penafsiran abdullah azzam atas ayat-ayat jihad …
TRANSCRIPT
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus 2015 91
PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD
STUDI KRITIS TERHADAP KITAB FĪ ẒILĀLI SURAT AL-TAWBAH
Ahmad Musonnif Alfi
STAI Al Anwar Sarang Rembang
Abdul Ghofur
STAI Al Anwar Sarang Rembang
Abstrak
Abdullah Azzam dikenal sebagai ideolog jihad modern di dunia dan menjadi rujukanutama kaum Mujahidin dalam melakukan aksi radikal. Ia meyakini surat al-Tawbahtelah me-naskh lebih dari 120 ayat tentang perdamaian yang turun sebelumnya. Namunterdapat beberapa masalah pada kaidah naskh yang digunakannya. Pertama, kaidahnaskh adalah pilihan pertama dan tidak menganggap adanya munasabah sebelumdilakukan naskh. Kedua, kaidah naskh yang digunakannya bertentangan dengan kaidahnaskh ‘Ulum al-Qur`an yang berlaku. Ketiga, ia tidak konsisten dalam menggunakankaidah naskh yang dibangunnya sendiri. Terbukti pada kesempatan lain ia masihmenggunakan ayat yang dianggapnya telah mansūkh.
Key Words: Abdullah Azzam, kaidah naskh, ayat-ayat jihad, studi kritis.
A. Latar Belakang
Salah satu bagian integral Islam sejak masa awal hingga kontemporer adalah jihad. Al-
Qur`an mengartikan jihad sebagai perjuangan dakwah sejak periode Islam di Makkah.
Sedangkan Nabi Muhammad Ṣalla Allāh Alayhi wa Sallam memperkenalkan jihad dalam
pengertian yang lebih luas meliputi perjanjian Islam yang dikenal dengan nama Piagam
Madinah yang dibuat setelah Nabi hijrah ke Madinah.1 ‘Ulama dan para cendikiawan Muslim
banyak terlibat dalam pembahasan jihad dalam kaitannya dengan fikih, sejarah, maupun
politik
Dari segi bahasa, jihad berarti bersungguh-sungguh, mencurahkan tenaga untuk
mencapai tujuan.2 Adapun secara istilah, jihad berarti berperang dengan orang kafir demi
memperjuangkan hukum Allah, mendakwahkan serta menegakkannya.3 Sementara itu,
1 Fakhr al-Dīn al-Rāzi, Mafātiḥ al-Ghayb, ( Bairut: Dār al-Kutub al-Ilmiyah, tth), 1:1537.
2 Muḥammad bin Mukarrom Abū al-Fadal Jamāluddīn Ibnu al-Manzūr, Lisān al-‘Arab, (Bairut: Dār Ṣādir, tth),3: 133.
3 Ahmad bin Ghanīm, al-Fawākih al-Diwānī, (ttp: Maktabah al-Thaqāfah al-Dīniyah, tth), 2:879.
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus92
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Ibrāhīm al-Bayjūrī mengatakan bahwa termasuk bagian dari jihad adalah berperang untuk
menegakkan agama Islam.4 Melihat kedua defenis
jihad adalah menegakkan agama Islam.
Dewasa ini hubungan damai dan permusuhan antara umat Islam dan non
menjadi hal yang problematis. Sejumlah kalangan umat Islam ada yang
bermusuhan, didasarkan pada keyakinan bahwa Islam sebagai agama dan umat belum meraih
cita-cita ya’lū wa lā yu’lā ‘alayh
penyerangan al-Qaeda terhadap kompleks Pentagon dan WTC yang menelan korban 2.973
jiwa. Penyerangan ini menyebabkan Amerika menyerang negara yang dianggap melindungi
Osama sebagai pemimpin al-
menjadikan hubungan disharmoni antara umat Islam dan non
Contoh lain yang paling aktual adalah penyerangan Paris pada 13 Nopember 2015.
Pada kasus tersebut, ISIS menyatakan telah mengirimkan delapan pasukannya untuk
menyerang Paris. Jawa Pos mengabarkan sedikitnya 128 orang tewas dan 200 orang lebih
luka-luka. Kondisi 99 korban luka kritis. Penyerangan terjadi di enam lokasi yang semuanya
berada di Paris.7 Selang beberapa hari, Perancis membalas dengan mengirimkan dua belas
pesawat dan jet tempur ke markas ISIS di Irak. Serang
komando, pusat perekrutan, gudang senjata, dan kamp pelatihan ISIS.
menambahkan adanya disharmoni antara umat Islam dan non
Qaeda menganggap hal seperti ini adalah jihad.
Hal di atas dianggap membentuk stereotipe bahwa jihad adalah suatu perang
suci dalam rangka memerangi musuh guna menyebarkan agama Islam. Stereotipe
tersebut pada akhirnya memberikan stigma kepada Islam sebagai agama yang
mengajarkan kekerasan. Sementara itu, dalam khazanah Islam modern, pembahasan
jihad sering disatukan dengan pembahasan perang. Padahal dalam tafsir
4 Ibrāhīm al-Bayjūrī, Hāshiyah al-Shaykh IbrāhKutub al-Islamiyyah, 2007), 2:510.
5 Abdul Ghofur Maimoen, “Peperangan Nabi Muhammad SAW., dan AyatAnwar, 1, (2015), 1.
6 As’ad Said Ali, Al-Qaeda Tinjauan Sosial Politik, Ideologi, dan Sepak Terjangnya102-103.
7 Jawa Pos, Minggu 15 Nopember 2015.
8 Jawa Pos, Selasa 17 Nopember 2015
Agustus 2015
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
mengatakan bahwa termasuk bagian dari jihad adalah berperang untuk
Melihat kedua defenisi tersebut dapat dipahami bahwa tujuan dari
jihad adalah menegakkan agama Islam.
Dewasa ini hubungan damai dan permusuhan antara umat Islam dan non
menjadi hal yang problematis. Sejumlah kalangan umat Islam ada yang lebih memilih untuk
bermusuhan, didasarkan pada keyakinan bahwa Islam sebagai agama dan umat belum meraih
wa lā yu’lā ‘alayh (Islam yang superior di atas semuanya).
Qaeda terhadap kompleks Pentagon dan WTC yang menelan korban 2.973
jiwa. Penyerangan ini menyebabkan Amerika menyerang negara yang dianggap melindungi
-Qaeda dan jaringannya yaitu Afghanistan dan Irak.
menjadikan hubungan disharmoni antara umat Islam dan non-Islam.
Contoh lain yang paling aktual adalah penyerangan Paris pada 13 Nopember 2015.
Pada kasus tersebut, ISIS menyatakan telah mengirimkan delapan pasukannya untuk
mengabarkan sedikitnya 128 orang tewas dan 200 orang lebih
ondisi 99 korban luka kritis. Penyerangan terjadi di enam lokasi yang semuanya
Selang beberapa hari, Perancis membalas dengan mengirimkan dua belas
pesawat dan jet tempur ke markas ISIS di Irak. Serangan Perancis menghancurkan pusat
komando, pusat perekrutan, gudang senjata, dan kamp pelatihan ISIS.8 Gerakan radikal ini
menambahkan adanya disharmoni antara umat Islam dan non-Islam. Baik ISIS maupun al
hal seperti ini adalah jihad.
Hal di atas dianggap membentuk stereotipe bahwa jihad adalah suatu perang
suci dalam rangka memerangi musuh guna menyebarkan agama Islam. Stereotipe
tersebut pada akhirnya memberikan stigma kepada Islam sebagai agama yang
gajarkan kekerasan. Sementara itu, dalam khazanah Islam modern, pembahasan
jihad sering disatukan dengan pembahasan perang. Padahal dalam tafsir
Shaykh Ibrāhīm al-Bayjūrī ‘alā Fatḥi al-Qarīb al-Muj
Peperangan Nabi Muhammad SAW., dan Ayat-Ayat Qita
Qaeda Tinjauan Sosial Politik, Ideologi, dan Sepak Terjangnya, (Jakarta: LP3ES, 2014),
, Minggu 15 Nopember 2015.
, Selasa 17 Nopember 2015
mengatakan bahwa termasuk bagian dari jihad adalah berperang untuk
i tersebut dapat dipahami bahwa tujuan dari
Dewasa ini hubungan damai dan permusuhan antara umat Islam dan non-Islam
lebih memilih untuk
bermusuhan, didasarkan pada keyakinan bahwa Islam sebagai agama dan umat belum meraih
(Islam yang superior di atas semuanya).5 Misalnya
Qaeda terhadap kompleks Pentagon dan WTC yang menelan korban 2.973
jiwa. Penyerangan ini menyebabkan Amerika menyerang negara yang dianggap melindungi
aringannya yaitu Afghanistan dan Irak.6 Sehingga
Contoh lain yang paling aktual adalah penyerangan Paris pada 13 Nopember 2015.
Pada kasus tersebut, ISIS menyatakan telah mengirimkan delapan pasukannya untuk
mengabarkan sedikitnya 128 orang tewas dan 200 orang lebih
ondisi 99 korban luka kritis. Penyerangan terjadi di enam lokasi yang semuanya
Selang beberapa hari, Perancis membalas dengan mengirimkan dua belas
an Perancis menghancurkan pusat
Gerakan radikal ini
Islam. Baik ISIS maupun al-
Hal di atas dianggap membentuk stereotipe bahwa jihad adalah suatu perang
suci dalam rangka memerangi musuh guna menyebarkan agama Islam. Stereotipe
tersebut pada akhirnya memberikan stigma kepada Islam sebagai agama yang
gajarkan kekerasan. Sementara itu, dalam khazanah Islam modern, pembahasan
jihad sering disatukan dengan pembahasan perang. Padahal dalam tafsir Mafātiḥ al-
Mujīb, (Jakarta: Dār al-
al”, al-Itqan, STAI al-
, (Jakarta: LP3ES, 2014),
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Ghayb, al-Rāzi berpandangan bahwa Islam sebagai agama
Bahkan Rudolph Peters dalam tulisannya yang berjudul
Qadīman wa Hadīthan secara tegas mengatakan bahwa Islam tidak mensyariatkan
berperang kecuali untuk menolak musuh atau demi keamanan dakwah Islam.
Sejumlah kelompok lain dari umat Islam lebih memilih hidup damai dengan non
Muslim. Peperangan dan berhadap
dilakukan karena terpaksa dan demi kemaslahatan yang lebih besar. Kehidupan damai dan
harmoni merupakan pilihan pertama selama hal tersebut masih dimungkinkan. Rudolph Peters
mengutip pendapat Maḥmūd Syalt
pemahaman yang sudah disebutkan sebelumnya.
mendukung pemahaman yang sama dengan
Abdul Ghofur bahwa disebut abu
mengidolakan adanya negara Islam dan kewajiban mempertahankannya meski melalui
peperangan apabila telah dimungkinkan.
Dalam jaringan Mujahidin antar bangsa, posisi dan peran Abdullah Azzam tidak bisa
diabaikan. Ia berperan sebagai ulama yang menjadi sandaran bagi para Mujahidin di dunia.
Gabungan antara komitmen jihad dengan kemampuannya dalam bidang fikih menjadikannya
sangat dihormati oleh kalangan para Mujahidin. Osama bin Laden mengakuinya sebagai
ulama bagi kaum Mujahidin. Pengakuan tersebut tidak hanya dari anggota al
dipimpinnya, melainkan juga hampir seluruh kaum Mujahidin kontemporer.
Dalam pandangan Azzam, jihad adalah satu
mendirikan Daulah Islamiyah dalam rangka menegakkan hukum
Islam. Menurutnya, langkah awal yang harus ditempuh untuk mendirikan
Daulah Islamiyah adalah memerangi para
Daulah Islamiyah berkuasa, baru Islam ditawarkan kepada rakyat,
termasuk prinsip tidak ada paksaan dalam beragama.
Azzam untuk menegakkan Islam
9 Al-Rāzi, Mafātiḥ al-Ghayb, 22:4.
10 Rudolph Peters, al-Jihād fī al-Islām Qad
11 Peters, al-Jihād fī al-Islām, 85.
12 Abdul Ghofur Maimoen, “Peperangan Nabi Muhammad SAW
13 As’ad Said Ali, Al-Qaeda….., 41.
14 Abdullah Azzam, Fī Ẓilāli Surat al
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
berpandangan bahwa Islam sebagai agama raḥmatan li al
Bahkan Rudolph Peters dalam tulisannya yang berjudul al-Jihād f
secara tegas mengatakan bahwa Islam tidak mensyariatkan
berperang kecuali untuk menolak musuh atau demi keamanan dakwah Islam.
Sejumlah kelompok lain dari umat Islam lebih memilih hidup damai dengan non
Muslim. Peperangan dan berhadap-hadapan secara konfrontatif adalah sikap yang bo
dilakukan karena terpaksa dan demi kemaslahatan yang lebih besar. Kehidupan damai dan
harmoni merupakan pilihan pertama selama hal tersebut masih dimungkinkan. Rudolph Peters
d Syaltūt memaklumatkan sikap demikian serta mengkritik
pemahaman yang sudah disebutkan sebelumnya.11 Sedikit abu-abu, Ramdān al
mendukung pemahaman yang sama dengan Maḥmūd Syaltūt. Sebagaimana dikutip dari
bahwa disebut abu-abu karena di berbagai tempat dalam bukunya masih
mengidolakan adanya negara Islam dan kewajiban mempertahankannya meski melalui
peperangan apabila telah dimungkinkan.12
Dalam jaringan Mujahidin antar bangsa, posisi dan peran Abdullah Azzam tidak bisa
diabaikan. Ia berperan sebagai ulama yang menjadi sandaran bagi para Mujahidin di dunia.
Gabungan antara komitmen jihad dengan kemampuannya dalam bidang fikih menjadikannya
angat dihormati oleh kalangan para Mujahidin. Osama bin Laden mengakuinya sebagai
ulama bagi kaum Mujahidin. Pengakuan tersebut tidak hanya dari anggota al
dipimpinnya, melainkan juga hampir seluruh kaum Mujahidin kontemporer.
Dalam pandangan Azzam, jihad adalah satu-satunya cara untuk
mendirikan Daulah Islamiyah dalam rangka menegakkan hukum
Islam. Menurutnya, langkah awal yang harus ditempuh untuk mendirikan
Daulah Islamiyah adalah memerangi para tāghūt. Kemudian setelah
Daulah Islamiyah berkuasa, baru Islam ditawarkan kepada rakyat,
termasuk prinsip tidak ada paksaan dalam beragama.14 Semangat Abdullah
Azzam untuk menegakkan Islam dengan cara berjihad
Islām Qadīman wa Hadīthan, (al-Qāhirat: Markaz al-Ahrām, 1996), 7.
Peperangan Nabi Muhammad SAW., 2.
li Surat al-Tawbah (Pakistan: Lajnah al-Nisāiyyah al-Arabiyyah, tth), 44.
Volume 1, No. 2, Agustus 2015 93
matan li al-‘ālamīn.9
Jihād fī al-Islām
secara tegas mengatakan bahwa Islam tidak mensyariatkan
berperang kecuali untuk menolak musuh atau demi keamanan dakwah Islam.10
Sejumlah kelompok lain dari umat Islam lebih memilih hidup damai dengan non-
hadapan secara konfrontatif adalah sikap yang boleh
dilakukan karena terpaksa dan demi kemaslahatan yang lebih besar. Kehidupan damai dan
harmoni merupakan pilihan pertama selama hal tersebut masih dimungkinkan. Rudolph Peters
memaklumatkan sikap demikian serta mengkritik
Ramdān al-Būti juga
. Sebagaimana dikutip dari
abu karena di berbagai tempat dalam bukunya masih
mengidolakan adanya negara Islam dan kewajiban mempertahankannya meski melalui
Dalam jaringan Mujahidin antar bangsa, posisi dan peran Abdullah Azzam tidak bisa
diabaikan. Ia berperan sebagai ulama yang menjadi sandaran bagi para Mujahidin di dunia.
Gabungan antara komitmen jihad dengan kemampuannya dalam bidang fikih menjadikannya
angat dihormati oleh kalangan para Mujahidin. Osama bin Laden mengakuinya sebagai
ulama bagi kaum Mujahidin. Pengakuan tersebut tidak hanya dari anggota al-Qaeda yang
dipimpinnya, melainkan juga hampir seluruh kaum Mujahidin kontemporer.13
satunya cara untuk
mendirikan Daulah Islamiyah dalam rangka menegakkan hukum-hukum
Islam. Menurutnya, langkah awal yang harus ditempuh untuk mendirikan
Kemudian setelah
Daulah Islamiyah berkuasa, baru Islam ditawarkan kepada rakyat,
Semangat Abdullah
berjihad membuatnya
Ahrām, 1996), 7.
Arabiyyah, tth), 44.
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus94
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
dijuluki sebagai pemimpin
Sayyaf dan Hekmatiar.15
Penafsiran Abdullah Azzam terhadap QS:9 ayat 5 dalam bukunya
Tawbah menegaskan bahwa membunuh orang musyrik dapat menggunakan
menambahkan dalam argumennya, bahwa Abu Bakar dan Ali juga pernah membunuh orang
yang murtad dan kafir dengan membakarnya.
gagasan Azzam inilah para Mujahidin melakukan tindakan radikal yang ekstrim termasuk
bom bunuh diri.
Sikap bermusuhan demikian menurut Abdul Ghofur adalah warisan dari Khilafah
Islamiyah yang sedang menguasai dunia, sehingga tidak beresik
berhadap-hadapan dengan umat lain. Pedoman utamanya dalam membaca al
sejarah terakhir Madinah setelah meraih kemenangan terutama pasca terbukanya kota
Makkah. Pandangan mereka tidak berpijak pada sejarah Islam di M
awal Madinah.17 Hal ini mengindikasikan adanya pemahaman ayat
parsial.
Piranti yang digemari oleh cara pandang seperti di atas adalah
Misalnya pandangan Azzam tentang ayat
bahwa ayat-ayat jihad surat al
sebelumnya.18 Teori nāskh-mans
terselesaikan dengan syarat diketahui sejarah pewahyuannya. Dalil yang turun belakangan
membatalkan dalil yang turun lebih awal. Teori tersebut adalah pilihan belakangan setelah
opsi lain tidak dimungkinkan, misalnya tentang teori
ayat yang bertentangan.20
Untuk itu, tulisan ini akan memberikan suatu gambaran bagaimana kaidah, teori, dan
penafsiran Abdullah Azzam atas ayat
yang dianggap sebagai sumber pedoman jihad dan me
15 Greg Fealy dan Anthony Bubalo,Muzakki, (Bandung: Mizan Pustaka, 2007), 18.
16 Abdullah Azzam, Fī Ẓilāli Surat a
17 Abdul Ghofur Maimoen, “Peperangan Nabi Muhammad SAW
18 Abdullah Azzam, Fī Ẓilāli Surat a
19 Apabila ada dua dalil yang bertentangan maka salah satu langkahnya adalahkonteks masing-masing dalil tersebut
20 Aḥmad Abd al-Latīf, al-Nafaḥāt ‘
Agustus 2015
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
pemimpin para penggerak jihad modern seperti Rasul
Penafsiran Abdullah Azzam terhadap QS:9 ayat 5 dalam bukunya
menegaskan bahwa membunuh orang musyrik dapat menggunakan
menambahkan dalam argumennya, bahwa Abu Bakar dan Ali juga pernah membunuh orang
yang murtad dan kafir dengan membakarnya.16 Hal ini menjadikan adanya
gagasan Azzam inilah para Mujahidin melakukan tindakan radikal yang ekstrim termasuk
Sikap bermusuhan demikian menurut Abdul Ghofur adalah warisan dari Khilafah
Islamiyah yang sedang menguasai dunia, sehingga tidak beresiko mengambil sikap keras dan
hadapan dengan umat lain. Pedoman utamanya dalam membaca al
sejarah terakhir Madinah setelah meraih kemenangan terutama pasca terbukanya kota
Makkah. Pandangan mereka tidak berpijak pada sejarah Islam di Makkah dan tidak pula era
Hal ini mengindikasikan adanya pemahaman ayat-ayat al
Piranti yang digemari oleh cara pandang seperti di atas adalah
Misalnya pandangan Azzam tentang ayat-ayat jihad dalam surat al-Tawbah. Ia berpendapat
ayat jihad surat al-Tawbah dengan otomatis me-naskh ayat-ayat jihad yang turun
mansūkh lahir dari adanya pertentangan dua dalil yang tidak bisa
terselesaikan dengan syarat diketahui sejarah pewahyuannya. Dalil yang turun belakangan
membatalkan dalil yang turun lebih awal. Teori tersebut adalah pilihan belakangan setelah
ak dimungkinkan, misalnya tentang teori al-jam’u19 (mengkompromikan) ayat
Untuk itu, tulisan ini akan memberikan suatu gambaran bagaimana kaidah, teori, dan
penafsiran Abdullah Azzam atas ayat-ayat jihad dalam karyanya Fī Ẓilā
yang dianggap sebagai sumber pedoman jihad dan me-naskh ayat-ayat lain yang turun
Jejak Kafilah ; Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di IndonesiaMuzakki, (Bandung: Mizan Pustaka, 2007), 18.
urat al-Tawbah, 14.
Peperangan Nabi Muhammad SAW., 2.
urat al-Tawbah, 176.
Apabila ada dua dalil yang bertentangan maka salah satu langkahnya adalah dikompromikanmasing dalil tersebut
t ‘ala Sharḥ al-Waraqāt, (ttp: Al-Haramain Jaya, 2006), 110.
penggerak jihad modern seperti Rasul
Penafsiran Abdullah Azzam terhadap QS:9 ayat 5 dalam bukunya Fī Ẓilāli Surat al-
menegaskan bahwa membunuh orang musyrik dapat menggunakan segala cara. Ia
menambahkan dalam argumennya, bahwa Abu Bakar dan Ali juga pernah membunuh orang
dugaan bahwa dari
gagasan Azzam inilah para Mujahidin melakukan tindakan radikal yang ekstrim termasuk
Sikap bermusuhan demikian menurut Abdul Ghofur adalah warisan dari Khilafah
o mengambil sikap keras dan
hadapan dengan umat lain. Pedoman utamanya dalam membaca al-Qur`an adalah
sejarah terakhir Madinah setelah meraih kemenangan terutama pasca terbukanya kota
akkah dan tidak pula era
ayat al-Qur`an secara
Piranti yang digemari oleh cara pandang seperti di atas adalah nāskh-mansūkh.
Tawbah. Ia berpendapat
ayat jihad yang turun
lahir dari adanya pertentangan dua dalil yang tidak bisa
terselesaikan dengan syarat diketahui sejarah pewahyuannya. Dalil yang turun belakangan
membatalkan dalil yang turun lebih awal. Teori tersebut adalah pilihan belakangan setelah
(mengkompromikan) ayat-
Untuk itu, tulisan ini akan memberikan suatu gambaran bagaimana kaidah, teori, dan
āli Surat al-Tawbah
ayat lain yang turun
lah ; Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di Indonesia, terj. Akh.
kompromikan sesuai dengan
Haramain Jaya, 2006), 110.
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
sebelumnya. Dewasa ini banyak kalangan umat Islam bertindak radikal dengan
mengatasnamakan dirinya sebagai Mujahid. Hal tersebut dimungkinkan adanya pemahaman
terhadap ayat-ayat al-Qur`an secara parsial.
Dalam kaitannya dengan pemahaman terhadap al
‘Ulum al-Qur`an. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai pemahaman yang utuh terhadap ayat
yang akan dikaji. Maka dalam tulisan ini akan suguhkan kaidah
mutashābih dan nāskh-mans
menafsirkan ayat-ayat jihad. Selain itu, tulisan ini juga akan memaparkan kaidah
digunakannya dalam menafsirkan ayat
dalam menggunakan kaidah naksh
Salah satu ilmu pokok untuk memahami ayat al
mutashābih. Dalam hal ini,
mutashābih. Oleh sebab itu,
ditemukan beberapa ayat atau hadis yang bertentangan dengan kaidah
dikompromikan sehingga tidak terjadi kerancauan dalam kaidah
Selain teori muḥkam-mutash
memiliki keterkaitan bahwa jika
terjadi kerancauan dalam memahami ayat al
hukum yang berbentuk perintah
berupa kalam khabar yang memiliki
Sedangkan yang tidak termasuk
bermakna talab, misal lafadz-lafadz
Prinsip lain dari kaidah
berkaitan dengan pokok-
ditetapkan batasan waktunya
dapat dipahami bahwa kaidah
realitas.25
21 Jalāl Al-Dīn bin Abdu al-Raḥman al‘Ilmiyyah,2012), 310.
22 Abdu al-Latīf, al-Nafaḥāt, 110.
23 al-Sayūṭī, al-Itqān fī ‘Ulūm al-Qur`an.
24 Abdul Wahab Kholaf, Ilmu Uṣul al
25 Wahbah al-Zuḥayly, al-Wajīz fī U
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
sebelumnya. Dewasa ini banyak kalangan umat Islam bertindak radikal dengan
mengatasnamakan dirinya sebagai Mujahid. Hal tersebut dimungkinkan adanya pemahaman
Qur`an secara parsial.
Dalam kaitannya dengan pemahaman terhadap al-Qur`an, sangat diperlukan adanya
Qur`an. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai pemahaman yang utuh terhadap ayat
yang akan dikaji. Maka dalam tulisan ini akan suguhkan kaidah ‘Ulum al
mansūkh untuk melihat pemahaman Abdullah Azzam dalam
ayat jihad. Selain itu, tulisan ini juga akan memaparkan kaidah
digunakannya dalam menafsirkan ayat-ayat jihad. Kemudian akan melihat konsistensinya
naksh yang dibangunnya sendiri.
Salah satu ilmu pokok untuk memahami ayat al-Qur`an adalah teori
muḥkam dipahami sebagai prinsip pokok dalam memahami
tu, muḥkam adalah ayat-ayat yang tidak boleh di
ditemukan beberapa ayat atau hadis yang bertentangan dengan kaidah mu
dikompromikan sehingga tidak terjadi kerancauan dalam kaidah muḥkam-mutash
mutashābih, disuguhkan juga kaidah nāskh-mans
memiliki keterkaitan bahwa jika muḥkam yang menjadi prinsip pokok di
terjadi kerancauan dalam memahami ayat al-Qur`an.22 Kaidah naskh hanya
perintah dan larangan, baik diungkapkan secara
memiliki makna amar atau nahi, sebagaimana dijelaska
termasuk dalam wilayah naskh adalah lafadz
lafadz yang bermakna janji dan ancaman.23
kaidah naskh adalah tidak berlakunya
-pokok agama, ibadah, mu’amalah, naskh
waktunya dan kejadian di masa lampau.24 Dengan
dapat dipahami bahwa kaidah naskh hanya berlaku pada persoalan hukum bukan
man al-Sayūṭī, al-Itqān fī ‘Ulūm al-Qur`an, (Lebanon: Dār al
Qur`an., 339
ul al-Fīqhi, (Surabaya: Haromain, 2004), 226.
Wajīz fī Uṣūl al-Fīqh, (ttp: tnp, tth), 237.
Volume 1, No. 2, Agustus 2015 95
sebelumnya. Dewasa ini banyak kalangan umat Islam bertindak radikal dengan
mengatasnamakan dirinya sebagai Mujahid. Hal tersebut dimungkinkan adanya pemahaman
Qur`an, sangat diperlukan adanya
Qur`an. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai pemahaman yang utuh terhadap ayat
‘Ulum al-Qur`an muḥkam-
untuk melihat pemahaman Abdullah Azzam dalam
ayat jihad. Selain itu, tulisan ini juga akan memaparkan kaidah naskh yang
melihat konsistensinya
Qur`an adalah teori muḥkam-
dipahami sebagai prinsip pokok dalam memahami
ayat yang tidak boleh di-naskh. Jika
muḥkam, maka harus
mutashābih.21
mansūkh. Keduanya
yang menjadi prinsip pokok di-naskh, maka akan
hanya terjadi pada
secara jelas maupun
dijelaskan al-Suyuti.
khabar yang tidak
berlakunya persoalan yang
naskh yang sudah
Dengan demikian,
hanya berlaku pada persoalan hukum bukan
, (Lebanon: Dār al-Kutub al-
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus96
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Langkah penelitian ini adalah sebagai berikut:
menyeleksi data, khususnya karya
dengan objek yang diteliti. Data
analisis mendalam tentang konstruksi metodis Abdullah Azzam dalam karya tafsirnya secara
deskriptif-kualitatif sesuai data yang terkumpul.
menggunakan kaidah ‘Ulum al
analisis.
B. Konteks Intelektual Abdullah Azzam
1. Latar Belakang kehidupan
Nama lengkap Abdullah Azzam adalah Abdullah Yusuf Azzam.
Barat Yordania tahun 1941 M di kampung Sailat al
laut kota Jenin, Palestina. Ia dijuluki Sayyid Qutb ‘Amman. Ayahnya bernama Yusuf
Musthafa Azzam yang wafat pada tahun 1990 M, sedangkan ibunya bernama Zakiyyah Shalih
Husain al-Ahmad dan wafat pada tahun 1988 M. Kedu
Sailat al-Hārithiyah.27 Di bawah asuhan ayahnya, ia terbiasa menghafalkan a
dikenal dengan kecerdasan, keberanian, serta jiwa kepemimpinannya.
Sejak kecil Azzam sudah dididik oleh Jama’ah Ikhwanul Muslimin. Ia diasuh Syafiq
As’ad yang bertugas mendidik kader
kader Ikhwan tersebut dididik dengan akhlak dan metode dakwah Ikhwanul Muslimin. Oleh
sebab itu, Azzam sudah mengenal Ikhwanul Muslimin sejak masa kecil.
Azzam juga bertemu dengan Abdur Rahman Khalifah yaitu ketua cabang Ikhwanul
Muslimin Yordania-Pakistan. Ia menceritakan sepak terjang Azzam pada wakt
Dalam satu ziarah, saya pergi ke cabang Ikhwan di Jenin pada tahun limapuluhan, ketika saya sedang duduk bersama dengan wakil Ikhwan di Jenin, tibatiba datang seorang anak kepadaku dan berkata, “Saya adalah Abdullah Azzamdari Sailat al-Haritsiyah dan telah masuk Ikhwanul Muslimin. Saya belajar dikelas tujuh. Saya telah membentuk kelompok dakwah yang terdiri dari kerabatdan teman-teman saya. Saya mengadakan pertemuan dengan mereka di masjid
26 Said Ali, al-Qaeda., 82
27 Iyād Abdul Hamīd ‘Aql, “Ma’ālim alUniversitas Islam Ghaza, Pakistan, 2008), 22.
28 Hermasyah Anwar, “Pemikiran Dr. Abdullah Azzam Tentang Jihad dan Pengaruhnya di Afghanistan (19791989)”, (Skripsi di Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), 69.
29 Hamīd ‘Aql, Ma’ālim al-Tarbiyyah
Agustus 2015
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
Langkah penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, menginventarisasi dan
menyeleksi data, khususnya karya-karya Abdullah Azzam dan karya-karya lain dan terkait
dengan objek yang diteliti. Data-data primer dijadikan referensi utama.
alisis mendalam tentang konstruksi metodis Abdullah Azzam dalam karya tafsirnya secara
kualitatif sesuai data yang terkumpul. Ketiga, melakukan interpretasi data dengan
menggunakan kaidah ‘Ulum al-Qur`an dan kaidah yang digunakan Azzam seb
Konteks Intelektual Abdullah Azzam
Latar Belakang kehidupan
Nama lengkap Abdullah Azzam adalah Abdullah Yusuf Azzam.26
Barat Yordania tahun 1941 M di kampung Sailat al-Hārithiyah kira-kira 20 km sebelah Barat
laut kota Jenin, Palestina. Ia dijuluki Sayyid Qutb ‘Amman. Ayahnya bernama Yusuf
Musthafa Azzam yang wafat pada tahun 1990 M, sedangkan ibunya bernama Zakiyyah Shalih
Ahmad dan wafat pada tahun 1988 M. Kedua orang tua Azzam juga berasal dari
Di bawah asuhan ayahnya, ia terbiasa menghafalkan a
dikenal dengan kecerdasan, keberanian, serta jiwa kepemimpinannya.28
kecil Azzam sudah dididik oleh Jama’ah Ikhwanul Muslimin. Ia diasuh Syafiq
As’ad yang bertugas mendidik kader-kader Jama’ah Ikhwan di desa Sailat al
kader Ikhwan tersebut dididik dengan akhlak dan metode dakwah Ikhwanul Muslimin. Oleh
b itu, Azzam sudah mengenal Ikhwanul Muslimin sejak masa kecil.29
Azzam juga bertemu dengan Abdur Rahman Khalifah yaitu ketua cabang Ikhwanul
Pakistan. Ia menceritakan sepak terjang Azzam pada wakt
Dalam satu ziarah, saya pergi ke cabang Ikhwan di Jenin pada tahun limapuluhan, ketika saya sedang duduk bersama dengan wakil Ikhwan di Jenin, tibatiba datang seorang anak kepadaku dan berkata, “Saya adalah Abdullah Azzam
yah dan telah masuk Ikhwanul Muslimin. Saya belajar dikelas tujuh. Saya telah membentuk kelompok dakwah yang terdiri dari kerabat
teman saya. Saya mengadakan pertemuan dengan mereka di masjid
Ma’ālim al-Tarbiyyah Fī Ḍaui Kitābāti al-Syaikh Adullah AzzamUniversitas Islam Ghaza, Pakistan, 2008), 22.
Pemikiran Dr. Abdullah Azzam Tentang Jihad dan Pengaruhnya di Afghanistan (1979(Skripsi di Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), 69.
Tarbiyyah., 28.
menginventarisasi dan
karya lain dan terkait
Kedua, melakukan
alisis mendalam tentang konstruksi metodis Abdullah Azzam dalam karya tafsirnya secara
melakukan interpretasi data dengan
dan kaidah yang digunakan Azzam sebagai alat
Azzam lahir di tepi
kira 20 km sebelah Barat
laut kota Jenin, Palestina. Ia dijuluki Sayyid Qutb ‘Amman. Ayahnya bernama Yusuf
Musthafa Azzam yang wafat pada tahun 1990 M, sedangkan ibunya bernama Zakiyyah Shalih
a orang tua Azzam juga berasal dari
Di bawah asuhan ayahnya, ia terbiasa menghafalkan al-Qur`an. Azzam
kecil Azzam sudah dididik oleh Jama’ah Ikhwanul Muslimin. Ia diasuh Syafiq
kader Jama’ah Ikhwan di desa Sailat al-Haritsiyah. Para
kader Ikhwan tersebut dididik dengan akhlak dan metode dakwah Ikhwanul Muslimin. Oleh
Azzam juga bertemu dengan Abdur Rahman Khalifah yaitu ketua cabang Ikhwanul
Pakistan. Ia menceritakan sepak terjang Azzam pada waktu kecil :
Dalam satu ziarah, saya pergi ke cabang Ikhwan di Jenin pada tahun limapuluhan, ketika saya sedang duduk bersama dengan wakil Ikhwan di Jenin, tiba-tiba datang seorang anak kepadaku dan berkata, “Saya adalah Abdullah Azzam
yah dan telah masuk Ikhwanul Muslimin. Saya belajar dikelas tujuh. Saya telah membentuk kelompok dakwah yang terdiri dari kerabat
teman saya. Saya mengadakan pertemuan dengan mereka di masjid
Syaikh Adullah Azzam”, (Tesis di
Pemikiran Dr. Abdullah Azzam Tentang Jihad dan Pengaruhnya di Afghanistan (1979-
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
desa. Saya mengundang Anda untuk mengunjungi kami.” Lmengunjunginya saat ziarah ke Jenin berikutnya. Dan benar, pada kunjungankedua aku datangi Sailat aldapati Abdullah Azzam dan kelompoknya duduk di pojok masjid, mereka sangatgembira dengan kunjunganku. Lalu aku kembali ke Jenin dan aku tidak bisamelupakan pertemuan yang sangat mengesankan itu.
Azzam banyak terpengaruh dengan pemikiran Hassan Al
dan Sayyid Qutb. Ia banyak membaca karya
jamaah Ikhwanul Muslimin lainnya.
2. Pergulatan Intelektual
Pendidikan dasar Abdullah Azzam dihabiskan di kampung ha
melanjutkan tingkat Tsanawiyyah (SMA) di kota Jenin. Sedangkan strata satunya dilanjutkan
di Universitas Khudorri pada jurusan pertanian, Tulkarem, Palestina Utara.
Barat Palestina dikuasai Israel pada tahun 1967 M, ia pindah ke Yordania, kemudian
melanjutkan program megister di Universitas al
jurusan Ushul Fiqh. Pada tahun 1971 M, ia mengajar di Universitas Yordania, kemudian
mendapat beasiswa program doktoral di Universitas Al
program doktoralnya pada tahun 1973 M dan lulus dengan predikat
‘ula (Cumlaude dengan penghargaan tingkat pertama).
Pada saat di Mesir inilah, Azzam
Sayyid Qutb34, Hasan al-Banna
30 Anwar, Pemikiran Dr. Abdullah Azzam
31 Hamīd ‘Aql, Ma’ālim al-Tarbiyyah
32 Anwar, Pemikiran Dr. Abdullah Azzam
33 Ibid., 72.
34 Sayyid Qutb, lahir pada 9 Oktober di desa Musya dekat kota Asyut, Mesir. Ayahnya adalah alIbrahim, seorang anggota Hizb al-Wathani. Pada usia 13 tahunHasan al-Banna, ia juga masuk sekolah guru dan mengenyam pendidikan tinggi di Universitas DKairo. Ia kemudian bekerja di Kementriankritik sastra dan puisi. Kemudian pada tahun 1948, ia dikirim ke Amerika untuk mempelajari sBarat, dan pada 1951, ia mengunjungi beberapakembali ke Mesir dan menjadi penulis. Kemudian pada tahun 1953,dan ditunjuk sebagai penyunting surat kabar, kemudian menjadi direktur propaganda, jajaran komite kerja dandewan pembimbing. Tahun 1954,dengan Gamal Abdul Nasser, mengecam perjanjian dengan Inggris, yang kemudian membuatnya divonis 15tahun di penjara. Tahun 1964, ia dibebaskantahun 1965, ia ditangkap kembali dengan dakwaan tero
35 Hasan al-Banna (1906-1949) adalah pendiri Ikhwanul Muslimin (1928). Ia memulai karirnya sebagai gurusetelah lulus dari Universitas Dārul Ulum. Ketika menjadi mahasiswa, ia dikenal sang
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
desa. Saya mengundang Anda untuk mengunjungi kami.” Lalu aku janjikan untukmengunjunginya saat ziarah ke Jenin berikutnya. Dan benar, pada kunjungankedua aku datangi Sailat al-Haritsiyah sekaligus shalat Ashar di masjidnya. Akudapati Abdullah Azzam dan kelompoknya duduk di pojok masjid, mereka sangat
ira dengan kunjunganku. Lalu aku kembali ke Jenin dan aku tidak bisamelupakan pertemuan yang sangat mengesankan itu.30
Azzam banyak terpengaruh dengan pemikiran Hassan Al-Banna, Abdul Qodir ‘Audah,
b. Ia banyak membaca karya-karya mereka sebagaimana yang dilakukan
jamaah Ikhwanul Muslimin lainnya.31
Pendidikan dasar Abdullah Azzam dihabiskan di kampung ha
melanjutkan tingkat Tsanawiyyah (SMA) di kota Jenin. Sedangkan strata satunya dilanjutkan
di Universitas Khudorri pada jurusan pertanian, Tulkarem, Palestina Utara.
asai Israel pada tahun 1967 M, ia pindah ke Yordania, kemudian
melanjutkan program megister di Universitas al-Azhar Mesir dan lulus pada tahun 1969 M di
jurusan Ushul Fiqh. Pada tahun 1971 M, ia mengajar di Universitas Yordania, kemudian
program doktoral di Universitas Al-Azhar, Mesir. Ia menyelesaikan
program doktoralnya pada tahun 1973 M dan lulus dengan predikat imtiyaz bimartabah syaraf
(Cumlaude dengan penghargaan tingkat pertama).33
Pada saat di Mesir inilah, Azzam berkesempatan memperdalam gagasan
Banna35, Ibnu Taimiyyah hingga Ibnu Qayyum. Masa studinya di
Pemikiran Dr. Abdullah Azzam., 70.
Tarbiyyah., 29.
Pemikiran Dr. Abdullah Azzam., 70.
Sayyid Qutb, lahir pada 9 Oktober di desa Musya dekat kota Asyut, Mesir. Ayahnya adalah alWathani. Pada usia 13 tahun, ia mampu menghafal al-
Banna, ia juga masuk sekolah guru dan mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Dementrian Pendidikan. Pada tahun 1930, Qutb menulis beberapa karya
udian pada tahun 1948, ia dikirim ke Amerika untuk mempelajari sBarat, dan pada 1951, ia mengunjungi beberapa negara, di antaranya Inggris, Swis, dan Italia. Tahun 1951, Qutbkembali ke Mesir dan menjadi penulis. Kemudian pada tahun 1953, ia bergabung dengan Ikhwanul Muslimin,dan ditunjuk sebagai penyunting surat kabar, kemudian menjadi direktur propaganda, jajaran komite kerja dan
satu tahun setelah bergabung dengan Ikhwanul Muslimin, Qutb berselisihamal Abdul Nasser, mengecam perjanjian dengan Inggris, yang kemudian membuatnya divonis 15
tahun di penjara. Tahun 1964, ia dibebaskan dari penjara akibat intervensi Presiden Irak, Abd. Salam Arief. Pada, ia ditangkap kembali dengan dakwaan teroris, kemudian divonis hukuman mati pada tahun 1966.
1949) adalah pendiri Ikhwanul Muslimin (1928). Ia memulai karirnya sebagai gururi Universitas Dārul Ulum. Ketika menjadi mahasiswa, ia dikenal sangat taat terhadap agamanya.
Volume 1, No. 2, Agustus 2015 97
alu aku janjikan untukmengunjunginya saat ziarah ke Jenin berikutnya. Dan benar, pada kunjungan
Haritsiyah sekaligus shalat Ashar di masjidnya. Akudapati Abdullah Azzam dan kelompoknya duduk di pojok masjid, mereka sangat
ira dengan kunjunganku. Lalu aku kembali ke Jenin dan aku tidak bisa
Banna, Abdul Qodir ‘Audah,
karya mereka sebagaimana yang dilakukan
Pendidikan dasar Abdullah Azzam dihabiskan di kampung halamannya dan
melanjutkan tingkat Tsanawiyyah (SMA) di kota Jenin. Sedangkan strata satunya dilanjutkan
di Universitas Khudorri pada jurusan pertanian, Tulkarem, Palestina Utara.32 Setelah tepi
asai Israel pada tahun 1967 M, ia pindah ke Yordania, kemudian
Azhar Mesir dan lulus pada tahun 1969 M di
jurusan Ushul Fiqh. Pada tahun 1971 M, ia mengajar di Universitas Yordania, kemudian
Azhar, Mesir. Ia menyelesaikan
imtiyaz bimartabah syaraf
berkesempatan memperdalam gagasan-gagasan
, Ibnu Taimiyyah hingga Ibnu Qayyum. Masa studinya di
Sayyid Qutb, lahir pada 9 Oktober di desa Musya dekat kota Asyut, Mesir. Ayahnya adalah al-Hajj Qutb-Qur`an. Seperti halnya
Banna, ia juga masuk sekolah guru dan mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Darul Ulum,endidikan. Pada tahun 1930, Qutb menulis beberapa karya fīksi,
udian pada tahun 1948, ia dikirim ke Amerika untuk mempelajari sistem pendidikanegara, di antaranya Inggris, Swis, dan Italia. Tahun 1951, Qutb
ia bergabung dengan Ikhwanul Muslimin,dan ditunjuk sebagai penyunting surat kabar, kemudian menjadi direktur propaganda, jajaran komite kerja dan
lah bergabung dengan Ikhwanul Muslimin, Qutb berselisihamal Abdul Nasser, mengecam perjanjian dengan Inggris, yang kemudian membuatnya divonis 15
ri penjara akibat intervensi Presiden Irak, Abd. Salam Arief. Padaemudian divonis hukuman mati pada tahun 1966.
1949) adalah pendiri Ikhwanul Muslimin (1928). Ia memulai karirnya sebagai guruat taat terhadap agamanya.
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus98
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Mesir juga mendekatkannya dengan jaringan Ikhwan Mesir.
teman keluarga dari Sayyid Qutb, Ayman al
Sekembali dari Mesir, ia meneruskan mengajar di Universitas Yordania pada Fakultas
Syariah.39 Pada masa ini ia dianggap sebagai tokoh yang keras karena mengajarkan
pemisahan kelas putra dan putri. Ia juga mewaji
menghapus kegiatan rekreasi, dan memobilisasi kalangan muda dalam barisan gerakan
Ikhwan Yordania. Tindakannya dianggap meresahkan pemerintah Yordania. Pada tahun 1980
M ia dipecat dan pergi ke Saudi Arabia untuk me
Sementara itu, Osama bin Laden merupakan mahasiswa di Universitas tersebut. Banyak yang
meyakini bahwa di sinilah Osama pertama kali terpengaruh dengan pemikiran Azzam.
Uni Soviet menginvasi Afghanistan, Azzam meminta ijin pada rektor di Universitas King
Abdul Aziz untuk membantu mengajar di Universitas Islamabad.
3. Karya-karya Abdullah Azzam
Abdullah Azzam merupakan seorang yang produktif dalam menghasilkan
karya tulis. Beberapa karyanya antara lain adalah:
Bashariyyah, Ilḥāq bi al-Qāfila
Jihādiyyah wa al-Binā, al
Ahammu Furūdl al-A’yān,
Jarīmatu Qotli Nafsi al-Muslimah
Selain itu, ia juga aktif sebagai anggota golongan suJamuluddin al-Afghani serta Muhammad Abduh menjadi simpatinya. Dari albukan untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk membantu seseorang atau masyarakat dalam memperolehkehidupan yang lebih baik. Atas inspirasi inilah ia mengatakan “maka tugas kita adalah mengubahnyaawalnya sebagai organisasi sosial-kemasyarakatan dan menjadi partai politik pada tahun 1938.
36 Said Ali, al -Qaeda., 62.
37 Nama lengkapnya adalah Ayman Muhammad Rabie alProfesinya adalah dokter dan juga guru. Ia dianggap sebagai aktormenjadi pemimpin al-Qaeda. Seperti halnya Osama bin Laden, ia dilahirkan dari keluarga berada danmempunyai banyak koneksi. al-Zawahiri menempuh kuliah jurusan kedokteran di Universitas aldan lulus sebagai dokter anak. Selama kuliah, ia terlibat dalam kelompok politik salakelompok jihad. Ia memiliki hubungan
38 Said Ali, al-Qaeda., 82.
39 Anwar, Pemikiran Dr. Abdullah Azzam
40 Said Ali, al-Qaeda., 62.
41 Ibid., 82.
42 Hamīd ‘Aql, Ma’ālim al-Tarbiyyah
Agustus 2015
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
Mesir juga mendekatkannya dengan jaringan Ikhwan Mesir.36 Saat itu pula Azzam menjadi
teman keluarga dari Sayyid Qutb, Ayman al-Zawahiri37, dan Umar Abdul Rahman.
Sekembali dari Mesir, ia meneruskan mengajar di Universitas Yordania pada Fakultas
Pada masa ini ia dianggap sebagai tokoh yang keras karena mengajarkan
pemisahan kelas putra dan putri. Ia juga mewajibkan mengenakan jilbab bagi siswa putri,
menghapus kegiatan rekreasi, dan memobilisasi kalangan muda dalam barisan gerakan
Ikhwan Yordania. Tindakannya dianggap meresahkan pemerintah Yordania. Pada tahun 1980
M ia dipecat dan pergi ke Saudi Arabia untuk mengajar di Universitas King Abdul Aziz.
Sementara itu, Osama bin Laden merupakan mahasiswa di Universitas tersebut. Banyak yang
meyakini bahwa di sinilah Osama pertama kali terpengaruh dengan pemikiran Azzam.
Uni Soviet menginvasi Afghanistan, Azzam meminta ijin pada rektor di Universitas King
Abdul Aziz untuk membantu mengajar di Universitas Islamabad.42
ah Azzam
Abdullah Azzam merupakan seorang yang produktif dalam menghasilkan
karya tulis. Beberapa karyanya antara lain adalah: al-Islām wa Mustaqbal al
Qāfila, �yāt al-Raḥmān fī Jihād al-Afghān
al-Manārah al-Mafqūdah, al-Difā’ ‘an Arā
, al-Sarṭān al-Ahmār, Fi al-Jihād Adāb wa Ahkām
Muslimah, Jihād Sha’bun Muslim, al-Aqīdah wa Atharuha fi
Selain itu, ia juga aktif sebagai anggota golongan sufi Musafiyah. Karya-karya alAfghani serta Muhammad Abduh menjadi simpatinya. Dari al-Ghazali ia meneguk bahwa ilmu
ri sendiri, tetapi untuk membantu seseorang atau masyarakat dalam memperolehkehidupan yang lebih baik. Atas inspirasi inilah ia mengatakan “Jika fīlosuf telah berusaha memahami dunia ini,maka tugas kita adalah mengubahnya.” Inilah yang mendorong al-Banna membentuk Ikhwanul Muslimin yang
kemasyarakatan dan menjadi partai politik pada tahun 1938.
Nama lengkapnya adalah Ayman Muhammad Rabie al-Zawahiri. Ia lahir pada 19 Juni pada tahun 1951.Profesinya adalah dokter dan juga guru. Ia dianggap sebagai aktor intelektual di balik Osama bin Laden yang
Qaeda. Seperti halnya Osama bin Laden, ia dilahirkan dari keluarga berada danZawahiri menempuh kuliah jurusan kedokteran di Universitas al
ebagai dokter anak. Selama kuliah, ia terlibat dalam kelompok politik salafihubungan yang baik dengan Abdullah Azzam, pelopor berdirinya
Pemikiran Dr. Abdullah Azzam..., 72
Tarbiyyah..., 24.
Saat itu pula Azzam menjadi
, dan Umar Abdul Rahman.38
Sekembali dari Mesir, ia meneruskan mengajar di Universitas Yordania pada Fakultas
Pada masa ini ia dianggap sebagai tokoh yang keras karena mengajarkan
bkan mengenakan jilbab bagi siswa putri,
menghapus kegiatan rekreasi, dan memobilisasi kalangan muda dalam barisan gerakan
Ikhwan Yordania. Tindakannya dianggap meresahkan pemerintah Yordania. Pada tahun 1980
ngajar di Universitas King Abdul Aziz.40
Sementara itu, Osama bin Laden merupakan mahasiswa di Universitas tersebut. Banyak yang
meyakini bahwa di sinilah Osama pertama kali terpengaruh dengan pemikiran Azzam.41 Saat
Uni Soviet menginvasi Afghanistan, Azzam meminta ijin pada rektor di Universitas King
Abdullah Azzam merupakan seorang yang produktif dalam menghasilkan
Islām wa Mustaqbal al-
Afghān, al-Tarbiyah al-
Difā’ ‘an Arāḍi al-Muslimin
Jihād Adāb wa Ahkām,
Aqīdah wa Atharuha fi
karya al-Ghazali dan gagasanGhazali ia meneguk bahwa ilmu
ri sendiri, tetapi untuk membantu seseorang atau masyarakat dalam memperolehīlosuf telah berusaha memahami dunia ini,
membentuk Ikhwanul Muslimin yangkemasyarakatan dan menjadi partai politik pada tahun 1938.
Zawahiri. Ia lahir pada 19 Juni pada tahun 1951.balik Osama bin Laden yang
Qaeda. Seperti halnya Osama bin Laden, ia dilahirkan dari keluarga berada danZawahiri menempuh kuliah jurusan kedokteran di Universitas al-Azhar, Kairo,
dan bergabung denganpelopor berdirinya al-Qaeda.
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Bināi al-Jayl, ‘Ibārun wa Ba
Kalimātun min Khoṭi al-Nār,
Tārikīh wa al-Mīthāq43, Fī Ẓil
C. Penafsiran Abdullah Azzam
1. Tafsir Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah
Tafsir Fī Ẓilāli Surat a
hanya menafsirkan surat al-Ta
ini pada tahun 1987 M saat berada
Uni Soviet yang ingin mengambil
Tawbah karena menurutnya surat
berlaku hingga hari kiamat. Selain
ayat al-Qur`an yang turun sebelumnya
Dalam menafsirkan surat
surat. Kemudian menjelaskan
ringkas. Setelah itu, ia membahas
banyak mengulas tentang masalah
bisa dimaklumi karena ia lulusan
Tafsir Fī Ẓilāli Surat
diselenggarakan Abdullah Azzam.
menggunakan metode dialog.
turunnya surat al-Tawbah dan
Bukti lain bahwa tafsir
mengatakan dalam tafsirnya �����
akan ditafsirkannya. Selain
membaca ta’awudh. Hal ini cukup
surat al-Tawbah merupakan hasil
diketahui secara pasti kapan tafsir
tafsir Azzam tidak diketahui secara
43 Ibid., 33.
44 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.,
45 Ibid., 2.
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
‘Ibārun wa Baṣāirun li al-Jihād fi al-Aṣri al-Hāḍir,
Nār, Fī Khādhmi al-Ma’rakah, Hammās al
ilāli Surat al-Tawbah, Fī al-Jihād : Fiqh wa Ijtihād.
Penafsiran Abdullah Azzam
Tawbah
al-Tawbah karya Abdullah Azzam adalah tafsir
Tawbah. Tafsir ini terdiri dari satu jilid. Azzam
berada di Peshawar, Pakistan pada saat terjadinya
mengambil alih Afghanistan. Alasan Azzam menafsirkan
surat tersebut turun belakangan dan menjadi
Selain itu, ia juga memaklumatkan agar tidak
sebelumnya dalam masalah jihad.44
surat al-Tawbah, Azzam menafsirkannya sesuai
menjelaskan potongan-potongan ayat tersebut dengan
membahas secara panjang lebar mengenai ayat yang
masalah fikih yang kemudian dikaitkan dengan Afghanistan.
lulusan program doktoral dari Universitas al-Azhar
Surat at-Tawbah dimungkinkan berupa pengajian
Azzam. Oleh sebab itu, dalam menafsirkan
dialog. Dalam kata pengantar tafsirnya, ia menjelaskan
berbicara tentang hakikat surat tersebut.45
tafsir tersebut merupakan pengajian rutin Azzam
����� ���� (saya kemarin mengucapkan) setelah membaca
itu, setiap akan melakukan penafsiran ayat,
cukup menjadi bukti bahwa penafsiran Abdullah
hasil dari pengajian rutin yang diselenggarakannya
tafsir ini ditulis dan siapa yang menulisnya.
secara pasti jumlah, daerah asal, serta latar belakangnya.
Tawbah., 176.
Volume 1, No. 2, Agustus 2015 99
Bashāirun Naṣri,
Hammās al-Judūr wa al-
Jihād : Fiqh wa Ijtihād.
tafsir al-Qur`an yang
Azzam menafsirkan surat
terjadinya perang melawan
menafsirkan surat al-
hukum paten yang
merujuk pada ayat-
sesuai urutan ayat dalam
dengan penjelasan yang
yang ditafsirkannya. Ia
Afghanistan. Hal ini
Azhar Kairo.
pengajian rutin yang
ayat, ia cenderung
menjelaskan tempat
Azzam adalah ketika ia
membaca ayat yang
ayat, Azzam selalu
Abdullah Azzam terhadap
diselenggarakannya. Namun tidak
Jama’ah pengajian
belakangnya.
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus100
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Dalam menafsirkan surat
tetapi hanya sebagian besar ayat
ayat 6, 17-27, 38-41, 73-90,
mengapa ayat-ayat tersebut tidak
2. Sumber dan Metode Penafsiran
Berbicara mengenai sumber
yang dirujuk olehnya. Salah satu
tersebut dapat dilihat dalam penafsirannya
���� �����]٩:٥٣[٤٦
Katakanlah, wahai Muhammad, kepada orangyang kalian cintai secara suka rela atau dengan terpaksa. Allah tidak menerimaperbuatan kalian. Sesungguhnya adalah orang
Setelah menjelaskan ayat
menegakkan agamanya. Ia berpendapat
adalah kewajiban umat Islam.
dengan ayat lain47 yaitu :
���������� �����������������
Kami benar-benar telah mengutus para rasul yang Kami pilih dengan membawabeberapa mukjizat yang kuat. Bersama mereka juga Kami turunkan kitab sucikitab suci agama, dan timbangan yang mewujudkan keadilan dalam hubunganantar manusia.
Selain itu, penafsiran Azzam juga
Dan di antara manusia terdapat orangmenyakiti hati Nabi dan mengatakan bahwa Nabi telah tertipu oleh apa yangdidengarnya.
46 Al-Qur`an, 9 : 53.
47 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah
48 Al-Qur`an, 57 : 25.
49 Al-Qur`an, 9 : 61.
Agustus 2015
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
surat al-Tawbah, Azzam tidak menafsirkan keseluruhan
ayat saja. Ayat-ayat yang tidak ditafsirkan Azzam
90, 105, 113, dan 116. Tidak ditemukan alasan
tidak ditafsirkannya.
etode Penafsiran
sumber penafsiran Abdullah Azzam, ditemukan
satu sumber tafsir yang digunakan Azzam adalah
penafsirannya pada QS. 9 ayat 53:
������� �� ������������ ������������ ������� �������� ����� ���������� ���� �����
Katakanlah, wahai Muhammad, kepada orang-orang munafik "Infakkanlah apayang kalian cintai secara suka rela atau dengan terpaksa. Allah tidak menerimaperbuatan kalian. Sesungguhnya adalah orang-orang fasik."
ayat di atas, Azzam mengatakan bahwa semua
berpendapat bahwa tugas menegakkan keadilan
Islam. Dalam hal ini, Azzam kemudian mengkaitkan
������������ ������������������������� �������� ���������� �������������
telah mengutus para rasul yang Kami pilih dengan membawayang kuat. Bersama mereka juga Kami turunkan kitab suci
kitab suci agama, dan timbangan yang mewujudkan keadilan dalam hubungan
juga bersumber dari hadis Nabi. Dalam QS. 9
���������� � ������ ������������� ���� ������....]٩:٦١[٤٩
Dan di antara manusia terdapat orang-orang munafik yang dengan sengajamenyakiti hati Nabi dan mengatakan bahwa Nabi telah tertipu oleh apa yang
Tawbah., 91.
keseluruhan ayatnya,
Azzam di antaranya
alasan yang mendasar
ditemukan beberapa sumber
adalah al-Qur`an. Hal
��������������������
ang munafik "Infakkanlah apayang kalian cintai secara suka rela atau dengan terpaksa. Allah tidak menerima
semua umat Islam harus
keadilan di muka bumi
mengkaitkan penafsirannya
��������������������������
]٥٧:٢٥[٤٨
telah mengutus para rasul yang Kami pilih dengan membawayang kuat. Bersama mereka juga Kami turunkan kitab suci-
kitab suci agama, dan timbangan yang mewujudkan keadilan dalam hubungan
9 ayat 61:
������� ���� �������� ����������
orang munafik yang dengan sengajamenyakiti hati Nabi dan mengatakan bahwa Nabi telah tertipu oleh apa yang
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Sebagaimana dikutip dari
al-ladhina pada ayat tersebut
pendapat lain mengatakan bahwa
menyebut hadis Nabi yang berbunyi
Barang siapa yang ingin
Penafsiran Azzam pada ayat di
Jāmi’ li Ahkāmi al-Qur`an.52 al
Abdullah Azzam juga
penafsiran QS. 9 ayat 8:
٥٤]٨
Bagaimana mungkin ada perjanjian demikian, padahal jika mereka memperolehkemenangan atas kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatandenganmu dan tidak pula mengindahkan perjanjian.
Dalam penafsiran tersebut, Sayyid
orang-orang musyrik kita harus
Makkah hingga masa sekarang
ini, meskipun peperangan jangka
terjadi. Peperangan jangka panjang
tidak menafikan adanya peperangan
ini.55
Ulama lain yang dijadikan rujukan Azzam adalah
penafsirannya pada ayat 67:
50 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah
51 Hadis ini tidak ditemukan dalam kitabmisalnya tafsir al-Alusi.
52 Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr alDār ‘Alim al-Kutub, 2003), 8:192.
53 Mahmūd al-Alūsi Abu al-Faḍl, Rūh alIhyā‘ al-Turath al-‘Arabi, tth), 10:126.
54 Al-Qur`an, 9:7.
55 Sayyid Qutb, Fī Ẓilāli al-Qur`anTawbah., 21-22.
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
dari al-Qurtubi, Azzam mengatakan bahwa yang
adalah orang munafik yang bernama Atāb bin
bahwa yang dimaksud adalah Nabtal bin al-Hārith.
berbunyi :
��������������������������������٥١
ingin melihat setan maka lihatlah Nabtal bin al-Hārith.
di atas dapat ditemukan dalam karya al-Qurtubi
al-Alūsi juga membenarkan penafsiran demikian.
juga menggunakan sumber dari tafsir Sayyid Qutb
���������� ���������� �������������� ������� ���� ������.....]٩:٨
Bagaimana mungkin ada perjanjian demikian, padahal jika mereka memperolehkemenangan atas kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatandenganmu dan tidak pula mengindahkan perjanjian.
Sayyid Qutb menjelaskan bahwa dalam mengambil
harus menengok kembali sejarah Islam mulai dari
sekarang agar dapat mengetahui secara benar apa yang
jangka panjang antara umat Islam dengan orang
panjang hanya terjadi antara Islam dan Ahli Kitab.
peperangan jangka panjang seperti yang diisya
Ulama lain yang dijadikan rujukan Azzam adalah al-Qurṭūbi.
Tawbah., 105.
Hadis ini tidak ditemukan dalam kitab-kitab Hadis. Namun banyak ditemukan dalam kitab
Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr al-Qurṭūbī, al-Jāmi’ li Ahkāmi al
Rūh al-Ma’ānī fī Tafsīr al-Qur`an al-Aẓīm wa al-Sab’i aArabi, tth), 10:126.
Qur`an, (ttp: Dār ulum, tth), 3:483-485. Lihat juga Azzam,
Volume 1, No. 2, Agustus 2015 101
yang dimaksud kata
bin Qushayr. Namun
Hārith.50 Kemudian ia
������������
Hārith.
Qurtubi yang berjudul al-
demikian.53
Qutb misalnya pada
���������������������
Bagaimana mungkin ada perjanjian demikian, padahal jika mereka memperolehkemenangan atas kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan
mengambil sikap terhadap
dari masa dakwah di
yang dimaksud ayat
orang kafir tidak pernah
Kitab. Namun hal ini
diisyaratkan dalam ayat
ūbi. Seperti dalam
kitab Hadis. Namun banyak ditemukan dalam kitab-kitab tafsir,
mi’ li Ahkāmi al-Qur`an, (Arab Saudi:
a-Mathānī, (Bairut: Dār
485. Lihat juga Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus102
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
������������ ���� ���������� ���� ������������
����� ��������٥٦
Orang-orang munafik lakisama, mereka menyuruh berbuat yang munkar dan mencegah perbuatan yangMakruf dan mereka menggenggamkan tangannya, mereka telah melupakankepada Allah, maka Allah melupakan mereka pulmunafik itulah orang-orang yang fasik.
Azzam menafsirkan – sebagaimana
������������� diartikan berjihad karena
Selain itu, Azzam juga banyak menggunakan pendapatnya sendiri. Dalam
penafsirannya pada ayat 8 misalnya, Allah berfirman :
���������������� �������� �� �������������
Bagaimana mungkin ada perjanjian demikian, padahal jika mereka memperolehkemenangan atas kamu, mereka tiddenganmu dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Mereka menyenangkanhatimu dengan mulutnya, sedangkan hati mereka menolak. Kebanyakan merekaadalah orang-orang fasik(tidak menepati janji).
Azzam menafsirkan lafadz ����� ������
lafadz-lafadz lain seperti ������������
yang menurutnya berkaitan dengan
bahwa sifat “mereka menipu
dengan kebencian” tidak tertentu
orang-orang musyrik.59
56 Al-Qur`an, 9:67.
57 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah
58 Al-Qur`an, 9:8.
59 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah
Agustus 2015
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
���������� �������������������� ������� ����������� ������������
������������������� ������ ������� ������� ���� ��������� ����� ���� ����� ��������
orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalahsama, mereka menyuruh berbuat yang munkar dan mencegah perbuatan yangMakruf dan mereka menggenggamkan tangannya, mereka telah melupakankepada Allah, maka Allah melupakan mereka pula, sesungguhnya orang
orang yang fasik.
sebagaimana yang ia kutip dari tafsir al-Qurtubi – bahwa
konteks ayat ini berbicara tentang jihad.57
Selain itu, Azzam juga banyak menggunakan pendapatnya sendiri. Dalam
penafsirannya pada ayat 8 misalnya, Allah berfirman :
���������� ���������� �� ������������ ������� ���� �������������������
����� �����]٥٨]٩:٨
Bagaimana mungkin ada perjanjian demikian, padahal jika mereka memperolehkemenangan atas kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatandenganmu dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Mereka menyenangkanhatimu dengan mulutnya, sedangkan hati mereka menolak. Kebanyakan mereka
orang fasik(tidak menepati janji).
������ dengan ������� yaitu menjaga perjanjian. Begitu
yang diartikan dengan ���. Kemudian ia menjelaskan
dengan ayat yang dibahasnya. Pada ayat di atas,
kalian dengan kata-kata manis, sedangkan
tertentu pada orang munafik, melainkan juga orang
Tawbah., 120. Lihat juga al-Qurtubi, al-Jāmi’ li Ahkāmi al-Qur`an
Tawbah., 27.
���������� ����� ���������� �������
������� ������� �������������
laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalahsama, mereka menyuruh berbuat yang munkar dan mencegah perbuatan yangMakruf dan mereka menggenggamkan tangannya, mereka telah melupakan
a, sesungguhnya orang-orang
bahwa lafadh ��������������
Selain itu, Azzam juga banyak menggunakan pendapatnya sendiri. Dalam
���������������������
��������� ������ ����� �����
Bagaimana mungkin ada perjanjian demikian, padahal jika mereka memperolehak memelihara hubungan kekerabatan
denganmu dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Mereka menyenangkanhatimu dengan mulutnya, sedangkan hati mereka menolak. Kebanyakan mereka
Begitu juga dengan
menjelaskan hal lain
atas, ia menjelaskan
hati mereka penuh
orang-orang kafir dan
Qur`an, 8:199.
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Dari keluasan penjelasan
Azzam masuk dalam kategori
ayat secara terperinci dan detail.
Penafsiran Azzam dalam
fiqh dan konteks Afghanistan
������������� ���� ��������� ��������������
٩:٦٠[٦١
Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orangyang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, orang yang dilunakkanhatinya (mualaf), untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk jalan jalanAllah, dan untuk orang yanAllah. Allah Maha Mengetahui Maha bijaksana.
Azzam mengartikan lafadz �����
kemungkinan makna-makna
mendirikan rumah sakit. Lebih
berperang adalah hal yang sia
Hanafi, dan Maliki yang juga menafsirkan
Selanjutnya ketika Azzam menafsirkan ayat 61, ia mengaitkannya dengan ayat 60
yang juga menyinggung pendapat
Apakah boleh seluruh harta zakat didistribusikan untuk kepentingan berperang?Semua ulama memperbolehkannya kecuali imam Syafi’i. Bahkan pada kondisisekarang, seluruh harta zakat hukumnya wajib didistribusikan untuk berperangjika dimungkinkan.63
Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban umat Islam saat inizakatnya untuk kepentinganIslam dapat ditegakkan kembali.
Penafsiran Azzam yang menyinggung
dikaitkannya dalam konteks perang
60 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran
61 Al-Qur`an, 9:60.
62 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.
63 Ibid., 106
64 Ibid., 106.
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
jelasan atau penafsirannya, tafsir Fī Ẓilāli Surat
tafsir dengan metode tahlili, yaitu penafsiran
detail.60
dalam surat al-Tawbah banyak dikaitkan dengan
pada saat ia menulis tafsirnya. Pada ayat 60 misalnya
������������� �������������� ���� ������������� ������� ��������������� �������������
������� ��������� ��������� ���� ������ �������� ������� �������]٩
Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, orangyang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, orang yang dilunakkanhatinya (mualaf), untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk jalan jalanAllah, dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dariAllah. Allah Maha Mengetahui Maha bijaksana.
������� �� dengan orang-orang yang berperang. Ia
lain seperti membangun madrasah, mendirikan
Lebih jauh, ia menyebut bahwa mendistribusikan
sia-sia. Azzam juga mengutip pendapat imam
menafsirkan kata sabilillah dengan berperang.
Selanjutnya ketika Azzam menafsirkan ayat 61, ia mengaitkannya dengan ayat 60
yang juga menyinggung pendapat-pendapat ulama di atas. Ia mengatakan :
boleh seluruh harta zakat didistribusikan untuk kepentingan berperang?Semua ulama memperbolehkannya kecuali imam Syafi’i. Bahkan pada kondisisekarang, seluruh harta zakat hukumnya wajib didistribusikan untuk berperang
Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban umat Islam saat ini agarkepentingan perang di Afghanistan hingga pada akhirnya negara
Islam dapat ditegakkan kembali.64
menyinggung kata sabilillah dengan konotasi perang
perang di Afghanistan, menunjukkan bahwa
Penafsiran al-Qur`an, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2012), 31.
Tawbah., 104.
Volume 1, No. 2, Agustus 2015 103
Surat al-Tawbah karya
penafsiran yang mengartikan
dengan pendapat ulama
misalnya :
����� ����������� �������������
���� ����� �� ������
orang fakir, orang miskin, orangyang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, orang yang dilunakkanhatinya (mualaf), untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk jalan jalan
g sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari
Ia tidak menganggap
mendirikan masjid, dan
mendistribusikan zakat selain untuk
imam Syafi’i, Hambali,
berperang.62
Selanjutnya ketika Azzam menafsirkan ayat 61, ia mengaitkannya dengan ayat 60
boleh seluruh harta zakat didistribusikan untuk kepentingan berperang?.Semua ulama memperbolehkannya kecuali imam Syafi’i. Bahkan pada kondisisekarang, seluruh harta zakat hukumnya wajib didistribusikan untuk berperang
agar memberikanAfghanistan hingga pada akhirnya negara
perang atau jihad yang
bahwa penafsiran Azzam
, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2012), 31.
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus104
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
erat kaitannya dengan konteks
disimpulkan bahwa tafsir Abdullah
yang beroreintasi pada sastra budaya
D. Tafsir Ayat-ayat Jihad
1. Ayat Jihad yang Murni
Dalam menafsirkan ayat
konteks perang di Afghanistan. Hal ini bisa dimaklumi karena ia menafsirkan al
terjadinya perang di Afghanistan. Misalnya penafsiran Azzam pada ayat 36:
������ ������������ ����� �����
����������� ������ ������� ������������
Sesunguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimanaketetapan Allah pada waktu menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empatbulan haram. Itulah ketetapan agama yang ldirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanyasebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allahbeserta orang- orang yang bertakwa.
Azzam menafsirkan ayat tersebut
ada dua belas.67 Di antara jumlah
Rajab, Dhulqa’dah, Dhulhijah
berbuat kezaliman yaitu berperang
adalah bulan suci karena digunakan
Kemudian Azzam m
mengatakan bahwa ayat di atas menuntut semua umat Islam untuk memerangi seluruh kaum
musyrik. Oleh sebab itu, jihad menjadi
kifayah. Jihad fardhu kifayah hanya terjadi pada masa sahabat, tabi’in, dan Muawiyyah karena
berupa futūhāt (pembebasan). Pada pembahasan selanjutnya, Azzam mengkaitkannya dengan
65 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran
66 Al-Qur`an, 9 : 36.
67 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.,
68 Ibid., 74.
Agustus 2015
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
konteks sosial yang di alaminya pada saat di Afghanistan.
Abdullah Azzam bercorak adabi ijtima’i yaitu
budaya (sosial) kemasyarakatan.65
ayat-ayat jihad, Abdullah Azzam selalu mengaitkannya dengan
konteks perang di Afghanistan. Hal ini bisa dimaklumi karena ia menafsirkan al
terjadinya perang di Afghanistan. Misalnya penafsiran Azzam pada ayat 36:
��������� ����� ������������� ��������� ���� �� ������� ������ ����� ��
������ ������ ������� ��������� ������ �������� ������� ����������������������
������� ����������� ���� ������ ���� �����������٦٦
Sesunguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimanaketetapan Allah pada waktu menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empatbulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimidirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanyasebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah
orang yang bertakwa.
tersebut dengan menjelaskan jumlah bulan yang
jumlah bulan tersebut ada empat bulan yang
Dhulhijah dan Muharram. Pada empat bulan tersebut tidak
berperang dengan kaum musyrik. Menurutnya,
digunakan untuk ibadah puasa dan haji.68
Kemudian Azzam menjelaskan perintah untuk memerangi kaum musyrik. Ia
mengatakan bahwa ayat di atas menuntut semua umat Islam untuk memerangi seluruh kaum
musyrik. Oleh sebab itu, jihad menjadi fardhu ‘ain walaupun hukum asalnya adalah
hanya terjadi pada masa sahabat, tabi’in, dan Muawiyyah karena
(pembebasan). Pada pembahasan selanjutnya, Azzam mengkaitkannya dengan
Penafsiran Al-Qur`an, 9.
Tawbah., 73.
Afghanistan. Jadi, dapat
yaitu produk penafsiran
ayat jihad, Abdullah Azzam selalu mengaitkannya dengan
konteks perang di Afghanistan. Hal ini bisa dimaklumi karena ia menafsirkan al-Qur`an saat
terjadinya perang di Afghanistan. Misalnya penafsiran Azzam pada ayat 36:
���� ������ ���������
�������� ����������� ������
����������������� �������
Sesunguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimanaketetapan Allah pada waktu menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat
urus, maka janganlah kamu menzalimidirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanyasebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah
yang ditetapkan Allah
yang dimuliakan yaitu
tidak diperbolehkan
keempat bulan ini
enjelaskan perintah untuk memerangi kaum musyrik. Ia
mengatakan bahwa ayat di atas menuntut semua umat Islam untuk memerangi seluruh kaum
walaupun hukum asalnya adalah fardhu
hanya terjadi pada masa sahabat, tabi’in, dan Muawiyyah karena
(pembebasan). Pada pembahasan selanjutnya, Azzam mengkaitkannya dengan
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
konteks jihad di Afghanistan. Ketika Rusia dan Komunis memasuki Afghanistan, maka
seluruh warganya wajib berjihad. Apabila Rusia sulit ditaklukkan, maka umat Islam di negara
lain wajib membantunya sehingga hukum
dunia.69
Ayat lain yang berkenaan dengan jihad adalah ayat 123. Allah berfirman :
������� ���������� ��������� ���� ������
Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang kafir yang di sekitarmu itu, danhendaklah mereka menemuiAllah bersama orang-orang yang bertakwa.
Dalam penafsiran Azzam, ayat ini memberi pesan kekerasan mela
terhadap orang kafir dan lemah lembut terhadap sesama umat Islam. Kemudian Azzam
menyebut QS. al-Maidah ayat 54 :
������ �������� �������� �� ������������ ��������
���� ��������� �������� ���� �� �����
Dalam penafsirannya, Azzam mengatakan:
Empat sifat yang disukai Allah dan manusia adalah bersikap lemah lembutterhadap orang-orang yang beriman, bersikap keras terhadap orangberjihad di jalan Allah, dan tidakberada pada urutan ketiga,Maka, ketika manusia tidak memiliki sikap lemah lembut terhadap orangyang beriman, berarti ia tidak berjihad. Maka bergabunglah dan berjihadlahbersama-sama orang di sekitarmu.
Penafsiran Azzam terhadap ayat di atas sebagai bentuk propaganda untuk berperang.
Ia mengungkapkan bahwa Allah menyukai orang
69 Ibid., 74
70 Al-Qur`an., 9 : 123.
71 Al-Qur`an., 5 : 54.
72 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.,
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
konteks jihad di Afghanistan. Ketika Rusia dan Komunis memasuki Afghanistan, maka
rjihad. Apabila Rusia sulit ditaklukkan, maka umat Islam di negara
lain wajib membantunya sehingga hukum fardhu ‘ain berlaku untuk kaum muslim di seluruh
Ayat lain yang berkenaan dengan jihad adalah ayat 123. Allah berfirman :
���������������� ������������������� ���� �������������� �������� �������
٩:١٢٣[٧٠
orang yang beriman, perangilah orang kafir yang di sekitarmu itu, danhendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah bahwasannya
orang yang bertakwa.
Azzam, ayat ini memberi pesan kekerasan melalui kata
terhadap orang kafir dan lemah lembut terhadap sesama umat Islam. Kemudian Azzam
Maidah ayat 54 :
���������� ��������� ���������� ������� �������� ������ ������
������������� �������� ����� ����������� �� ������� ������ ����
����� �������� ��� ���� �������� �� ����� �������]٥:٥٤[٧١
Dalam penafsirannya, Azzam mengatakan:
Empat sifat yang disukai Allah dan manusia adalah bersikap lemah lembutorang yang beriman, bersikap keras terhadap orang
berjihad di jalan Allah, dan tidak takut celaan orang yang suka menberada pada urutan ketiga, karena jihad adalah ibadah yang sifatnya kolektif.Maka, ketika manusia tidak memiliki sikap lemah lembut terhadap orangyang beriman, berarti ia tidak berjihad. Maka bergabunglah dan berjihadlah
ang di sekitarmu.72
Penafsiran Azzam terhadap ayat di atas sebagai bentuk propaganda untuk berperang.
Ia mengungkapkan bahwa Allah menyukai orang-orang yang berjihad. Oleh sebab itu, jihad
Tawbah., 164.
Volume 1, No. 2, Agustus 2015 105
konteks jihad di Afghanistan. Ketika Rusia dan Komunis memasuki Afghanistan, maka
rjihad. Apabila Rusia sulit ditaklukkan, maka umat Islam di negara
berlaku untuk kaum muslim di seluruh
Ayat lain yang berkenaan dengan jihad adalah ayat 123. Allah berfirman :
��� �������� ���������������
���� �����������]٩
orang yang beriman, perangilah orang kafir yang di sekitarmu itu, dandaripadamu, dan ketahuilah bahwasannya
��������; bersikap keras
terhadap orang kafir dan lemah lembut terhadap sesama umat Islam. Kemudian Azzam
����������� ���������������
����� ���� ���������
������ ������ ����� �����
Empat sifat yang disukai Allah dan manusia adalah bersikap lemah lembutorang yang beriman, bersikap keras terhadap orang-orang kafir,
celaan orang yang suka mencela. Jihadkarena jihad adalah ibadah yang sifatnya kolektif.
Maka, ketika manusia tidak memiliki sikap lemah lembut terhadap orang-orangyang beriman, berarti ia tidak berjihad. Maka bergabunglah dan berjihadlah
Penafsiran Azzam terhadap ayat di atas sebagai bentuk propaganda untuk berperang.
orang yang berjihad. Oleh sebab itu, jihad
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus106
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
berada di urutan ketiga sebagai ibadah yang kolektif. Karena umat Islam berjama’ah, mak
jihad pun harus dilakukan secara berjama’ah.
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ayat
perang Afghanistan. Azzam menjadikan ayat tersebut sebagai propaganda untuk berperang
dalam rangka berjihad. Sehingga ia me
sekarang adalah fardhu ‘ain.
2. Ayat Jihad Semu
Pandangan Azzam tentang ayat jihad juga tercermin dari ayat jihad yang semu.
Disebut semu karena dalam ayat ter
terdapat pembahasan tentang jihad. Misalnya ayat 12:
�������� ��������� ��������� �� ��������
Apabila mereka melanggar perjanjian yang mereka setujui sebelumnya, dan terusmenerus mencerca agama kalian, maka perangilah para pemimpin kafir, karenamereka sebenarnya tidak memiliki perjanjian, agar mereka berhenti.
Lafadz �������� ��������� ditafsirkan Azzam sebagai perusak perjanjian dan tidak diartikan
sebagai pemimpin. Selanjutnya Azzam menjelaskan bahwa orang
bisa dihentikan kecuali dengan menakut
mengatakan “Berperanglah maka engkau akan selamat” dengan mengulanginya sebanyak dua
kali. Perkataan tersebut mengindikasikan adanya propaganda perang di bumi Afghanistan. Ia
juga menegaskan bahwa perang akan tetap berlanjut hingga tidak ditemukan l
kemusyirikan.74
Pada ayat 9:
������� ������������]٧٥]٩:٩
Mereka (kaum musyrik) memperjual belikan ayatmurah, lalu mereka menghalangburuknya apa yang mereka kerjakan.
73 Al-Qur`an, 9 : 12.
74 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.,
75 Al-Qur`an, 9 : 9.
Agustus 2015
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
berada di urutan ketiga sebagai ibadah yang kolektif. Karena umat Islam berjama’ah, mak
jihad pun harus dilakukan secara berjama’ah.
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ayat-ayat jihad selalu dikaitkan dengan
perang Afghanistan. Azzam menjadikan ayat tersebut sebagai propaganda untuk berperang
dalam rangka berjihad. Sehingga ia mencetuskan sebuah hukum bahwa jihad pada saat
Azzam tentang ayat jihad juga tercermin dari ayat jihad yang semu.
Disebut semu karena dalam ayat tersebut tidak ada perintah jihad namun secara implisit
terdapat pembahasan tentang jihad. Misalnya ayat 12:
��������������� ������� ������ �������������� �� ���������������������
�����������٧٣
Apabila mereka melanggar perjanjian yang mereka setujui sebelumnya, dan terusmenerus mencerca agama kalian, maka perangilah para pemimpin kafir, karenamereka sebenarnya tidak memiliki perjanjian, agar mereka berhenti.
ditafsirkan Azzam sebagai perusak perjanjian dan tidak diartikan
sebagai pemimpin. Selanjutnya Azzam menjelaskan bahwa orang-orang kafir tidak mungkin
bisa dihentikan kecuali dengan menakut-nakuti dan memerangi mereka. Lebih lanj
mengatakan “Berperanglah maka engkau akan selamat” dengan mengulanginya sebanyak dua
kali. Perkataan tersebut mengindikasikan adanya propaganda perang di bumi Afghanistan. Ia
juga menegaskan bahwa perang akan tetap berlanjut hingga tidak ditemukan l
������������ ������������������ ��������� ��������� ���������������
Mereka (kaum musyrik) memperjual belikan ayat-ayat Allah dengan harga yangmurah, lalu mereka menghalang-hangi orang dari jalan Allah. Sungguh betapaburuknya apa yang mereka kerjakan.
Tawbah., 31.
berada di urutan ketiga sebagai ibadah yang kolektif. Karena umat Islam berjama’ah, maka
ayat jihad selalu dikaitkan dengan
perang Afghanistan. Azzam menjadikan ayat tersebut sebagai propaganda untuk berperang
ncetuskan sebuah hukum bahwa jihad pada saat
Azzam tentang ayat jihad juga tercermin dari ayat jihad yang semu.
sebut tidak ada perintah jihad namun secara implisit
��������� ����������������
����� ���������� �����������
Apabila mereka melanggar perjanjian yang mereka setujui sebelumnya, dan terus-menerus mencerca agama kalian, maka perangilah para pemimpin kafir, karena
ditafsirkan Azzam sebagai perusak perjanjian dan tidak diartikan
orang kafir tidak mungkin
nakuti dan memerangi mereka. Lebih lanjut, ia
mengatakan “Berperanglah maka engkau akan selamat” dengan mengulanginya sebanyak dua
kali. Perkataan tersebut mengindikasikan adanya propaganda perang di bumi Afghanistan. Ia
juga menegaskan bahwa perang akan tetap berlanjut hingga tidak ditemukan lagi
�������� ��� �������� ������
ayat Allah dengan harga yanghangi orang dari jalan Allah. Sungguh betapa
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Azzam menafsirkan lafadz
berpendapat bahwa ketika terdapat kata
perang.76 Dengan pernyataan tersebut jelas bahwa Azzam selalu menafsirkan kata
dengan berperang dan tidak menganggap kemungkinan makna
Ayat semu tentang jihad juga diarahkan Abdullah Azzam untuk membahas jihad.
Bahkan pada ayat pertama, ia juga menggunakan ayat sebagai alat propaganda perang. Hal ini
tidak jauh beda dengan penafsirannya pada ayat
3. Bukan Ayat Jihad
Di antara ayat yang tidak terkait tentang jihad, namun ditafsirkan dan dikaitkan Azzam
dengan perang di Afghanistan adalah ayat 71 :
�������������� �������������� ���� ����������
�������������� ������ ���� ������ �������
Dan orang-orang Mukmin, lakimenolong satu sama lain, mereka menyuruh untuk melakukan kebaikan, danmencegah dari keburukan, mengerjakan salat, membayar zakat, mematuhiperintah Allah dan rasulAllah, sungguh, Allah sungguh Maha Kuasa, Maha Bijaksana.
Dalam menafsirkan ayat ini, Azzam mengutip pendapat Ibnu Taimiyah yang
mengatakan bahwa seorang Muslim wajib menolong sesama muslim dan tidak boleh
menghina serta mengumbar aibnya. Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa keberadaan saya di
Afghanistan adalah untuk membantu saudara sesama Muslim. Ia juga mengartikan bahwa
maksud dari menolong Afghanistan adalah memberikan segalanya termasuk mengorbankan
seluruh harta.78 Ayat lain yang tidak berhubungan namun dikait
adalah ayat 66 :
76 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.,
77 Al-Qur`an, 9 : 71.
78 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
Azzam menafsirkan lafadz ������� �� ��� ������ dengan menghalangi jihad. Kemudian ia
berpendapat bahwa ketika terdapat kata sabilillah maka yang dimaksud adalah jihad atau
Dengan pernyataan tersebut jelas bahwa Azzam selalu menafsirkan kata
dengan berperang dan tidak menganggap kemungkinan makna-makna yang lain.
Ayat semu tentang jihad juga diarahkan Abdullah Azzam untuk membahas jihad.
Bahkan pada ayat pertama, ia juga menggunakan ayat sebagai alat propaganda perang. Hal ini
tidak jauh beda dengan penafsirannya pada ayat-ayat yang murni memerintahkan jihad.
Di antara ayat yang tidak terkait tentang jihad, namun ditafsirkan dan dikaitkan Azzam
dengan perang di Afghanistan adalah ayat 71 :
���������������� ����������� ������� ���� ������� ����������� ��������������
�� ������ ������������ ��������� ������������ ������ ����������� ��������� ��������������
٧١[٧٧
orang Mukmin, laki-laki dan perempuan, saling mencintai danmenolong satu sama lain, mereka menyuruh untuk melakukan kebaikan, danmencegah dari keburukan, mengerjakan salat, membayar zakat, mematuhiperintah Allah dan rasul-Nya. Merekalah yang akan selalu berada dalam rahmatAllah, sungguh, Allah sungguh Maha Kuasa, Maha Bijaksana.
Dalam menafsirkan ayat ini, Azzam mengutip pendapat Ibnu Taimiyah yang
mengatakan bahwa seorang Muslim wajib menolong sesama muslim dan tidak boleh
umbar aibnya. Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa keberadaan saya di
Afghanistan adalah untuk membantu saudara sesama Muslim. Ia juga mengartikan bahwa
maksud dari menolong Afghanistan adalah memberikan segalanya termasuk mengorbankan
Ayat lain yang tidak berhubungan namun dikait-kaitkan Azzam dengan jihad
Tawbah., 24.
Tawbah .,126.
Volume 1, No. 2, Agustus 2015 107
dengan menghalangi jihad. Kemudian ia
maka yang dimaksud adalah jihad atau
Dengan pernyataan tersebut jelas bahwa Azzam selalu menafsirkan kata sabilillah
makna yang lain.
Ayat semu tentang jihad juga diarahkan Abdullah Azzam untuk membahas jihad.
Bahkan pada ayat pertama, ia juga menggunakan ayat sebagai alat propaganda perang. Hal ini
ayat yang murni memerintahkan jihad.
Di antara ayat yang tidak terkait tentang jihad, namun ditafsirkan dan dikaitkan Azzam
���������������� ����������������
������������ �� ������
�������]٩:٧١
laki dan perempuan, saling mencintai danmenolong satu sama lain, mereka menyuruh untuk melakukan kebaikan, danmencegah dari keburukan, mengerjakan salat, membayar zakat, mematuhi
kan selalu berada dalam rahmat
Dalam menafsirkan ayat ini, Azzam mengutip pendapat Ibnu Taimiyah yang
mengatakan bahwa seorang Muslim wajib menolong sesama muslim dan tidak boleh
umbar aibnya. Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa keberadaan saya di
Afghanistan adalah untuk membantu saudara sesama Muslim. Ia juga mengartikan bahwa
maksud dari menolong Afghanistan adalah memberikan segalanya termasuk mengorbankan
kaitkan Azzam dengan jihad
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus108
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
������������ �������������� ���� ������������
����� ��������]٩:٦٧[٧٩
Orang-orang munafik lakisama. Mereka menyuruh berbuat yang munkar dan mencegah perbuatan yangma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya, mereka telah melupakan Allah,maka Allah melupakan mereka pula. Sesungguhnya orangorang-orang yang fasik.
Ayat ini menjelaskan kesamaan orang
perempuan, baik karakter maupun perbuatannya.
munafik adalah memerintahkan keburukan dan melarang kebaikan. Kemudian ia menegaskan
bahwa seseorang yang melarang orang lain untuk berjihad adalah ciri orang munafik. Tidak
ada perbedaan antara orang-orang yang melarang untuk berjihad dengan orang yang melarang
untuk shalat dan berpuasa di bulan ramadhan.
Dari bentuk-bentuk penafsiran terhadap ayat
Azzam sangat terpengaruh dengan kondisi sosial yang dialaminya saat tafsirnya ditulis,
sehingga setiap menemukan ayat akan selalu dikait
sebenarnya ayat tersebut tidak terkait dengan konteks jihad sama sekali.
4. Sasaran Jihad Menurut
Sasaran jihad menurut Azz
jihad melawan hawa nafsu. Bahkan sejumlah hadis yang menerangkan bahwa berperang
adalah jihad kecil dan memerangi hawa nafsu adalah jihad besar dinilainya sebagai hadis
palsu.82 Namun sebenarnya sasaran jihad bukan hanya orang kafir, melainkan juga
dan orang Islam yang bekerjasama dengan orang
penafsiran Azzam pada ayat pertama dalam surat al
٨٣
79 Al-Qur`an, 9 : 67.
80 Kementrian Agama RI, al-Qur`an dan Tafsirnya
81 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.
82 Zulkarnain Haron dan Nordin Hussin “Interpretasi Jihad oleh al-Jamaah a
83 Al-Qur`an, 9 : 1.
Agustus 2015
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
���������� �������������������� ������� ����������� ������������
��������������� ������ ������� ������� ���� ��������� ����� ���� ����� ��������
orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalahsama. Mereka menyuruh berbuat yang munkar dan mencegah perbuatan yang
ruf dan mereka menggenggamkan tangannya, mereka telah melupakan Allah,maka Allah melupakan mereka pula. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah
Ayat ini menjelaskan kesamaan orang-orang munafik, baik laki
perempuan, baik karakter maupun perbuatannya.80 Azzam menjelaskan bahwa karakter orang
rintahkan keburukan dan melarang kebaikan. Kemudian ia menegaskan
bahwa seseorang yang melarang orang lain untuk berjihad adalah ciri orang munafik. Tidak
orang yang melarang untuk berjihad dengan orang yang melarang
dan berpuasa di bulan ramadhan.81
bentuk penafsiran terhadap ayat-ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa
Azzam sangat terpengaruh dengan kondisi sosial yang dialaminya saat tafsirnya ditulis,
etiap menemukan ayat akan selalu dikait-kaitkan dengan jihad, meskipun
sebenarnya ayat tersebut tidak terkait dengan konteks jihad sama sekali.
Abdullah Azzam
Sasaran jihad menurut Azzam adalah orang-orang kafir. Ia tidak menganggap adanya
jihad melawan hawa nafsu. Bahkan sejumlah hadis yang menerangkan bahwa berperang
adalah jihad kecil dan memerangi hawa nafsu adalah jihad besar dinilainya sebagai hadis
Namun sebenarnya sasaran jihad bukan hanya orang kafir, melainkan juga
dan orang Islam yang bekerjasama dengan orang-orang kafir. Hal ini dapat dipahami dari
penafsiran Azzam pada ayat pertama dalam surat al-Tawbah:
����������� ���� �������� �������� ���� ������ �������]٨٣]٩:١
Qur`an dan Tafsirnya, (tnp: Jakarta; 2010), 4: 149.
Tawbah., 120.
ordin Hussin “Islam di Malaysia: Penilaian Semula Fahaman Salaal-Islamiyah”, Geografia, 9, (2013), Universiti Kebangsaan Malaysia, 134.
��������������� ���������� �������
������� ������� ���� ���������
laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalahsama. Mereka menyuruh berbuat yang munkar dan mencegah perbuatan yang
ruf dan mereka menggenggamkan tangannya, mereka telah melupakan Allah,orang munafik itulah
orang munafik, baik laki-laki maupun
Azzam menjelaskan bahwa karakter orang
rintahkan keburukan dan melarang kebaikan. Kemudian ia menegaskan
bahwa seseorang yang melarang orang lain untuk berjihad adalah ciri orang munafik. Tidak
orang yang melarang untuk berjihad dengan orang yang melarang
ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa
Azzam sangat terpengaruh dengan kondisi sosial yang dialaminya saat tafsirnya ditulis,
kaitkan dengan jihad, meskipun
orang kafir. Ia tidak menganggap adanya
jihad melawan hawa nafsu. Bahkan sejumlah hadis yang menerangkan bahwa berperang
adalah jihad kecil dan memerangi hawa nafsu adalah jihad besar dinilainya sebagai hadis
Namun sebenarnya sasaran jihad bukan hanya orang kafir, melainkan juga Ahli Kitab
orang kafir. Hal ini dapat dipahami dari
���������� ���� ������ �����������
Islam di Malaysia: Penilaian Semula Fahaman Salafi Jihadi dan9, (2013), Universiti Kebangsaan Malaysia, 134.
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan rasulorang musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka.
Azzam menjelaskan bahwa selain orang
Kitab. Dan memerangi Ahli Kitab adalah bentuk kewajiban karena akidah mereka yang salah.
Dalam tafsirnya ia berkata :
Bagaimana mungkin Ahli Kitabmempunyai kitab dan beriman kepada Nabi Isa?. Almenjelaskannya dan kita diwajibkan untuk memerangi Ahli Kitab.
Ia juga menuturkan bahwa seorang Muslim yang dianggap
wajib diperangi. Azzam menegaskan :
Ketika kita masih bernafas dan belum jelas apakah yang di depan kita orang kafiratau bukan, maka kita wajib memeranginya. Teman“Apakah kami juga harus memerangi orankomunis?, sedangkan kami mendengar adzan pada waktu shalat lima waktu,bagaimana kami bisa memeranginya sedangkan mereka adalah orang Islam. Makasaya menjawab, “Meskipun mereka semua yang ada dalam markas komunisadalah orang-orang Muslim, maka perangilah mereka, karena mereka adalahbughat; mereka telah menghalang
Pernyataan Azzam ini menegaskan bahwa seorang Muslim tidak diperbolehkan
bergaul atau bertempat tinggal bersam
tinggal bersama orang-orang kafir, maka memerangi mereka hukumnya adalah wajib.
E. Kaidah Abdullah Azzam dalam Menafsirkan Ayat
Dalam karya Azzam yang berjudul
jihad dalam arti damai dan persuasif disebutkan dalam QS. al
���� �������� ���� ������ ����
Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehTuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, damereka dengan cara sebaik
84 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.,
85 Ibid., 6.
86 Al-Qur`an, 16 : 125.
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan rasul-Nya kepada orangorang musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka.
Azzam menjelaskan bahwa selain orang-orang musyrik, musuh Islam adalah Ahli
Ahli Kitab adalah bentuk kewajiban karena akidah mereka yang salah.
Bagaimana mungkin Ahli Kitab juga diperangi? bukankah mereka jugamempunyai kitab dan beriman kepada Nabi Isa?. Al-Qur`an sudahmenjelaskannya dan kita diwajibkan untuk memerangi Ahli Kitab.84
Ia juga menuturkan bahwa seorang Muslim yang dianggap menghalangi jihad, juga
wajib diperangi. Azzam menegaskan :
Ketika kita masih bernafas dan belum jelas apakah yang di depan kita orang kafiratau bukan, maka kita wajib memeranginya. Teman-teman bertanya kepada saya,“Apakah kami juga harus memerangi orang-orang yang berada dalam markaskomunis?, sedangkan kami mendengar adzan pada waktu shalat lima waktu,bagaimana kami bisa memeranginya sedangkan mereka adalah orang Islam. Makasaya menjawab, “Meskipun mereka semua yang ada dalam markas komunis
orang Muslim, maka perangilah mereka, karena mereka adalahmereka telah menghalang-halangi orang-orang untuk berjihad.
Pernyataan Azzam ini menegaskan bahwa seorang Muslim tidak diperbolehkan
bergaul atau bertempat tinggal bersama orang kafir. Apabila ada orang Muslim bergaul dan
orang kafir, maka memerangi mereka hukumnya adalah wajib.
Kaidah Abdullah Azzam dalam Menafsirkan Ayat-ayat Jihad
Dalam karya Azzam yang berjudul Fi al-Jihād: Fiqh wa Ijtihād,
jihad dalam arti damai dan persuasif disebutkan dalam QS. al-Nahl ayat 125:
������ ������������ ��������������� ��������������������� �������
��� ��������� �� ���� �������� ������� ���������]٨٦]١٦:١٢٥
Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehTuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah denganmereka dengan cara sebaik-baiknya perdebatan, Dialah Maha yang lebih
Tawbah., 5.
Volume 1, No. 2, Agustus 2015 109
Nya kepada orang-orang musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka.
orang musyrik, musuh Islam adalah Ahli
Ahli Kitab adalah bentuk kewajiban karena akidah mereka yang salah.
juga diperangi? bukankah mereka jugaQur`an sudah
menghalangi jihad, juga
Ketika kita masih bernafas dan belum jelas apakah yang di depan kita orang kafirteman bertanya kepada saya,
orang yang berada dalam markaskomunis?, sedangkan kami mendengar adzan pada waktu shalat lima waktu,bagaimana kami bisa memeranginya sedangkan mereka adalah orang Islam. Makasaya menjawab, “Meskipun mereka semua yang ada dalam markas komunis
orang Muslim, maka perangilah mereka, karena mereka adalahorang untuk berjihad.85
Pernyataan Azzam ini menegaskan bahwa seorang Muslim tidak diperbolehkan
a orang kafir. Apabila ada orang Muslim bergaul dan
orang kafir, maka memerangi mereka hukumnya adalah wajib.
Jihād: Fiqh wa Ijtihād, disebutkan bahwa
Nahl ayat 125:
����� ���� ����� ��
������������ ����
Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehn berdebatlah dengan
baiknya perdebatan, Dialah Maha yang lebih
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus110
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
mengetahui siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih mengetahuisiapa yang mendapat petunjuk.
Surat al-Hujūrāt ayat 15 yang berbunyi :
�������������� ���� ��������� �� �������
Sesungguhnya orang-orang Mukmin yang sebenarnya adalah orangberiman kepada Allah dan Rasulnya, kemudian tidak ada keraguan sedikit pun didalam hati mereka dan berjihad dengan harta dan jiwa. Hanya mereka itulahorang-orang yang benar.
Ayat-ayat yang mengandung perdamaian menurut Azzam telah dihapus oleh ayat
pedang. Ayat pedang yang dimaksud adalah ayat 5 dan ayat 36 pada surat al
mengatakan bahwa ketika seorang Muslim menggali sebuah hukum dari al
wajib merujuk surat al-Tawbah,
hukum paten dan merupakan surat yang diturunkan belakangan.
Nordin Hussin juga mengatakan hal demikian.
Di dalam kitab Azzam yang lain yang berjudul
Ẓilāli Surat al-Tawbah disebutkan bahwa ayat 5 dan 36 telah menghapus 120 lebih ayat
tentang perdamaian yang turun sebelumnya. Ia berargumen karena surat al
belakangan. Secara otomatis kedua ayat tersebut menghap
Dengan pernyataan ini, dapat disimpulkan bahwa kaidah
didasarkan pada pemahaman bahwa ayat yang kedua pasti menghapus ayat yang pertama.
Kaidah lain yang digunakan Azzam dalam menafsirkan ayat al
asbāb al-nuzūl. Hal ini dapat ditemukan misalnya pada ayat 61. Azzam mengatakan bahwa
yang dimaksud ayat tersebut adalah orang munafik yang bernama Atāb bin Qushayr. Namun
pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah Nab
87 Al-Qur`an, 49 : 15.
88 Abdullah Azzam, Fī al-Jihād : Fiqh wa Ijtihād,juga Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah
89 Zulkarnain Haron dan Nordin Hussin
89 Al-Qur`an, 9 : 1.
90 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah,
Agustus 2015
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
mengetahui siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih mengetahuisiapa yang mendapat petunjuk.
Hujūrāt ayat 15 yang berbunyi :
��������������� �������� ����������� ��� �������������������������� ��������������
������������]٤٩:١٥[٨٧
orang Mukmin yang sebenarnya adalah orangberiman kepada Allah dan Rasulnya, kemudian tidak ada keraguan sedikit pun didalam hati mereka dan berjihad dengan harta dan jiwa. Hanya mereka itulah
orang yang benar.
at yang mengandung perdamaian menurut Azzam telah dihapus oleh ayat
pedang. Ayat pedang yang dimaksud adalah ayat 5 dan ayat 36 pada surat al
mengatakan bahwa ketika seorang Muslim menggali sebuah hukum dari al
Tawbah, terlebih dalam hal jihad. Karena surat al
hukum paten dan merupakan surat yang diturunkan belakangan.88 Zulkarnain Haron dan
mengatakan hal demikian.89
Di dalam kitab Azzam yang lain yang berjudul Fī al-Jihād: Fiqh wa Ijtihād
disebutkan bahwa ayat 5 dan 36 telah menghapus 120 lebih ayat
tentang perdamaian yang turun sebelumnya. Ia berargumen karena surat al
belakangan. Secara otomatis kedua ayat tersebut menghapus ayat yang turun sebelumnya.
Dengan pernyataan ini, dapat disimpulkan bahwa kaidah naskh yang digunakan Azzam
didasarkan pada pemahaman bahwa ayat yang kedua pasti menghapus ayat yang pertama.
Kaidah lain yang digunakan Azzam dalam menafsirkan ayat al-Qur`an adalah kaidah
. Hal ini dapat ditemukan misalnya pada ayat 61. Azzam mengatakan bahwa
yang dimaksud ayat tersebut adalah orang munafik yang bernama Atāb bin Qushayr. Namun
pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah Nabtal bin al
Jihād : Fiqh wa Ijtihād, (Peshawar : Markaz al-Shahid Azzam, 1395 H), 4Tawbah, 176 dan 5.
Zulkarnain Haron dan Nordin Hussin, “Islam di Malaysia , 134.
Tawbah, 105.
mengetahui siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih mengetahui
����� ����������� ��� ��������
������ ��������� ����
orang Mukmin yang sebenarnya adalah orang-orang yangberiman kepada Allah dan Rasulnya, kemudian tidak ada keraguan sedikit pun didalam hati mereka dan berjihad dengan harta dan jiwa. Hanya mereka itulah
at yang mengandung perdamaian menurut Azzam telah dihapus oleh ayat-ayat
pedang. Ayat pedang yang dimaksud adalah ayat 5 dan ayat 36 pada surat al-Tawbah. Ia juga
mengatakan bahwa ketika seorang Muslim menggali sebuah hukum dari al-Qur`an, maka ia
terlebih dalam hal jihad. Karena surat al-Tawbah adalah
Zulkarnain Haron dan
d: Fiqh wa Ijtihād dan Fi
disebutkan bahwa ayat 5 dan 36 telah menghapus 120 lebih ayat-ayat
tentang perdamaian yang turun sebelumnya. Ia berargumen karena surat al-Tawbah turun
us ayat yang turun sebelumnya.
yang digunakan Azzam
didasarkan pada pemahaman bahwa ayat yang kedua pasti menghapus ayat yang pertama.
ur`an adalah kaidah
. Hal ini dapat ditemukan misalnya pada ayat 61. Azzam mengatakan bahwa
yang dimaksud ayat tersebut adalah orang munafik yang bernama Atāb bin Qushayr. Namun
tal bin al-Hārith 90.
Shahid Azzam, 1395 H), 4-5. Lihat
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Abdullah Azzam menggunakan
kaidah ‘Ulum al-Qur`an nāsikh
jihad pada surat al-Tawbah.
F. Ayat-ayat Muḥkam dan Kaidah Tafsir Abdullah Azzam
1. Sebagian Ayat Muḥkam
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa ayat
karena akan menimbulkan kerancauan. Pemaksaan dalam beragama Islam akan bertentangan
dengan kodrat keimanan, karenanya tidak boleh dilakukan. Jika terjadi
keimanan tersebut, maka hukum akan berubah bunyinya “Sekarang kodrat keimanan suda
berubah, keimanan dapat dipaksa.” Logika
yang rancau dan kontradiktif dalam memahami ayat
Dari logika di atas, sebagaimana dijelaskan Abd
dakwah yang tidak boleh bertentangan dengan perintah perang.
kufur adalah kebebasan menentukan pilihan. Iman tidak bisa dipaksakan dan kufur pun juga
demikian. Allah berfirman :
���� ������� ����������� ����������
Berkata Nuh, "Wahai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku mempunyai buktiyang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisinya, tetapi rahmat itudisamarkan bagimu. Apa kami akan paksakankah kamu menerimanya, padahalkamu tiada menyukainya ?
Al-Māwardi menjelaskan bahwa iman tidak bisa dipaksakan. Apabila iman
dipaksakan, maka tidak sah dan tidak diterima Allah.
Kedua: Syariat Islam tidak m
al-Baqarah ayat 256 :
91 Abdul Ghofur Maimoen, “Peperangan Nabi Muhammad SAW
92 Ibid., 8.
93 Al-Qur`an, 11 : 26.
94 Abu al-Hasan ‘Ali bin Muhammad al
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Abdullah Azzam menggunakan
sikh-mansūkh dan asbāb al-nuzūl dalam menafsirkan ayat
dan Kaidah Tafsir Abdullah Azzam
Merupakan Prinsip Dakwah
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa ayat-ayat muḥkam tidak boleh di
karena akan menimbulkan kerancauan. Pemaksaan dalam beragama Islam akan bertentangan
dengan kodrat keimanan, karenanya tidak boleh dilakukan. Jika terjadi
nan tersebut, maka hukum akan berubah bunyinya “Sekarang kodrat keimanan suda
berubah, keimanan dapat dipaksa.” Logika naskh demikian akan melahirkan pemahaman
yang rancau dan kontradiktif dalam memahami ayat-ayat al-Qur`an.91
Dari logika di atas, sebagaimana dijelaskan Abdul Ghofur terdapat sejumlah prinsip
dakwah yang tidak boleh bertentangan dengan perintah perang.92 Pertama
kufur adalah kebebasan menentukan pilihan. Iman tidak bisa dipaksakan dan kufur pun juga
���������������� ��������� ������������� ���� �������� ������� ����
������������� �������� ��]١١:٢٨[٩٣
Berkata Nuh, "Wahai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku mempunyai buktiyang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisinya, tetapi rahmat itudisamarkan bagimu. Apa kami akan paksakankah kamu menerimanya, padahalkamu tiada menyukainya ?
Māwardi menjelaskan bahwa iman tidak bisa dipaksakan. Apabila iman
dipaksakan, maka tidak sah dan tidak diterima Allah.94
: Syariat Islam tidak memperbolehkan pemaksaan sebagai sarana dakwah. QS.
���������� � �������� �������� ���� �������....]٩٥]٢:٢٥٦
Peperangan Nabi Muhammad SAW., 7.
Hasan ‘Ali bin Muhammad al-Māwardi, al-Nukat wa al-‘Uyūn, (Bairut: Dār al-Kutub, tth), 2, 465.
Volume 1, No. 2, Agustus 2015 111
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Abdullah Azzam menggunakan
dalam menafsirkan ayat-ayat
tidak boleh di-naskh,
karena akan menimbulkan kerancauan. Pemaksaan dalam beragama Islam akan bertentangan
naskh pada kodrat
nan tersebut, maka hukum akan berubah bunyinya “Sekarang kodrat keimanan sudah
demikian akan melahirkan pemahaman
ul Ghofur terdapat sejumlah prinsip
Pertama: Asas iman dan
kufur adalah kebebasan menentukan pilihan. Iman tidak bisa dipaksakan dan kufur pun juga
�������� ������� �������������
������������������� ���������
Berkata Nuh, "Wahai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku mempunyai buktiyang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisinya, tetapi rahmat itudisamarkan bagimu. Apa kami akan paksakankah kamu menerimanya, padahal
Māwardi menjelaskan bahwa iman tidak bisa dipaksakan. Apabila iman
emperbolehkan pemaksaan sebagai sarana dakwah. QS.
�� ����� ���� �� �������
Kutub, tth), 2, 465.
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus112
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Tidak ada paksaan bagi seseorang untuk memeluk agama (Islam). Sesungguhnyatelah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
Maksud dari ayat ��� ���� �� ����� ���� ��
memeluk Islam merupakan kehendak Allah bukan menjadi kehendak manusia. Jika seseorang
memeluk Islam dalam keadaan terpaksa, maka keislaman orang tersebut tidak berarti baginya.
Hal inilah yang diungkapkan Abu al
Aẓīm. Ia juga menambahkan bahwa meskipun ayat ini diturunkan berkenaan dengan kaum
Anshar, akan tetapi yang dimaksudkan adalah secara umum.
Ketiga: Allah tidak menerima imannya seseorang yang didasarkan pada keterpaksaan.
Seperti pada surat Ghafir ayat 84
������ ����)٨٤( ������� ���� �����������
�� ������ ������� �� �������������
Maka tatkala mereka melihat azab kami, mereka berkata : kami beriman hanyakepada allah dan kami kafir kepada sesembahanpersekutukan dengan Allah. Maka iman mereka tiada yang berguna bagi merekatatkala mereka telah melihat siksa kami. Itulah supada hamba-hambanya. Dan diwaktu itu, binasalah orang
Keempat: Nabi Muhammad dan penerus perjuangannya tidak dimintai
pertanggungjawaban mengenai hasil dakwahnya. Yang dimintai pertanggungjawabannya
adalah dakwah itu sendiri, yang berarti menyampaikan pesan
dan lewat ungkapan-ungkapan y
54:
�������������� �������������� ����������
95 Al-Qur`an, 2 : 256.
96 Abu al-Fīda‘ Ismail Ibnu Kathir, Tafsīr al
97 Al-Qur`an, 40 : 85.
98 Abdu al-Rahman bin Nāṣir bin Abdullah al(ttp: Muassat al-Risālah, tth), 572.
99 Al-Qur`an, 24 : 54.
Agustus 2015
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
Tidak ada paksaan bagi seseorang untuk memeluk agama (Islam). Sesungguhnyatelah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
������� �� ����� ���� �� adalah tidak ada paksaan dalam beragama Islam. Karena
memeluk Islam merupakan kehendak Allah bukan menjadi kehendak manusia. Jika seseorang
memeluk Islam dalam keadaan terpaksa, maka keislaman orang tersebut tidak berarti baginya.
an Abu al-Fida’ Ibnu Kathir dalam tafsirnya Tafsīr al
. Ia juga menambahkan bahwa meskipun ayat ini diturunkan berkenaan dengan kaum
Anshar, akan tetapi yang dimaksudkan adalah secara umum.96
: Allah tidak menerima imannya seseorang yang didasarkan pada keterpaksaan.
Seperti pada surat Ghafir ayat 84-85 :
��� ������������������� �������� ���� ������������������������ ���� ������ ����
���������������� ������ ������ ����� ���� ������ �� ���������
ka melihat azab kami, mereka berkata : kami beriman hanyakepada allah dan kami kafir kepada sesembahan-sesembahan yang telah kamipersekutukan dengan Allah. Maka iman mereka tiada yang berguna bagi merekatatkala mereka telah melihat siksa kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku
hambanya. Dan diwaktu itu, binasalah orang-orang kafir.
: Nabi Muhammad dan penerus perjuangannya tidak dimintai
pertanggungjawaban mengenai hasil dakwahnya. Yang dimintai pertanggungjawabannya
adalah dakwah itu sendiri, yang berarti menyampaikan pesan-pesan al-Qur`an dengan hikmah
ungkapan yang lemah lembut.98 Allah berfirman dalam QS. al
����� ������ �������������� ������������������ ����������� ����������������
����� ��������� ���� �� ������� ���������]٢٤:٥٤[٩٩
Tafsīr al-Qur`an al-Aẓīm, (Bairut, Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1999),
ir bin Abdullah al-Sa’di, Taisīr al-Karīm al-Rahman Fī Tafsīr
Tidak ada paksaan bagi seseorang untuk memeluk agama (Islam). Sesungguhnya
adalah tidak ada paksaan dalam beragama Islam. Karena
memeluk Islam merupakan kehendak Allah bukan menjadi kehendak manusia. Jika seseorang
memeluk Islam dalam keadaan terpaksa, maka keislaman orang tersebut tidak berarti baginya.
Tafsīr al-Qur`an al-
. Ia juga menambahkan bahwa meskipun ayat ini diturunkan berkenaan dengan kaum
: Allah tidak menerima imannya seseorang yang didasarkan pada keterpaksaan.
������������������ ������
������������������������
]٤٠:٨٥[٩٧
ka melihat azab kami, mereka berkata : kami beriman hanyasesembahan yang telah kami
persekutukan dengan Allah. Maka iman mereka tiada yang berguna bagi merekannah Allah yang telah berlaku
orang kafir.
: Nabi Muhammad dan penerus perjuangannya tidak dimintai
pertanggungjawaban mengenai hasil dakwahnya. Yang dimintai pertanggungjawabannya
Qur`an dengan hikmah
Allah berfirman dalam QS. al-Nur ayat
������������� ������
������ ���������������
‘Ilmiyyah, 1999), 1: 682.
afsīr Kalām al-Mannān,
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Katakanlah: Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul, dan jika berpalingmaka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya,dan kewajiban kamu adalah sematajika kamu taat kepadanya, nisckewajiban rasul itu menyampaikan amanat Allah dengan terang.
Selain ayat di atas, juga terdapat ayat yang menerangkan bahwa agama Islam dibawa
dengan penuh kedamaian seperti dalam QS. al
���� �������� ���� ������ ����
١٠٠
Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehTuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah denganmereka dengan cara sebaikmengetahui siapa yang sesat dari jalannysiapa yang mendapat petunjuk.
Dakwah bil al-hikmah
berkenaan dengan rahasia, faedah, dan maksud dari wahyu Ilahi. Dakwah ini disesuaikan
dengan kondisi dan situasi agar mudah dipahami umat.
2. Kontradiksi Kaidah Tafsir Abdullah Azzam
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Abdullah Azzam menggunakan kaidah
dalam menafsirkan QS. al-Tawbah ayat 5 dan 36. Menurutn
menghapus ayat-ayat tentang perdamaian yang turun sebelumnya yaitu QS. al
dan QS. al-Hujurat ayat 15. Namun Azzam tidak menjelaskan alasan dihapusnya ayat
tentang perdamaian tersebut dan hanya memberikan alas
belakangan. Jika ayat yang turun belakangan bertentangan dengan ayat sebelumnya, maka
menurut Azzam ayat yang kedua akan menghapus ayat yang pertama.
Azzam juga berpendapat bahwa konsep perdamaian adalah prinsip pokok dalam
menyebarkan agama Islam, sehingga ketika ada ayat al
dengan prinsip perdamaian, maka ayat atau hadis tersebut harus disesuaikan agar tidak terjadi
kerancauan dalam memahami ayat al
kedamaian. Jika konsep perdamaian dihapus, maka akan memunculkan pemahaman bahwa
Islam atau Allah tidak menyukai kedamaian. Oleh sebab itu, pendapat Azzam bahwa QS. al
100 Al-Qur`an, 16 : 125.
101 Kementrian Agama RI, al-Qur`an dan Tafsirnya
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
Katakanlah: Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul, dan jika berpalingmaka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya,dan kewajiban kamu adalah semata-mata apa yang diwajibkan kepadamu. Danjika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lainkewajiban rasul itu menyampaikan amanat Allah dengan terang.
Selain ayat di atas, juga terdapat ayat yang menerangkan bahwa agama Islam dibawa
dengan penuh kedamaian seperti dalam QS. al-Nahl ayat 125 :
������ ������������ ��������������� ��������������������� �������
��� ��������� ������ �������� ������� ���������]١٦:١٢٥[١٠٠
Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehTuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah denganmereka dengan cara sebaik-baiknya perdebatan, Dialah Maha yang lebihmengetahui siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih mengetahuisiapa yang mendapat petunjuk.
hikmah adalah dakwah dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang
berkenaan dengan rahasia, faedah, dan maksud dari wahyu Ilahi. Dakwah ini disesuaikan
ar mudah dipahami umat.101
Kontradiksi Kaidah Tafsir Abdullah Azzam
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Abdullah Azzam menggunakan kaidah
Tawbah ayat 5 dan 36. Menurutnya kedua ayat tersebut telah
ayat tentang perdamaian yang turun sebelumnya yaitu QS. al
Hujurat ayat 15. Namun Azzam tidak menjelaskan alasan dihapusnya ayat
tentang perdamaian tersebut dan hanya memberikan alasan karena surat al
belakangan. Jika ayat yang turun belakangan bertentangan dengan ayat sebelumnya, maka
menurut Azzam ayat yang kedua akan menghapus ayat yang pertama.
Azzam juga berpendapat bahwa konsep perdamaian adalah prinsip pokok dalam
menyebarkan agama Islam, sehingga ketika ada ayat al-Qur`an atau hadis yang bertentangan
dengan prinsip perdamaian, maka ayat atau hadis tersebut harus disesuaikan agar tidak terjadi
kerancauan dalam memahami ayat al-Qur`an. Hal ini menunjukkan bahwa Alla
kedamaian. Jika konsep perdamaian dihapus, maka akan memunculkan pemahaman bahwa
Islam atau Allah tidak menyukai kedamaian. Oleh sebab itu, pendapat Azzam bahwa QS. al
Qur`an dan Tafsirnya, 5 : 418.
Volume 1, No. 2, Agustus 2015 113
Katakanlah: Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul, dan jika berpalingmaka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya,
mata apa yang diwajibkan kepadamu. Danaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain
Selain ayat di atas, juga terdapat ayat yang menerangkan bahwa agama Islam dibawa
����� ���� ����� ��
������������ ����
Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehTuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan
baiknya perdebatan, Dialah Maha yang lebiha dan Dialah yang lebih mengetahui
adalah dakwah dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang
berkenaan dengan rahasia, faedah, dan maksud dari wahyu Ilahi. Dakwah ini disesuaikan
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Abdullah Azzam menggunakan kaidah naskh
ya kedua ayat tersebut telah
ayat tentang perdamaian yang turun sebelumnya yaitu QS. al-Nahl ayat 125
Hujurat ayat 15. Namun Azzam tidak menjelaskan alasan dihapusnya ayat-ayat
an karena surat al-Tawbah turun
belakangan. Jika ayat yang turun belakangan bertentangan dengan ayat sebelumnya, maka
Azzam juga berpendapat bahwa konsep perdamaian adalah prinsip pokok dalam
Qur`an atau hadis yang bertentangan
dengan prinsip perdamaian, maka ayat atau hadis tersebut harus disesuaikan agar tidak terjadi
Qur`an. Hal ini menunjukkan bahwa Allah menyukai
kedamaian. Jika konsep perdamaian dihapus, maka akan memunculkan pemahaman bahwa
Islam atau Allah tidak menyukai kedamaian. Oleh sebab itu, pendapat Azzam bahwa QS. al-
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus114
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Tawbah ayat 5 dan 36 yang berisi perintah untuk berperang telah menghapus aya
yang turun sebelumnya bertentangan dengan kaidah umum ‘Ulum al
Di dalam ‘Ulum al-Qur’an disebutkan bahwa cara untuk mengetahui
tiga: Pertama, keterangan tegas dari Nabi atau sahabat.
ayat ini nāsikh dan yang itu mansūkh
ayat yang turun belakangan.102
Azzam, baik penafsirannya terhadap QS. al
tentang dihapusnya hukum yang terkandung dalam QS. al
ayat 15 dan ayat-ayat tentang perdamaian lainnya. Namun ada yang berpendapat bahwa QS.
al-Tawbah ayat 5 dan 36 me-naskh
�������������� ����� �� ������ ���� ����������� ���� ����������������� �������� ������ ����� �� ��١٠٣
Dan perangilah orang-orang yangbatas, sungguh, Allah tidak suka kepada orang
Al-Tabari dalam tafsirnya menyebutkan sebuah riwayat yang mengatakan bahwa ayat
di atas telah di-naskh oleh QS. al
bahwa ayat tersebut tidak di-
memerangi orang kafir adalah perintah Allah. Tetapi dalam memeranginya tidak boleh
melampaui batas. Melampaui batas yang dimaksud adalah tidak membunuh para wanita,
anak-anak, dan orang-orang kafir
(munasabah) antara QS. al-Baqarah
ayat 190 menjadi penjelas bahwa memerangi orang
melampaui batas.
Jika dapat dibenarkan bahwa ayat 5
yang turun sebelumnya, maka prinsip dakwah Islam akan berbunyi:
a. Iman adalah pilihan yang wajib dipaksakan.
b. Syariat Islam memperbolehkan
c. Allah menerima iman sese
102 Manna’ al-Qaṭān, Mabāhith Fī ‘Ulum al
103 Al-Qur`an, 2 : 190.
104 Muhammad Ibnu Jarir Abu Ja’far alRisālah, 2000), 3:562.
Agustus 2015
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
Tawbah ayat 5 dan 36 yang berisi perintah untuk berperang telah menghapus aya
yang turun sebelumnya bertentangan dengan kaidah umum ‘Ulum al-Qur’an.
Qur’an disebutkan bahwa cara untuk mengetahui
keterangan tegas dari Nabi atau sahabat. Kedua, kesepakatan ulama’ bahwa
mansūkh. Ketiga, mengetahui ayat yang turun terlebih dahulu dan
102 Ketiga ketentuan tersebut tidak ditemukan dalam penafsiran
Azzam, baik penafsirannya terhadap QS. al-Tawbah ayat 5 dan 36 maupun pendapatnya
tentang dihapusnya hukum yang terkandung dalam QS. al-Nahl ayat 125 dan QS. al
ng perdamaian lainnya. Namun ada yang berpendapat bahwa QS.
naskh QS. al-Baqarah ayat 190:
�������������� ����� �� ������ ���� ����������� ���� ����������������� �������� ������ ������� ��
orang yang memerangi kamu, tetapi jangan mbatas, sungguh, Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas.
Tabari dalam tafsirnya menyebutkan sebuah riwayat yang mengatakan bahwa ayat
QS. al-Tawbah ayat 5 dan 36. Tetapi riwayat lain mengatakan
-naskh, dan tidak bertentangan dengan ayat 5 dan 36. Bahkan
memerangi orang kafir adalah perintah Allah. Tetapi dalam memeranginya tidak boleh
i batas yang dimaksud adalah tidak membunuh para wanita,
orang kafir dhimmi.104 Pada riwayat kedua terdapat korelasi
Baqarah ayat 190 dengan QS. al-Tawbah ayat 5 dan 36, dimana
ayat 190 menjadi penjelas bahwa memerangi orang-orang kafir tidak diperbolehkan
Jika dapat dibenarkan bahwa ayat 5 dan 36 telah me-naskh ayat tentang perdamai
yang turun sebelumnya, maka prinsip dakwah Islam akan berbunyi:
man adalah pilihan yang wajib dipaksakan.
Syariat Islam memperbolehkan adanya pemaksaan sebagai sarana dakwah.
Allah menerima iman seseorang yang didasarkan atas keterpaksaan.
Ulum al-Qur’an. (ttp: tnp, tth), 233.
uhammad Ibnu Jarir Abu Ja’far al-Thabari, Jāmi’ al-Bayān Fī Ta‘wīl al-Qur`an, (Kairo:
Tawbah ayat 5 dan 36 yang berisi perintah untuk berperang telah menghapus ayat-ayat damai
Qur’an.
Qur’an disebutkan bahwa cara untuk mengetahui naskh hanya ada
kesepakatan ulama’ bahwa
mengetahui ayat yang turun terlebih dahulu dan
Ketiga ketentuan tersebut tidak ditemukan dalam penafsiran
Tawbah ayat 5 dan 36 maupun pendapatnya
Nahl ayat 125 dan QS. al-Hujurat
ng perdamaian lainnya. Namun ada yang berpendapat bahwa QS.
����������� �������������� ����� �� ������ ���� ����������� ���� ����������������� �������� ������ ������� ��
memerangi kamu, tetapi jangan melampauiorang yang melampaui batas.
Tabari dalam tafsirnya menyebutkan sebuah riwayat yang mengatakan bahwa ayat
Tawbah ayat 5 dan 36. Tetapi riwayat lain mengatakan
, dan tidak bertentangan dengan ayat 5 dan 36. Bahkan
memerangi orang kafir adalah perintah Allah. Tetapi dalam memeranginya tidak boleh
i batas yang dimaksud adalah tidak membunuh para wanita,
Pada riwayat kedua terdapat korelasi
Tawbah ayat 5 dan 36, dimana
orang kafir tidak diperbolehkan
ayat tentang perdamaian
pemaksaan sebagai sarana dakwah.
, (Kairo: Muassasat al-
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
d. Nabi Muhammad dan juga penerus perjuangannya dimintai pertanggungjawaban
mengenai hasil dakwahnya.
Ayat-ayat perdamaian yang telah disebutkan merupakan ayat
damai di-naskh maka akan berten
nask-mansukh di atas maka menjadi jelas bahwa ayat yang diusung Azzam tidak bisa me
naskh ayat-ayat tentang perdamaian, karena ayat
ayat yang mansukh. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kaidah ‘Ulum al
Azzam tidak sesuai dengan kaidah ‘Ulum al
terhadap ayat-ayat jihad dalam surat at
3. Konsistensi Abdullah Azzam dalam Kaidah
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam pandangan Abdullah Azzam ayat 5 dan 36
telah menghapus 120 lebih ayat
QS. al-Nahl ayat 125 dan QS. al
al-Tawbah turun belakangan. Hal ini mensyaratkan kedua ayat tersebut menghapus ayat yang
turun sebelumnya.
Yang menjadi pertanyaan adalah apakah Azzam konsisten dengan kaidah
dibangunnya sendiri?. Dan apakah Azzam juga konsisten menganggap ayat damai sebagai
ayat yang mansukh?.
Di tempat lain dalam tafsirnya
sebagai berikut:
���������� ���� �������������� �������������� ����������� ������� ������� ���� ����������� ����� ����������� ����� �����������
������ ���� ������ �������������� ��������� ����������� ������ ������������ ��� ������ ������������ �� ������ ������������ �������
Dan orang-orang Mukmin, lakimenolong satu sama lain, mereka menyuruh untuk melakukan kebaikan, danmencegah dari keburukan, mengerjakan salat, membayar zakat, mematuhiperintah Allah dan RasulAllah, sungguh, Allah sungguh Maha Kuasa, Maha Bijaksana.
Dalam menafsirkan ayat tersebut, Azzam memaparkan syarat amar ma’ruf sebagai
berikut:
105 al-Qur`an., 9 : 71.
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
Nabi Muhammad dan juga penerus perjuangannya dimintai pertanggungjawaban
mengenai hasil dakwahnya.
ayat perdamaian yang telah disebutkan merupakan ayat-ayat
maka akan bertentangan dengan prinsip muḥkam-mutashabih
di atas maka menjadi jelas bahwa ayat yang diusung Azzam tidak bisa me
ayat tentang perdamaian, karena ayat-ayat perdamaian tidak masuk dalam wilayah
. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kaidah ‘Ulum al-Qur`an yang digunakan
Azzam tidak sesuai dengan kaidah ‘Ulum al-Qur`an yang berlaku pada penafsirannya
ayat jihad dalam surat at-Tawbah.
si Abdullah Azzam dalam Kaidah naskh yang dibangunnya
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam pandangan Abdullah Azzam ayat 5 dan 36
telah menghapus 120 lebih ayat-ayat tentang perdamaian yang turun sebelumnya termasuk
Nahl ayat 125 dan QS. al-Hujurat ayat 15. Ia menyampaikan argumennya karena surat
Tawbah turun belakangan. Hal ini mensyaratkan kedua ayat tersebut menghapus ayat yang
nyaan adalah apakah Azzam konsisten dengan kaidah
dibangunnya sendiri?. Dan apakah Azzam juga konsisten menganggap ayat damai sebagai
Di tempat lain dalam tafsirnya Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah, Azzam menafsirkan ayat 71
���������� ���� �������������� �������������� ����������� ������� ������� ���� ����������� ���������������� ����� �����������
������ ���� ������ �������������� ��������� ����������� ������ ������������ ��� ������ ������������ �� ������ ������������
٧١[١٠٥
orang Mukmin, laki-laki dan perempuan, saling mencintai danmenolong satu sama lain, mereka menyuruh untuk melakukan kebaikan, danmencegah dari keburukan, mengerjakan salat, membayar zakat, mematuhiperintah Allah dan Rasul-Nya. Merekalah yang akan selalu berada dalam rahmatAllah, sungguh, Allah sungguh Maha Kuasa, Maha Bijaksana.
Dalam menafsirkan ayat tersebut, Azzam memaparkan syarat amar ma’ruf sebagai
Volume 1, No. 2, Agustus 2015 115
Nabi Muhammad dan juga penerus perjuangannya dimintai pertanggungjawaban
ayat muḥkam. Jika ayat
mutashabih. Melihat kaidah
di atas maka menjadi jelas bahwa ayat yang diusung Azzam tidak bisa me-
ayat perdamaian tidak masuk dalam wilayah
Qur`an yang digunakan
Qur`an yang berlaku pada penafsirannya
angunnya
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam pandangan Abdullah Azzam ayat 5 dan 36
erdamaian yang turun sebelumnya termasuk
Hujurat ayat 15. Ia menyampaikan argumennya karena surat
Tawbah turun belakangan. Hal ini mensyaratkan kedua ayat tersebut menghapus ayat yang
nyaan adalah apakah Azzam konsisten dengan kaidah naskh yang
dibangunnya sendiri?. Dan apakah Azzam juga konsisten menganggap ayat damai sebagai
Azzam menafsirkan ayat 71
���������� ���� �������������� �������������� ����������� ������� ������� ���� ����������� ���������������� ����� �����������
������ ���� ������ �������������� ��������� ����������� ������ ������������ ��� ������ ������������ �� ������ ������������
�������]٩:٧١
laki dan perempuan, saling mencintai danmenolong satu sama lain, mereka menyuruh untuk melakukan kebaikan, danmencegah dari keburukan, mengerjakan salat, membayar zakat, mematuhi
kan selalu berada dalam rahmat
Dalam menafsirkan ayat tersebut, Azzam memaparkan syarat amar ma’ruf sebagai
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus116
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Pertama, ikhlas. Azzam menjelaskan bahwa ikhlas itu adalah melakukan sesuatu kare
Allah. Kedua, seorang yang menyuruh ma’ruf, harus mengetahui hakikat ma’ruf itu sendiri,
yaitu mengetahui hukum syara’ dan perbedaan pendapat ‘ulama fiqih. Ia mencontohkan amar
ma’ruf sebagai berikut: orang Islam pergi ke rumah orang Nashrani lalu menga
memeluk Islam dengan mengatakan “Islamlah, kalau kamu tidak mau memeluk Islam maka
saya akan membunuhmu.” Orang yang mengajak kebaikan (ma’ruf) harus mengetahui secara
benar hakikat dari ma’ruf itu sendiri. Lalu ketika ia mengajak orang lain un
kebaikan, ia melakukannya dengan hikmah, tanpa kekerasan dan dengan ungkapan
yang lemah lembut.106 Kemudian Azzam menyebut QS. al
���� ������ ���� �������� ���� ������� ����������� ���������� ������١٠٧
Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehTuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah denganmereka dengan cara sebaikmengetahui siapa yang sesat dari jalannysiapa yang mendapat petunjuk.
Terdapat inkonsistensi
a. Azzam mengatakan bahwa
Namun justru ia menggunakannya untuk menafsirkan QS.
b. Azzam mengatakan bahwa
di sisi yang lain ia mengatakan bahwa ayat tersebut mengandung kekerasan.
mengatakan bahwa mengajak orang masuk Islam itu harus dengan ma
mencontohkan hal ini ia cenderung menggunakan kekerasan dan pemaksaan.
c. Contoh ma’ruf yang dikemukakan
Ayat 71 berisi anjuran untuk s
mencontohkan bolehnya
kekerasan.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa Azzam tidak konsisten menggunakan kaidah tafsir
yang ia bangun sendiri. Ternyata dalam ke
106 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.,
107 al-Qur`an., 16 : 125.
Agustus 2015
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
, ikhlas. Azzam menjelaskan bahwa ikhlas itu adalah melakukan sesuatu kare
, seorang yang menyuruh ma’ruf, harus mengetahui hakikat ma’ruf itu sendiri,
yaitu mengetahui hukum syara’ dan perbedaan pendapat ‘ulama fiqih. Ia mencontohkan amar
ma’ruf sebagai berikut: orang Islam pergi ke rumah orang Nashrani lalu menga
memeluk Islam dengan mengatakan “Islamlah, kalau kamu tidak mau memeluk Islam maka
saya akan membunuhmu.” Orang yang mengajak kebaikan (ma’ruf) harus mengetahui secara
benar hakikat dari ma’ruf itu sendiri. Lalu ketika ia mengajak orang lain un
kebaikan, ia melakukannya dengan hikmah, tanpa kekerasan dan dengan ungkapan
Kemudian Azzam menyebut QS. al-Nahl ayat 125:
�� ������� ���� �������� ������ ������� ���� ����� ���� ������ ���� �������� ���� ������� ����������� ���� ������ ������
������ ������� �� ��� ���� ���� �������� ������� ��������� ��������]١٦:١٢٥[١٠٧
Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehTuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah denganmereka dengan cara sebaik-baiknya perdebatan, Dialah Maha yang lebihmengetahui siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih mengetahuisiapa yang mendapat petunjuk.
pada penafsiran Azzam di antaranya adalah:
Azzam mengatakan bahwa QS. al-Nahl ayat 125 dianggap sebagai ayat
Namun justru ia menggunakannya untuk menafsirkan QS. al-Tawbah ayat 71.
Azzam mengatakan bahwa QS. al-Nahl ayat 125 adalah ayat tentang per
ia mengatakan bahwa ayat tersebut mengandung kekerasan.
ahwa mengajak orang masuk Islam itu harus dengan ma
mencontohkan hal ini ia cenderung menggunakan kekerasan dan pemaksaan.
kemukakan Azzam tidak sesuai dengan ayat yang ditafsirkannya.
isi anjuran untuk saling tolong menolong sesama M
mengajak orang Nashrani untuk masuk Islam dengan cara
Dari sini dapat disimpulkan bahwa Azzam tidak konsisten menggunakan kaidah tafsir
yang ia bangun sendiri. Ternyata dalam kesempatan lain ditemukan ia masih menggunakan
Tawbah., 128.
, ikhlas. Azzam menjelaskan bahwa ikhlas itu adalah melakukan sesuatu karena
, seorang yang menyuruh ma’ruf, harus mengetahui hakikat ma’ruf itu sendiri,
yaitu mengetahui hukum syara’ dan perbedaan pendapat ‘ulama fiqih. Ia mencontohkan amar
ma’ruf sebagai berikut: orang Islam pergi ke rumah orang Nashrani lalu mengajaknya agar
memeluk Islam dengan mengatakan “Islamlah, kalau kamu tidak mau memeluk Islam maka
saya akan membunuhmu.” Orang yang mengajak kebaikan (ma’ruf) harus mengetahui secara
benar hakikat dari ma’ruf itu sendiri. Lalu ketika ia mengajak orang lain untuk berbuat
kebaikan, ia melakukannya dengan hikmah, tanpa kekerasan dan dengan ungkapan-ungkapan
�� ������� ���� �������� ������ ������� ���� �����
������ ������� �� ��� ���� ���� ��������
Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehTuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan
baiknya perdebatan, Dialah Maha yang lebiha dan Dialah yang lebih mengetahui
sebagai ayat yang mansukh.
ayat 71.
tentang perdamaian. Namun
ia mengatakan bahwa ayat tersebut mengandung kekerasan. Meskipun ia
ahwa mengajak orang masuk Islam itu harus dengan ma’ruf tetapi dalam
mencontohkan hal ini ia cenderung menggunakan kekerasan dan pemaksaan.
Azzam tidak sesuai dengan ayat yang ditafsirkannya.
Muslim, namun ia
ashrani untuk masuk Islam dengan cara
Dari sini dapat disimpulkan bahwa Azzam tidak konsisten menggunakan kaidah tafsir
sempatan lain ditemukan ia masih menggunakan
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
ayat yang dianggapnya mansukh
al-Nahl ayat 125 sebagai ayat damai, karena dalam kesempatan lain ia mengartikannya
dengan kekerasan.
G. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tafsir Fī Ẓilāli Surat al-
bahasa Arab. Dalam tafsirnya,
antara lain ayat 6, 17-27,
urutan ayat dalam surat,
Sumber penafsirannya berupa
pendapat Sayyid Qutb.
Azzam banyak menyinggung
Afghanistan. Oleh sebab itu,
mengambil metode tahlili.
murni ayat jihad, ayat jihad
jihad. Sasaran jihadnya
bekerjasama dengan orang
negara Islam.
2. Selain Fī Ẓilāli Surat al-
Ijtihād. Di dalam kedua buku
120 lebih ayat-ayat tentang
al-Tawbah turun belakangan.
bahwa ayat yang kedua
menggunakan kaidah asbab
3. Kaidah naskh yang digunakan
berlaku. Misalnya mengenai
karena akan menimbulkan
4. Ketika menafsirkan ayat 71,
adalah: Pertama, ikhlas. Azzam
karena Allah. Kedua, seorang
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
mansukh. Selain itu, ia juga tidak konsisten mengatakan bahwa QS.
Nahl ayat 125 sebagai ayat damai, karena dalam kesempatan lain ia mengartikannya
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
-Tawbah ditulis pada tahun 1987 di Peshawar,
tafsirnya, ada beberapa ayat yang tidak ditafsirkan
27, 38-41, 73-90, 105, 113, dan 116. Tafsir tersebut
dan bersumber dari pengajian rutin yang diselenggarakannya
berupa al-Qur`an, al-Hadis, pendapat ulama
menyinggung konteks sosial yang dialaminya
itu, tafsir ini dapat dikategorikan bercorak adabi
ahlili. Tafsir ayat-ayat jihad Abdullah Azzam terbagi
jihad yang semu, dan bukan ayat jihad tetapi dikait
adalah orang kafir, Ahli Kitab, dan orang
orang-orang kafir. Sedangkan tujuan jihadnya
-Tawbah, buku Azzam yang lain adalah Fī
buku tersebut disebutkan bahwa ayat 5 dan 36
tentang perdamaian yang turun sebelumnya. Alasannya
belakangan. Azzam mendasarkan kaidah naskh-nya
kedua menghapus ayat yang pertama. Selain
sbab al-nuzul..
gunakan Azzam bertentangan dengan kaidah ‘Ulum
mengenai ayat-ayat muḥkam yang menurutnya tidak
menimbulkan kerancauan.
71, Azzam menjelaskan tentang syarat amar ma’ruf,
Azzam menjelaskan bahwa ikhlas itu adalah
seorang yang menyuruh ma’ruf, harus mengetahui
Volume 1, No. 2, Agustus 2015 117
. Selain itu, ia juga tidak konsisten mengatakan bahwa QS.
Nahl ayat 125 sebagai ayat damai, karena dalam kesempatan lain ia mengartikannya
Peshawar, Pakistan dalam
ditafsirkan oleh Azzam
tersebut ditulis sesuai
diselenggarakannya.
ulama terdahulu, dan
yaitu perang di
adabi ijtima’i dengan
terbagi menjadi tiga;
dikait-kaitkan dengan
orang-orang Islam yang
adalah mendirikan
al-Jihād: Fiqh wa
36 telah menghapus
Alasannya karena surat
nya pada pemahaman
itu, Azzam juga
Ulum al-Qur`an yang
tidak boleh di-naskh
ma’ruf, diantaranya
melakukan sesuatu
mengetahui hakikat ma’ruf
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus118
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
itu sendiri, yaitu mengetahui
mencontohkan amar ma’ruf
lalu mengajaknya agar memeluk
mau memeluk Islam maka
(ma’ruf) harus mengetahui
mengajak orang lain untuk
kekerasan dan dengan
menyebut QS. al-Nahl ayat
Terdapat inkonsistensi pada penafsiran Azzam di antaranya adalah:
1. Azzam mengatakan bahwa
Namun justru ia menggunakannya untuk menafsirkan QS.
2. Azzam mengatakan bahwa
di sisi yang lain ia mengatakan bahwa ayat tersebut mengandung kekerasan.
mengatakan bahwa mengajak orang masuk Islam itu harus dengan ma
mencontohkan hal ini ia cenderung menggunakan kekerasan dan pemaksaan.
3. Contoh ma’ruf yang dikemukakan
Ayat 71 berisi anjuran untuk saling tolong menolong
mencontohkan bolehnya
kekerasan.
Agustus 2015
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
mengetahui hukum syara’ dan perbedaan pendapat
ma’ruf sebagai berikut: orang Islam pergi ke rumah
memeluk Islam dengan mengatakan “Islamlah,
maka saya akan membunuhmu.” Orang yang mengajak
mengetahui secara benar hakikat dari ma’ruf itu sendiri.
untuk berbuat kebaikan, ia melakukannya dengan
ungkapan-ungkapan yang lemah lembut.
ayat 125 yang menurutnya telah mansukh.
Terdapat inkonsistensi pada penafsiran Azzam di antaranya adalah:
Azzam mengatakan bahwa QS. al-Nahl ayat 125 dianggap sebagai ayat
Namun justru ia menggunakannya untuk menafsirkan QS. al-Tawbah ayat 71.
Azzam mengatakan bahwa QS. al-Nahl ayat 125 adalah ayat tentang per
ia mengatakan bahwa ayat tersebut mengandung kekerasan.
mengatakan bahwa mengajak orang masuk Islam itu harus dengan ma
mencontohkan hal ini ia cenderung menggunakan kekerasan dan pemaksaan.
kemukakan Azzam tidak sesuai dengan ayat yang ditafsirkannya.
anjuran untuk saling tolong menolong sesama M
mengajak orang Nashrani untuk masuk Islam dengan cara
pendapat ‘ulama fiqih. Ia
rumah orang Nashrani
“Islamlah, kalau kamu tidak
mengajak kebaikan
sendiri. Lalu ketika ia
dengan hikmah, tanpa
Kemudian Azzam
sebagai ayat yang mansukh.
ayat 71.
tentang perdamaian. Namun
ia mengatakan bahwa ayat tersebut mengandung kekerasan. Meskipun ia
mengatakan bahwa mengajak orang masuk Islam itu harus dengan ma’ruf tetapi dalam
mencontohkan hal ini ia cenderung menggunakan kekerasan dan pemaksaan.
Azzam tidak sesuai dengan ayat yang ditafsirkannya.
Muslim, namun ia
ashrani untuk masuk Islam dengan cara
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Al-Qur’an.
‘Aql, Iyād Abdul Hamīd, “Ma’ālim alAzzam”, Tesis di Universitas Islam Ghaza, Pakistan, 2008.
Ali, As’ad Said, Al Qaeda Tinjauan Sosial Politik dan Sepak Terjangnya2014.
Anwar, Hermasyah, Pemikiran Dr. Abdullah Azzam Tentang Jihad dan Pengaruhnya diAfghanistan (1979-1989
Azzam, Abdullah, Fī al-Jihād: Fiqh wa Ijtihād,H.
____________ Fī ẓilāli Surat at
Baidan, Nashruddin, Metodologi
Bayjurī (al), Ibrāhīm, ḤashiyahJakarta: Dār al-Kutub al
Damsyiqī (al), Abū al-Fīdā‘ Ismā’il Ibn Umar Ibn KathīAḍīm, Dār at Tayyibah, 1999.
Faḍl (al), Mahmūd al-Alūsi Abu,Mathānī, Bairut: Dār Ihyā‘ al
Ghanīm, Ahmad, al-Fawākih al
Greg Fealy dan Anthony Bubalo,Indonesia, terj. Akh. Muzakki, Bandung: Mizan Pustaka, 2007.
Ibnu al-Manẓūr, Lisan al-‘Arab
Jalāl Al-Dīn bin Abdu al-RaḥKutub al-‘Ilmiyyah, 2012.
Jawa Pos, Minggu 15 Nopember 2015.
Jawa Pos, Selasa 17 Nopember 2015.
Kementrian Agama RI, al-Qur`an dan Tafsirnya
Kholaf, Abdul Wahab, Ilmu U
Latīf (al), Ahmad Abdu, al-Nafa
Maimoen, Abdul Ghofur, “Peperangan Nabi Muhammad SAW., dan AyatItqân, 1, STAI Al Anwar, 2015.
Māwardi (al), Abu al-Hasan ‘Ali bin Muhammad,Kutub, tth.
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
DAFTAR PUSTAKA
‘Aql, Iyād Abdul Hamīd, “Ma’ālim al-Tarbiyyah Fī Ḍaui Kitābāti alAzzam”, Tesis di Universitas Islam Ghaza, Pakistan, 2008.
Al Qaeda Tinjauan Sosial Politik dan Sepak Terjangnya
Anwar, Hermasyah, Pemikiran Dr. Abdullah Azzam Tentang Jihad dan Pengaruhnya di1989), (Skripsi di Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), 69.
Jihād: Fiqh wa Ijtihād, Peshawar: Markaz al-Shahid Azzam, 1395
ilāli Surat at-Tawbah, Pakistan: Lajnah al-Nisāiyyah al
Metodologi Penafsiran Al-Qur`an, Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2012.
ashiyah al-Shaykh Ibrāhīm al-Bayjurī ‘Ala Fathil Qarīb alKutub al-Islamiyyah, 2007.
Fīdā‘ Ismā’il Ibn Umar Ibn Kathīr al-Qurasī, Tafsīr al, Dār at Tayyibah, 1999.
Alūsi Abu, Rūh al-Ma’ānī Fī Tafsīr al-Qur`an al-ABairut: Dār Ihyā‘ al-turath al-‘Arabi, tth.
Fawākih al-Diwānī, ttp: Maktabah al-Thaqāfah al-Dinīyah, tth.
Greg Fealy dan Anthony Bubalo, Jejak Kafīlah; Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di, terj. Akh. Muzakki, Bandung: Mizan Pustaka, 2007.
‘Arab, Bairut: Dār Ṣādir, tth.
ḥman al-Sayūṭī, al-Itqān fī ‘Ulūm al-Qur`an‘Ilmiyyah, 2012.
, Minggu 15 Nopember 2015.
, Selasa 17 Nopember 2015.
Qur`an dan Tafsirnya, tnp: Jakarta; 2010.
, Ilmu Uṣul al-Fīqhi, Surabaya: Haromain, 2004.
Nafaḥāt ‘Ala Sharḥ al-Waraqāt, ttp: Al-Haramain Jaya, 2006.
Maimoen, Abdul Ghofur, “Peperangan Nabi Muhammad SAW., dan AyatItqân, 1, STAI Al Anwar, 2015.
Hasan ‘Ali bin Muhammad, al-Nukat wa al-‘Uyūn
Volume 1, No. 2, Agustus 2015 119
aui Kitābāti al-Syaikh Adullah
Al Qaeda Tinjauan Sosial Politik dan Sepak Terjangnya, Jakarta: LP3ES,
Anwar, Hermasyah, Pemikiran Dr. Abdullah Azzam Tentang Jihad dan Pengaruhnya di), (Skripsi di Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), 69.
Shahid Azzam, 1395
Nisāiyyah al-Arabiyyah, tth.
, Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2012.
Bayjurī ‘Ala Fathil Qarīb al-Mujīb.
Tafsīr al-Qur’an al-
Aẓīm wa al-Sab’i a-
Dinīyah, tth.
Jejak Kafīlah; Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di
Qur`an, Lebanon: Dār al-
Haramain Jaya, 2006.
Maimoen, Abdul Ghofur, “Peperangan Nabi Muhammad SAW., dan Ayat-Ayat Qitâl”, Al
‘Uyūn, Beirut: Dār al-
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus120
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat
Ahmad Musonnif Alfi
Peters, Rudolph, al-Jihād Qadīmān wa
Qaṭān, Manna’, Mabāhith Fī ‘Ulum al
Qurthubī (al), Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr,Qur`an, Arab Saudi: D
Razi (al), Fakhr al-dīn, Mafāti
Sa’di (al), Abdu al-Rahman bin Nākalām al-Mannān, ttp: Muassat al
Sayyid Qutb, Fī Ẓilāli al-Qur‘an, ttp: Dār ‘Ulum, tth.
Suyuṭi (al), Jalāl al-Dīn bin Abdu alKutub al-‘Ilmiyyah, 2012.
Thabari (al), Muhammad Ibnu Jarir Abu Ja’far,Kairo:Muassasat al-Risālah, 2000.
Yusuf, Abū Ḥayyan Muhammad,
Zuḥayly (al), Wahbah, al-Wajīz fī U
Zulkarnain Haron dan Nordin HuJihadi dan Interpretasi Jihad oleh Al jamaah Al Islamiyah”, GeograFīa,9, (2013),Universiti Kebangsaan Malaysia, 134.
Agustus 2015
Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad
Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur
Jihād Qadīmān wa Ḥadīthān, al-Qāhirat: Markaz al-Ahrām, 1996.
Mabāhith Fī ‘Ulum al-Qur’an, (ttp: tnp, tth), 233.
bdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr, al-Jāmi’ li Ahkāmi alArab Saudi: Dār ‘Alim al-Kutub, 2003.
Mafātiḥ al-Ghayb, Bairut: Dār al-Kutub al-Ilmiyah, tth.
Rahman bin Nāṣir bin Abdullah, Taisīr al-Karīm al, ttp: Muassat al-Risālah, tth.
Qur‘an, ttp: Dār ‘Ulum, tth.
Dīn bin Abdu al-Raḥman, al-Itqān fī `Ulūm al-Qur‘an, Lebanon: Dār al‘Ilmiyyah, 2012.
Muhammad Ibnu Jarir Abu Ja’far, Jāmi’ al-Bayān Fī Ta‘wīl alRisālah, 2000.
ayyan Muhammad, al-Baḥr al-Muḥīṭ, ttp: tnp, tth.
Wajīz fī Uṣūl al-Fīqh, ttp: tnp, tth.
Zulkarnain Haron dan Nordin Hussin “Islam di Malaysia: Penilaian Semula Fahaman SalafīJihadi dan Interpretasi Jihad oleh Al jamaah Al Islamiyah”, GeograFīa,9, (2013),Universiti Kebangsaan Malaysia, 134.
Ahrām, 1996.
Jāmi’ li Ahkāmi al-
Ilmiyah, tth.
m al-Rahman Fī tafsīr
‘an, Lebanon: Dār al-
Bayān Fī Ta‘wīl al-Qur`an,
ssin “Islam di Malaysia: Penilaian Semula Fahaman SalafīJihadi dan Interpretasi Jihad oleh Al jamaah Al Islamiyah”, GeograFīa,9, (2013),