapat berpar-tisipasi dalam
menjaga lingkungan pantai ini. Salah satunya dalam bentuk kontrol
terhadap lingkungan pantai yang berkaitan dengan limbah.
Masyarakat dapat menegur bila ada yang membuang sampah di tepi
pantai . Bentuk ini merupakan salah satu sisi lain masyarakat nelayan
yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap kebersihan pantai. Cara
cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengawasi, menegur, dan
bekerja sama dalam menanggulangi sampah.
(b) Lingkungan Laut yang Lestari dan Berkelanjutan seperti lingkungan
laut dan terumbu karang yang ada di desa pao, masyarakat nelayan
perlu dijagan dan dilestarikan lingkungan laut tersebut, karna
masyarakat nelayan menjaga dan melindungi lingkungan laut dan
81
terumbu karang yang ada di lingkungan laut Desa Pao agar dapat di
menikmati oleh masyarakat nelayan dan seluruh masyarakat Desa
Pao Kecamatan Tarowang.
B. Saran
1. Diperlukan sosialisasi menyeluruh dan berkelanjutan kepada
masyarakat mengenai program program pemerintah khususnya tentang
konservasi sumberdaya perikanan di Desa Pao Kecamatan Tarowang
Kab,Jeneponto.
2. Masyarakat diikutsertakan secara aktif dalam pelaksaan pengelolaan
Konservasi di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kab,Jeneponto.
3. Pemerintah seharus melaksanakan kegiatan program pengelolaan
daerah konservasi seperti pemasangan tanda daerah lindung,
pengawasan dan kegiatan yang mendukung seperti penanaman
mangrove dan tranplantasi karang di Desa Pao Kecamatan Tarowang
Kab,Jeneponto.
4. Diperlukan adanya kesinambungan program konservasi yang
melibatkan secara aktif seluruh stakeholder (pemerintah pusat dan
daerah serta nelayan). Selain itu perlu dibuat PERDA untuk menjamin
keberadaan kawasan konservasi.
DAFTAR PUSTAKA
Andrea,2010. Bioteknologi dan Lingkugan dalam Perspektif Hubungan Utara - Selatan, PT. Gramedia Pustaka Utama dan Konphalindo, Jakarta
Berkes,fikrt.1999.Sacred Ecology: Traditional Ecologogycal Knowledge and resource management. Taylor and fanacis: Philadelphia
Beryant dan Bailey (2001). Kantor Mentri Negara Kependudukan dan Lingkungan EMDI Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Satu Tinjauan), Jakarta.
Budihardjo,1990., Hak Asasi Manusia dalam Dimensi Global JurnalIlmu Politik., PT. Gramedia. Jakarta.
Bromley, DW1992. The commons, property, and commons property rigimes. In Making dhe commons Work Bromley (ed). ICS: san fransisco
Bryant L: raymon, and sinead bayley. 2001. Third work political ecology. Routledge: london and new york.
feenstra: 1992 Metode-Metode Penelitian Kemasyarakatan, PT Gramedia Jakarta.
Forsyth T; 2003 Cristical Political Ecology: dhe politics o f environmental science. Roudlege:londan
Haggan, N and brown, P 2002 aboriginal pisheris isseucs: the west coast o f canada as a case study in production system in fisheries management. Pauly, D fand polomares M,L (eas) UBS fisheries canrer research cambridge 10 (8)
Hasan: 2002, Hak Asasi Manusia Perkembangan Yang Merefleksikan Dinamika SosialPolitik, Universitas Airlanga, Surabaya,
Hidayat, Herman. 2011. Politik Lingkungan pengolalaan hutan masa orde baru dan reformasi. Yayaysan pustaka obor Indonesia. Jakarta
Husein: 1991 Asas Asas dan Metodologi Penelitian Grounded.Universitas Sebelas Maret, Fakultas Sosial Politik.
Kusnadi. 2000. Nelayan: Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial. Humaniora Utama Press. Bandung
Mariam,.1990._Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI ) dan Lembaga Ilmu Pegetahun Indonesia (LIPI), PT Gramedia Jakarta.
Mulyadi, 2007. EkonomiKelautan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
82
83
Ostrom, Elinor 1990 geverning dhe commos: dhe evelotion o f instutions for collective actions. Cambridge university press, cambidge
Redgwell: 1999, Afek Afek Sosial Politik dalam Pembagunan Ekonomi, dalam Pemikira ke Arah Demokrasi Ekonomi Jakarta.
Robbins P. 2004 politycal ecology; critical introduktions to georaphy blacwall pubilshing: oxpord.
Ruddle , K 1999. Dhe role o f local managemens and knowledge systems in small scale fisheries. The jaurnal ofpolicy studies. No.7
______. 2009. Keberdayaan Nelayan dan Dinamika Ekonomi Pesisir. Ar-RuzzMedia. Yogyakarta
Satria, arif,2009.Ekologi politik nelayan.PT LKIS Printing cemerlang yogyakarta
Saleh, Gazalba, 1991. Pencemaran Lingkungan Oleh Perusahaan Multinasional (Suatu Tinjauan Hukum Internasional. Fakultas Hukum UI, Jakarta.
Suharto, Rakhmat. Bowo. 2001. Perlindungan Hak DuniaKetiga atas Sumber Daya Alam. PT. Tiara Wacana Yogya.
Sukemi: 2004, Makalah Pada Seminar Nasional Lingkugan Hidup di UKSW 4 Juni,Selahtiga.
Sukanda: 2000 Hukum Perlindungan Lingkugan , Konsevasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Gadja Madah University Perss, yogyakarta.
Soemarwoto., 1993. Hak Individu Lingkugan Hidup Yang Bersi . Perss Jogyakarta.
Soedjono:2005, Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembagunang (The World Commission on Environment and Development), Hari Depan Kita Bersama,PT Gramedia, Jakarta.
Widodo,J dan Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut, Gadjah Mada University Press
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
FORMULIR PERSETUJUAN PUBLIKASI JURNAL PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
Nama SUPRIADINIM 105640 079410e-mailNo. HP 082189875010NamaPembimbing 1) Dr. Jaelan Usman.M.Si
2) Rudi Hardi.S, Sos, M.SIJudul EKOLOGI POLITIK NELAYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN
LAUT DI DESA PAO KECAMATAN TAROWANG KABUPATENJENEPONTO
Naskah tersebut berisi elemen penulisan berikut ini:Keterangan(beritanda V) Ya TidakJudul Naskah jelasNamaMahasiswa (nama pertama) di ikutiNamaPembimbing (nama terakhir) ditulis tanpa gelarNamaJurusan/Program Studi dan Fakultas dan Universitas ditulis jelasAbstrak (tujuan, metode dan hasil penelitian) ada dan diikuti Kata KunciPendahuluan (latarbelakang dan tujuan) ditulis dengan jelasIsi makalah (metode, hasil, dan pembahasan) ditulis dengan jelasKesimpulan ditulis dengan jelasDaftarPustaka (hanyadituliskan yang diacu di dalam makalah ini)Naskah berisi maksimal 15 - 20 halaman
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Dr. Jaelan Usman.M.Si Rudi Hardi.S, Sos, M.SITgl. Persetujuan : Maret 2015 Tgl. Persetujuan : Maret 2015
Naskah telah disusun sesuai dengan Layout Penulisan artikel sebagaimana tercantum dalam Outline Artikel Jurnal sehingga LAYAK dipublikasikan
Mengetahui,PengelolaJurnal,
( Hamrun, S.TP )
ArtikeldisetujuiPengelolaJurnaldigunakanuntukujianskripsidandiserahkankembalikePengelolauntukdiuploadkejurnal online
EKOLOGI POLITIK NELYAN DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT DI DESA PAO KECAMATAN TAROWANG KABUPATEN JENEPONTO
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
Supriadi, Jaelan Usman, Rudi Hardi Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Unismuh
Gedung Iqra Lt. 5 Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan pengentahuan Ekologi Politik nelayan dalam pelestarian lingkungan laut di Desa Pao Kecamatan Taroang Kabupaten Jeneponto, Sektor perikanan merupakan sektor yang sangat penting tidak saja sebagai sumber protein hewani, tetapi juga secara ekonomi sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber devisa negara. Oleh karena itu, wajar bila pemerintah terus mendorong peningkatan konsumsi ikan perkapita, peningkatan lapangan kerja, serta peningkatan devisa negara melalui ekspor. Jenis penelitian adalah Deskriptif dan analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Informan berjumlah (10) mulai dari tingkat Stakeholder yang terikat dari tingkat yang menjadi informan sehingga data yang diperoleh terdapat kesinambungan dari aparat terkait sampai kepada Desa Pao sebagai objek penelitian. Hasil penelitiang yang menunjukkan kurang maksimalnya pemerintah daerah dalam ekologi politik nelayan dalam pelestarian lingkungan laut di desa pao Kecamatan Tarong Kabupaten Jeneponto dilihat dari aspek : (1) degradasi dan marjilisasi ( perubahan lingkungan laut), Untuk melindungi mengelola sistem laut.(2) konflik lingkungan pesisir, terjadi komlik anrara para masyarakat nelayan,(3) konsevasi lingkungan laut, tanaman pohong magrove untuk kelestarian lingkungan laut,(4) identitas lingkungan laut, terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk.Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis kualitatif yaitu upaya untuk mengurutkan data dalam bentuk kata-kata secara sistematik sehingga dapat dimengerti dan dipahami. arenOleh ka itu, dalam analisis kualitatif perlu dilakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kemudian reduksi data dalam analisis kualitatif sebagai proses pemilihan data kualitatif. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Lapangan (field research) Observasi,wawancara dan dokumentasi.Kata kunci : Ekologi, Nelayan, Politik
PendahuluanIndonesia merupakan salah satu negara
yang memiliki kekayaan sumber daya ikan terbesar di dunia. Dengan kekayaan tersebut, semestinya Indonesia menjadi negara produsen terbesar di dunia. Berdasarkan data FAO (2008), pada tahun 2006 produksi perikanan tangkap dunia masih di dominasi oleh Cina, Feru dan Amerika( 4,9 juta ton), sementara Indonesia berada pada urutan keempat dengan angka mencapai sekitar 4,8 juta ton.
Sektor perikanan merupakan sektor yang sangat penting tidak saja sebagai sumber protein hewani, tetapi juga secara ekonomi sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber devisa negara. Oleh karena itu, wajar bila pemerintah terus mendorong peningkatan konsumsi ikan perkapita, peningkatan lapangan kerja, serta peningkatan devisa negara melalui ekspor.
Berbagi masalah sumber daya alam yang muncul baik di laut, udara, maupun darat selama ini sering dipahami sebagai masalah teknis. Misalnya, solusi yang diberikan pun bersifat teknis. Misalnya, ketika terjadi pencemaran sungai akibat proses produksi dari industri pertambangan maka yang dicari adalah solusi teknis dengan menemukan teknologi yang lebih ramah lingkungan.begitu pula untuk kegiatan konserpasi.ketika stok ikan menurun dan terumbu karang sudah rusak maka yang dikembangkang adalah solusi teknis bagaimana merehabilitasi terumbu karang serta menjaga terumbu karang yang masih baik melalui pengembangan daerah perlindungan laut (marine protectad area).berbagi kawasan konservasi kemudian dikembangkan baik berupa taman nasional, taman wisata alam, maupun suaka alam, apakah solusi solusi teknis tersebut tepat. ( Maldive,2003).
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
Mencermati sumber daya alam sebagai persolan sosial -politik itulah yang menjadi pokus dari pendekatan ekologi-politik (politikal ecologi).ekologi-politik merupakan bidang kajian yang mempelajari aspek-aspek sosial-politk terhadap pegelolaan lingkungan. Ada asumsi pokok dalam ekologo-politik bahwa perubahan lingkugan tidaklah bersipat netral., tetapi merupakan suatu politized inviroment yang bayak melibatkan aktor-aktor yang berkepentingan baik pada tingkat lokal, maupun global tujuan dari ekologi-politik tidaklah hanya sebagai penjelasan atas fenomena perubahan lingkugan semata, tetapi juga merupakan pijakan penting dalam pormulasi kebijakan pengelolaan lingkugan. Oleh karena itu, ekologi-politik bisa menjadi pendekatan baru dalam memahami isu-isu ataupun dalam formulasi kebijakan kelautan dan perikanan. (Bryant, 2001)
Berdasarkan sumber daya alam desa pao kecamatan tarowang begitu banyak yang bisa dimanfaatkan oleh sebagian kelompok masyarakat nelayan yang memiliki aturan tersendiri tentang bagaimana meyeimbangkan lingkungan pesisir, dari fakto eskternal menimbulkan terjadi komflik antara para masyarakat nelayan desa pao, Konservasi perubahan lingkungan laut di desa pao dalam penanaman pohong untuk melindungi dan menjaga lingkungan laut desa pao, dalam menjaga terumbu karang yang ada dilindungi laut sebagai salah satu Identitas lingkungan laut yang harus di lestarikan dan berkelanjutan agar masyarakat nelayan desa pao dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Desa Pao Kecamatan Tarowang.
Di Desa Pao Degradasi dan margilisasi (perubahan lingkugan laut) berupa polusi air, polusi udara, polusi suara, polusi pemandangan, masalah pengolahan limbah, penurunan ekologi,bencana lingkungan, kerusakan situs-situs bersejarah dan arkeologi, serta permasalahan guna lahan.Pesisir merupakan salah satu lokasi yang sangat baik sebagai objek daya tarik wisata. Pariwisata pesisir merupakan kombinasi antara
komponen daratan dan laut yang menyajikan keindahan berupa air laut, pantai, keanekaragaman biota laut maupun darat.
Konflik lingkungan pesisirmengakibatkan timbulnyakerusakan,menciptakan ketidak stabila, ketidak harmonisan, dan ketidak amanan bahkan sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. konflik seringkali terjadi di berbagai elemen masyarakat. Hal demikian dikarenakan berbagai latar belakang kebudayaan dan status sosial ekonomi.
Konservasi lingkungan laut bukan saja pada perairan sungai tetapi juga perairan pesisir dan lautan. Dampak yang terjadi kerusakan ekosistem bakau, terumbu karang, kehidupan dari jenis-jenis biota (ikan, kerang, keong), terjadi abrasi, hilangnya benih banding dan udang, beberapa hal yang perlu di perhatikan terhadap bahan-bahan yang akan dibuang ke perairan beberapa hal yang perlu di perhatikan terhadap bahan-bahan yang akan dibuang ke perairan.
Identitas lingkungan laut yg terjadi, manusia mampu dan berperan dalam mengubah ekosistem tersebut. Dapat dikatakan bahwa manusialah yang menjadi penentu dari keseimbangan suatu ekosistem Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan.
Dari latar belakang diatas penulis dapat menemukan pemahaman mengenai Ekologi Politik Nelayan dalam Melestarikan Lingkungan Laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto dan Bentuk partisipasi nelayan dalam Pelestarikan Lingkungan laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto.
Tujuan Penelitian ini sebagai berikut Untuk mengetahui Ekologi Politik para Nelayan di Desa Pao Kecamatan Tarowang. Kabupaten Jeneponto Bentuk Partisipasi para Nelayan dalam Melestarikan Lingkungan Laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang. Kabupaten Jeneponto Manfaat Penelitian Manfaat Akademik Dari penulisan ini kiranya dapat
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam pelestarian lingkungan para nelayan Manfaat Praktis Dapat memberikan konstribusi kepada pemda dan masyarakat dalam pengelolaan pelestarian lingkungan para nelayan di Desa Pao di kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Ekologi PolitikBidang ekologi politik muncul ketika
para ahli lingkungan mulai mengandalkan konsep-konsep ekonomi politik yang berasal dari kepedulian strukturalis dan materialis. Pendekatan yang dihasilkan membantu mengungkapkan kaitan-kaitan antara dinamika lingkungan setempat dengan proses politik dan ekonomi yang lebih luas tersebut dalam analitis ini memungkinkan para ahli ekologi politik untuk menelusuri dengan teliti, misalnya, kaitan-kaitan antara masalah degradasi tanah setempat dan masalah- masalah lebih luas seperti kemiskinan, ketunakismaan (landlessness), keterbelakangan, hubungan neo-kolonial, dan marjinalisasi politik dan ekonomi Berangkat dari ranah studi pembangunan kritis (Critical Development Studies), studi ekologi politik menilai bahwa keputusan pengelolaan sumber daya alam tidak 4dmi dipahami hanya dari sudut pandang teknis yang memprioritaskan efisiensi saja tetapi juga aspek manusia dan budaya dalam hal pengendalian, kekuasaan dan pengawasan terhadap kuantitas dan kualitas sumberdaya alam. (Blaikie and Brookfield, 1987).
Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi 4dminist dengan lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan 4dminis balik tersebut. Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu 4dmini. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem. (KBBI, 2003).
2. Konsep EkologiEkologi politik mulai berkembang sejak
akhir dekade 1990-an dan awal 1980-an meskipun demikian, istilah ekologi-politik sendiri pertama kali dicetuskan oleh Russet (1967), Eric Wolf 1972 , Miller (1978) Cokburn, dan Ridgewaiy (1970). Bukan berarti sebelum itu belum ada kajian terhadap kaitan antara politik dan ekologi. Pada tahun 1960-an kajian ekologi sudah mulai memasukkan aspek politik, kususnya yang terkait dengan tumbuhannya minat terhadap pengaruh manusia pada lingkungan biofisik. Istilah ekologi sendiri sebenarnya merupakan konsep yang menggambarkan hubungan antara manusia dan lingkungannya. Sebagi bidang ilmu pengetahuan, ekologi bertujuan untuk memberikan ilustrasi hubugan antara manusia dan spesis lainnya. Perubahan lingkungan juga dilihat sebagai hasil hubungan antara manusia dengan spesis lainnya (Forsyth, 2003). Sementara itu, antara ekologi politik dan politik lingkungan yang sering kali dipersamakan itu teryata menurut beryant dan memiliki perbedaan yang cukup mendasar politics merupakan bidang kajian dalam ilmu politik terhadap masalah-masalah lingkungan, yang meneliti dalam dampak isu lingkungan terhadap proses politik pormal serta peran peran negara dalam pengelolahan lingkungan.untuk itu, perhatian utama kajian ini. Oleh karena, dianggap berpektif dari pada sehingga kaitannya dengan ekologi politik dunia ketiga tidaklah terlalu kuat. (Bryant dan Bailey, 2001)
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.(Hasan, 2002)
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
komponen penyusunnya, yaitu 5dmini abiotik dan 5dmini. Faktor 5dmini antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan 5dmini 5dmini adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkataan- tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu 5dmini yang menunjukkan kesatuan., Ekologi, ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan 5dminis dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi 5dmini yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat 5dmini. .(Hasan, 2002)
Ekologi menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dan pergerakan politik termasuk gerakan konservasi, kesehatan, lingkungan,dan ekologi yang kita kenal sekarang. Saat semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas, disebut gerakan hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada daftar moral manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat mencapai kesehatan manusia dan keharmonisan 5dmini, dan ekonomi yang lebih baik. Orang yang memiliki kepercayaan-kepercayaan itu disebut ekolog politik. Beberapa telah mengatur ke dalam Kelompok Hijau, namun ada benar- benar ekolog politik dalam kebanyakan partai politik. Sangat sering mereka memakai 5dminist dari ekologi buat melanjutkan kebijakan, khususnya kebijakan hutan dan 5dmini. Seringkali 5dminist-argumen itu bertentangan satu sama lain, seperti banyak yang dilakukan akademisi juga. (Husein, 1991)
Secara harfiah, ekologi mengakar pada dua kata dari bahasa Yunani yakni Oikos dan juga Logos. Oikos berarti rumah atau tempat untuk hidup. Kemudian Logos adalah ilmu. Jadi, 5dmi disimpulkan bahwa pengertian ekologi secara sederhana adalah ilmu yang mempelajari mahluk hidup di dalam rumahnya, atau 5dmi juga dikatakan bahwa ekologi adalah ilmu mengenai rumah tangga
mahluk hidup. Sebagian ilmuan juga menyepakati bahwa pengertian ekologi tak lain adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara 5dminist dengan lingkungannya. Lebih spesifik lagi, pengertian ekologi bagi sebagian orang adalah ilmu yang mencoba untuk memahami dan mempelajari hubungan antara binatang, tumbuhan, manusia dan juga lingkungannya, bagaimana mereka hidup, dimana mereka hidup, juga mengapa mereka berada di lingkungan tersebut. (Sukanda, 2000)
Pengertian ekologi ini memang beragam, namun jika dicermati, kita 5dmi menarik kesimpulan bahwa inti dati ilmu ini adalah abiotik dan juga 5dmini. Abiotik adalah segala sesuatu yang tak hidup sementara biotok merujuk pada 5dminist- organisme makhluk hidup. Lebih jauh lagi, secara detil disebutkan bahwa ekoligi sebenarnya sebuah area belajar dimana pokok kajiannya adalah struktur juga fungsi ekosistem atau alam termasuk manusia di dalamnya
Terkait pengertian ekologi, berdasarkan kajian sejarah, tokoh yang sangat berperan adalah Ernest Haeckel. Ia adalah seorang ilmuan Biologi yang berasal dari Jerman. Ia merumuskan bahwa dalam kajian ilmiah, ekologi sebagai ilmu telah diaplikasikan sejak dahulu kala dan semakin berkembang seiring dengan perjalanan waktu dan juga selaras dengan evolusi akal manusia. Jika didasarkan pada perkembangan tersebut, maka ekologi dibagi ke dalam dua kategori yakni Enviromental Science dan juga Enviromental Biology. Dalam lingkup pengertian ekologi, kita 5dmi menyimpulkan bahwa ia dalah dasar dari semua pokok ilmu lingkungan, karena itu ia sering juga disebut dengan istilah Ilmu Lingkungan. Meski demikian, ekologi sebenarnya memiliki cakupan yang lebih sempit ketimbang ilmu lingkungan. (Sukemi, 2004).
Beranggapan bahwa politik itu sungguh kotor atau politik itu jelek. Maka sangat disayangkan mengenai pemahaman yang sedemikian tersebut pada arti atau Pengertian
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
Politik. Pada dasarnya Pengertian Politik merupakan pengertian yang membicarakan tentang kenegaraan, di mana politik itu sendiri adalah ilmu tentang 6dmini, pemerintahan, atau ilmu dan juga pengetahuan mengenai kehidupan bernegara. Asal mualah dari kata politik itu adalah Polic yang berasal dari bahasa Yunani 6dministra disitulah dahulu berkembang menjadi suatu bentuk pemerintahan yang tertata rapi. (Soedjono,2005)
Orang yang ahli kenegaran dikatakan sebagai politicus. Politik tak dapat diartikan sebagai akal-akalan saja dan mungkin sebahagian orang yang ahli politik atau terjun langsung di dunia politik dapat dikonotasikan sebagai orang yang pintar mengakali. Namun sesungguhnya makna tersebut tidak 6dmi langsung terurai dengan tepat atau dikatakan seperti itu. Lalu mengapa , pemahaman terhadap kata politik selalu menggambarkan sebagai kata yang kotor dan 6dmi pula bersifat menjengkelkan oleh sebagian masyarakat setempat. Akan tetapi sebenarnya merupakan fakta atau perilaku yang memang sesungguhnya terjadi pada oknum atau orang yang mengaku sebagai pelaku politik. Jadi politik tersebut tidak dapat didefinisikan secara buruk sehingga yang perlu ada penekanan bahwa yang menjadi konten politik bersifat kotor merupakan individunya atau kelompok dalam organisasinya. Apabila kita berbicara tentang Pengertian Politik yang berfokus pada 6dmini kenegaraan merupakan pemerintahan yang memiliki kekuasaan untuk memerintah, maka memang akan cenderung untuk berkuasa dalam suatu 6dmini dan pihak tersebut kadang pula melakukan upaya dan kadang melakukan beberapa taktik atau strategi yang mengarah dengan kemungkinan terburuk. Demikian memang memperebutkan kekuasaan kadang mengakibatkan pertentangan yang dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan dan dapat pula menghancurkan lawan.(Redgwell, 1999)
Memang pada awal berdirinya suatu 6dmini di dunia ini kebanyakan diawali
dengan tindakan kekerasan. Jadi pada prinsipnya bahwa yang kotor merupakan 6dmini manusianya atau 6dmini kelompoknya dan bukan pada arti dari politik itu sendiri. Terkadang mereka yaitu para ahli tata kenegaraan hanya 6dmi memegang kekuasaan dan 6dmi menjalankan suatu pemerintahan atau diperolehnya dengan cara yang pada akhirnya akan 6dmini kesan atau gambaran tentang kebencian bagi rakyat di 6dmini tersebut.
Aristoteles berkesimpulan bahwa usaha memaksimalkan kemampuan individu dan mencapai bentuk kehidupan 6dmini yang tinggi adalah melalui interaksi politik dengan orang lain. Interaksi itu terjadi di dalam suatu kelembagaan yang dirancang untuk memecahkan konflik 6dmini dan membentuk tujuan 6dmini. Dengan demikian kata politik menunjukkan suatu aspek kehidupan, yaitu kehidupan politik yang lazim dimaknai sebagai kehidupan yang menyangkut segi-segi kekuasaan dengan 6dmini-unsur: negara(state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (Decision Making), kebijakan (Policy, Beleid), dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation). Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik (politics) adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu 6dmini politik (atau 6dmini) yang menyangkut proses menentukan tujuan- tujuan dari 6dmini itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan (decision making) mengenai apakah yang menjadi tujuan dari 6dmini politik itu menyangkut seleksi terhadap beberapa 6dministrat dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Sedangkan untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan kebijakan-kebijakan umum (Public Policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian (distribution) atau alokasi (allocation) dari sumber-sumber (Resources) yang ada. Untuk 6dmi berperan aktif melaksanakan kebijakan-kebijakan itu, perlu dimiliki kekuasaan (Power) dan kewenangan (Authority) yang akan digunakan baik untuk membina kerjasama maupun
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam 7dministra. Cara-cara yang digunakan dapat bersifat meyakinkan (Persuasive) dan jika perlu bersifat paksaan (Coercion). Tanpa 7dmini paksaan, kebijakan itu hanya merupakan perumusan keinginan (Statement of Intent) belaka.(Saleh, 1991).
Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan negara atau tindakan- tindakan yang dilaksanakan oleh penguasa 7dmini. Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia sering melakukan tindakan politik, baik politik dagang, budaya, 7dmini, maupun dalam aspek kehidupan lainnya. Demikianlah politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goals) dan bukan tujuan pribadi seseorang (private goals). Politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk partai politik dan kegiatan-kegiatan perseorangan (Saleh, 1991).
3. Ekologi Politik Lingkungan (Environmental politics)
Abe Ken-ichi, 2003; dan sebagainya menberikan defisi yang berbeda. (Pateson, 2000) mengatakan, bahwa politik lingkungan adalah suatu pendekata yangmenggabungkan masalah lingkungan dengan politik ekonomi untuk mewakili suatu pergantian tensi yang dinamika antara lingkungan dan manusia, dan antara kelompok yang bermacam-macam di dalam masyarakat dalam skala dari individu lokal kepada trasnasional secara keseluruhan, Ilmuan lain mendefinisikan politik lingkungan adalah sebagai suatu bingkai untuk memahami kompleksitas saling berhubunga antara masyarakat lokal, nasional, politik ekonomi global dan ekosistem (Blaike dan Brookfield, 1987). Konsep ini diangkat dalam cara yang beraneka seperti dunia-ketiga politik lingkungan, mengatakan bahwa politik lingkungan, boleh didefenisikan sebagai usaha untuk memahami sumber-sumber politik, kondisi dan menjadi sau jaringan dari
pergantian lingkungan, pemahaman teknik politik lingkungan adalah cenderung untuk melihat mendalam dinamika politik lingkungan dan memfokuskan atas suatu susunan sistem manusia ( Hidayat,Ade Ken- cihi 2011)
Mengamati skala sosial dalam lingkungan yang berbeda, politik lingkungan menjelaskan sekurangyan tiga penelitan area yang berbeda (Bryant, 1992). Petama penelitia ke dalam sumber yang kontestual perubahan lingkungan yang menguji pengaruh lingkungan secara umum pada suatu negara, hubungan atara negara, dan kapitalisme global. Judul ini merefleksikan pegaruh yang tumbuh dari kekuatan nasional dan trasnasional atas lingkungan dari suatu dunia yang saling bertambah ketergantungan, baik secara politik ekonomi, kedua, area penelitia mencari tahu suatu lokasi dari aspek aspek yang khusus mengenai perubahan lingkungan. Ilmuan memperoleh pandangan bagaimana kontestual pelaku berpengaruh atas kondisi sosio- lingkungan yang khusus, hubungan, dan menekankan perjuagan lingkungan yang khusus atas lingkungan. Megambil, baik sejarah maupun dinamika komplik yang kini, peneliti area ini mengambarkan bagai mana para petani yang miskin dan masyarakat lokal tampa kekuasan yang berperang melindungi pondasi lingkungan atas kehidupanya,ketiga peneliti area ini menjelaskan jaringan politik dari perubahan lingkungan atas hubungan sosio- ekonomi dan politik. ( Hidayat,2011)
Politik lingkungan dalam banyak negara di dunia mempunyai peran penting tidak hanya pada tingkatan yang berbeda, tetapi juga dalam bingkai kerja struktural yang berbeda. Banyak lembagah antara pemerintahan mempunyai peran penting dalam aktiviras yang serupa, membuat aturan lingkungan, membuat kebijakan, penelitian, Monitor, Training, proyek pembiayaan dalam supervisi. Tiga lembaga khusus yang penting misalnya, perserikatan bangsa bangsa dalam program lingkungan (UNEP), Bank Dunia dalam masyarakat Eropa (Hidayat,2011).
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
Dengan demikian, jika kita menyarikan di masa depan, interaksi antar masalah lingkungan dan kekuatan kekuatan politik akan berdampak terhadap pembangunang memprediksi pentingnya politik yang lebih besar,maka keperluan untuk pendekatan analitik yang terintegrasi atas pemahaman lingkungan dan politik menjadi lebih penting. ( Hidayat,2011)
Meskipun demikian keempat tesis tersebut bisa terkait satu sama lain, dan keempatnya bisa ada dalam satu isu, serta bisa dilihat pada isu kawasan konsevasi.misalnya, ketiadaan desentralisasi kepada masyarakat tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan meningkatnya komflik dengan nelayan, sebagai mana ini terjadi di kebanyakan taman nasional yang ada. Komflik terjadi karna nelayan merasah "terjajah", mengingat tiba- tiba akan terusir dari wilayah tangkapannya tampa ada konsultasi terlebih dahulu. Akibatnya, marjinalisasi nelayan seolah terjadi kenyataan yang harus diterima di mana taman nasional itu berada. Oleh karena itu, perjungan baru mesti dilakukan, yakni perjuangan hak-hak nelanyan yang hilang karena intervensi pihak luar atas nama konsevasi, dan patan LSM tentu sangat ditunggu para nelaya dalam mengorganisir diri dan, pada giliranya, dapat menrebut kembali hak-hak komunalnya. .(Arif Satria, 2009)4. Konsep Masyarakat Nelayan
Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Dalam perstatistikan perikanan perairan umum, nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan operasi penangkapan ikan di perairan umum. Orang yang melakukan pekerjaan seperti membuat 8dminis, mengangkut alat-alat penangkapan ikan ke dalam perahu atau kapal motor, mengangkut ikan dari perahu atau kapal motor, tidak dikategorikan sebagai nelayan (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2002)
Sumberdaya nelayan dicirikan oleh pendidikan dan keterampilan yang rendah, kemampuan manajemen yang terbatas. Taraf
hidup penduduk desa pantai yang sebagian besar nelayan sampai saat ini masih rendah, pendapatan tidak menentu (sangat tergantung pada musim ikan), kebanyakan masih memakai peralatan tradisional dan masih sukar menjauhkan diri dari prilaku boros (Sitorus, 1994). Kita sering dibingungkan oleh berita media dan statement para tokoh LSM yang salah kaprah mendefinisikan substansi kelompok profesi masyarakat pelaku dibidang kelautan dan perikanan. Definisi kacau, data kacau, analisa kacau, statement juga lebih kacau, terlebih diutarakan oleh oknum LSM yg tidak memiliki latar belakang akademis dibidangnya tentunya secara ilmiah tidak dapat dipertanggung jawabkan sebagai referensi. Akan lebih celaka lagi jika statement amburadul salah definisi digunakan sebagai referensi politik maka makin kacau kebablasan reformasi yang sedang kita kembangkan.(Gazalba, 2003)5. Pengelolaan Nelayan
Beberapa kelompok nelayan memiliki beberapa perbedaan dalam karakteristik 8dmini dan kependudukan. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada kelompok umur, pendidikan, status 8dmini dan kepercayaan. Dalam satu kelompok nelayan sering juga ditemukan perbedaan kohesi internal, dalam pengertian hubungan 8dmini nelayan maupun hubungan bermasyarakat (Townsley 1998 dalam Widodo, 2006).
Charles 2001 dalam Widodo 2006 membagi kelompok nelayan dalam empat kelompok yaitu:a. Nelayan subsisten (Subsistence fishers),
yaitu nelayan yang menangkap ikan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
b. Nelayan asli (Native/Indigenous/Aboriginal fishers), yaitu nelayan yang sedikit banyak memiliki karakter yang sama dengan kelompok pertama, namun memiliki juga hak untuk melakukan aktivitas secara komersial walaupun dalam skala yang sangat kecil.
c. Nelayan rekreasi (Recreational/Sport fishers), yaitu orang-orang yang secara prinsip melakukan kegiatan penangkapan hanya
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
sekedar untuk kesenangan atau berolahraga, dan
d. Nelayan komersial (Commercial fishers), yaitu mereka yang menangkap ikan untuk tujuan komersial atau dipasarkan baik untuk pasar 9dminist maupun pasar ekspor. Kelompok nelayan ini dibagi dua, yaitu nelayan skala kecil dan skala besar.
Dari empat pengelompokan tersebut sudah sangat sulit menemukan dua kelompok yang pertama. Sementara kelompok ketiga walaupun di beberapa 9dmini maju berbagai kegiatannya telah terdokumentasi dengan baik namun di beberapa 9dmini berkembang seperti Indonesia misalnya, sulit ditemukan. Di samping pengelompokkan tersebut, terdapat beberapa 9dministrat yang sering digunakan untuk menggambarkan kelompok nelayan, seperti nelayan penuh untuk mereka yang menggantungkan keseluruhan hidupnya dari menangkap ikan; nelayan sambilan untuk mereka yang hanya sebagian dari hidupnya tergantung dari menangkap ikan (lainnya dari aktivitas seperti pertanian, buruh dan tukang); juragan untuk mereka yang memiliki sumberdaya ekonomi untuk usaha perikanan seperti kapal dan alat tangkap; dan anak buah kapal (ABK/pandega) untuk mereka yang mengalokasikan waktunya dan memperoleh pendapatan dari hasil pengoperasian alat tangkap ikan, seperti kapal milik juragan. (Kusnadi, 2006 dalam Kusnadi, 2009).
Disamping pembagian diatas, Widodo 2006 juga mengemukakan beberapa pembagian lain seperti daya jangkau armada perikanan dan juga lokasi penangkapan ikan. Dapat disebutkan misalnya nelayan pantai atau biasanya disebut:
Ekologi politik nelayan erat kaitannya dengan relevansi isu-isu kelautan dan perikanan, ada empat yaitu perubahan lingkungan, akses sumberdaya, konservasi, dan identitas lingkungan. Dalam ekologi politik nelayan tidak terlepas dari faktor pendukung dan faktor penghambat dalam mempengaruhi keadaan laut di Desa pao kecamatan taroang.
Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana politik nelayan dalam pelestarian lingkungan laut dan bagaimana bentuk partisipasi lingkungan laut di Desa Pao sehingga fokus penelitian ini adalah degradasi dan marjinisasi (perubahan laut) konflik lingkungan laut, akses suber daya, konserfasi lingkungan laut, identitas lingkungan dan gerakan sosial nelayan.
Adapun deskripsi 9dmin pada penelitian ini adalah sebagai berikut:Pelestarian lingkungan laut Desa Poa dalah Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan spantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Dekradasi dan marjinilisasi Perubahan Lingkungan Laut yang di maksud adalah pembabatan makrove, penambanambangan pasir dan pencemaran Konfik lingkungan (akses sumberdaya lingkungan) yang di maksud adalah penelitian ini adalah pertambangan konflik yang terjadi dalam masyarakat yang berkaitan dengan sumber daya laut Konservasi yang di masud penelitian ini adalah pembetukan daerah perlindungan laut dan taman nasional laut Identitas lingkungan dan gerakan sosial adalah gerakan politik aksi dan gerakan politik nelayan dalam memperjuangkan hak- haknya Partisipasi masyarakat adalah keikuserta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan laut. Lingkungan laut yang lestari dan berkelanjutan adalah lingkungan laut yang dapat mendukung pembagunan baik masa sekarang maupun generasi mendatang
METODOLOGI PENELITIANWaktu penelitian ini direncanakan akan
berlangsung selama dua bulan, terhitung setalah ujian proposal,. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Taroang Kabupaten Jeneponto Adapun jenis dan tipe penelitian ini akan menggunakan : Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu data dalam bentuk kata, kalimat dan gambar. Tipe Penelitian Tipe
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
penelitian ini adalah bersifat deskriptif kualitatif, artinya membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, menggambarkan, menjabarkan,mengungkapkan, menjelaskan, menganalisis pelaksanaan pengelolaan transportasi laut.
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berasal dari dua sumber, yaitu : Data yang diperoleh secara langsung di lapangan yang bersumber dari informan, dengan memakai teknik pengumpulan data berupa in-depth interview (wawancara mendalam), serta melakukan observasi (pengamatan langsung). Data pendukung bagi data primer yang diperoleh dari bahan-bahan 10dministra seperti dokumen-dokumen, catatan-catatan, arsip-arsip resmi, serta 10dministra lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti.
Adapun informan dari penelitian ini di ambil dari dinas Perikanan Jeneponto. Adapun perinciannya yaitu sebagai berikut: Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Lapangan (field research)
Penelitian lapangan ini dimaksudkan bahwa penulisakan langsung melakukan penelitian pada lokasi atau objek yang telah ditentukan. Penelitian lapangan ditempuh dengan cara sebagai berikut : Observasi yaitupengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti dan sesuai dengan tujuan penelitian serta direncanakan secara sistematis juga dapat dikontrol reliabilitas dan validitasnya. Wawancara mendalam (in-depth interview) yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara bertanya langsung atau mengadakan proses 10dmin jawab, dialog atau percakapan dengan informan yang dipilih untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam terkait dengan masalah yang akan diteliti. Dokumentasi Dokumentasi didapatkan dengan mempelajari data-data
yang ada, artikel dan buku- buku yang berhubungan dengan penelitian.
Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis kualitatif yaitu upaya untuk mengurutkan data dalam bentuk kata-kata secara sistematik sehingga dapat dimengerti dan dipahami.Oleh karena itu, dalam analisis kualitatif perlu dilakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kemudian reduksi data dalam analisis kualitatif sebagai proses pemilihan data kualitatif. Proses reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan- catatan tertulis di lapangan. Proses reduksi data bukanlah proses yang sekali jadi, tetapi proses yang berulang selama proses penelitian ini berlangsung. Penyajian data yang lebih baik merupakan salah satu cara utama bagi analisis bagi kualitatif yang valid dan kemudian membangun proposisi (kaitan antara konsep).
Maka dalam mereduksi data peneliti memfokuskan pada pelaksanaan strategi pemerintah dalam mengelola transportasi laut yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Jeneponto .Langkah berikutnya setelah direduksi adalah penyajian data yangdilakukan dalam bentuk uraian singkat mengenai fenomena yang terjadi dimasyarakat. Selanjutnya peneliti akan menarik kesimpulan berdasarkan hasil observasi dan wawancara di lapangan. Salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan melakukantriagulasi metode, teori, dan data yaitu :
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lokasi Penelitian
Desa Pao merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto. Jarak Desa Pao dari ibu kota Kabupaten ± 16 km Sedangkan jarak dari ibu kota kecamatan ± 2 km. Desa Pao memiliki luas wilayah ±2,5 km2. Desa ini terdiri dari 5 (lima) dusun yaitu Dusun Kampung Beru, Dusun Tonroa, Dusun Kampung Bendi, Dusun Pao Dan Dusun Kaloko. Secara
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
lldministrative Desa ini berbatasan dengan, Sebelah Utara Desa Tarowang, Sebelah Timur Desa Bungeng, Sebelah Selatan Laut Flores, Sebelah Barat Kelurahan Togo-Togo Desa Pao merupakan desa yang memiliki kondisi wilayah dataran rendah dengan memiliki jarak ± l km diatas permukaan laut. Wilayah ini merupakan wilayah pengembangan perikanan pertambakan, budi daya rumput laut serta pertanian jagung kuning dan persawahan.Ekologi Politik Nelayan dalamM elestarikan Lingkungan Laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang. Kabupaten Jeneponto.
1. Dengradasi dan Marjilisasi(Perubahan Lingkungan Laut)
Dimana sumber daya memiliki dan di kontrol oleh kelompok masyarakat dan pengelolaan sumber daya kelautan berkembang di negara negara yang masih bercorak sentralistik konsekuensi dan sumber daya yang dimiliki negara, komonitas nelayan memiliki aturan sendiri tentang bagaimana meyeimbangkan ketiga dimensi itu. Acuanya nilai lokal yang penuh keakripan, dan yang menjadi persoalan di tingkat resielensi atau institusi lokal atau pengaruh eksternal semakin menurun merupakan payung bagi implementasi pengololaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan.
"Bentuk dasar laut yang majemuk tersebut serta lingkungan air di atasnya memberi kemungkinan munculnya keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan sebaran yang luas, baik secara horizontal maupun secara vertikal. Lingkungan laut selalu berubah dan dinamis. Kadang-kadang perubahan lingkungan ini lambat, seperti datangnya zaman es yang memakan waktu ribuan tahun. Kadang-kadang cepat seperti datangnya hujan badai yang menumpahkan air tawar dan mengalirkan kendapan lumpur dari daratan ke laut. Cepat atau lambatnya perubahan itu sama- mempunyai pengaruh, yakni kedua sifat perubahan tersebut akan mengubah intensitas faktor-faktor karna mata pencaharianya masyarakat lingkungan"AS 28 Januari 2015 )
Berdasarkan hasil wawancara menjaga dan melindungi menimbulkan perubahan air tawar dan kedepan lumpur dari daratan ke laut nelayan desa pao semata mata pencaharianya hanya masyarakat nelayang, karna tampa kesadaran masyarakat nelayan sendiri untuk melindungi lingkungan laut itu sendiri tidak akan terjaga lingkungan laut Desa Pao.laut di Desa Pao agar tidak menimbulkan perubahan laut dan tidak Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak HB yang mengatakan
"tidak ada perubahan lingkungan laut di desa pao malah tambah gundul dalam pingir laut dari enam tahun tidak ada bantuan untuk perubahan lingkungan laut"( hb, 29 januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara selama peneliti melakukan di lapangan lokasi penelitian setelalah melakukan wawancara dengan imforman yang di tentukan oleh peneliti bahwa masyarakat hususnya Desa Pao sangat menjaga dan melindungi laut supaya sumber pendapatanya bisa bertamba dari apa yang sebelumya,karna kenapa mata pencaharianya di Desa Pao semata mata hanya masyarakat nelayan Untukmelindungi mengelola sistem laut dan estuaria supaya dapat dimanfaatkan secara terus menerus dalam jangka panjang dan mempertahankan keanekaragaman genetic
Hasil observasi sangat menjaga dan melindungi lingkungan laut karna mata pencaharian masyarakat desa pao semata- mata masyarakat nelayan dan selalu menanam pohong kayu bakau untuk menjaga dan melindungi lingkungan laut sebaik mungking dan bisa menghasilkan penghasilan yang lebih baik dan dinikmati masyarakat nelayan Desa Pao kecamatan tarowang dan keindahan lingkungan lautnya.
2. Konflik Lingkungan PesisirKawasan pesisir adalah wilayah daratan
dan wilayah laut yang bertemu di garis pantai di mana wilayah daratan mencakup daerah yang tergenang atau tidak tergenang air yang dipengaruhi oleh proses- proses laut seperti pasang surut, angin laut, dan intrusi air laut. Sedangkan wilayah laut mencakup perairan
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
yang dipengaruhi oleh proses- proses alami daratan seperti sedimentasi dan aliran air tawar ke laut serta perairan yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia di darat. Pengelolaan kawasan pesisir melibatkan pengelolaan pemanfaatan perairan dan daratan pesisir secara menerus dan sumberdaya dalam area yang ditetapkan. Batasannya biasanya ditentukan secara politis oleh legislasi atau pemerintah.
Selama ini, perairan pulau- pulau kecil yang memiliki potensi perikanan yang tinggi ini cenderung menjadi tempat praktek penangkapan yang tidak ramah lingkungan, seperti pengeboman, pembiusan dan penggunaan racun, baik oleh nelayan asing maupun oleh nelayan lokal. Akibatnya, pengelolaan pesisir pulau- pulau kecil cenderung eksploitatif, tidak efisien dan tidak- sustainable. Banyak faktor- faktor yang menyebabkan ketidakefektifan pengelolaan sumberdaya pesisir pulau- pulau kecil ini, antara lain ambiguitas pemilikan dan penguasaan sumberdaya, ketidakpastian hukum, serta konflik pengelolaan. Semua permasalahan lingkungan adalah masalah hak pemilikan, dan hampir semua konflik mengenai pengambilan sumberdaya pesisir muncul sebagai akibat kesulitan dalam menjelaskan rezim pemilikan (property regimes). Terdapat empat tipe rezim pemilikan 1) Open access property sebagai milik semua orang, 2) Common property sebagai milik sekelompok orang yang memiliki peraturan atau persetujuan yang tidak tertulis seperti hukum adat, 3) State property sebagai milik negara, dan 4) Private property sebagai milik perorangan atau swasta (company).
Dalam pengertian tersebut, wujud konflik mencakup rentang yang amat luas: mulai dari ketidaksetujuan yang samar- samar, sampai dengan tindakan kekerasan. Pendek kata setiap perbedaan itu merupakan potensi konflik, yang jika tidak ditangani secara baik, potensi konflik itu bisa berubah menjadi konflik terbuka. Bedasarkan hasil wawancara masyarakat Desa Pao mengatakan
bahawa tidak perna terjadi komflik sesama masyarakat nelayan,malahan masyarakat nelayan di Desa Pao dia selalu mendukung atara satu sama lain dan saling membantu.
"komflik terjadi ketika dua orang atau kelompok atau lebih menunjukkan bahwa mereka memiliki kepercayaan yang berbeda atau komflik suatu proses yang di mulai suatu pihak ada pihak lain yang memberikan pengaruh negatif kepadanya,atau suatu pihak merasa kepentinganya itu memberikan pengaruh negatif kepada pihak lain"(hasil wawancara,AS 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan yang dilakukan peneliti awancara dari kepalah Desa Pao mengatakan terjadi komflik ketika ada suatu pihak atau lebih dari dua orang merasa kepercayanya itu ada yang mepegaruhi pengaruh negatif kepada masyarakat nelayan itu sendiri, maka masyarakat nelayan tidak mearsa tidak nyaman dari apa yang dia perbuat dan bahkan masalah terjadi ketika ada pihak lain yang memberikan pengaruh negatif kepada salah satu masyarakat nelayan.
Berdasarakan hasil wawancara kepada sekdes
"biasanya terjadi koflik ketika ada benturan yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang disebut adanya perbedaan nilai,status ,kekuasaan, dan kelakuaan"(hasil wawancara SN 28 Januari2015)
Berdasarkan hasil penelitian selama peneliti melakukan pengamatan di lapangan di lokasi penelitian setelah melakukan wawancara biasa terjadi konflik ketika ada perbedaan nilai atau status sesama masyarakat nelayan dan saling melecehkan, dan mengambil suAtu kekuasan.Bedasarkan hasil wawancara tokoh masyarakat
"tidak pernah terjadi komflik sesama masyarakat nelayan malahan dia saling mendukung apa yang dia kerjakan dan dilakukan sesama masyarakat nelayan desa pao"(hasil wawancara HB 29 Januari2015)Berdasarkah hasil penelitian selama peneliti melakukan pengamatan di lapangan di lokasi penelitian setelah melakukan wawancara kepada masyarakat nelayan Desa Pao tidak
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
pemah terjadi konflik sesama masyarakat nelaya malah dia saling supor apayang yang dia kerjakan untuk saling kebersamaan sesama masyarakat nelayan.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan yang dilakukan peneliti wawancara masyarakt nelayan antara pembudidaya pengelolah karang dan di lakukang secara kekeluargan sesama masyarakat nelayan seperti kerusakan bagan mereka akibat tertabraknya perahu dan di lakukan dengan secara kekeluargan utuk membayar sejumlah uang ganti rugi kepada pemilik bagan. Bedasarkan hasil wawancara staf dinas perikanan megatakan bahwa.
"konflik dalam pengelolaan kawasan pesisir juga di sebabkan oleh ketidak-percayaan masyarakat terhadap keberhasilan program apabila dilaksanakan oleh pemerintah. Kita tidak bisa menutup mata adanya gejolak, pandangan sinisme atau kecemasan tertentu bagi masyarakat penerima program yang selama ini masyarakat pesisir dianggap marginal"( hasil wawancara US 28 Januari 2015).
Berdasrkan hasil penelitian selama peneliti melakukan pengamatan di lapangan di lokasi penelitian setelah melakukan wawancara dengan staf dinas perikanan bahwa masyarakat nelayan tidak percaya terhadap pengelolaan pemerintah terhadap kawasan pesisir pantai Desa Pao.
Berdasarkan Hasil observasi bahwa masyarakat nelayan Desa Pao Beberapa konflik cenderung mempunyai fungsi bila dapat diselesaikan dengan baik berdasarkan mekanisme penyelesaian konflik yang tertuang dalam kesepakatan lokal yang telah menjadi aturan bersama dalam masyarakat. Sementara konfik menjadi disfungsional ketika penyelesaian konflik di dalam kesepakatan bersama sama, sehingga cepat teselesaikan.
3. Konservasi lingkungan lautBeragamnya pemamfaatan laut
menuntut adanya pengaturan yang tegas guna menghindari konflik pemamfaatan ruang di laut. Melihat luasnya perairan dan kompleksitas karakter perairan di Indonesia, maka diperlukan suatu konsepsi pendekatan
secara Micro dan Macro dalam penataan wilayah laut.
Fungsi ini di maksudkan sebagai langkah mempertahankan kelangsungan suatu kondisi alam, sosial, budaya, ataupun kearifan lokasi ditentukan pada sautu kawasan perairan atau pulau. Fungsi konservasi ini juga bertujuan dalam menjaga Keberlanjutan akan suatu sumberdaya laut yang ada dimana ekosistemnya akan terjaga contohnya kawasan tersebut di jadikan sebagei daerah perlindungan laut. Fungsi Penetapan Prioritas Konservasi, perlukaitan yang jelas antara kondisi keanekaragaman hayati dengan sasaran dan tujuan konservasi, gunakan proses yang trasparan dan dapat diulang di tempat lain untuk mengembangkan prioritas yang kredibel, harus ada klarifikasi prioritas konservasi, evaluasi berbagai kekurangan dan kelebihan suatu sistem atau metode penetapan prioritas yang relevan.Juga untuk menjaga konflik lahan antara Investor dan Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir (Nelayan) maka perlu adanya satu akses pelabuhan perikanan, kapal penangkapan Ikan yang beroperasi di laut lepas demi menghindari penangkapan pada daerah Konservasi, jalur akses darat yaitu jalan raya untuk dapat mengakses kendaraan darat sehinga dampak pelayaran pada jalur laut setidaknya dapat di minimalisir, Koperasi simpan pinjam, Pasar Ikan, adanya industri- industri pengelolahan hasil-hasil laut, secara merata dalam masyarakat. Maka dengan hal demikianlah kita dapat menggelolah suatu kawasan laut untuk dijadikan Sumber Devisa Kepada Negara dengan Efisiensi dan Aman tanpa merusak Ekosistem yang ada.Berikut hasil wawancara dengan kepalah dusun mengatakan
"hutan bakau ini termasuk situs yang di lindungi masyarakat karna masyarakat di larang menebang kayu bakau ini karna tanaman bakau dapat melindungi pengikisan pantai"(hasil wawancara HB, 29 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak dusun dapat di diskripsikan, bahwa tunbuhan bakau sangat berpengaruh dalam pelestarian laut, diamana tunbuhan
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
bakau ini dapat menjegah pengikisan pinggir pantai, karna tampa tanaman kayu bakau maka pingir pantai akan mudah tekikis dan longsor. Senada dengan hasil wawancara dengan salah satu masyarakat nelayan yang mengatakan
"Masyarakat pada umumnya menjaga lingkungan laut sagat dijaga tanaman pohong magrov untuk kelestarian lingkungan laut dan untuk melindungi kawasan laut memelihara dan meningkatkan perlindungan laut"(hasil wawancara IS, 29 Januari)
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama peneliti melakukan pengamatan di lapangan di lokasi penelitian setelah melakukan wawancara dengan masyarakat nelayan bahwa perlindungan lingkungan laut dan membuat penahan ombak dan pemecah ombak untuk menjaga dantanya ombak yang datang dan lingkunga laut dalam kelestarian lingkungan laut.
Hasil wawancara kepada sekdes "bahwa masyarakat desa pao sangat dilindungi laut dan terumbu karang yang ada di lingkungan laut karan kalau terumbu karan tidak di jaga maka ikan ikan itu tidak akan tinggal dan tidak bisa berkembang biak"(hasil wawancara SN 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil penelitian selama penelitian yang melakukan pengamatan di lapangan di lokasi penelitian, setelah melakukan wawancara dengan beberapa informan yang ditentukan oleh peneliti wawancara dengan sekdes bahwa masyarakat Desa Pao sangat menjaga dan melindungi lingkungan laut yang ada, dan terumbu karang yang ada di laut sangat di jaga untuk tempat tinggal ikan ikan dan tempat berkembang biaknya ikan-ikan.Berdasrka hadil wawancara staf dinas perikanan mengatakan bahwa.
"dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. konservasi dilakukan melalui kegiatan perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya"(hasil wawancara US 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara dengan staf dinas perikanan sangat memelihara dan meningkatkan kwalitas laut seperti terumbu karang yang ada pada perlindunga laut dalam kelestarian sumber daya alam.
Berdasarkan hasil obsefasi masyarakat pada umumnya menjaga lingkungan laut termasuk tanaman pohong magrov untuk kelestarian lingkungan laut, dan melindungi kawasan laut dan memelihara terumbu karang yang ada pada lingkungan laut supaya masyarakat Desa Pao bisa menikmati hasilnya lingkungan lautnya.
4. Identitas Lingkungan LautPenyebab kerusakan lingkungan yang
ada di laut ini kebanyakan juga dilakukan oleh tangan manusia. Misalnya seperti apa yang telah disebutkan di atas seperti rusaknya terumbu karang yang ada di laut adalah disebabkan oleh manusia yang ingin untuk mendapatkan keuntungan yang kebih dari laut tanpa mau melihat kerugian yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, contohnya adalah dengan menangkap ikan menggunakan dinamit atau pukau harimau. Tentu saja hal ini akan membunuh semua ikan yang ada termasuk keberadaan dari terumbu karang di dalam laut tersebut. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh terhadap bagaimana kelestarian dari laut itu sendiri. Jika terumbu karang rusak atau mati maka akan mengurangi keindahan laut atau menghilangkan tempat hidup bagi ikan-ikan yang ada. Sedangkan untuk kembali menghidupkan terumbu karang yang baru maka akan membutuhlan lebih banyak waktu lagi.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kerusakan lingkungan yang ada di laut adalah dengan meningkatkan kesadaran manusia akan usaha untuk menjaga kelestarian dari laut. Jangan sampai usaha untuk mencari nafkah atau mengambil manfaat dari laut itu sendiri justru akan merusakan keberadaan dari laut. Di sisi lain,
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
pemerintah juga memiliki peran untuk melakukan edukasi mengenai hal ini kepada rakyat. Atau bahkan menjamin pemenuhan hak pemerolehan penghidupan yang lebih layak sehingga tak akan sampai untuk melakukan kegiatan kerusakan lingkungan laut. Berdasarkan hasil wawancara kepala Desa bawha :
"terumbu karang dan berpasir dan sebagian masyrakat mengelolah karang untuk membangun tanggul untuk menahan ombak yang datang karna rumah masyarakat ada pada bibir pantai"(hasil wawancara dengan AS, 28 Januari 2015 )
Senada dengan hasil wawanca salah satu staf dinas perikanan yang mengatakan bahwa:
"Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat pekat dan sensitif sekali. Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Rantai makanan adalah salah satu dari bentuk hubungan tersebut. Tidak cuma itu proses terciptanya pun tidak mudah. Terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat tercipta secara utuh dan indah"(hasil wawancara dengan US, 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara di atas penulis dapat deklarasikan bahwa dengan terembuh karang yang merupakan identitas laut yang perlu di lestarikan atau di jaga oleh masyarakat karna terumbu karang merupakan salah satu ekosistem laut yang dapat menahan ombak dan sekaligus salah satu tempat tinggal dan tempat berkembang biaknya mahluk laut seperti ikan, terumbu karang tersebut tidak tumbuh begitu saja melainkan membutuhkan proses waktu yang sangat lamah untuk dapat tercipta secarah utuh dan indah.
Berdasarkan hasil penelitian selama peneliti melakukan pengamatan di lapangan di lokasi penelitian setelah melakukan wawancara dengan salah satu masyarakat nelayan Desa Pao kecamatan tarowang mengatakan bahwa:
"disini di desa kami terumbu karang itu sampai saat ini belum ada pelestarian yang kami
terima dari pemerintah, padahal pelestarian terumbu karang itu sangat bagus di jaga oleh karna itu terumbu karang tempat berkembang biaknya ikan dan dapat menahan ombak"(hasil wawancara dengan IS, 29 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa masyarakat nelayan bahwa di Desa Poa tidak pernah ada pelestarian lingkungan laut yang kami terima dari pemerintah dan pada hal terumbu karang itu sangat penting untuk tempat berkembang biaknya ikan-iakn.
Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat
"bahwa di desa pao ini pasir berbatuan dan terumbu karang yang ada dan sangat di jaga oleh masyarakat nelayan karna terumbu karang itu tempat berkembang biaknya mahluk seperti ikan jdi sangat di jaga oleh masyarakt nelayan desa pao"(hasil wawancara SJ 29 Januari 2015).
Berdasarkan has penelitian selama penelitian yang melakukan pengamatan di lapangan di lokasi penelitian, setelah melakukan wawancara dengan beberapa informan yang ditentukan oleh peneliti wawancara masyarakat nelayan sangat di jaga untuk kelestarian lingkungan laut dan terumbu karang yang sangat di jaga oleh masyarakat nelayan Desa Pao.Bedasarkan hasil wawancara dengan sekdes
"terumbu karang yang dalam laut ini tentunya akan memberikan pengaruh terhadap bagaimana kelestarian dari laut itu sendiri. Jika terumbu karang rusak atau mati maka akan mengurangi keindahan laut atau menghilangkan tempat hidup bagi ikan-ikan yang ada"(hasil wawancara SN 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil pengamatan penulis setelah melakukan pengumpulan data selama di lapangan wawancara terumbu karang di desa pao sangat memberikan pengaruh terhadap kelestarian lingkungan laut dan jika terumbu karang mati maka terumbu karang tidak memberikan keindahan lingkungan laut.Berdasarkan hasil wawancara tokoh masyarakat.
"pengelolaan wilayah pesisir adalah untuk mengkonservasi sumberdaya milik bersama, pencegahan kerusakan akibat bencana alam dan
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
konservasi sumberdaya alam semua tingkatan di pemerintahan dalam perencanaan pengelolaan wilayah pesisir, dan pengelolaan sumberdaya pesisir"(hasil wawancara HB 29 Januari 2015)
Berdardasarkan hasil penelitian selama peneliti melakukan pengamatan di lapangan di lokasi penelitian setelah melakukan wawancara dengan beberapa informan yang ditentukan oleh peneliti wawancara dengan tokoh masyarakat mengatakan mengatakan bahwa lingkungan pesisir harus di jaga besama-sama, kerusakan sumberdaya alam dan pengelolaan sumberdaya pesisir.
Berdasarkan hasil obserfasi penulis dapat menyimpulkan dari hasil wawancara dengan pemerintah setempat yang mengatakan Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat peka dan sensitif sekali. Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Tidak cuma itu proses terciptanya pun tidak mudah. Terumbu karang membutuhkan waktu yang sangat lama hingga dapat tercipta secara utuh dan indah sedangkan salah satu masyarakat nelayan yang mengatakan bahwa kami belum menerima pelestarian terumbuh karang dari pemerintah setempat.
Bentuk partisipasi nelayan dalam Pelestarikan Lingkungan laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto.
Hal ini dibuktikan dari partisipasi masyarakat nelayan di desa ini dalam menggunakan teknologi penangkapan yang modern meskipun masih dipadukan dengan tradisi-tradisi lokal yang telah lama terbangun yang senantiasa berprinsip kepada keserasian, harmonisasi dan keseimbangan antara manusia dan sumber daya alam. oleh pengetahuan lokal yang membawa mereka bertingkah laku yang bersifat protektif terhadap kelestarian sumberdaya alam,
khususnya sumberdaya ikan dan lingkungannya.
1. Partisipasi MasyarakatPartisipasi sebagai salah satu elemen
pembangunan merupakan proses adaptasi masyarakat terhadap perubahan yang sedang berjalan. Dengan demikian partisipasi mempunyai posisi yang penting dalam pembangunan. Sumodingrat menambahkan, bahwa parasyarat yang harus terdapat dalam proses pembangunan berkelanjutan adalah dengan mengikutsertakan semua anggota masyarakat/rakyat dalam setiap tahap pembangunan partisipasi rakyat dalam pembangunan sebagai dukungan rakyat terhadap rencana proyek pembangunan yang dirancang dan ditentukan tujuannya oleh perencana. Ukuran tinggi rendahnyapartisipasi rakyat dalam definisi ini diukur dengan kemauan rakyat untuk ikut bertanggungjawab dalam pembiayaan pembangunan, baik berupa uang maupun tenaga dalam melaksanakan proyek pembangunan pemerintah.Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan dan proyek akan gagal, Masyarakat mempercayai programpembagunan jika dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena masyarakat lebih mengetahui seluk beluk proyek dan merasa memiliki proyek tersebut, Partisipasi merupakan hak demokrasimasyarakat dalam keterlibatannya di pembangunan.
"masih erat bergotongroyong dan setiap ada yang rusak di pingir pantai atau yang roboh sepri tanggul penahan ombak maka masyarakat desa pao masi erat bergotong royong"(hasilwawancara SN, 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara dengan sekdes mengatakan bahwa masyarakat Desa Pao masi erat bergotong royong karna dilihat diri segi matah pencaharianya masyarakat nelayan, jadi setiap ada yang rusak di sekitar
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
pantai maka masyarakat nelayan bergotong royong untuk memperbaiki supaya lingkungan laut terjagA karna sumber pendapanta masyarakat nelayan di linkungan laut,jadi masyarkat nelayan benar benar menjaga lingkungan laut dan supaya pendapatanya bisa bertambah.
"di desa pao masi erat bergoton royong karna jumlah nelayan yang semakin hari semakin sulit untuk melaut, karna kenapa jalur alternatifnya menjadi petani rumput laut"(hasil wawancara HB,29 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara kepada tokah bahwa masyarakat nelayan di Desa Pao masi erat untuk bergotong royong karna kenapa semakin hari semakin jalur alternatif mereka jadi masyarakat nelayan selalu mengawasi petani rumput laut supaya jalur alternatif mereka tidak di tanami rumput laut,jadi masyarakat nelayan selalu mengawasi petani rumput laut karna kenapa kalau di tanami rumput laut maka masyarakat nelayan susah untuk mencari ikan karna jalur alternatifnya penuh dengan rumput laut.
Hasil wawancara tokoh masyarakat "bahwa masyarakat desa pao masih
kerjasama sesama masyrakat nelayan desa pao untuk membangun tanggul penahan ombok untuk perlindungan rumah mereka yang masuk kerumah masing-masing karna sebagian rumah masyarakat merekan ada pada bibir pantai"(hasil wawancara SJ 29 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara tokoh masyarakat mengatakan bahwa masyarakat nelayan Pesa Pao masih erat untuk bergotong royong untuk kebaikan tempat tinggal mereka dan kelangsungan hidup masyarakat nelayan Desa Pao karena rumah masyarakat nelayan ada pada bibir panatai.
Hasil wawancara masyarakat nelayan megatakan bahwa
"Sebagai masyarakat nelayan bahwa kita sebagai masyarakat nelayan masi erat bergotong royong untuk kelestarian lingkungan karna semata mata pencaharian masyarakat nelayan desa pao hanya di lingkungan laut"(hasil wawancara IS 29 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara sebagai masyarakat nelayan masih erat untuk
kelestarian lingkungan mereka mata pencaharian masyarakat nelayan Desa Pao semata-mata hanyan dilingkungan laut jadi masyarakat nelayan desa Pao sangat menjaga kelestarian lingkungan laut mereka.
Berdasarkan hasil wawancara KepadaDesa.
"pengelolaan lingkungan di desa pao. Adanya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat secara langsung diharapkan akan terjalin suatu hubungan yang harmonis, sinergis dan saling ketergantungan satu sama lainnya dalam usaha untuk mengurangi tekanan-tekanan dari kegiatan yang mempunyai potensi merusak lingkungan baik tekanan dari dalam maupun tekanan dari luar"(hasil wawancara AS 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara kepalah desa bahwa masyarakat nelayan secara langsung pemberdayaan dan partisipasi dan menguragi dan potensi-potensi yang merusak lingkungan laut.
Berdasarkan wawancara ataf dinas perikanan megatakan bahwa.
"partisipasi sangat aktif dalam menjaga pelestarian wilayah masyarakat menyadari arti penting kawasan ekosistem yang perlu dijaga karena memberikan manfaat dalam kelestarian sumberdaya ikan"(hasil wawancara US 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu staf dinas perikanan mengatakan bahwa masyarakat nelayan Desa Pao sangat menjaga dalam kelestarian sumberdaya bahwa arti pentinya menjaga kelestarian sumberdaya perikanan.
Hasil obserfasi bahwa Sebenarnya masyarakat dapat berpar-tisipasi dalam menjaga lingkungan pantai ini. Salah satunya dalam bentuk kontrol terhadap lingkungan pantai yang berkaitan dengan limbah. Masyarakat dapat menegur bila ada yang membuang sampah di tepi pantai . Bentuk ini merupakan salah satu sisi lain masyarakat nelayan yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap kebersihan pantai. Cara cara yang dapat dilakukan adalah dengan engawasi, menegur, dan bekerja sama dalam menanggulangi sampah.
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
2. Lingkungan laut yang Lestari dan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari generasi yang akan datang. Untuk menjaga kelestarian lingkungan agar kualitas lingkungan tetap terjaga, maka pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestariannya.
Hal tersebut yang menjadi komponen aktif dalam mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan yang dikehendakinya manusia. Dalampembangunan yang berperan aktif adalah manusia. Peran itu bisa berdampak positif pembangunan dengan tidak mengabaikan lingkungan. Atau peran berdampak negatif : pembangunan menimbulkan pencemaran yang juga disebabkan oleh manusia.
Pencemaran atau disebut polusi adalah peristiwa berubahnya keadaan alam (udara, air dan tanah) karena adanya unsur-unsur atau meningkatnya sejumlah unsur tertentu. Pencemaran tersebut dapat menimbulkan terganggunya keseimbangan ekosistem menurunkan mutu lingkungan hidup manusia.
"dengan luas relatif bibir pantai di apit dua sungai dan lahan pendapatan masyarakat nelayan bagus, karna lingungan laut sangat lestari karna lindungan laut sangat di jaga oleh masyarakat nelayan desa pao"(hasil wawancara IS,29 Januari 2015)
Hasil wawancara dengan masyarakat nelayan desa pao lindungan laut yang lestari karna masyarakat nelayan sangat menjaga dan lindungan laut itu karna hasil pendapatan mereka hamya masyarakat nelayan jadi wajar ketika masyarakat nelayan menjaga dan melindungi lingkungan laut dan bisa di nikmati hasilnya.
"lindungan laut sangat di jaga dan semua yang ada di lindungan laut,karana kalau tidak di jaga maka terumbu karang yang ada di laut itu otomatis akan rusak dan ikan-ikan itu tidak bisa
tinggal dan berkembang biak"(hasil wawancar,SJ 29 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara masyarakta nelayan sangat menjagan dan melindungi lingkungan laut dan terumbu katang itu kalau terumbu karan itu rusak maka otomatis ikan-ikan itu tidak bisa tinggal dan berkembang biak lagi,jadi wajar ketika masyarakta nelayan bisa menjaga dan melindungi lingkungan laut dan bisa di nikmat supaya lestari dan bisa di nikmati oleh anak cucucnya nanti.
Berdasarkan hasil wawancara Kepada Sekdes.
"Secara umum masyarakat nelayan sadar arti pentingnya keberadaan mangrove sebagai tempat asuhan bagi berbagai jenis biota laut dimana apabila wilayah dengan mangrove yang masih baik maka akan terdapat hasil tangkapan yang baik seperti udang, kepiting serta hasil perikanan lainnya"(hasil wawancara SN 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara Desa Pao bahwa masyarakat desa pao sadar bilapentingnya tanaman magrove untuk menjaga dan melindungi lingkungan laut dan berbagai jenis biotak seperti ikan dan udang serta perikanan yang lainya.Hasil wawancara kepada staf dinas perikanan megatakan.
"Peran pemerintah tidak hanya berpengaruh terhadap persepsi masyarakat dalam menyabarkan arti pentingnya pengelolaanlingkungan laut, tetapi peran pemerintah juga mampu mendorong sikap masyarakat dalam berpartisipasi aktif dalam pengelolaan lingkungan laut dengan kegiatan aktif tidak menebang dan ikut menanam pohong mangrove, melakukan penangkapan ikan dengan alat tangkap yang tidak merusak lingkungan ekosistem terumbu karang yang ada di lingkungan laut"(hasil wawancara US 28 Januari 2015).
Berdasrkan hasil wawancara mengatakan bahwa pengelolaan lingkungan laut sangat mendorong sikap masyarakat dalam partisipasi aktif dalam pegelolaan lingkungan dan tidak menebang pohong kayu magrov supaya tidak merusak terumbu karang yang ada di lingkungan laut.
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
Hasil wawancara tokoh masyarakatmengatakan.
"berpartisipasi aktif dalam penanaman mangrove, hal ini karena pada wilayah desa Pao kondisi mangrovenya masih baik,disamping itu pertumbuhan mangrove masih terjadi secara alami"(hasil wawancara HB 29 Januari 2015
Berdasarkan hasil wawancara kepada tokoh masyarakat Desa Pao bahwa Dalam penanaman kayu magrove dan pertumbuhan kayu magrove dan masi di jaga olehmasyarakat nelayan Desa Pao dalamkelestarian lingkungan laut.
Bedasrkan hasil wawancara KepalaDesa.
"Manusia hams menyadari bahwa sumber daya alam bukan hanya digunakan untuk kepentingan sekarang tetapi juga kesejahteraan anak cucu kita di masa depan. Untuk itu, perlu cara pengelolaan sumber daya alam yang benar agar kebutuhan manusia di masa depan dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan sumber daya alam adalah upaya terpadu untuk memelihara dan melestarikan ketersediaan sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi manusia"(hasil wawancara AS 28 Januari 2015)
Berdasarkan hasil wawancara kepala desa bahwa sangat menjaga sumber daya alam dalam uapaya pemeliharaan pelestarian lingkungan laut supaya anak cucunya nanti bisa menikmati untuk masa depan nanti.
Berdasarkan hasil obserfasi bahwa lingkungan laut dan terumbu karang yang ada di Desa Pao, menjadi mata pencaharian oleh masyarakat nelanyan maka perlu dijagan dan dilestarikan lingkungan laut tersebut, kama masyarakat nelayan menjaga dan melindungi lingkungan laut dan terumbu karang yang ada di lindunga Desa Pao agar dapat di menikmati oleh masyarakat nelayan dan seluruh masyarakat Desa Pao kecamatan tarowang.
KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan Ekologi Politik Nelayan dalam Melestarikan Lingkungan Laut dan Bentuk partisipasi nelayan dalam Pelestarikan Lingkungan laut Terhadap Pengelolaan
Kawasan Konservasi Laut laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto dapatdisimpulkan sebagai berikut.
Ekologi Politik Nelayan dalam Pelestarian Lingkungan Laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto. Degradasi dan margilisasi (perubahan lingkungan laut) dampak bahwa masyarakat desa pao menjaga dan melindungi laut seperti karang agar sumber pendapatanya bertambah, dan dapat dimanfaatkan secara terus menerus dan mempertahankan keanekaragaman genetik.(b) Konflik Lingkungan Pesisir Beberapa konflik terjadi desa Pao seperti kasus perkelahian antara sesama masyarakat nelayan dan cenderung mempunyai fungsi bila dapat diselesaikan dengan baik, penyelesaian konflik yang tertuang dalam kesepakatan lokal yang telah menjadi aturan bersama dalam masyarakat Desa Pao. sehingga cepat teselesaikan.(c) Konservasi Lingkungan Laut seperti pencemaran dan perusakan lingkungan sumber daya perikanan,dan temasuk kedalamnya lingkungan perikanan dan pelestarian kekayaan hayati laut dan masyarakat pada umumnya menjaga lingkungan laut termasuk pohong magrob untuk kelestarian lingkungan laut, dan memelihara terumbu karang. (d) Identitas Lingkungan Laut seperti Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat pekat dan sensitif sekali. Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Terumbu karang membutuhkan waktu yang sangat lama hingga dapat tercipta secara utuh dan indah. Bagaimana Paertisipasi Masyarakat Nelayan dalam Pelestarian Lingkungan Laut di Desa Pao Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto.
Partisipasi Masyarakat seperti masyarakat dapat berpar-tisipasi dalam menjaga lingkungan pantai ini. Salah satunya dalam bentuk kontrol terhadap lingkungan pantai yang berkaitan dengan limbah. Masyarakat dapat menegur bila ada yang
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
membuang sampah di tepi pantai . Bentuk ini merupakan salah satu sisi lain masyarakat nelayan yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap kebersihan pantai. Cara cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengawasi, menegur, dan bekerja sama dalam menanggulangi sampah
Lingkungan Laut yang Lestari dan Berkelanjutan seperti lingkungan laut dan terumbu karang yang ada di desa pao, masyarakat nelayan perlu dijagan dan dilestarikan lingkungan laut tersebut, karna masyarakat nelayan menjaga dan melindungi lingkungan laut dan terumbu karang yang ada di lingkungan laut Desa Pao agar dapat di menikmati oleh masyarakat nelayan dan seluruh masyarakat Desa Pao Kecamatan Tarowang.
DAFTAR PUSTAKA
Andrea.2010. Bioteknologi dan Lingkugan dalam, Perspektif Hubungan Utara - Selatan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama dan Konphalindo
Berkes,fikrt.1999.Sacred Ecology: Traditional Ecologogycal Knowledge and resource management. Taylor and fanacis: Philadelphia
Beryant dan Bailey (2001). Kantor Mentri Negara Kependudukan dan Lingkungan EMDI Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Satu Tinjauan), Jakarta.
Budihardjo.1990., Hak Asasi Manusia dalam Jakarta: Dimensi Global Jurnal IlmuPolitik., PT. Gramedia.
Bromley, DW1992. The commons, property, and commons property rigimes. In Making dhe commons Work Bromley (ed). ICS: san fransisco
Bryant L: raymon, and sinead bayley. 2001. Third work political ecology. Routledge: london and new york.
feenstra: 1992 Metode-Metode PenelitianKemasyarakatan, PT Gramedia Jakarta.
Forsyth T; 2003 Cristical Political Ecology: dhe politics of environmental science. Roudlege:londan
Haggan, N and brown, P 2002 aboriginal pisheris isseucs: the west coast of canada as a case study in production system in fisheries management. Pauly, D fand polomares M,L (eas) UBS fisheries canrer research cambridge 10 (8)
Hasan: 2002, Hak Asasi ManusiaPerkembangan Yang Merefleksikan Dinamika Sosial Politik, Universitas Airlanga, Surabaya,
Hidayat, Herman. 2011. Politik Lingkungan pengolalaan hutan masa orde baru dan reformasi. Yayaysan pustaka obor Indonesia. Jakarta
Husein: 1991 Asas Asas dan Metodologi Penelitian Grounded.Universitas Sebelas Maret, Fakultas Sosial Politik.
Kusnadi. 2000. Nelayan: Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial. Humaniora Utama Press. Bandung
Mariam,.1990.Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI ) dan Lembaga Ilmu Pegetahun Indonesia (LIPI), PT Gramedia Jakarta.
Mulyadi, 2007. Ekonomi Kelautan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Ostrom, Elinor 1990 geverning dhe commos: dhe evelotion of instutions for collective actions. Cambridge university press, cambidge
Redgwell: 1999, Afek Afek Sosial Politik dalam Pembagunan Ekonomi, dalam Pemikira ke Arah Demokrasi Ekonomi Jakarta.
Robbins P. 2004 politycal ecology; critical introduktions to georaphy blacwall pubilshing: oxpord.
Ruddle , K 1999. Dhe role of local managemens and knowledge systems in small scale fisheries. The jaurnal of policy studies. No.7
_____ . 2009. Keberdayaan Nelayan danDinamika Ekonomi Pesisir. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta
Satria, arif,2009.Ekologi politik nelayan.PT LKIS Printing cemerlang yogyakarta
Saleh, Gazalba, 1991. Pencemaran Lingkungan Oleh Perusahaan Multinasional (Suatu
EK O LO G IPO LIT IK N ELA YA N D A LA M PE LE S TA R IA N LIN G K U N G A N LA U TD ES A PAO
K EC A M A TA N TAROW ANG K A B U PA TEN JEN EPO N TO
Tinjauan Hukum Intemasional. Fakultas Hukum UI, Jakarta.
Suharto, Rakhmat. Bowo. 2001. Perlindungan Hak DuniaKetiga atas Sumber Daya Alam. PT. Tiara Wacana Yogya.
Sukemi: 2004, Makalah Pada SeminarNasional Lingkugan Hidup di UKSW 4 Juni,Selahtiga.
Sukanda: 2000 Hukum PerlindunganLingkugan , Konsevasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Gadja Madah University Perss, yogyakarta.
Soemarwoto., 1993. Hak Individu Lingkugan Hidup Yang Bersi . Perss Jogyakarta.
Soedjono:2005, Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembagunang (The World Commission on Environment and Development), Hari Depan Kita Bersama,PT Gramedia, Jakarta.
WidodoJ dan Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut, Gadjah Mada University Press